Juna tampak serius dengan pekerjaannya. hingga tidak menyadari kedatangan seseorang yang kini sudah berada di hadapannya.
"Hey kakak" Rey menyapa Juna
"Sejak kapan kamu berdiri disitu?" tanyanya
"Sejak tadi kak, hm kak nanti malam temani aku yah." ucap Rey
"Kemana?"
"Ke tempat biasa kak, sudah lama nih kita tidak kesana bareng."
"Kamu pergi sendiri saja, males banget disana banyak wanita jadi-jadian."
"Ayolah Kak, kita sudah lama tidak ke club bareng." Rey sudah merengek kepada Juna.
"Kapan sih kamu insyaf Rey? tinggalkan dunia haram itu!" ucap Juna
"Kakak tenang saja ini yang terakhir kalinya karena aku akan fokus memperbaiki diri untuk mengejar wanita dambaan hatiku." sambil membayangkan wajah cantik Rara.
"Baiklah tapi aku nggak akan minum-minum."
"Ah baiklah Kakakku yang so alim." sambil menepuk-nepuk bahu Juna lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Siapa kira-kira wanita yang di bicarakan Rey? apa dia rara? ahh tidak-tidak"sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua saja baru bertemu, mana mungkin langsung sedekat itu." Juna masih bergelut dengan pikirannya.
Setelah kepergian Rey, Juna kembali fokus mengerjakan pekerjannya.
Toktok (terdengar ketukan pintu dari luar ruangan Juna.)
Setelah di persilahkan masuk, Rio segera menghadap bosnya diikuti seorang wanita cantik yang akan menjadi Sekretaris baru Juna. karena sekretaris yang lama mengundurkan diri.
"Permisi Pak Bos, ini saya mau mengenalkan sekretaris baru anda namanya Nona Mila.
dia punya pengalaman sebagai Sekretaris juga sebelumnya di Angkasa Group." jelas Rio
"Silahkan duduk! dan kamu boleh pergi meninggalkan kami." sambil menunjuk ke arah Rio.
Lalu Rio pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa Nona berhenti bekerja di Angkasa Group? bukankah itu perusahaan besar juga?" tanya Juna
"Saya hanya ingin mencari pengalaman bekerja di tempat lain." sambil tersenyum manis menatap Juna.
"Baiklah karena Nona sudah punya pengalaman sebelumnya, jadi tidak perlu di training lagi. selamat bergabung di perusahaan Dirgantara Group."lalu mereka berjabat tangan.
Kemudian Mila segera memasuki ruang kerja baru yang akan dia tempati selama menjadi Sekretaris Juna.
°°°°°
Hari mulai sore, semua karyawan sedang bersiap untuk pulang begitupun Rara.
"Hay Nona cantik" sapa Akbar saat melihat Rara yang baru keluar dari toko bunga.
"Eh Mas Akbar mau pulang juga?"
"Iya nih ayo pulang bareng Ra, saya tahu kok kalau kamu pulangnya jalan kaki lagi." ucap Akbar
"Emm gimana yah, Rara tidak enak ngerepotin mas akbar terus."
"Tidak sama sekali Ra, saya malah senang kalau saya bisa mengantar kamu. sekali-kali boncengin cewek cantik Ra biar tidak di kira jomblo."
"Dasar Mas Akbar ada-ada saja. kalau jomblo ya cari pasangan atuh."
"Lagi proses pendekatan ini juga, ayo cepat naik." Akbar menyuruh Rara naik motor maticnya.
Setelah Rara naik, Akbar mengendarai motor miliknya menuju kontrakan Rara.
5 menit setelah kepergian Rara, sebuah mobil mewah berhenti di depan Luna Floris. terlihat seorang lelaki tampan keluar dari mobil itu.
siapa lagi kalau bukan Juna.
Juna bertanya kepada karyawan yang kebetulan keluar dari toko itu.
"Maaf Nona, apa luna ada di dalam?" tanya Juna
"Kak Luna ada di ruangannya." jawab Santi
"Ya sudah terimakasih" lalu Juna berjalan masuk menuju ruangan kekasihnya.
Pintu ruangan sedikit terbuka, Juna menatap Luna dari arah luar. lalu berjalan memasuki ruangan itu tanpa permisi.
"Serius amat" ucap Juna yang sudah memeluk Luna dari arah belakang.
"Ehh" lalu Luna menengok ke arah belakang.
"Didi sayang ngagetin ih, sejak kapan masuk kesini? kok aku tidak lihat?" tanya Luna
"Baru tadi, kamunya serius amat sih jadi tidak lihat."
"Ayo kita pulang sayang." Juna mengajak istrinya pulang.
Lalu mereka pergi meninggalakan ruangan itu. Juna mengantar Luna pulang ke apartemennya. karena kedua orang tua Luna yang sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri jadi Luna lebih memilih tinggal di apartemen dari pada di rumah orang tuanya.
Kini keduanya sudah sampai, sebelum turun Luna berbicara kepada Juna.
"Mas Didi mau mampir tidak?" tanya Luna
"Tidak sayang, mas masih ada urusan lain.
kamu hati-hati yah." lalu mendekat ke arah Luna dan meng*cup singkat kening Luna.
"Bye sayang" ucap Luna lalu menutup pintu mobil.
Juna menelpon Tio untuk memintanya pergi ke Jln.X yang biasa dia mengantar Juna. setelah menelpin Rio, Juna kembali melajukan mobilnya menuju kontrakan Rara. memang beberapa hari ini mereka tidak saling bertemu. kadang juna pulang jika sudah tengah malam sehingga Rara sudah tertidur.
Terlihat Rio sudah berdiri di pinggir jalan. Juna segera menepikan mobilnya. lalu mengganti jas yang dia pakai dengan kemeja kotak-kotak yang sudah di siapkannya sebelum dia turun dari mobil.
Setelah selesai, dia keluar dan menyuruh Rio mengendarai mobilnya menuju ke rumah utama seperti biasanya.
Juna melangkah memasuki kontrakannya.
Cklek
Ternyata tidak terkunci, itu menandakan bahwa Rara sudah pulang.
Juna menatap ke semua penjuru sudut ruangan, semua tampak bersih. lalu dia masuk ke dalam kamar miliknya untuk beristirahat.
Hari sudah mulai gelap, samar-samar Juna mendengar suara lantunan ayat suci
al-qur'an dari arah luar. setelah dia mencari sumber suara, ternyata dari arah kamar Rara. Juna penasaran apakah Rara yang sedang mengaji dengan suara seindah itu.
dengan keberaniannya Juna melihat ke arah pintu kamar Rara yang sedikit terbuka.
dan benar saja, Rara sedang mengaji. sungguh suaranya mampu menyejukan hati siapa saja yang mendengarnya.
Juna tersenyum manatap Rara sejenak lalu dia kembali ke kamarnya.
Dia memang wanita baik dan sholeha tapi aku tidak mencintainya." batin Juna
Setelah mengaji Rara segera melaksanakan sholat maghrib. ada keinginan untuk sholat berjama'ah bersama suaminya. tapi itu hanya angan-angannya saja. karena kenyataannya Juna sama sekali tidak pernah mau jika di ajak sholat bersama.
Juna hendak pergi bersama Rey, tapi sejak tadi dia mencari jam tangannya tidak ketemu. itu jam tangan pemberian dari Luna kekasihnya. Juna keluar kamar dan menemui Rara.
"Rara" Juna berteriak memanggil istrinya.
"Iya Mas" jawab Rara yang sedang memakan kue lapis sisa tadi pagi.
"Mana jam tangan saya?" tanya Juna
"Jam tangan Mas?"ucap rara heran
"Saya sama sekali tidak tahu." lalu menundukan pandangannya karena dia tidak berani menatap ke arah Juna yang sedang menatap dengan sorot mata yang tajam.
"Saya tahu pasti kamu kan yang mengambil jam tangan saya."
"Tidak Mas, saya sama sekali tidak tahu jam tangan yang Mas maksud." ucap Rara karena memang dia tidak tahu.
"Bohong" Juna meneriaki suaminya.
"Pasti kamu yang mengambil, saya tahu kok kalau kamu kekurangan uang." bentak Juna
Rara merasa terhina mendapatkan tuduhan seperti itu dari suaminya. seumur hidupnya baru kali ini dia mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain. karena sebelum bertemu dengan Juna, kesehariannya tidak pernah yang namanya ada kesedihan.
walaupun hidup di kampung penuh kesederhanaan tapi dia selalu mendapat perlakuan baik dari tetangga sekitar rumahnya. bahkan orang tuanya saja dulu tidak pernah membentaknya.
"Cukup Mas, saya memang orang miskin tapi saya tahu mana yang benar dan mana yang salah. saya tidak pernah mencuri seperti yang Mas tuduhkan." Rara hendak pergi meninggalkan Juna tapi tangannya di cekal olehnya.
"Sudah berani membentak saya hah?
saya ingatkan! jika benar kamu yang mencuri jam tangan saya, jangan harap kamu bisa mendapat ampunan dari saya." lalu Juna pergi keluar kontrakan meninggalkan Rara yang sudah tak karuan perasaannya.
Aku tahu Mas kamu orang yang baik,
Aku yakin suatu saat pasti kamu akan melihat ke arahku, istri yang tak pernah kamu anggap keberadaannya. istri yang selalu sabar menghadapi semua perlakuan kasarmu.
karena aku percaya, bahwa buah hasil dari kesabaran adalah kebahagiaan yang tiada terputus. ketika saat itu tiba, aku akan jadi wanita yang sangat beruntung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Mega Pinkz
aamiiin... Aamiiin... Aamiiin ya Robb..😇🥰
2022-04-02
0
Mega Pinkz
maksudnya calon istri,thor?!🤔😉
2022-04-02
2
Kendarsih Keken
aduhhh Junaaa kelakuan dan sikap mu makin AROGANNN sajaaa 😡😡😡😡😡 ke Rara
2022-03-17
1