Rara mengerjapkan kedua bola matanya, dia mengedarkan pandangan ke sudut ruangan yang dia tempati sekarang. sungguh asing baginya. dia menengok ke arah samping ternyata dia berada di ranjang yang sama dengan suaminya. dia hendak membangunkan suaminya yang masih terlelap tapi dia urungkan niatnya mengingat jika suaminya tidak suka di usik kalau sedang tidur.
Walapun merasakan sakit disekujur tubuhnya apalagi di bagian bawahnya rara tetap bangun karena dia harus bersiap-siap berangkat kerja.
Rara yang sudah rapih, bercermin sambil melihat penampilannya hari ini. rona wajahnya terlihat bahagia. apalagi jika mengingat bahwa suaminya sudah mau menyentuhnya. dia yakin lama kelamaan suaminya bisa bersikap baik kepadanya.
Dilihatnya jam dinding yang menempel di dinding, ternyata sudah menunjukan pukul 6 pagi. rara tidak mungkin jika harus berangkat dengan berjalan kaki apalagi masih sedikit nyeri di bagian bawahnya. dia memutuskan akan berangkat naik kendaraan umum saja. sebelum berangkat rara memberanikan diri masuk ke kamar suaminya untuk mebangunkannya. dia sudah pasrah jika nantinya kena omelan.
"Mas bangun mas "rara menggoyang-goyangkan badan juna.
"Sebentar luna sayang, masih ngantuk "juna menutupi mukanya dengan bantal.
Luna?? siapa dia?? apa wanita yang di cintai mas juna. "rara merasa sesak di dadanya mendengar suaminya menyebutkan nama wanita lain di hadapannya.
"Mas ini rara, cepat bangun sudah siang "rara kembali membangunkan juna dan akhirnya juna bangu juga.
"Ah jam berapa "tanyanya sambil memegangi keningnya.
"Jam 6 mas " ucapnya lalu rara berpamitan untuk pergi bekerja.
Juna beranjak dari tidurnya tak sengaja dia melihat ke arah seprei yang ada sedikit bercak darah yang sudah mengering.
juna menyunggingkan senyuman lalu di ambilnya seprei dan selimut yang ada di atas ranjangnya karena nanti akan di laundry sekalian berangkat kerja.
Setelah beres, juna mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi rio untuk menjemputnya seperti biasa. ketika akan menaruh ponselnya di kantong celana, tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk.
juna melihat pesan itu dan membalasnya.
📨+62×××××××××××
Kami berhasil bos, jangan lupa bayarannya.
Juna membalas pesan itu dengan senyum mengembang.
📩
Saya sudah transfer uangnya
(balas juna lalu kembali memasukan ponsel ke dalam kantong celananya.)
°°°°°°°
Rara sampai di tempat kerja tepat waktu. ternyata karyawan lainnya juga baru berangkat seperti dirinya. santi menghampiri rara yang baru datang.
"Ra, tumben berangkat siangan.
"Iya nih tadi bangun kesiangan, terus cari makan dulu di luar soalnya tidak sempat masak. "jawab rara sambil berjalan ke arah santi.
Santi dan rara berjalan mesuki toko karena sebentar lagi jam masuk kerja.
santi memperhatikan cara jalan rara yang aneh menurutnya.
"Ra, kamu kenapa tumben jalannya lelet tidak seperti biasanya.
"Masa sih biasa saja kayanya, mungkin karena kemarin sedikit keseleo. "luna menjawab perkataan santi.
Santi percaya begitu saja dengan perkataan rara. dia belum mengetahui jika rara sudah menikah. yang sudah tau statusnya hanya luna atasannya.
Mereka kembali memulai pekerjaannya masing-masing.
Waktu menunjukan pukul 10 pagi, kebetulan toko sedang ramai banyak pesanan. sampai-sampai rara ikut mengantar bunga pesanan kesana kemari.
Santi di kagetkan dengan datangnya inara yang tampak gelisah.
"Inar, kamu kenapa "tanya santi yang melihat raut wajah inara tidak seperti biasanya.
"Itu san kak luna sedang marah-marah. "ucap inara
"Marah-marah kenapa nar, bukannya kak luna bukan tipe orang seperti itu.
"Inar juga tidak tahu tapi kita seluruh karyawan disuruh berkumpul. ayo cepat kesana sebelum kak luna marahin kita. "ajak inara
"Tapi rara sedang pergi nar.
"Ah sudahlah yang penting kita kesana duluan. "inara menarik tangan santi ketempat karyawan lainnya yang sedang berkumpul.
Sesampainya disana mereka melihat aura wajah luna yang terlihat menegangkan. tidak terlihat seperti biasanya, bos yang mereka tahu itu mempunya sifat lemah lembut. tapi yang mereka lihat sekarang malah sebaliknya seperti sedang menahan amarahnya.
Luna melihat kesemua karyawanya satu persatu dengan tatapan tajam.
"Mana rara "tanyanya karena tidak melihat keberadaan rara.
"Tadi pergi mengantar bunga kak tapi belum kembali lagi. "jawab santi
Mereka menunggu 15 menit, barulah orang yang sedang di tunggu-tunggu menampakan dirinya.
"Dari mana saja kamu "tanya luna dengan suara sedikut meninggi.
"Ss sa saya habis mengantar pesanan bunga kak. "jawab rara
"Kenapa lama sekali "luna menatap rara tajam.
"Maaf kak tadi mules jadi mampir sebentar ke toilet saat di perjalanan pulang kesini.
Luna menjelaskan perihal kehilangannya. dia mencurigai salah satu karyawan di tokonya karena saat melihat CCTV dia melihat orang itu yang mengambil sertifikat toko, tanah perkebunan bunga dan uang tunai sebesar 15 juta yang ada di dalam brankas yang merupakan uang DP dari sebuah hotel yang menyewa jasa luna florist untuk menghias ballroom untuk acara penting.
Walaupun sudah melihat dari CCTV tapi luna tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu memakai masker untuk menutupi wajahnya.
"Saya disini mau mendengar kejujuran dari kalian. siapa yang sudah mengambil sertifikat tanah perkebunan bunga saya, sertifikat toko ini dan uang yang berada di brankas. "luna menatap tajam ke arah mereka semua.
"Santi, kamu tahu siapa yang mengambilnya. "tanya luna
"Tidak kak, saya sama sekali tidak tahu. "jawab santi menunduk.
"Rara "sorot mata tajam itu seolah sudah tahu siapa pelakunya.
"Ss sa ya juga tidak tahu kak "rara bahkan tidak berani manatap ke arah luna yang sedang diliputi oleh amarah itu.
"Baiklah jika kalian tidak ada yang mengaku terpaksa saya akan geledah barang kalian serta loker tempat penyimpanan kalian. "luna beranjak pergi ke tempat istirahat karyawan. di bantu oleh security, luna menggeledah semua isi tas dan isi loker tempat penyimpanan barang karyawannya.
Dan ternyata memang benar yang di curigainya. ternyata yang mengambil barang miliknya memang karyawannya sendiri yaitu rara.
Luna mempermalukan rara di depan karyawan lainnya. bahkan rara di usir tanpa di kasih pesangon karena memang baru bekerja satu bulan. santi yang memang dekat dengan rara tidak bisa percaya begitu saja. tapi dia tidak bisa membantu temannya itu karena memang dia tidak bisa berbuat apa-apa. semua bukti sudah mengarah ke rara. bahkan rekaman CCTV menunjukan wanita berjilbab dengan postur tubuh yang sama dengan rara hanya saja memakai masker sehingga mukanya tidak terlihat.
Rara tampak kecewa, dia sangat bingung mengapa itu semua menimpa dirinya.
dia merasa sama sekali tidak pernah mencuri. menginjakan kaki di ruangan luna juga tidak pernah jika tanpa seijin pemiliknya. tapi sudahlah semua sudah terjadi, mungkin ini sudah takdirnya. setidaknya dia masih bersyukur karena luna tidak membawa kasus ini ke jalur hukum.
Rara berjalan menyusuri ramainya ibu kota. banyak kendaraan yang berlalu lalang, apalagi cuaca yang sangat panas karena memang sudah siang.
Tin tin
Terdengar bunyi klakson mobil dari arah belakang rara. seoarang lelaki tampan keluar dari dalam mobil dan menghampirinya.
"Ra, rara "teriak rey namun rara masih terus jalan ke depan.
Rey memegang tangan rara untuk menghentikan langkahnya. rara menoleh ke belakang dengan muka sembab.
"Kamu nangis "rey memandangi rara yang sedang mengusap air matanya.
"Tidak kok cuma kelilipan "ucap rara namun rey tidak percaya karena tidak mungkin rara menangis hanya karena kelilipan.
Rey mengajak rara memasuki mobilnya, awalnya rara menolak. tapi rey meyakinkan jika dia tidak bermaksud apa-apa. rey hanya mengajak rara ke tempat yang bisa menenangkan pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Mega Pinkz
Ulah si anak buah Juna kayaknya nich
2022-04-02
1
Kendarsih Keken
muak sama si Junaaa
2022-03-17
1
Siti Nurhana51a
kerjaan s juna nee jahat bener ya. dia pengen rara susah. g d ksh uang
2022-01-01
1