Sesuai dengan yang dikatakan oleh Haerra, mereka sampai dilereng gunung Garyeong daerah Gyeonggi pada sore hari, dan akan segera melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung. Dan diperkirakan akan sampai saat senja nanti.
Ternyata cukup jauh Aeri menyembunyikan benda itu, ia memilih tempat yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan dan jarang dijamah oleh manusia, dan tujuannya sudah jelas yaitu agar tak bisa ditemukan oleh orang awam seperti Leslie dan lainnya.
Tapi tak ada yang bisa menyembunyikan sebuah kejahatan dengan sangat sempurna, sama seperti bangkai, sekuat apapun ia menutupinya pasti akan tercium juga.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak gunung, Anthony meminggirkan mobilnya untuk berhenti dan beristirahat sejenak sekedar mencari makan. Anthony memberhentikan mobilnya tepat didepan sebuah kedai pinggir jalan.
Haerra yang tertidur akhirnya terbangun karena mobil yang ditumpanginya berhenti. Haerra mengerjapkan matanya perlahan, lalu menoleh kearah samping tidak ada Demian ditempatnya.
Haerra terkejut dan segera duduk dengan tegap, mencari kearah depan belakang kanan dan kiri, tapi tak melihat apapun, Haerra menjadi kebingungan tanpa sadar ulahnya telah diperhatikan oleh dua pria yang duduk di bangku depan.
"Haerra-ssi waegeurae (Haerra ada apa)?" tanya Anthony
"Tuan Demian_ "Haerra menjeda kalimatnya seraya celingukan kesana kemari.
"Dia menghilang" lanjutnya dengan nada panik.
"Apa??" kejut kedua pria itu secara bersamaan.
"Tuan, ini pasti gara-gara kau yang menyentuhku benar kan?" tuduh Haerra yang kini melemparkan tatapan tajam pada Leslie. pria Kim itu mendelik tajam.
"Apa! wah.. kau ini benar-benar ya, jangankan aku menyentuhmu, melihatmu saja aku malas" bantah Leslie mengejek. Haerra merapatkan bibirnya kesal.
"Lalu bagaimana sekarang?" tanya Anthony yang kini ikut merasa bingung.
"Aku tidak tau, coba tanyakan pada teman tuan ini suruh panggil kakaknya itu kemari" jawab Haerra ketus seraya melirik tajam kearah Leslie.
Haerra turun dari mobil dan menutup pintunya dengan sangat keras membuat kedua pria itu terlonjak kaget.
"Ish.. wanita jika sedang marah memang menakutkan" gerutu Anthony, ditanggapi anggukan oleh Leslie.
"Lalu bagaimana?, memangnya ada pengaruh apa sehingga kau tidak boleh menyentuhnya?" Anthony mulai penasaran pertanyaan yang ia tahan akhirnya di lontarkan juga.
"Jika aku menyentuhnya maka semua hantu yang dia lihat akan hilang" jawab Leslie santai. Anthony Hwang membulatkan matanya,
"Jinjjayo (benarkah)?" kejutnya tak percaya, Leslie mengangguk ragu, setidaknya itu yang pernah dikatakan oleh Haerra padanya.
"Hahahaha.. itu artinya dia jodohmu" timpal Anthony menggoda, Leslie mendelik lebar, "ayo kita makan" Anthony Hwang turun dari mobil lalu berjalan menuju kedai, diikuti oleh Leslie dibelakangnya.
Haerra yang lebih dulu turun dari mobil, memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati udara segar pegunungan, ia juga berharap menemukan Demian.
Saat Haerra sedang asyik melihat-lihat tanpa sengaja lengan Haerra menyenggol tubuh seorang nenek tua yang sedang berpapasan dengannya.
"Jeoseonghamnida heolmeoni (maaf nenek)" ucap Haerra membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
"Aghasi(nona)!" panggil sang nenek tua dengan suara rentanya. Haerra mendongak menatap wanita yang berusia kurang lebih dari setengah abad itu.
"Ya nenek" Haerra mendekatkan dirinya pada sang nenek.
"Apa kau berasal dari kota?" tanya nenek tua tersebut.
"Ne majayo heolmeoni (ya benar nenek)" jawab Haerra selembut mungkin.
"Apa kau datang bersama pria itu" tunjuknya kearah Leslie yang duduk berhadapan dengan Anthony.
"Ne geuleojyo, keundae eottheohkae arassaeoyo (ya anda benar, bagaimana anda bisa tahu)?"
"Karena kulihat dia memiliki sinar ditubuhnya" jawab nenek itu seakan tak lepas pandangan matanya dari seorang Leslie. Haerra menggaruk kepalanya yang tak gatal merasa tak mengerti akan ucapan nenek.
"Sinar apa nek?" tanya Haerra yang mulai penasaran ingin mendengar penjelasan dari nenek tersebut.
"Sinar pelindung, yang bisa menutup mata batinmu dari penglihatan terhadap dunia lain" jelas nenek itu gamblang. Haerra tercengang mendengar jawaban sang nenek yang seolah membenarkan fakta yang sudah terjadi. Tapi bagaimana nenek itu bisa tau.
"Apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan pria itu, kelak dia akan menjadi pelindungmu" sambungnya lagi. Haerra semaking tercenung, pelindung? bagaimana mungkin.
"Tapi ne___"
"Hei gadis bodoh!" panggil Leslie yang membuat haerra menghentikan ucapannya dan menoleh kearah Leslie.
"Apa yang kau lakukan disitu ayo kita makan Anthony sudah menunggu, setelah itu kita harus melanjutkan perjalanan" serunya berjalan menghampiri Haerra.
"Iya duluan saja aku sedang mengobrol dengan ne__" ucapannya kembali terhenti saat mengetahui nenek itu tak ada lagi ditempatnya.
Haerra celingukan dimana perginya nenek-nenek yang mengajaknya bicara, bukankah hanya ia tinggal menoleh sebentar tapi sudah menghilang. Leslie yang melihatnya pun mengernyitkan dahi.
"Hei gadis bodoh apa yang kau cari? kau sudah gila ya?" mendengar kata gila sontak Haerra menghunuskan tatapan tajam pada pria itu.
"Aku tidak gila" serunya tak terima, Leslie belum mengetahui jika Haerra sangat sensitif terhadap kata gila.
"tadi aku sedang mengobrol dengan seorang nenek tapi setelah Tuan memanggilku tadi, dia menghilang" lanjutnya masih celingukan mencari nenek tersebut.
Haerra sangat yakin jika nenek itu adalah manusia bukanlah hantu seperti yang biasa ia lihat.
"Aku tau kau bisa melihat hantu tapi tidak usah banyak mengobrol terlalu lama dengan makhluk sejenis itu, jika orang lain yang melihatmu pasti mereka akan mengira bahwa kau itu gila hahaha" ledek Leslie diiringi tawa yang cetar membahana.
Haerra merapatkan bibirnya, ia yakin nenek tadi bukanlah hantu, karena sempat juga menyenggol lengannya tadi.
"Sudahlah jangan banyak bicara kau makan atau tidak? jika tidak cepat cari Demian" ledeknya lagi, kemudian berlalu meninggalkan Haerra.
"Hei kenapa kau masih disitu bodoh ayo cepat" teriaknya, Haerra terkesiap.
"Ish... apanya yang pelindung, dia lebih mirip seorang diktator" gerutu Haerra lalu melangkah mengikuti Leslie menuju kedai dengan perasaan yang dipenuhi tanda tanya.
🍁🍁🍁
Kediaman keluarga Leo.
Yura memerintahkan kepada para pelayan untuk membersihkan kamar yang pernah ditempati oleh Leo dan Aeri saat dulu masih berstatus pasangan. Tapi kini kamar tersebut sudah beralih fungsi menjadi gudang.
Yura mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ia berniat membantu para pelayan mencari keberadaan benda tersebut, namun pandangannya terfokus pada sesuatu disudut ruangan.
Sebuah foto berukuran besar yang diletakkan di lantai dan bersandar di dinding, foto pernikahan Aeri dan Leo. itu adalah satu-satunya jejak yang tersisa dari pernikahan Leo dan Aeri.
Dan sebelum sesuatu itu diketahui orang luar terutama kedua mertuanya, yang sampai saat ini belum mengetahui tentang pernikahan Leo dan Aeri yang dilakukan secara diam-diam.
Yura berpikir inilah saatnya untuk melenyapkannya. Yura segera mengambil foto itu dan membawanya keluar menemui paman Lee dan memintanya untuk membakarnya sekarang juga.
"Paman Lee tolong hancurkan foto ini" pintanya seraya menyodorkan figura berukuran besar tersebut pada paman Lee.
Pria paruh baya itu nampak terkejut, karena sebelumnya Nyonya rumahnya itu sangat keberatan saat ia mengusulkan untuk menghancurkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Aeri.
Saat itu Yura beralasan karena selama itu tidak menggangu, tidak perlu dilakukan. Tapi sekarang apapun yang berkaitan dengan Aeri bahkan saat namanya disebut pun ia merasa
sebagai duri yang menggangu kehidupannya.
"Baiklah Nyonya apa ada yang lain lagi?"
Belum sempat Yura menjawab tiba-tiba terdengar suara benda pecah yang berasal lantai kamar atas. Yura yang meninggalkan Leo seorang diri pun merasa khawatir dan segera berlari menuju kamarnya.
Sedangkan Jaeyoung menjemput sunny yang tengah mengikuti latihan olahraga memanah. Yura sedikit berlari menaiki tangga dan sedikit lagi akan sampai dikamarnya.
Ceklek...
Yura berhasil membuka pintu, dan merasa terkejut saat masuk, ia melihat Leo telah berdiri menghadap kearah jendela dan memunggunginya. Yura merasa tercekat suasana mendadak menegang, ada yang salah dengan Leo, Yura dapat merasakan
itu.
Yura berusaha tenang, dan berjalan mendekati suaminya, dengan langkah gemetar, perlahan ia berjalan menghampiri Leo, tangannya terulur hendak menyentuh pundaknya.
"Yeobeo-ya(sayang)!" panggilnya hati-hati,
Yura berhasil menyentuh pundaknya dan membuat Leo perlahan-lahan berbalik menghadap kearahnya.
Namun Yura terkejut saat mendapati wajah Leo yang begitu mengerikan, manik Yura membulat sempurna, tangannya yang menyentuh pundak Leo ditarik secara kasar.
Leo berubah menjadi sosok mengerikan, sorot mata merah dan tajam menyalang, serta kulit wajah yang terdapat guratan hitam yang tercetak jelas seperti akar pohon yang memenuhi seluruh wajah pucatnya.
Perlahan pria yang sudah seperti monster itu melangkah maju menghampiri Yura. Seketika Yura berjalan mundur, saat hendak berbalik tiba-tiba lengannya dicekal. Leo melempar tubuh Yura kesamping hingga menghantam dinding, dan membuat Yura jatuh tersungkur dilantai.
"Argh.." pekik Yura.
"Sayang ini aku istrimu" ungkap Yura lirih berharap Leo sadar dari hal yang telah merasuki tubuh suaminya. Susah payah Yura mencoba bangkit saat Leo telah berada didepannya.
"Argh..." Yoora kembali memekik saat tangan kekar Leo mencengkeram kuat lehernya.
Yura merasa tercekik, nafasnya seakan ditarik paksa dari tenggorokannya. Bahkan ia merasa tubuhnya terangkat, kakinya tak bisa lagi menyentuh lantai.
Leo semakin tinggi mengangkat tubuh Yura dengan satu tangannya yang mencengkeram kuat leher wanitanya "akan kubunuh kau!" seru Leo dengan suara menggeleggarnya.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Nyonya Wang sedang melakukan ritual, ia mengkomat kamitkan bibirnya didepan beberapa dupa dan lilin yang ia nyalakan memenuhi seluruh ruangan, matanya terpejam, kedua tangannya mengatup didepan dada.
Mantra sihir yang ia lafalkan ternyata cukup kuat, hingga mampu mengendalikan tubuh Leo meski dari tempat yang jauh sekalipun.
"Bunuh dia" ucapnya tegas, dengan mata yang masih terpejam.
Yura merasa nyawanya diujung tanduk saat ia rasakan tangan Leo mencekik lehernya dengan sangat kuat, batinnya menjerit meminta tolong, tapi ia tak bisa mengeluarkan suara akibat pita suaranya ditekan dengan begitu hebatnya.
"Matilah kau!" Leo mengeram seperti binatang buas yang tak bisa lagi menahan hawa nafsu membunuhnya.
🍁🍁🍁
"Tidakkk...."
Haerra berteriak saat tiba-tiba sebuah penglihatan buruk menyeruak masuk dalam mata batinnya, membuat kedua pria yang duduk di bangku depan terperanjat, bahkan Anthony Hwang menghentikan mobilnya secara mendadak.
"Ya!! waegeuraeyo (hei ada apa)?" hardik Leslie yang merasa terkejut atas teriakan Haerra.
"Tuan sebaiknya kita putar balik" ucap Haerra tanpa sadar.
"Apa maksudmu?" kali ini Anthony membuka suara.
"Tuan ayo kita putar balik dan kembali kerumah" racaunya lagi.
"Apa kau gila kita sudah sampai sejauh ini" cecar Leslie,
Haerra mengedarkan pandangannya keluar jendela, hari mulai gelap, mereka sudah hampir dekat dengan puncak dan bukit makam.
Kembali kerumah akan butuh waktu yang lama. Haerra semakin gusar, kali ini penglihatannya sangat yakin.
"Katakan ada apa sebenarnya?" Anthony Hwang tak dapat lagi menahan emosinya suaranya mulai meninggi hingga membuat haerra ketakutan lalu akhirnya ia menjawab.
"Yura dalam bahaya"
To be continued.
🍁🍁🍁
SIAPA YANG MAU NYLAMETIN YOORA?
ANGKAT TANGAN...🤭🤭🤭
PANGGILIN PAK KIYAI JUNG KERASUKAN
BIAR DIRUKYAH...
LIKE,KOMEN, VOTE JANGAN LUPA...
HAPPY READING 💜💜💜**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Hamidah Skp
semangat
2021-03-04
0
Jeon Mira
weooow ya mantap ezt
dtunggu eps selanjutnya thorrrrrr💪💪💪
2021-01-09
1
Joe_Soe
thor... aku tuh gregeten poll.. rasanya kayak liat sinetron.
sering bangett, pas di dialognya haera yang lagi panik, bingung.. mestiiii bikin darah ku naik 😡😡🥵
2021-01-09
1