#15
Udah 2bulan lebih aku putus sama Bisma, dan selama itu pula kita lost contact. Bisma bener-bener ngilang, aku sendiri juga gak ambil pusing sama Bisma, kata-katanya yang terakhir udah nusuk hati banget.
Dan sekarang tiap hari malah Kenzo yang selalu jadi daftar pertama orang yang chat aku. Rasanya aku udah nyaman sama Kenzo, dia bisa bikin aku ngelupain Bisma secepat ini. padahal dulu aku ngerasa bergantung banget sama Bisma. Kenzo emang beda.
Sikap Kenzo emang manis, tapi saat dia ngerasa ada hal yang gak bener menurut dia gak peduli apapun dia bakal marah, begitupun ke aku. Saat aku ngelakuin salah atau emang udah kelewatan dia bakal negur.
Hari ini seperti janjiku, aku mau nemenin Kenzo ke Surabaya. Kita milih naik kereta, karena emang nanti langsung balik Malang, kalau bawa motor gak masalah sih, tapi takutnya ujan.
"Makasih ya udah mau nemenin" kata Kenzo saat kereta mulai jalan.
"santai ajalah, kayak ke sapa lo!" ucapku "coba kalau anak-anak ikut, pasti rame"
"emang lo gak suka pergi berdua doang sama gue?" kata Kenzo sambil manyun.
"baper amat sih pak" kataku sambil ngalihin pandangan ke luar jendela. gak kuat kalau lama-lama natap Kenzo, magnetnya kuat banget.
"ngomong-ngomong, sejak kapan kamu pindah Surabaya? kata Gio dulu lo lahir dan besar di Bandung?"
Kenzo ngangguk "Sampek SMA kelas 1 gue masih di Bandung, Papa gue emang Dinas di Bandung dan waktu itu Nenek gue tinggal sendirian yaudah gue milih pindah di Surabaya."
"owh... sama adek lo juga?"
"enggak, dia baru 2 tahunan pindah. gue kan di Malang, nenek sendirian lagi jadi Mama minta adek gue nemenin, lagian tahun depan Papa udah pindah Surabaya juga. Jadi adek gue sekalian masuk SMA di Surabaya aja biar gak ribet ngurus pindahnya"
"owh gitu" kataku " Emang gak masalah aku ikut? ntar ganggu"
"Santai aja, gue juga sebenernya gak bilang mau balik, kejutan aja ini" katanya sambil senyum.
Aku ngangguk "berarti yang tinggal di Surabaya cuma Nenek sama adek kamu? berdua?"
"iya... mangkannya tiap weekend aku lebih sering balik Surabaya, kasian aja mereka"
"nanti lulus pengennya nyari kerja di Surabaya?"
"rencananya sih gitu"
Aku ngangguk lagi, "kenapa?" tanya Kenzo.
"ya gak apa-apa, ntar pasti bakal kangen moment sama kalian, secara lulus pada balik kampung sendiri-sendiri.
Kenzo senyum dan ngacak rambutku, "mikirnya gak usah terlalu jauh" katanya sambil liat luar jendela.
***
Satu jam kemudian kita nyampek Surabaya, ternyata rumah nenek Kenzo deket dari stasiun jadi kita milih jalan kaki berdua.
"Assalamualaikum" salam Kenzo sambil buka pintu rumah
"Waalaikumsalam" jawab dua orang perempuan, kayaknya adek dan nenek Kenzo.
"Kakak!" teriak seorang cewek, sekilas mirip Kenzo, cantik. Dia meluk Kenzo. "dih, jahat boongin aku"
"Kejutan dong" kata Kenzo sambil nglepas pelukan adeknya. "Selamat ulang tahun dek, semoga umurnya berkah, sehat terus, yang terbaik deh buat kamu"
"makasih. kadonya mana?"
"kakak pulang kan udah kado terindah" jawab Kenzo, cewek itu manyun, aku cuma senyum.
"udah dong, kasian tuh temenya kakak dicuekin" timpal seorang nenek yang keliatan masih awet muda dengan kerudung panjangnya datengin aku.
Aku mencium punggung tangan nenek Kenzo, dibalas dengan elusan di kepala. Setelah itu Kenzo ikutan salim. Aku juga salaman dengan adek Kenzo.
"kak Alma ya?" tebak adek Kenzo
"kog tau?" tanyaku sambil senyum.
"taulah kan kak...." belum sempet adek Kenzo ngomong udah di bekep aja sama Kenzo.
"gak usah banyak omong" kata Kenzo sambil jewer adeknya dan narik ke dalam rumah. "masuk Al"
Aku dan nenek Kenzo senyum, nenek Asih narik tanganku, "Ayo nak masuk"
Aku dan Karin duduk berdua di sofa, sedang Kenzo dan Nenek Asih ke belakang. Daritadi kita ngobrol berempat, sambil bercanda. Rasa gugupku karena harus ngadepin keluarga Kenzo perlahan menguap.
"Karin, selamat ulang tahun ya, ini buat kamu" kataku sambil nyerahin kotak dari dalam tas ranselku.
"makasih Kak!" katanya sambil senyum "Kak Ken jahat tau kak, dia bilang kemaren kalau gak bisa pulang, eh taunya pulang bawa pacar"
"kita gak pacaran kog"
"boong, kalau gak pacaran gak mungkin di ajak kerumah sama kak Ken, pasti kak Alma tuh spesial banget buat kak Ken"
"masak?"
"iya, pacarnya yang dulu aja kata gak pernah diajakin kerumah. tiap kali nenek nanyain bilangnya nanti dikenalin, gitu"
"mungkin kak Ken bingung mau ajak cewek yang mana, gebetannya banyak"
"emang kak Ken playboy ya kak?"
"terkenalnya sih gitu"
"tapi enggak kog, bukannya aku belain nih ya Kak, daridulu Mama sama nenek selalu bilangin kak Ken, gak boleh mainin cewek karena dia juga punya adek cewek. takut karma. dan aku tau banget kak Ken gak pernah aneh-aneh sama cewek, dia cuma pacaran sekali tapi malah di selingkuhin.
Sampek akhirnya dia sama kakak, aku tuh sering nguping kalau kak Ken lagi cerita sama nenek, ngomongin kak Alma" katanya sambil ngedipin sebelah mata.
"paling cerita kalau kita yang sering travelling bareng itu" kataku ngelak.
"enggak kak..."
"lagi pada ngerumpiin apa?" tanya Kenzo sambil duduk di sebelahku.
"Rahasia" kata Karin sambil melet.
"Karin, kak Almanya ajak istirahat dong, diajak ngobrol terus." kata nenek Asih dari arah dalam rumah.
"kamu istirahat dulu aja Al, nanti kita makan siang di luar, ditraktir Karin" kata Kenzo.
"kog Karin? kak Kenzo dong!"
"kan kamu yang ulang tahun"
"dih... kan yang punya uang kakak"
"tuh kan, untung gak beliin kado, bisa makin tekor gue" kata Kenzo sambil narik hidung Karin.
"pelit" kata Karin sambil narik tangan aku masuk kamarnya. "putusin aja deh kak cowok pelit kayak dia"
"masuk dulu" ucapku tanpa suara ke Kenzo, dia ngangguk sambil senyum.
***
Kita makan siang di resto favorit keluarganya Kenzo, suasanya emang enak, dibuat banyak gazebo dengan suara air gemericik di bawahnya, serta banyak ikan yang bikin mata seger.
"gimana? tempatnya nyaman nak Alma?"
"iya nek, tempatnya enak, adem."
"makanannya juga enak kog mbak"
Karin ikut nimbrung, sedangkan Kenzo daritadi asyik ngasih makan ikan.
"kalian nanti nginep kan?"tanya nenek Asih.
"kayaknya enggak nek" jawabku.
"nginep aja lah kak" pinta Karin, aku ngelirik Kenzo. dia seperti nahan senyum.
"yaudah nginep aja nak Alma, masak cuma bentar disini. besok libur kan. nanti biar nenek yang nelphon orang tua kamu. ya Ken?"
"iya nek" kata Kenzo sambil senyum kearahku.
'dasar tuh anak, berasa di jebak lagi gue' batinku dalam hati.
Seperti ucapan nenek Asih, akhirnya aku nginep dirumah Kenzo. rada sungkan sih, tapi Karin dan Nenek Asih seneng banget, jadi ngerasa gak enak kalau nolak.
"ngelamun aja" Kenzo noel tanganku. "bosen ya?"
Aku senyum "enggak, tapi cuma rada sungkan"
"biasa aja" kata Kenzo sambil ikut duduk di ayunan sebelahku.
Aku emang lagi duduk santai di taman belakang rumah Kenzo, disana ada taman kecil dan kursi ayunan buat santai.
"oiya tadi nenek pamit mau ke kajian bentar"
"kita cuma berdua dong?" tanyaku kaget, setahuku Karin juga lagi jeluar ngerayain ulang tahun sama temen-temennya.
"biasa aja dong ekspresinya" kata Kenzo sambil ngusap wajahku.
"takut gue" kataku lagi.
"takut apaan?" tanya Kenzo sambil senderan.
"takut sama elo!"
"dikira gue setan?"
"setan yang masih hidup malah lebih bahaya tauk!" ledekku.
Kesal dengan ucapanku, Kenzo malah gelitikin aku, sampai aku nyaris terjungkal, untung Kenzo nangkep tubuhku.
"ati-ati" katanya lembut setelah kita beberapa detik saling pandang.
"kan elo yang gelitikin" ucapku manyun.
Beberapa menit kita cuma saling diam, sampai akhirnya Kenzo megang tanganku. reflek aku langsung noleh.
"Al... gue emang gak bisa romantis, jujur sebenernya gue pengen nyari moment yang bagus, tapi kalau kelamaan juga gue gak tenang"
deg...
'kenapa gue makin deg-degan sih. ini juga kenapa suasana gini banget sih' batinku.
"Ken..." protesku sambil mau narik tanganku, tapi genggaman Kenzo erat banget, tangannya juga berasa dingin.
"diem dulu!" perintahnya, langsung mode bisu deh gue. tapi dia langsung senyum.
"gue sayank sama elo, pacaran yuk!" katanya sambil terus ngeliatin aku.
"Ken" bentakku.
"gue serius Al... gue cuma nanya sekali, dan gue gak mau denger alasan apapun, cukup jawab pacaran atau enggak?" tanyanya dengan nada perintah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments