Pak Satpam yang melihat mobil majikannya pulang segara membukakan gerbang. Leo baru sampai di rumah, dia langsung turun dari mobil dan menggendong Kanaya yang masih terlelap.
"Aya tidur Khan??" tanya Oma Rita, melihat Kanaya digendong oleh Leo.
"Iya, Mah," jawab Leo sambil berjalan menuju kamar dan diikuti oma Rita.
"Tumben kalian pulang bareng, bukannya dia gak mau kamu jemput?" tanya Oma lagi.
"Iya, Mah. Tadi Aya jatuh dari meja, makanya Leo jemput," tutur Leo.
Apa mereka tadi bertemu? tanya Oma Rita dalam hati.
"Lalu bagaimana keadaan Aya?" ucap Oma sambil membuka kamar Kanaya.
Leo langsung masuk dan membaringkan Kanaya di bed.
"Kakinya terplintir tapi sudah di benarkan. Oma tenang saja dia tidak apa-apa," jawab Leo sambil membuka sepatu Kanaya dan melonggarkan ikat pinggangnya.
Kemudian mereka meninggalkan Kanaya di kamar. Baru beberapa langkah mereka pergi tiba-tiba Kanaya terbangun dan langsung teriak histeris.
"B...u....n....d...a...."
Leo dan Oma Rita langsung berbalik menghampiri Kanaya.
"Ada apa Sayang kamu mimpi buruk?" tanya Oma sambil memeluknya.
Kanaya yang sudah sadar langsung menangis dipelukan Oma.
"Oma bunda udah tahu kalau Kanaya anak Papa? Dia pasti benci Aya, tadi aja bunda tinggalin Aya pulang. Hiksss ... hiksss."
Oma melirik Leo, seakan mengerti sorotan mata Oma. Leo langsung mengangguk Dan Oma membuang napas kasar.
"Mungkin ini sudah takdirnya Papa harus bertemu bunda sekarang, Sayang. Kamu gak usah nangis! Bunda gak akan benci sama Aya, bukannya dia udah sayang banget sama Aya." Oma mencoba menenangkan, " sekarang Aya bobo lagi ya! Oma temenin kamu bobo," lanjut Oma.
Kanaya mengangguk, setelah beberapa menit dia tertidur kembali. Oma langsung turun ke bawah, tampak Leo sudah menunggunya.
"Jadi, Mamah sudah tahu kalau Rania mengajar di sekolah Naya?" tanya Leo.
"Ya begitu lah."
"Kenapa Mamah gak pernah kasih tahu Leo? Apa mamah udah pernah ketemu dia? Gimana reaksinya, Mah?" Oma rita dicecar banyak pertanyaan.
"Satu-satu nanyanya, Khan," jawab Oma.
"Mamah gak ngasih tahu kamu karna dilarang anakmu. Soal pernah ketemu ... kalau ketemu langsung belum pernah. Ya, itu tadi anakmu juga melarang mamah menemuinya. Aya takut kalau mamah menemuinya Rania akan membencinya. Tapi, mamah sering melihatnya mengantarkan Kanaya pulang," jawab Oma Rita panjang lebar.
Ya Tuhan, bahkan dia sering kesini, tapi aku tak sekalipun bertemu dengannya, batin Leo.
Di kediaman Rania.
Ibu sudah mondar mandir bolak-balik naik-turun ke depan kamar Rania, mencoba mengetuk pintu tetap saja tak ada jawaban. Sudah 4 jam semenjak pulang Rania tidak keluar kamar.
Dewi yang baru pulang kuliah melihat ibunya terus mondar-mandir di depan kamar kakaknya.
"Ibu kenapa mondar mandir mulu di depan kamar kakak?" tanya Dewi heran.
"Kakakmu semenjak pulang tidak keluar kamar lagi," ucap ibu panik.
"Ya, mungkin kakak lagi tidur, Bu. Itu 'kan udah biasa," jawab Dewi santai.
"Ini gak biasa, De. Kakakmu waktu pulang sambil nangis terus ngunci kamar."
"Apa nangis? Nangis kenapa, Bu?" Dewi pun ikutan panik dan mulai menggedor-gedor pintu kamar.
"Kak buka! Apa kakak baik-baik aja?"
Tetap saja tak ada jawaban.
"Kita coba telepon kakak aja, Bu. Siapa tahu di angkat," ucap Dewi sambil mengambil Handphone lalu menekan nama kakaknya di layar, tak selang berapa lama panggilannya di jawab.
"Diangkat, Bu." Dewi memberitahu ibu.
"Halo ... ada apa?" tanya Rania dengan suara serak karena habis nangis.
"Buka pintunya, Kak, lo lagi ngapain? Aku panggil-pangil gak nyahut mulu. Ibu udah kayak setrikaan nih, bolak-balik mulu khawatir sama loe," cerocos Dewi tanpa rem.
Tanpa ada jawaban Rania langsung membuka pintu kamarnya.
"Maaf tadi aku pake earphone jadi gak kedengeran," ucap Rania sambil balik lagi ke tempat tidur tanpa melihat Dewi dan ibu.
Dewi yang melihat keadaan kakaknya langsung histeris.
"Ya ampun! Kak, loe abis ngapain kenapa kamar berantakan gini? Trus tuh, kenapa mata ampe mau kekubur gitu?" tanya Dewi.
Rania tak menjawab ia malah langsung tidur membelakangi Dewi.
Ibu menyenggol tangan Dewi menyuruhnya diam.
"Kakak kenapa? Apa ada masalah?" Ibu menghampiri Rania dan bertanya dengan sangat lembut.
Rania yang mendengar ibunya bertanya langsung berbalik dan bangun memeluk ibu.
"Ibu ... hikksss ... Bu ... hikss" Rania menangis dipelukan ibu.
"Cerita sama ibu ya, biar lega," ucap Ibu.
Rania langsung menceritakan semuanya secara mendetail.
"Jadi dugaanku bener ya?" celetuk Dewi.
"Dugaan apa?" tanya Rania.
"Kanaya itu anaknya Kak Leo, pas pertama dia kesini aku langsung menduganya. Liat aja bukankah dia mirip dengan kak Leo?" ucap Dewi yang diganjar pelototan oleh ibu karena Rania kembali menangis.
"Aku kira rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Tapi nyatanya tidak bub... ketika aku bertemu dengannya lagi rasa sakit itu datang lagi. Rasa sakitnya masih sama apalagi sekarang aku harus melihat buah hati dari cinta mereka," lirih Rania.
Dewi iba melihat keadaan kakaknya yang ternyata belum bisa move on dari kisah masa lalunya. Sebegitu dalamnya kah rasa sakit yang ditorehkan oleh kedua orang terdekatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Devi Handayani
hadddeehhhh .... begitu syuuuliitttt😩😩😩😩
2024-02-01
0
Shio Kelinci 🐰
sangat sakit. di khianati dari banyaknya wanita 😭😭😭
2021-11-12
1
Ibroatul Hasanah
kasian Rania jadi 😭 bagus
2021-08-13
0