"Aaaaaa..!!!"
Haerra berteriak histeris seraya menutup mulutnya, membuat Leslie yang juga ingin mengambil air minum terlihat sama kagetnya dengan Haerra.
"Kau kira aku ini hantu ha!!!" cecar Leslie tajam. Direbutnya botol minuman yang ada ditangan Haerra kemudian menenggak isinya.
"Maaf, aku pikir siapa?" kata Haerra menunduk merutuki kebodohannya.
"Darimana kau" cecarnya lagi. Haerra mendongak. Diliriknya Demian yang kini berada disamping Leslie.
"Emm aku baru saja mencari kerja, iya aku mencari kerja" ucap Haerra beralasan.
"Bagus jika sudah dapat pekerjaan cepat pergi dari sini" ucapnya ketus seraya berlalu meninggalkan Haerra yang terperangah mendengar ucapan pedas pria itu.
"Ta-tapi kenapa Tuan?" tanya Haerra mengekor dibelakang Leslie. Leslie berbalik dan hampir saja Haerra menabraknya.
"Pergilah, aku membebaskanmu, terimakasih atas semuanya, aku akan membalasnya nanti" ungkap Leslie datar.
Haerra merasa ada yang aneh dengan pria itu, tapi disisi lain ia juga senang karena Leslie sudah kembali seperti dulu.
"Tapi kenapa? Tuan bisa jelaskan padaku" sergah Haerra tak terima.
"Karena aku juga akan pergi dari rumah ini" pungkasnya, kata-katanya sedikit melirih saat mengatakannya. Haerra kembali terperangah mendengarnya.
"Tapi bolehkah aku ikut denganmu Tuan?" lirih Haerra, ia menggigit bibir bawahnya siap menerima ocehan Leslie.
Leslie mendelik tajam, bagaimana mungkin seorang gadis tak memiliki harga diri sedikitpun, dia bukanlah pasangannya, untuk apa Haerra meminta ikut dengannya.
"Tidak!" jawab Leslie singkat "kau pergilah kita jalani hidup kita masing-masing" sambungnya lagi, kemudian pergi kembali kekamarnya.
Sementara Haerra masih berdiri memaku ditempatnya, ada rasa sakit yang menjalar di ulu hatinya, Haerra merasa seperti dicampakkan padahal mereka bukanlah seorang pasangan.
Selama ini ia yang merasa besar kepala. Haerra tau jika dalam hati Leslie masih ada Yura dan sampai kapanpun ia takkan pernah bisa menggantikan posisi Yura dihati Leslie. Sesakit inikah cinta sepihak. Haerra memukul dadanya sendiri.
Haerra berjalan kekamarnya dengan perasaan gelisah, bahunya turun kebawah, rasa lapar yang baru saja ia rasakan seketika menghilang, digantikan oleh rasa cemas yang menyeruak kedalam hatinya.
Tak bisa ia bayangkan jika dirinya jauh dari Leslie, hal yang selama ini membuatnya bahagia hanyalah berada disisi pria itu, meski sering kali tersakiti. Haerra rela melakukan apapun demi pria itu. Ternyata sebuta itukah cinta.
Selain itu Haerra berpikir harus pergi kemana, sedangkan rumah sewa yang ditempati sebelumnya sudah lama ia tinggalkan. Pemiliknya sudah menyewakannya pada orang lain. Haerra memijat pelan keningnya kepalanya terasa berputar.
Keesokan Harinya.
Pagi menyapa, sang Surya menampakkan segala keangkuhan sinarnya menyelimuti
bumi. Haerra telah selesai mengemasi semua barang-barangnya, termasuk laptop. Haerra berencana akan kembali menulis novel online bergenre horor seperti sebelumnya.
Tiba-tiba pikirannya melayang pada pernyataan Leslie bahwa pria itu juga akan pergi dari rumah ini, lalu akan pergi kemana dia? apakah menyusul ibunya ke China, jika itu benar lalu bagaimana dengan perusahaan.
Arghh.. kenapa disaat seperti ini ia masih memikirkan orang lain.
Haerra mengacak-acak rambutnya kasar, ia tak dapat berpikir jernih, otaknya terasa buntu, sebuntu pemikirannya saat ini. Beberapa menit kemudian Demian muncul disamping Haerra.
"Pergilah kesuatu tempat, aku akan menunjukkan arahnya" ucapnya membuyarkan Haerra dari lamunan.
"Eoh.. eodigayeo (dimana)?" Tanya Haerra penasaran.
"Ikuti saja aku" cetus Demian yakin.
Haerra memicingkan mata menatap hantu yang nampak begitu dingin dan kaku itu, meski begitu Haerra tetap mengagumi Demian sebagai sosok pria yang tampan. Andai dia masih hidup.
Dengan sekali tarikan nafas, Haerra bangkit seraya menjinjing tas yang berisi barang-barang miliknya, Haerra bergegas keluar dan akan memberikan kunci kamarnya pada Leslie.
Tepat saat Haerra keluar kamar bersamaan
dengan itu Leslie juga baru saja keluar dari kamarnya.
"Neo deo kandago (kau juga ingin pergi?)" tanya Haerra yang melihat Leslie memakai setelan jasnya.
"Hmm" Leslie mengangguk samar, sembari melirik kearah Haerra, Leslie juga melihat tas yang dibawa oleh Haerra.
*S*epertinya ia benar-benar mendengarkanku. batin Leslie.
Ada rasa aneh saat melihat gadis itu akan benar-benar pergi meninggalkannya. Tapi bukankah selama ini itu yang inginkan, Leslie berharap agar Haerra hidup lebih baik dan mengurus dirinya sendiri dengan baik, meski Leslie selama ini tak pernah menganggap gadis itu ada, tapi ia cukup tau jika selama ini gadis itu banyak berkorban untuknya.
Dan Leslie tidak ingin melibatkan Haerra
cukup jauh lagi dalam kehidupannya. Leslie tidak ingin Haerra melihatnya kembali jatuh ke lubang penderitaan yang terlalu dalam. Itu sebabnya ia meminta Haerra untuk pergi.
"Kalau begitu ikutlah bersamaku aku akan mengantarmu" Leslie menawarkan.
Haerra menatap kearah Demian yang ada disamping Leslie, hantu tampan itu menggeleng, itu artinya Haerra harus menolak tawaran Leslie.
"Emmm tidak usah Tuan, aku akan pergi sendiri, terimakasih" Haerra berlalu mengikuti Demian yang lebih dulu berjalan mendahuluinya.
Leslie diam mematung ditempat, ia merasa tak percaya dengan apa yang baru ia dengar, tiba-tiba terselip rasa aneh dalam rongga dadanya, Leslie merasa sesak dengan penolakan Haerra terhadapnya. Bukankah selama ini ia tak peduli dengannya.
Leslie mendengus kesal, harusnya ia tidak menawarkan apapun pada gadis itu. Bodoh! rutuknya dalam hati.
🍁🍁🍁
Matahari sedikit naik, Leslie tiba di gedung utama Royal Group pukul 09.00 waktu setempat, sebelum ia berangkat Leslie lebih dulu menghubungi Sekretaris Jang meminta untuk mengumpulkan para investor dan akan
segera mengadakan rapat terkait keputusan yang akan diambil tentang perusahaan.
Jarum jam terus bergerak waktu sudah menunjukkan pukul 10.00, sedetik kemudian Sekretaris Jang masuk dan memberitahukan jika para investor terlah berkumpul.
Leslie bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang meeting, diikuti dengan Sekretaris Jang dibelakangnya.
🍁🍁🍁
Tit..tit..tit..tit...tit... tttiiiittt... invalid...
"Ish.. berapa angkanya kenapa salah lagi?" rutuk Haerra pada hantu Demian yang masih berusaha mengingat-ingat.
"Kau ini bagaimana Tuan? kau kan pemilik apartemen ini kenapa bisa lupa nomor password kuncinya?" cecar Haerra lagi.
"Atau jangan-jangan bukan kau pemiliknya?" tuduh Haerra memicingkan matanya.
"Diam kau! aku masih mencoba mengingat" sahut hantu Demian yang terlihat kesal.
Ini pertama kalinya Demian dibuat kesal oleh seorang gadis, hantu yang memang irit bicara ini sebelumnya belum pernah membuka suara jika tidak ada hal yang sangat penting, tapi sekarang Demian dibuat kembali merasakan hal yang dirasakan oleh manusia yang masih hidup.
"Coba pakai angka ulang tahun adikku" ucapnya lagi, karena Haerra mengetahuinya dengan cepat Haerra menekan tombol nomor yang ada disamping daun pintu, dan tak lama kemudian, berhasil.
Dengan penuh antusias Haerra masuk diikuti oleh Demian, Haerra pun merasa takjub dengan desain yang ada didalamnya, pengaturan tata letak yang tepat, serta warna cat yang sesuai dengan pribadi seorang pria.
Pajangan dan pernak-pernik yang kebanyakan adalah sebuah miniatur mobil Nascar serta piala-piala Demian yang pernah didapatkan saat menjuarai beberapa lomba balap terpajang rapi didalam sebuah kotak yang terbuat dari kaca.
Haerra berjalan mendekati salah satu piala yang terletak terpisah dari piala lainnya, tepatnya disudut ruang tamu, trofi piala itu terlihat paling besar diantara piala lainnya.
Dan itu adalah piala terakhir yang didapatkan oleh Demian sebelum meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Sedangkan apartemen ini adalah apartemen yang ia dapatkan sebagai hadiah dari perusahaan mobil Nascar yang menggawangi dirinya selama menjadi seorang pembalap.
Dulu Demian berniat memberikan apartemen mewah ini pada seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya, tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain. Ia lebih dulu meninggal sebelum semua itu tercapai. Karena sejatinya manusia hanya bisa berencana, tapi pemilik keputusan tetap berada ditangan Tuhan.
"Wah besar sekali" decak Haerra kagum. Demian tersenyum samar.
"Kau membeli ini dengan uangmu sendiri?" tanya Haerra penasaran.
"Tentu saja, tidak mungkin pakai uangmu" celetuk hantu itu, Haerra menganga lebar baru kali ini ia mendengar hantu es itu menggerutu.
"Lalu apa tuan Leslie tau?" tanya Haerra menatap kearah hantu yang kini berdiri didepan sebuah foto. Pria itu menggeleng.
Haerra mendekati Demian, beberapa foto terpajang diatas nakas, foto dirinya dan Aeri masih berjejer rapi disana. Haerra menatap hantu Demian, netranya menatap nanar kearah foto tersebut.
"Bisakah kau membuang semua ini?" pinta hantu Demian. Haerra terkesiap, sejenak ia memahami perasaan pria itu.
"Ba-baiklah" jawab Haerra gugup.
Haerra meraih satu persatu figura itu dan berjalan kearah tong sampah yang ada disudut dapur.
"Dan satu lagi" ucap Demian, kini pria itu berjalan kearah kamar. ia meminta Haerra untuk membukanya, dan begitu terkejut saat melihat sebuah foto berukuran raksasa yang terletak tepat diatas dashboard tepat tidur.
dan gambar dalam foto itu adalah Aeri.
Haerra kembali melongo, jadi sebesar inikah cinta Demian pada Aeri, tak bisa ia bayangkan betapa sakitnya dihianati oleh seseorang yang sangat ia cintai.
Kini ia memahami rasa sakit yang dirasakan oleh Leslie. Pantas saja pria itu begitu terpuruk saat mengetahui bahwa sang Ayah
berselingkuh dengan kekasih kakaknya, jika Leslie saja bisa seperti itu, lalu bagaimana dengan Demian.
🍁🍁🍁
Leslie menjelajahi satu persatu wajah yang duduk dikursi peserta meeting, Leslie ingin mengetahui siapa saja yang setia terhadapnya, dan siapa saja yang ingin pergi darinya, setelah dirasa cukup, ia segera membuka acara meeting kali ini.
Diawali dengan salam pembukaan, kemudian penjelasan-penjelasan terkait kejadian yang terjadi akhir-akhir ini membuat semua anggota Royal Group resah.
"Sebelumnya saya meminta maaf atas kejadian akhir-akhir ini, saya yakin semua merasa terkejut begitu juga dengan saya sendiri" ucap Leslie ditengah-tengah pidatonya.
"Dan oleh sebab itu terkait dengan kasus yang menjerat Ayah saya, saya sebagai pewaris beliau memutuskan untuk mengundurkan diri"
Sontak semua yang ada dalam ruangan sangat terkejut terutama Sekretaris Jang.
"Saya akan mengembalikan semua hak yang saya dapatkan sebagai seorang Direktur, dan saya siap melepaskan segalanya yang berhubungan dengan Ayah saya, dan Royal Group, dan sebagai kata terakhir saya, saya mohon maafkan Ayah saya" Leslie bangkit
dari tempat duduknya lalu membungkukkan tubuhnya didepan para investor yang masih dalam keadaan saling melempar pandang satu sama lain.
Terdengar kasak kusuk antara sesama investor sesaat setelah mendengar ucapan Leslie. Leslie meninggalkan ruangan meeting dengan sangat tenang dan seperti tidak ada
beban sedikitpun.
🍁🍁🍁
Setengah jam sudah Leslie duduk di kursi dalam ruang kerjanya, setelah mengakhiri rapat secara sepihak, Leslie memutuskan untuk kembali ke ruangannya, Leslie ingin terakhir kalinya merasakan bagaimana rasanya kursi kebesarannya sebelum benar-benar pergi.
Ruangan mewah yang didesain khusus untuk seorang Direktur itu menjadi saksi bagaimana ia mengabdikan dirinya terhadap perusahaan yang dibangun dari keringat kakek buyutnya.
Bagi Keluarga seorang pengusaha, putra pertama adalah pewaris tahta setelah sang Ayah, Tapi putra pertama yaitu sang kakak telah tiada. Dan sebagai penggantinya tentu saja jatuh pada putra kedua yaitu dirinya.
"Hyung(kakak) aku sudah menepati janjiku" lirihnya seraya menatap foto antara dirinya dan Demian.
"Aku akan memilih jalanku sendiri" ucapnya lagi kali ini bulir-bulir mulai menggenang disudut matanya.
Tak lama kemudian Leslie menumpahkan tangisnya, Leslie terisak dalam diam, ia menangis untuk yang kesekian kalinya.
"Hyung(kakak) aku menyayangimu"
🍁🍁🍁
Malam hari, tepat pukul 21.00 Haerra bersiap untuk beristirahat, Demian pun juga sudah pergi
'Berteman dengan hantu bukanlah hal
yang buruk, apalagi hantu kaya seperti
demian' pikir Haerra.
Haerra mematikan semua lampu, mulai dari ruang tamu, ruang televisi dan dapur. Haerra masuk kedalam kamar dan naik keatas ranjang, dan beristirahat.
Baru saja akan menutup mata tiba-tiba Haerra teringat Leslie, dimana dia sekarang? apa yang dilakukan? apa dia sudah makan?, kepalanya dipenuhi tanda tanya tentang pria itu.
"Ish!" dengusnya seraya menendang nendangkan kakinya.
"Tuhan tolong hapus ingatanku sebentar darinya aku ingin tidur" pintanya dengan
nada memelas.
Lelah dengan pemikirannya sendiri Haerra tertidur. Tapi baru saja ia menutup mata, Haerra mendengar suara pintu dibuka. Haerra terkesiap. Siapa yang datang?
Tiba-tiba dadanya berdegup lebih cepat dari biasanya, pikirannya melayang pada hal lainnya berbau kejahatan, bagaimana jika perampok, Haerra semakin ketakutan.
Haerra berjalan mengendap-endap bersembunyi dibalik dinding tanpa menyalakan lampu, ia mengintip dan benar saja, melihat seseorang berpakaian serba hitam tapi tidak bisa melihat wajahnya.
Haerra merasa kembali jantungnya berpacu dengan cepat. Haerra menutup matanya sejenak, bibirnya berkomat Kamit seperti melafalkan doa', tangannya memegang selimut dan siap membekap tubuh orang misterius itu.
Dan tepat saat seseorang itu mulai berjalan kearahnya dengan segala kekuatan yang ia kumpulkan, Haerra keluar dan segera membekap tubuh orang itu menggunakan selimut.
"kena kau..!!!!"
**To be continued.
🍁🍁🍁
LIKE, KOMEN, VOTE,....
HAPPY READING 💜💜💜💜**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Hamidah Skp
semangat
2021-03-04
0
Nur Aisyiyah
smangat thoorrr...
2020-12-30
1
njw_362
next
2020-12-30
1