Hari yang ditunggu pun telah tiba. yaitu hari pernikahan Rara dan Juna. pernikahan yang terbilang jauh dari kata mewah namun membuat keduanya tampak bahagia.
bahkan Rara hanya memakai kebaya putih yang ia sewa di salon dan hanya riasan natural saja di wajahnya.
Di antara keduanya tidak ada keluarga yang datang. karena ayah Rara sudah meninggal dan ibunya entah kemana, akhirnya diwakilkan kepada wali hakim sebagai walinya.
dan yang menjadi saksi hanya tetangga terdekatnya saja.
Setelah acara ijab qabul selesai semuanya di persilahkan menikmati hidangan yang telah di sediakan Rara, semua makanan yang di hidangkan hasil buatannya sendiri tentunya.
setelah menikmati hidangan semuanya segera pulang meninggalkan rumah Rara.
Ketika ada salah satu tetangga Rara yang bertanya mengapa hanya nikah secara agama, dia hanya menjawab jika pernikahannya dadakan jadi semua syarat-syarat yang di butuhkan belum di persiapkan. dan juga orang tua Juna yang katanya baru meninggal dunia, itu juga menjadi salah satu kendalanya. karena Juna sibuk dengan keluarganya jadi melupakan untuk mempersiapkan pernikahan. bahkan maharnya hanya seperangkat alat sholat saja tapi Rara tidak mempermasalahkannya. karena baginya sebaik-baiknya wanita adalah yang paling murah mas kawinnya. dan kemewahan tidak menjamin kebahagian. tapi hidup sederhana dengan orang yang kita cintai dan saling mencintai tentunya itu lebih membahagiakan.
Rara tampak sibuk melepaskan kebayanya karena sudah sangat gerah apalagi mukanya yang di make up sudah sangat lengket dan tidak nyaman. sedangkan Juna masih sibuk memainkan ponselnya di ruang keluarga yang tampak sempit. bahkan dirinya hanya duduk di kursi yang terbuat dari bambu.
30 menit kemudian Rara sudah selesai membersihkan diri dan juga sudah memakai baju santainya. Rara segera keluar kamar untuk menghampiri suaminya. terlihat Juna yang tampak sibuk memainkan ponselnya.
"Mas Juna "ucap Rara lalu duduk di hadapan Juna
"Hm "jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah Rara.
Sudah cukup lama Rara berada di hadapan Juna tapi sekalipun juna tidak menoleh ke arahnya malah sibuk terus memainkan ponselnya. lalu Rara memberanikan diri merebut ponsel yang sedang di pegang Juna.
"Apa-apaan kamu hah "bentak Juna saat ponsel miliknya sudah di ambil Rara.
"Maaf mas "ucapnya sambil menunduk dan melihat sekilas ke arah ponsel milik Juna sebelum ia kembalikan ke orangnya.
Ternyata Juna sedang memainkan game online.
"Lain kali jangan seenaknya "bentaknya lagi
"Iya mas "lalu pergi dari hadapan Juna dan melangkah ke dapur.
Mungkin mas Juna kecapaian jadinya bicaranya agak kasar ke aku. "batin Rara saat mengingat nada bicara suaminya tadi.
Rara segera membuatkan kopi untuk suaminya. lalu ia bawa ke ruang keluarga.
"Ini mas tadi Rara buatkan kopi "sambil menaruh kopi di atas meja kayu.
"Hm "jawabnya tanpa menoleh ke arah Rara.
"Mas Rara mau ke rumah tetangga sebentar, mau membagikan makanan untuk mereka. karena tadi masih tersisa banyak. "sambil menatap ke arah Juna yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Hm "tanpa mengalihkan pandangannya dari game online yang sedang dimainkannya.
Lalu Rara memasukan beberapa kueh yang ia buat ke beberapa kantong plastik kecil dan membagikan ke beberapa tetangga yang rumahnya dekat dengannya.
🍁🍁🍁
Malam harinya rara dan Juna sedang bersantai di ruang keluarga. karena tidak ada televisi, Rara berinisiatif menyalakan radio klasik miliknya tapi Juna tampak terganggu.
"Bisa dimatiin nggak, brisik banget dengernya. "ucap Juna saat mendengar lagu jawaan dari radio klasik milik Rara.
"Emm iya mas maaf "lalu mematikan radio miliknya.
Suasana tampak hening tidak ada yang bersuara, hanya suara jangkrik yang terdengar di malam itu.
Juna meletakan ponselnya ke atas meja dan arah pandangnya menatap ke arah Rara.
"Ra besok kita pindahan, kamu kemasi barang-barang yang di perlukan saja.
"Memangnya kita mau kemana mas "tanya Rara
"Ikut denganku ke kota, mas sudah dapat kerjaan baru di kota. dan kalau kita hanya mengandalkan hasil dari berjualan sayur kebutuhan kita tidak akan terpenuhi.
"Rara kan jualan kueh juga mas, apa kita tidak bisa tinggal di kampung saja. bagaimana dengan kebun milik Rara nanti tidak ada yang mengurus. "keluhnya
"Tidak ada penolakan, besok siang kita tetap pindah. "lalu melangkah pergi memasuki kamar mereka.
Sedangkan Rara masih duduk di ruang tamu sambil memikirkan perkataan Juna. sesungguhnya ia tidak rela jika harus meninggalkan rumah yang sudah ia tempati sejak kecil. tapi ia juga tidak bisa menolak perkataan suaminya, karena bagaimanapun juga, ridho Allah setelah ridho suami. jika seorang istri tidak mendapatkan ridho suami, maka ia tidak akan mendapatkan syurga
Allah SWT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
s juna mungkin orkay ..psti ni nkah krn dendam
2022-06-08
0
ALYA MUTHMAINNAH SAB
Juna kayak nya bisu sesaat di tanya cuma bilang hm hm doang
2022-04-05
1
Kendarsih Keken
Junaaa sungguh di luar ekspatasi
2022-03-16
1