Hari ini Rara memutuskan untuk berpuasa lagi. dia bangun pagi-pagi hanya meminum air putih dan satu bungkus roti yang di belinya semalam. uang yang dia punya sudah habis. enatahlah nanti berbuka mau makan apa, belum terpikirkan sama sekali. yang dipikirkan saat ini bagaimana dia hari ini bisa mendapatkan uang untuk makan nanti dan besok.
Rara segera bergegas untuk berangkat kerja. tapi sebelum berangkat dia membangunkan suaminya dulu untuk menyuruhnya melaksanakan shalat subuh.
Cklek (rara membuka pintu kamar Suaminya.)
Lalu melangkah ke arahnya yang sedang tertidur pulas.
"Mas bangun Mas, ayo shalat dulu Mas." ucap Rara sambil menggoyang-goyangkan badan suaminya.
"Apa sih berisik" Raka membentak istrinya.
"Memangnya tidak ada kerjaan lain selain mengganggu orang tidur hah." dia membentak istrinya lagi.
"Maaf Mas bukan maksudku seperti itu. Rara cuma mau mengingatkan Mas kalau waktu subuh sudah hampir habis." Rara hanya bermaksud mengingatkan suaminya.
"Memangnya saya perduli, cepat pergi!!" lalu Juna menutupi kepalanya dengan bantal.
Rara menunggu sebentar tapi suaminya tetap tidak beranjak dari tempat tidur. akhirnya Rara memilih keluar dari kamar Suaminya dan langsung segera berangkat bekerja.
Seperti biasa Rara sampai di tempat kerja masih sepi. hanya ada satu karyawan yang sedang piket.
"Mba Inara" Rara memanggil Inara yang sedang piket.
Inara yang sedang mengelap kaca depan toko segera menoleh ke arah belakang setelah mendengar seseorang memanggil namanya.
"Eh rara sudah berangkat? kenapa pagi sekali?" Inara bertanya kepada Rara yang sudah berangkat pagi sekali.
"Lagi pengen berangkat pagi nih Mba.
emm rara bantu ya mba." Rara segera mengambil sapu ya di senderkan di dinding.
"Eh tidak usah Ra, kamu mending bersantai saja! ini jadwal piket Saya loh." Inara menolak untuk menerima bantuan Rara.
"Tapi Rara pengen bantu mba." Rara bersikukuh untuk tetap membantunya.
"Ya sudah deh" Akhirnya Inara mengizinkan Rara untuk membantunya.
Ternyata jam sudah menunjukan pukul 07.00 dan karyawan sudah mulai bekerja. hari ini Rara membantu santi merangkai karangan bunga pesanan pelanggan. sedangkan Inara mengantar bunga pesanan dengan sepeda motor yang biasa di gunakan khusus saat bekerja.
°°°°°
"Rara" Luna memanggil Rara saat melihatnya sedang bekerja.
"Eh iya Kak" Rara yang mendengar ada yang memanggil segera menoleh ke sumber suara.
"Kamu ikut dengan saya ke mall sebentar yah. saya mau nyari kado untuk pacar saya." Luna meminta Rara ikut pergi dengannya ke Mall.
"Tapi ini kerjaan saya belum selesai kak." Memang pekerjaan Rara masih belum selesai.
"Biar yang lain menggantikan pekerjaanmu. kamu ikutlah dengan saya!" Luna tetap meminta Rara untuk ikut pergi dengannya.
Sebelum menjawab perkataan atasannya, Rara menoleh ke arah santi untuk meminta persetujuan dan di balas anggukan olehnya.
"Baiklah Kak" Akhirnya Rara menerima ajakan Luna lalu keduanya beranjak pergi meninggalkan toko.
Kini keduanya sudah berada di mall terbesar di kotanya. mereka berjalan berdampingan. karena Luna yang menyuruh Rara untuk bersikap biasa saja seperti layaknya teman sendiri. banyak mata yang menatap kagum ke arah mereka. siapa yang tidak akan kagum coba jika melihat dua orang perempuan cantik dengan style yang berbeda. biarpun Rara berpenampilan sederhana tanpa make up tapi aura kecantikannya tetap terlihat.
"Ra menurutmu apa kado yang cocok untuk kekasih saya?" Luna bertanya kepada Rara untuk meminta saran darinya.
"Mungkin jam tangan atau sepatu Kak." ucap Rara
"Bagus juga, ayo kita kesana." lalu keduanya memasuki toko jam tangan yang paling terkenal di mall itu.
"Selamat sore Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pelayan toko.
"Carikan saja jam tangan pria yang paling mahal." Luna memerintah pelayan toko itu untuk mencarikan jam tangan yang paling mahal.
Lalu pelayan itu mengambil jam tangan yang termahal.
"Ini nona, ada lima jam tangan paling mahal dan kualitas nomer satu di toko kami." sambil memperlihatkan jam tangan itu kepada Luna.
Luna memilih-milih jam tangan itu. tapi dia bingung karena terlihat bagus semua.
akhirnya Luna meminta saran dari Rara.
"Ra, menurutmu jam tangan yang mana yang cocok untuk kekasih saya?" Luna meminta pendapat Rara mengenai jam tangan yang akan dibelinya.
"Yang ini bagus Kak" Rara menunjuk jam tangan mewah tapi tampak sederhana.
Akhirnya Luna mengambil jam tangan sesuai saran dari Rara. karena menurutnya juga bagus dan tidak terlalu mencolok.
Lalu Luna memberikan jam tangan yang di pilihnya kepelayan tadi untuk di bungkuskan menggunakan kertas kado, lalu segera di bawa ke kasir.
"Berapa Kak?"tanya Luna saat akan membayar jam tangannya.
"200 juta Nona" ucapnya lalu Luna segera memberikan kartu platinum miliknya.
Sesudah membayar, Luna mengajak Rara untuk makan siang di salah satu restoran di mall itu. tapi Rara menolaknya karena sedang berpuasa. akhirnya luna tetap makan sedangkan rara menunggu di luar restoran sambil melihat-lihat anak kecil yang sedang menaiki wahana permainan.
"Ra" Luna memanggil Rara yang sedang menatap ke arah wahana permainan.
"Eh iya Kak Luna" setelah mendengar namanya di panggil, rara segera menoleh ke arah luna.
"Saya cari-cari ternyata kamu disini. oh iya ini saya bawakan kamu nasi +chicken untuk buka puasa nanti." ucap Luna sambil menyodorkan bungkusan berisi makanan kepada Rara.
Lalu Rara mengambil bungkusan itu.
"Terimakasih kak, kakak baik sekali." Rara sangat senang menerima pemberian dari Luna.
"Saya yang harus berterima kasih ke kamu karena kamu mau menemani saya kesini." ucap Luna kepada Rara.
"Itu ada dua bungkus ya ra, yang satunya untuk suami kamu." Luna memang sengaja membelikan dua bungkus untuk Rara.
"Sekali lagi terimakasih kak." ucap Rara dengan senyum mengembang.
"Sama-sama ayo kita pulang." Luna mengajak Rara pulang. lalu keduanya berjalan keluar dari Mall itu.
Luna memgantarkan Rara pulang ke kontrakannya. karena jika kembali ke toko juga percuma, satu jam lagi waktu pulang karyawannya.
"Terimakasih Kak" lalu Rara menutup pintu mobil dan Luna kembali melajukan mobilnya ke arah rumahnya.
Rara segera berjalan ke arah kontrakannya dan membuka pintu yang masih terkunci.
ya,memang Rara dan Juna punya kunci kontrakan sendiri-sendiri supaya lebih mudah keluar masuk kontrakan.
"As'salamu'alaikum" ucap Rara saat memasuki kontrakannya.
Lalu Rara berjalan ke arah kamarnya untuk segera membersihkan diri dan beristirahat.
Sambil menunggu buka puasa, Rara lebih memilih mendengarkan radio yang dia bawa dari kampung. jujur saja di kontrakan sendirin sangat sepi. apalagi tidak ada televisi bahkan ponsel juga masih memakai ponsel jadul sehingga untuk mendengarkan musik juga tidak bisa apalagi gosip-gosip trend di media sosial sama sekali tidak tahu.
Adzan maghrib berkumandang, Rara segera meminum air putih untuk membatalkan puasanya lalu bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat.
Setelahnya Rara segera menyantap nasi dan chicken pemberian Luna.
"Subhan'allah nikmat sekali" Rara bergumam sambil mengunyah makanannya.
Memang Rara jarang makan ayam bahkan bisa dihitung sekali dua kali. mungkin satu bulan sekali kalau di kampung. itu juga pemberian tetangga kalau mereka habis membuat acara syukuran suka membagikan makanan ke tetangganya.
°°°°°°°
Juna bersiap-siap untuk pulang kerja karena hari sudah mulai petang.
"Tuan mau saya antar kemana?"tanya Rio kepada atasannya.
"Antarkan saya ke Mansion utama! saya mau bersiap-siap mau bertemu Luna." Juna menyuruh Rio mengantarkannya ke kediamannya.
Lalu Rio melajukan mobilnya menuju Mansion milik keluarga Dirgantara.
Memang selama ini Juna tinggal disana bersama orangtuanya. tapi semenjak menikah dia lebih sering tinggal di kontrakan bersama Rara. dia juga beralasan kepada Mamahnya jika dia tinggal di apartemen barunya. akhirnya Mamahnya mengizinkan Juna tinggal di luar karena menurutnya Juna sudah dewasa dan bisa berprilaku yang baik walaupun tanpa pengawasan orangtuanya.
Setelah bersiap-siap, Juna segera pergi dengan mengendarai mobil mewahnya. sengaja dia mengemudi sendiri karena hari ini kekasihnya mengajaknya makan malam bersama.
Setelah sampai di restoran, Juna langsung melangkah masuk kedalam restoran yang tampak sepi. dia disambut beberapa pelayan lalu berjalan ke arah Luna yang sudah duduk menunggunya.
"Malam Didi sayang" Luna berdiri dan mencium pipi Juna lalu mengajaknya untuk duduk.
"Ada acara apa sayang? tumben kamu mengajakku makan malam romantis." tanya Juna kepada kekasihnya.
"Aku hanya kangen sama kamu sayang. akhir-akhir ini jarang mau kalau di ajak dinner bareng." Memang Juna akhir-akhir ini selalu sibuk dan selalu menolak ajakan kekasihnya.
"Maaf sayang, memang beberapa hari ini beneran sibuk bekerja. jadi tidak bisa meluangkan waktu untuk kita berduaan." Juna mengatakan alasannya kepada Luna.
"Ya sudah tak apa sayang, ayo kita makan saja kasihan tuh makanan dianggurin." Luna mengajak kekasihnya untuk segera makanan yang sudah terhidang di atas meja.
Lalu keduanya memakan makanan yang sudah di hidangkan di atas meja.
Setealah selesai makan, Luna memberikan kado yang sudah dia siapkan untuk kekasih yang dicintainya itu.
"Sayang aku punya kejutan untukmu.
kamu tutup mata dulu dong." Luna meminta kekasihnya untuk menutup kedua matanya
"Baiklah" lalu Juna memejamkan kedua bola matanya.
Luna mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
"Sekarang buka matamu sayang." ucap Luna sambil memegang kado tepat di depan wajah juna.
"Ini apa sayang?" Juna bertanya isi dari kotak kecil itu.
"Buka saja!" Luna meminta kekasihnya untuk membuka kotak kado yang dia berikan.
Juna membuka kado yang diberikan oleh kekasihnya.
"Wah ini bagus sekali, terimakasih sayang." Juna segera memakai jam tangan pemberian kekasihnya.
"Sama-sama, ya sudah ayo kita pulang sayang." Luna mengajak kekasihnya untuk pulang.
Lalu keduanya pulang dengan mengendarai mobil masing-masing.
°°°°°
Rara tampak gelisah karena suaminya belum pulang juga. Rara menunggu suaminya pulang sambil mendengarkan radio miliknya.
Tok tok (terdengar ketukan pintu dari arah luar.)
Cklek
"Maaf cari siapa yah?" tanya Rara saat melihat ibu-ibu mengetuk pintu kontrakannya.
"Perkenalkan saya Bu Nani tetangga baru di sebelah. saya mau memberikan ini sebagai tanda perkenalan kita sesama tetangga. maaf karena sudah menganggu
malam- malam." sambil memberikan bungkusan kue lapir untuknya.
"Tidak ganggu kok Bu, perkenalkan saya Rara Bu. ayo masuk dulu Bu! " Rara mempersilahkan Bu Nani untuk masuk kontrakannya.
"Tidak usah saya mau ke tempat tetangga lainnya untuk membagikan kue juga. saya permisi dulu Nona Rara." Bu Nani segera berpamitan.
"Terimakasih Bu kuenya" Rara berterimakasih kepadanya.
"Sama-sama Nona" ucap Bu Nani lalu dia segera pergi dari kontrakan Rara.
Rara membawa bungkusan kue yang tadi dikasih oleh Bu Nani.
"Alhamdulilah ya Allah, setidaknya untuk besok pagi ada makanan untuk mengganjal perut." Rara berucap penuh syukur.
Rara menaruh kue lapis legit di meja dapurnya dekat kotak nasi milik suaminya. lalu dia beranjak memasuki kamarnya, karena menunggu suaminya tak kunjung datang. akhirnya rara memilih untuk beristirahat saja. toh dia juga punya kunci sendiri kalau mau masuk. hanya saja Rara berniat menjadi istri yang baik dengan menunggu kepulangan suaminya.
°°°
Jangan lupa LIKE, KOMEN, VOTE setelah membaca🤗terimakasih😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
yang kuat Ra 💕💕💕
2022-03-17
0
amalia
rara ini oon bgtt ya
2021-10-05
0
Sri Cntya
km cari tau dong raa..jgn oasif gitu hnya mabut diemm
2021-08-16
0