Haerra berlari keluar, dengan sesekali menengok kearah belakang untuk memastikan bahwa Leslie tak lagi mengikutinya. Haerra memilih pergi tanpa Leslie kali ini.
Haerra memasuki lift menuju lantai dasar untuk menemui Jaeyoung yang sudah menunggunya dibawah.
Setelah mendapat petunjuk dari Demian, Haerra segera menghubungi Yura, ia menceritakan tentang rencana Demian yang akan menunjukkan letak dimana Aeri dan Nyonya Wang mengubur benda keramat itu.
Demian menyebutkan kuku dan gigi Leo dimasukkan kedalam kantong berwarna merah sama seperti rambut dan potongan kuku yang ia temukan dirumah Yura.
Kantong tersebut dimasukkan kedalam peti
berukuran kecil bersama benda-benda lainnya.
"Maaf Tuan kau pasti sudah menunggu lama" sapa Haerra pada Jaeyoung yang menyandarkan punggungnya pada mobil.
"Tidak masalah, ayo semuanya sudah menunggu" Jaeyoung membukakan pintu mobil untuk Haerra.
Setelah keduanya masuk dalam mobil, Jaeyoung segera melajukan mobilnya memasuki jalanan, membelah arah menuju kediaman Keluarga Leo.
Selang beberapa menit kemudian, mobil Jaeyoung memasuki gerbang rumah mewah yang memiliki halaman seluas lapangan golf itu. Setelah turun dari mobil, Haerra dan Jaeyoung segera masuk dan menuju kamar dimana Leo berada.
"Haerra-ssi" Yura memeluk Haerra yang baru saja datang. Haerra membalas hal yang sama.
"Unnie, aku butuh seseorang untuk menemaniku mencari benda itu" ucap Haerra.
"Jadi kau sudah tau keberadaannya?" Anthony Hwang membuka suara, Yura lupa jika belum memberitahu pria itu.
"Hmmm" Haerra mengangguk.
"Dimana?" tanya Anthony semakin antusias.
"Dibukit makam pegunungan Garyeong, namun titik letaknya masih belum diketahui, tapi Tuan Demian akan menunjukkannya" Haerra berujar sambil menoleh kearah samping, semua menatap kearah sisi Haerra namun kosong hanya Haerralah yang dapat melihat keberadaan Demian disisinya.
"Apa maksudmu dengan Demian?" hardik
Anthony yang mendengar nama Demian
disebut.
"Ya Tuan, Tuan Demian berada disini" jawab Haerra lirih,
Anthony nampak terkejut hingga tubuhnya hampir limbung, ia seakan tak percaya, Demian sudah tiada beberapa tahun silam. Bagaimana mungkin pria itu ada disini. Tapi saat mengingat Haerra bisa melihat arwah, ia mempercayainya.
"Baiklah Eorabeoni (kakak), simpanlah rasa terkejutmu itu, sekarang cepat cari benda itu" titah Yura.
"Iya Tuan, tapi sebaiknya salah satu ada yang tinggal bersama Yura unnie disini" Haerra mengusulkan.
"Baiklah aku yang akan pergi, Jaeyoung kau temani Yura disini," seru Anthony.
"Baiklah" jawab Jaeyoung singkat.
"Aku ikut!!!!"
Seru seseorang dari arah pintu, seketika semua orang menoleh kearah sumber suara. Haerra terbelalak lebar.
"Tuan!!" seru Haerra, tuan yang dimaksud oleh Haerra adalah sang tuan pemilik hatinya. Leslie. cie..cie..
Haerra menggigit bibir bawahnya, susah payah ia mencegah pria itu, bahkan ia telah mengucapkan kata tajam berharap pria itu kecewa padanya, tapi kenapa pria itu masih saja nekat pergi.
"Aku akan ikut bersama kalian" ujar Leslie yang kini berjalan mendekat.
"Tidak! aku tidak butuh bantuanmu!" tolak Yura kasar seraya melipat tangan didada lalu membuang muka kearah lain.
"Aku tidak perlu persetujuanmu, aku hanya ingin menemani Haerra" ucap Leslie tak mau kalah, Yura mendelik tajam.
"Tidak Tuan! sebaiknya kau tidak ikut!" cegah Haerra.
"Kau dengar sendiri kan?" potong Yura sinis.
Leslie menggertakkan giginya menatap kedua wanita keras kepala didepannya ini. Sekuat apapun penolakan yang ia terima, maka semakin kuat pula keinginannya untuk tetap ikut.
"Sudah sebaiknya jangan berdebat" ucap Anthony menengahi. "Yura sebaiknya kau diam dan biarkan apapun yang ingin dilakukan oleh Leslie, dan kau" Anthony beralih menatap Leslie
"Jika kau ingin ikut tak perlu banyak bicara lagi" tekan Anthony membuat semua yang ada diruangan terdiam membisu.
"Haerra-ssi kau sebagai petunjuk jalan apa kau ada permintaan sebelum kita pergi" tanya Anthony memastikan. Haerra nampak berpikir sejenak.
"Tidak, tapi aku meminta sesuatu padamu Tuan" Haerra menghadap kearah Leslie.
"Apapun yang terjadi kumohon jangan menyentuhku" pinta Haerra tegas, manik Leslie membulat sempurna tapi enggan untuk membantah. Karena Leslie tau alasan maksud dari perkataan Haerra
Yang lainnya merasa bingung akan permintaan Haerra. Setelah cukup lama berunding Yura dan Jaeyoung mengantarkan
kepergian Anthony, Haerra dan Juga Leslie sampai didepan pintu.
"Hati-hati jika terjadi sesuatu, langsung hubungi kami" ucap Yura pada ketiga orang yang akan segera melakukan pencarian tentang keberadan benda sihir yang telah menyerang Leo suaminya.
"Tentu, dan tolong katakan pada Yoojung aku pergi sebentar" balas Anthony yang telah mengganti pakaiannya dengan setelan jaket kulit hitam dan celana jeans berwarna senada, topi hitam dan sarung tangan berwarna hitam pula. Yura mengangguk.
"Jaeyoung tolong jaga rumah ini" pesan Anthony pada rekan seperjuangannya ini.
"Baiklah, serahkan padaku" jawab Jaeyoung menyanggupi.
Ketiganya segera menuju mobil, Haerra sengaja berjalan sedikit lebih jauh dari Leslie. Pria itu mengerutkan keningnya, bahkan Haerra menolak saat Leslie ingin membukakan pintu mobil untuknya.
"Ingat Tuan, jaga jarak!" sergah Haerra. Leslie mendelik tajam sedangkan Haerra acuh dan segera beringsut masuk dalam mobil dan duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Leslie bersungut kesal sementara Anthony geleng-geleng kepala, lalu ikut masuk dan duduk dibalik kemudi setir, tak lama kemudian Anthony melajukan mobilnya menjauhi pelataran rumah mewah milik Leo hingga menghilang dibalik pintu gerbang.
Sepeninggal mobil Anthony, Yura tak lekas masuk, netranya menatap lurus kearah gerbang yang akan kembali ditutup oleh pelayan, tiba-tiba ia merasa gelisah.
Ia merasa ada sesuatu yang akan terjadi, tapi entah apa itu, semoga saja perasaan tak berarti apa-apa. Lama berkutat dengan pemikirannya Yura merasakan tepukan dipundaknya menyadarkan dari lamunan.
"Musun saenggakhae (apa yang kau pikirkan?)" tanya Jaeyoung. Yura terkesiap.
"Ah.. eobsimnida (ah..tidak ada)" jawab Yura asal-asalan.
"Kalau begitu ayo kita masuk" Yura mengangguk, ia kembali menatap kearah pintu gerbang sebelum akhirnya melenggang masuk melewati Jaeyoung yang berjalan mengekor dibelakangnya.
Tuhan lindungi mereka.
🍁🍁🍁
Sedangkan ditempat yang berbeda, disebuah kastil megah nan tua, Nyonya Wang tersenyum puas, tak henti-hentinya ia menatap sebuah cermin yang ada didepannya dengan senyum yang tak dapat diartikan.
ILUSTRASI VISUAL Nyonya Wang.
"Hahahaha... sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui" ucapnya berumpama, entah apa yang dimaksud olehnya.
"Tiga tikus sekaligus masuk jebakan" gumamnya diiringi tawa sumbang. Sepertinya Nyonya Wang mengetahui jika ada yang datang untuk mencari benda sihir yang pernah ia sembunyikan.
Tentu saja ia sebagai pelepas sihir tersebut mengetahui dimana benda tersebut ditanam, karena letaknya tak jauh dari kastil megahnya berdiri.
Tapi sebaliknya, ketiga orang yang datang untuk mencarinya belum mengetahui jika keberadaan Nyonya Wang ada ditempat yang sama dengan sesuatu yang mereka cari.
"Pemburu yang diburu" gumamnya dengan senyum seringai dibibir keriputnya.
"Kita lihat siapa yang akan menemukan terlebih dahulu hahahaha" tawanya kembali mengudara. Ia merasa puncak kemenangan sudah didepan mata.
Disisi lain, Yura membersihkan tubuh Leo yang mulai terlihat kurus, sambil berderai air mata ia mengayunkan kain basah menjelajahi tubuh Leo mulai tangan dan kaki serta wajah Leo.
Sementara Jaeyoung sedang sibuk menghubungi para anak buahnya yang ia sebarkan diberbagai daerah untuk mencari keberadaan Nyonya Wang, namun laporan yang diberikan oleh beberapa anak buahnya hampir sama belum dapat menemukan wanita tua itu.
Mereka juga sudah mencari dirumah LOTUS HITAM yang pernah dijadikan tempat prakteknya namun rumah itu justru kosong dan terbengkalai.
"Cari dia sampai ketemu!!" seru Jaeyoung pada seseorang yang ada diseberang ponselnya membuat Yura menatap kearahnya.
Selesai dengan urusan ponselnya, Jaeyoung kembali memasukkannya kedalam saku jasnya dan menghampiri Yura yang menatap kearahnya.
"Ada apa, apa ada kabar buruk?" tanya Yura bangkit dari tempat duduknya.
"Hmm, mereka masih belum mendapatkan wanita itu, sepertinya dia sangat licin" jawab Jaeyoung yang mulai pesimis, tak biasanya ia ragu akan kinerja anak buahnya, karena tak pernah sekalipun mengalami kegagalan.
🍁🍁🍁
"Tuan Demian berkata jika bukit makam tersebut terletak di puncak gunung Garyeong, kita akan sampai saat sore hari dilereng gunung, sedangkan menuju kepuncak akan memakan waktu sekitar dua jam" terang Haerra memindai perkataan Demian yang duduk disampingnya.
Anthony yang sedang menyetir nampak aneh dengan ucapan Haerra membayangkan gadis itu berinteraksi dengan seorang hantu membuatnya bergidik ngeri.
"Jadi ini ulah kakakku" celetuk Leslie dengan suara terkejutnya menoleh kearah belakang.
"Bukan ulah, tapi berkat kakakmu, kita bisa mengetahui dimana letak benda sihir itu, harusnya kau yang pernah bersekongkol dengan Aeri tau dimana Aeri menyimpannya" sela Anthony Hwang.
"Aku tidak terlibat sejauh itu" bantah Leslie.
"Tidak terlibat jauh, tapi sampai berciuman" gumam Haerra hampir tak terdengar.
"Apa katamu?? hei aku mendengarmu" hardik Leslie tak terima mendengar gumaman Haerra, sejenak ia teringat saat pertemuannya dengan Aeri disebuah ruang VVIP sebuah restoran milik keluarganya. Ia berpikir bahwa Aeri hanya ingin bertemu dan berbicara tapi wanita justru menggodanya dan hampir saja menciumnya.
Saat itu ia sedang membicarakan tentang persengkongkolannya dengan Aeri untuk menyingkirkan Leo karena ingin mendapatkan Yura, sampai akhirnya Leslie melihat video yang membuatnya sadar dan berbalik menyerang Aeri.
"Atau jangan-jangan ini juga ulahmu agar kau bisa mendapatkan Yura" ucap Anthony enteng, tapi percayalah Anthony tak sepenuh hati mengucapkan hal itu. Haerra merasa hatinya tercubit mendengar ucapan Anthony Hwang.
"Jika aku memang seperti itu, sudah kulakukan sejak dulu, harusnya dulu aku membunuh Leo bukan mempertemukannya dengan Yura" bantahnya mementahkan ucapan Anthony Hwang, seketika bibir Haerra
tertarik kesamping mendengar pernyataan Leslie.
"Dan kau berhenti menganggapku mempunyai hubungan dengan wanita itu, dia sama sekali bukan tipeku, dia wanita murahan" desis Leslie jengkel dengan tuduhan Haerra.
"Lalu seperti apa tipe wanita Tuan?" tanya Haerra polos, namun sedetik kemudian ia menampar bibirnya sendiri karena tak bisa mengendalikan ucapannya.
Suasana mendadak hening, Demian yang sedari tadi diam kini beralih menatap kearah Leslie dan Haerra secara bergantian, dan berhenti menatap Haerra dengan sangat lama, sejenak ia tau apa yang dirasakan gadis itu.
Haerra menyukai Leslie adiknya. Tiba-tiba saja Demian merasakan sesuatu seperti saat masih hidup. Tapi Demian segera menepisnya.
Demian tak mungkin merasakan sesuatu yang dirasakan oleh manusia, karena ia hanyalah seorang
Hantu.
To be continued.
🍁🍁🍁
NAH... GIMANA KALAU HANTU SUKA
SAMA MANUSIA... SIAPA YANG MAU...
TUNGGU KELANJUTANNYA...
DOAIN AUTHOR GAK GABUT LAGI,
MOHON DUKUNGAN DAN SEMANGAT
KARENA SETIAP MANUSIA PUNYA
MASALAH DALAM HIDUPNYA....
SEMANGAT BUAT PARA READERS,
LIKE,KOMEN, VOTE JANGAN LUPA..
HAPPY READING 💜💜💜
ILUSTRASI VISUAL
Sumpah author suka banget sama visual
Leslie, nama aslinya Leo Luo, aktor asal
China, soalnya wajahnya mirip sama
suami author, cuma suami author rada
buluk 🤣🤣🤣🤣✌️✌️✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
나의 햇살
kalau hantu nya ganteng, boleh lah 😁
2021-10-29
0
Hamidah Skp
lanjut
2021-03-04
0
Jeon Mira
cpt up lg
2021-01-08
1