bunga mawar

Semua siswa  dan siswi yang merayakan hari kelulusan berkumpul, rencananya mereka akan mengadakan acara makan-makan bersama sebelum perpisahan. Dan di sini lah Memet dan juga Dodo berada. Mereka memilih tempat makan di pinggir jalan yang lumayan ramai pengunjung karena terkenal akan masakan enaknya.

“Memet, nanti traktir kita-kita ya?”  kata Bety, memberikan senyuman manisnya.

Memet mengerutkan keningnya. Gak salah, sebanyak ini dia yang traktir? Helo! Dikira aku nenek buyutmu traktir sebanyak ini?

“Kenapa aku?” kata Memet, merasa bingung dan melihat sekeliling.

“Yelah, Met. Cuma kelas kita doang, lagian kamu kan juragan kontrakan yang duitnya bejibun nggak bakal habis tujuh turunan.” Bety memeletkan lidah, menatap remeh Memet.

Memet merasa kesal dengan gaya Bety yang sering seenaknya itu. Bayangkan kalau dia dan Bety menikah bisa-bisa tiap hari diporotin semua brangkasnya. Memet menatap sebal ke arah Bety yang senyam-senyum kencentilan.

“Oke, iya. Puas loh!” kata Memet dengan raut wajah sebal.

“Lama-lama gue kawinin juga, lo.”

Bety tersintak kaget mendengar ucapan Memet yang ingin mengawininya. Dikira gue kucing, main kawin-kawin aja.

“Kawin? Gak salah dengar kan telinga gue.... Met?” Bety pura-pura heran.

“Makannya telinga tuh dikorek biar bersih!” katanya cetus.

Memet berhasil membuat wajah Bety memerah malu, Karena dia mengatakan itu tepat di depan teman-temannya yang lain. Dilihatnya wajah Bety yang telah berubah jadi masam dan mengerikan. Memet tebak setelah ini pasti akan keluar semburan api yang akan membakarnya.

“Memet setaaaan! Gak mau gue kawin sama kadal kayak loh.” Bety meneriaki tepat di telinga Memet, membuat cowok itu merinding melihat ekspresi Bety yang sudah berang.

“Maaf neng, abang gak bermaksud. Sueer deh,” Memet mengangkat dua jarinya berbentuk v, berharap Bety tidak akan mengamuk kepadanya.

“Malas ahh! Aku pulang aja, bikin mood hancur di sini!” Bety menghentak-hentakan kakinya berjalan keluar.

Tangannya sudah gatal hendak meremas mulut Memet. Melihat laki-laki itu mengerjainya di depan teman-teman sekelas membuat mood Bety hancur, padahal ini adalah hari bahagia bagi yang lainnya yang sebentar lagi akan berpisah mencari jalan masing-masing termasuk Bety. Daripada berdebat dengan lelaki itu, lebih baik dia pergi sebelum acaranya berantakan karena perang mulut.

Memet jadi tidak enak hati setelah mengerjai Bety di depan teman-temannya, tadi niatan hatinya Cuma menggoda Bety agar memberikan lelucon pada yang lain, tapi malah berakhir membuat Bety marah. Dikejarnya Bety keluar, menghibur cewek cantik itu agar mau lagi bergabung makan dengan yang lainnya.

“Betyyy! Tunggu dong. Aku minta maaf deh, udah bikin kamu marah. Tadi itu Cuma becanda aja,” kata Memet, mencoba mendekati Bety yang masih kesal padanya.

“Beeety, ayo dong maafin abang Memet yang ganteng ini. Nanti janji deh dikasih bunga yang banyak biar dedek Bety senang,” katanya menghibur cewek cantik itu, yang masih membelakanginya.

Bety sebenarnya menahan senyum mendengar Memet yang mencoba menghiburnya. Dalam hatinya ia memaki dirinya sendiri kenapa ia jadi berdebar-debar setiap dekat dengan Memet, padahal selama ini mereka sudah seperti kucing dan anjing kalau sudah bersama.

“Bety,” Memet mencoba meraih lengan Bety menghadap dirinya, tapi malah ditepis oleh cewek itu.

“Jangan pegang-pegang!” bentak Bety.

“Jangan marah lagi dong, “ Kata Memet dengan wajah memelas.

Bety berdecak sebal melihat wajah ganteng Memet yang masih berusaha menghiburnya tapi wajah itu juga yang membuat jantungnya tidak tenang dari tadi. Dilihatnya ke sekeliling, dan lumayan agak jarak dari tempat teman-temannya.

“Kamu janji dulu, habis ini beli bunga beneran. Kalau gak, aku gak mau lanjut gabung lagi,” kata Bety malu-malu.

Alis Memet terangkat, bingung melihat perubahan dari raut wajah Bety yang baru saja masam sekarang jadi ceria lagi seperti dibuat-buat. Tapi Memet berusaha diam agar tidak menimbulkan masalah lagi.

“Iya. Berharap banget sih dapat bunga, jangan-jangan kamu suka beneran sama aku ya?” tuduh Memet, menggoda Bety.

“Apaan! Dasar kadal jelek. Tadi bilangnya mau kasih bunga, sekarang malah nuduh-nuduh. Sana ajalah! Aku males ladenin orang gak nepatin janji!” Bety memilih berjalan meninggalkan Memet yang masih melongo di tempatnya.

Baru saja Bety ingin memberhentikan angkot, tangannya dicegat dari belakang. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Memet. Bety berbalik, menatap wajah Memet yang tiba-tiba berubah jadi datar. Ada apa dengan orang ini? Bety jadi heran, seharusnya dia yang marah lalu kenapa malah sebaliknya.

“Aku antar kamu pulang.”

“Aku bisa sendiri... lepas!” Bety menyentak tangannya.

Memet tidak menghiraukan ucapan Bety, dia langsung menarik tangan cewek itu pergi ke parkiran motornya. Setelah itu diangkatnya tubuh langsing itu ke tempat duduk belakang.

“Memet!” Bety berteriak, karena badannya tiba-tiba diangkat ke atas motor.

“Diam!” bentak Memet.

“Ngapain sih main angkat-angkat aja. Kamu pikir badanku ini karung beras! Seenaknya saja dia.” Bety memukul pundak Memet, membuat cowok itu meringis kesakitan karena pukulan Bety seperti petinju kelas kakap.

“Udah diam saja. Nanti kamu juga bakal tahu,” ujar Memet, melajukan motornya menuju tempat penjual bunga,

Bety menurut diam, ia tidak mau membuat Memet berubah marah karena ocehannya. Ia juga heran kenapa Memet tiba-tiba berubah serius begitu, padahal tadi mereka masih terlibat perdebatan sengit.  Dilihatnya jalan yang telah dilalui. Bukannya ini jalan yang biasanya dia lalui untuk pulang ke rumah? Oh, jadi Memet mau ngantar aku pulang, pikir Bety dalam hati.

Eh, kenapa tiba-tiba Memet berhenti di sini? Setelah dilihatnya Memet memajukan motornya ke tempat penjual bunga di pinggir jalan.

Memet berhenti persis di depan toko bunga.

“Turun,” kata Memet, membuka helmnya.

“Iya, iya.”

Bety segera turun dan mengikuti langkah Memet masuk ke dalam toko. Setelah itu Memet melihat jenis bunga yang akan dipilihnya dan menanyakan harga.

“Bu, berapa harganya satu buket bunga?” kata Memet menunjuk bouquet mawar merah.

“Dua ratu lima puluh ribu, dek,” kata penjual itu.

“Buat satu buket ya,” ujar Memet, mengeluarkan uang dua ratus lima puluh ribu.

Bety hanya diam memperhatikan. Jadi Memet serius membelikannya bunga? Betapa senangnya hati Bety dapat bunga dari cowok ganteng itu.

Ganteng?

Ya ampun! Kenapa Bety berubah jadi memuji Memet, memang benar sih Memet ganteng, tapi selama ini mereka tidak seakrab itu untuk memuji satu sama lain. Yang ada mereka akan perang mulut, perang sapu, dan masih banyak lagi perang-perangan lainnya. Yang lebih menantang  adalah perang gulat di Kasur, bisa bak bik buk ser. Otak Bety sudah traveling kemana-mana memikirkan ia dan Memet nantinya.

Kenapa denganku? Tidak biasanya memikirkan hal-hal konyol begini, pikirnya. Dilihatnya Memet yang masih setia berdiri menunggu tukang bunga merangkai bunga untuknya. Kalau dilihat-lihat dari dekat ini, wajah Memet memang ganteng ya? Perawakan yang tinggi di atas rata-rata, hidung mancung mirip perosotan anak TK, bibirnya tipis berwarna merah, dan ada lesung pipi kalau tersenyum. Melihat itu semua membuat Bety kesensem dengan kegantengan cowok itu. Apa lagi kalau dipeluk......

“Ngapain senyum-senyum gitu? Dasar aneh!” kata Memet yang sudah berdiri di hadapannya, menyerahkan sebouquet mawar merah.

“Nih,” Memet memberikan bunga itu ke Bety.

“Makasih,” kata Bety menunduk malu.

Memet mengusap kepala Bety, “ Udah, jangan marah lagi. Ayo, aku antar kamu pulang.”

“Iya.”

Mereka kembali menaiki motor menuju ke rumah Bety. Saat motor memasuki komplek perumahan, motor Memet memelan. Akhirnya berhenti di depan rumah megah bertingkat itu. Beragam jenis bunga tumbuh subur di halaman luas itu. Senyum Bety melebar, tak sabar ingin memperlihatkan bunga yang diberikan oleh Memet kepada mamanya.

“Udah, turun.” Kata Memet.

“Kamu juga turun.”

Memet langsung menuding dadanya sendiri dengan tatapan tak percaya. “Buat apa aku turun?”

“Bawain bunganya ke dalam, Met.” Tangan Bety menyerahkan bouquet mawar besar itu.

“Kamu ini manja banget. Heran, kenapa tadi aku mau tawarin buat antar pulang.  Sudah dikasih bunga, masih banyak maunya,” Memet ngomel-ngomel, turun dan meletakkan helmnya di gantungan motor.

“Mamaa!” teriak Bety tak dapat menyembunyikan letupan bahagianya.

“Mama! Aku pulang diantar sama Memet, niih. Yang kata mama orangnya baik sedunia.”

Mama Memet dan mama Bety berteman dekat, mereka selalu kompak dalam berbisnis dan juga berteman sedari jaman sekolah.

“Mamaa!” teriak Bety lagi, ia sudah berada di ambang pintu.

Sampai beberapa langkah Bety langsung terhenti melihat ada ibu Ida, mama Memet yang duduk bersama mamanya di ruang tamu.

“Ngapain teriak-teriak sih, nak.” Mama Bety geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak gadisnya.

“Eh, ada tante juga, hehe.” Bety jadi salah tingkah karena telah teriak-teriak tidak jelas memanggil mamanya.

Di belakangnya Memet hanya diam mematung ia melihat ke sekeliling. Kenapa mama di sini juga, katanya dalam hati. Ia malu karena sedang memegang bouquet mawar merah itu.

“Wah! Si Memet udah bawa-bawa bunga, tuh. Udah siap melamar Bety, ya Met?” kata bu Ida tersenyum ceria.

“Siapa bilang aku mau melamar dia, ma. Tidak!” Memet meletakkan begitu saja bunga mawar itu di meja dan lantas menyalami mamanya dan ibu Rika, mama Bety.

Mata ibu Rika beralih menatap ke arah bouquet mawar yang tergeletak di meja itu. Lalu menatap penuh selidik ke arah  Bety.

“Ada yang dapat bunga, nih!” goda ibu Rika menatap putrinya, yang terlihat malu-malu di samping Memet.

Mampus! Memet langsung memalingkan muka menatap ke langit-langit rumah, berharap kedua orangtua itu tidak bertanya yang aneh-aneh masalah bunga mawar itu. Tadi itu hanya sekedar menghibur Bety, makanya dia membelikan bunga. Dan ia juga tidak tahu kalau mamanya juga berada di rumah Bety saat ini.

 

Memet

Bety

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

🥀🥀🥀🥀

2021-04-30

0

ANAA K

ANAA K

senangat thorr

2021-02-25

1

Ririn

Ririn

gagahx bgt msa nmx Memet Thor 😂😂😂

2021-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kesialan Memet
2 Dodo sialan!
3 bunga mawar
4 dijodohkan
5 akhirnya setuju!
6 perencanaan pernikahan
7 terciduk!!!
8 benda kenyal apa itu?
9 Memet ketakutan
10 ciuman tak jadi!
11 jurus cinta Memet
12 puisi cinta
13 fitting baju
14 masa pingit
15 hari pernikahan
16 pesta malam
17 bolehkah?
18 apa itu?
19 kencan dadakan
20 keahlian Bety
21 tipu muslihat Bety
22 kepergian Bety
23 kenyataan buruk
24 pedagang manusia
25 ketahuan
26 tertangkap
27 kesayanganku
28 misi penyelamatan
29 Rencana Banzai
30 serangan siber
31 ancaman Memet
32 tirani licik
33 bertemu Aley
34 Aley autisme
35 masakan untuk Aley
36 Betty Lenore
37 kembar tapi beda
38 kehadiran Lili
39 pertemuan saudara kembar
40 berganti peran
41 Memet mengalah
42 mengikuti Bety
43 kesedihan Bety
44 Celo berkelahi
45 panggil aku kakak
46 usaha Celo membantu ibunya
47 perubahan Bety
48 terpukau.
49 memperebutkan anak
50 Mencarikan ibu tiri untuk Aley
51 Keponakan kesayangku
52 kembali ke Kanada
53 berkumpul kembali
54 bukan kura-kura ninja
55 hampir terungkap
56 pengantin cilik
57 kecurigaan Memet
58 ayah tidak mencintaiku
59 Celo diculik
60 akhirnya terungkap
61 akhirnya Celo selamat
62 gen yang luar biasa
63 tinggal bersama
64 adu bakat
65 maafkan aku
66 dilema Bety
67 ayo menikah
68 perhatian Memet
69 kegelisahan ibu Rika
70 hatiku berdebar
71 Dodo terpesona
72 sekretaris seksi
73 The End
74 S2. drama setelah pernikahan
75 S2 mengejar istri nakal
76 S2 malu tapi mau
77 S2 tergila-gila padamu
78 S2 rasa penyesalan
79 S2 kembali berdamai
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Kesialan Memet
2
Dodo sialan!
3
bunga mawar
4
dijodohkan
5
akhirnya setuju!
6
perencanaan pernikahan
7
terciduk!!!
8
benda kenyal apa itu?
9
Memet ketakutan
10
ciuman tak jadi!
11
jurus cinta Memet
12
puisi cinta
13
fitting baju
14
masa pingit
15
hari pernikahan
16
pesta malam
17
bolehkah?
18
apa itu?
19
kencan dadakan
20
keahlian Bety
21
tipu muslihat Bety
22
kepergian Bety
23
kenyataan buruk
24
pedagang manusia
25
ketahuan
26
tertangkap
27
kesayanganku
28
misi penyelamatan
29
Rencana Banzai
30
serangan siber
31
ancaman Memet
32
tirani licik
33
bertemu Aley
34
Aley autisme
35
masakan untuk Aley
36
Betty Lenore
37
kembar tapi beda
38
kehadiran Lili
39
pertemuan saudara kembar
40
berganti peran
41
Memet mengalah
42
mengikuti Bety
43
kesedihan Bety
44
Celo berkelahi
45
panggil aku kakak
46
usaha Celo membantu ibunya
47
perubahan Bety
48
terpukau.
49
memperebutkan anak
50
Mencarikan ibu tiri untuk Aley
51
Keponakan kesayangku
52
kembali ke Kanada
53
berkumpul kembali
54
bukan kura-kura ninja
55
hampir terungkap
56
pengantin cilik
57
kecurigaan Memet
58
ayah tidak mencintaiku
59
Celo diculik
60
akhirnya terungkap
61
akhirnya Celo selamat
62
gen yang luar biasa
63
tinggal bersama
64
adu bakat
65
maafkan aku
66
dilema Bety
67
ayo menikah
68
perhatian Memet
69
kegelisahan ibu Rika
70
hatiku berdebar
71
Dodo terpesona
72
sekretaris seksi
73
The End
74
S2. drama setelah pernikahan
75
S2 mengejar istri nakal
76
S2 malu tapi mau
77
S2 tergila-gila padamu
78
S2 rasa penyesalan
79
S2 kembali berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!