#02
Keesokan harinya kami semua balik ke Malang, perjalanan yang cukup lama tapi sangat menyenangkan. Sepanjang perjalanan yang ada hanya canda, tawa. Kami begitu menikmati keakraban ini.
Sepulangnya dari Bali kami beraktifitas seperti biasa. apalagi semester ini cukup banyak SKS yang aku ambil. Untung semester ini aku milih ngekos, jadi gak terlalu capek. Sebenarnya rumahku masih di Malang juga. tapi cukup jauh kalau aku harus berangkat dari rumah.
Hari ini cuma ada satu mata kuliah, dan pulangnya aku milih balik kos, manjain diri dengan nonton drakor.
"Al...!" panggil Rara sambil buka pintu kamar.
Aku dan Rara emang satu tempat kos, tapi kita beda kamar karena satu kamar cuma buat satu orang.
"Paan?" jawabku malas sambil terus mantengin laptop.
"Ngedrakor lo? pantesan Nayla hubungin lo gak ada balesan" cerocos Rara sambil rebahan di kasur.
"Hp gue silent, tuh sambil ngecharge. kenapa?" tanyaku sambil ngambil hp di rak, dan saat aku liat emang banyak chat juga telphon yang gak kejawab.
"Anak-anak ngajakin ke pantai. ikutan gak?"
Aku ketawa, pantai menurutku adalah sesuatu yang sangat menggiurkan. "boleh, kapan?"
"Sekarang"
"Seriusan lo?" tanyaku sambil ngelirik jam yang udah nunjukin jam 13.30.
"Iya, pada mau liat sunset katanya"
Aku garuk-garuk rambut "sunset? emang ada?"
"diada-adain ajalah. buruan siap-siap bentar lagi di jemput" ucap Rara sambil melenggang pergi, balik ke kamarnya.
Setengah jam kemudian kita berangkat menuju pantai goa cina, masih di wilayang Malang juga. Kita hanya berangkat berenam. Aku, Rara, Nayla, Kinan, Gio dan Kenzo.
Perjalanan ke pantai cukup lama, tapi gak berasa karena kita terus aja bercanda. Selama ini kita gak pernah deket, ngobrol pun seperlunya. Tapi nyatanya banyolan kitapun nyambung yang bikin suasana jadi tambah seru.
"Akhirnya vitamin Sea" cicitku saat menginjakan kaki di pasir pantai.
"Sepi ya" ucap Rara sambil melihat sekeliling.
"Iyalah, cuma kita aja nih yang gak waras. yang lain jam segini pada pulang lah kita malah baru sampek" kata Nayla
"Anggep aja pantai pribadi. bebaaas" ucap Kenzo sambil merentangkan tangannya.
"Nay, lu daritadi nyinyir mulu, sono pulang sendirian kalau gak mau" kesel Gio
"Santai dong Nyet ngegas mulu, sini-sini fotoin gue" Nayla nyoba narik tangan Gio.
"mimpi apa gue, udah jadi supir sekarang tukang foto, yang lain napa Nay, tuh Kenzo nganggur" tolak Gio
"Berisik, buruan. awas jelek" kata Nayla sambil mulai pose. Gio masih terus ngumpat.
Aku hanya ketawa ngeliat mereka, Nayla, Gio dan Kenzo berasal dari kota yang sama bahkan mereka dulu satu SMA. kadang ngerasa iri juga sama keakraban mereka. Apalagi kalau bisa dibilang dari segi fisik ketiganya menarik.
Nayla yang merupakan salah satu cewek idola kampus, wajah cantik, postur yang ideal dengan tinggi 160 cm, ditambah kaya, paket lengkap deh, meskipun kadang dia agak lola.
Gio, dia termasuk cowok badboy yang juga banyak fansnya. ganteng? jelas. sekilas mirip aktor k-pop, terkenal sombong dan angkuh, tapi saat aku mulai kenal dia lebih dekat sebenernya dia cukup baik dan tengil.
Kenzo, dia seperti kembar siam dengan Gio, kemanapun berdua, kontrak rumah juga berdua. Dia juga cukup tampan meskipun gak setampan Gio. selama kenal dia, aku rasa dia cowok humoris, hangat dan humble.
"Senyum mulu buk, mau difotoin juga?" Kenzo nawarin aku.
"Pengertian banget sih lo nih fotoin" kataku sambil ngasih ponsel. Akupun narik Kinan juga Rara buat foto bareng.
Suasana pantai yang sepi bikin kita semua bebas, kita main sepuasnya dan selfi sebanyak-banyaknya. Sampai akhirnya kita duduk berjejer menghadap pantai.
Menikmati dan mensyukuri keindahan pantai.
"Keren ya" cicitku, dan diangguki yang lainnya.
"orang biasanya kepantai sore gini buat liat sunset" timpal Nayla
"lah, kita mah orang luar biasa" kata Kenzo sambil tertawa lebar.
"baru ini aku ke pantai sampek mau magrib gini" celetuk Rara
"Di kute sama Jimbaran kemaren juga sampek malam kita" kata Kenzo lagi
"beda lah, pengecualian kalau pas d Bali mah"
"apa be..." belum sempet Kenzo balas ucapan Rara, Gio udah nimpali.
"Udah Nyet, gak ada kapoknya emah nih anak. mau lo di telen idup-idup sama Rara, protes mulu" kata Gio sambil bungkam mulut Kenzo
"ngapain gue nelen si Ken, gak doyan!"
"mereka pada takut lo ngambek lagi kayak pas di Legian Ra," kataku sambil ketawa.
Rara juga ikutan ketawa "Sory, gak suka aku tuh dibecandain kayak gitu"
"sarap emang lu Ra, gue sama Ken udah bingung aja lo tiba-tiba ngambek kayak gitu, tadi waktu mau ngajak mantai juga kita agak was-was sih takut lo kumat lagi" kata Gio.
Rara malah ketawa lagi "Rasain, mangkannya becanda tuh yang bener"
"Tapi aslinya kalian berdua nih lumayan sarap juga ya, kirain kalian tuh tipe yang lempeng aja" kata Gio
" kata sapa? orang kita nih pendiem, alim, rajin. ketemu kalian aja nih jadi gini" ucapku gak trima.
"Apaan, ngaku-ngaku" Kenzo gak trima, dia ngacak-ngacak rambutku. bikin anak-anak ketawa.
"Mangkanya kalau kalian mau ngajakin kita main kayak gini lagi jangan pada sungkan" kata Rara sambil ketawa.
"beneran ya, next trip kalian berdua wajib ikut" kata Nayla.
"Siap, asal dibayarin lagi sama lo" kata Rara sambil nyikut tangan Nayla.
"Bener tuh" Kenzo dan Gio barengan. Nayla manyun. Aku dan Kinan hanya diam sambil sesekali senyum.
Setelah itu suasana kembali hening, kita semua hanyut dengan pikiran masing-masing.Sampai akhirnya Kinan seperti tersentak dan berdiri.
"Buruan balik gengs" ucapnya sambil melangkah pergi.
"Kenapa tuh bocah?" tanya Gio, tanpa jawab pertanyaan Gio kita langsung bangkit nyusul Kinan.
Lama-lama emang berasa horor diam disini.
Setelah numpang sholat maghrib di mushola pantai kita pulang, suasana bener-bener sepi, apalagi cuma ada sedikit lampu disekitar mushola.
"mati lampu ya? gelap banget" protes Nayla saat kita mulai keluar area pantai, sepanjang jalan emang gak ada lampu, cuma cahaya dari lampu mobil.
"emang gak ada lampunya markonah!" jawab Kenzo sambil terus ngeliat sekitar.
"merinding ulala gue, berasa syuting acara etnic runaway" seloroh Nayla. Jalan yang kita lalui belum di aspal, hanya dilapisi batu-batu besar.
"Berisik lo, berdoa sono!" perintah Gio sambil fokus nyetir. Seketika kita semua diem.
"Astagfirullah!" pekik Nayla.
"busyet dah nih cewek, bisa di lakban aja gak mulutnya?" umpat Gio lagi.
"Sial*n lu, itu tadi apaan Nyet!" ucap Nayla sambil meluk aku. kebetulan aku sama Nayla duduk di kursi tengah, Kinan dan Rara di belakang, sedang Kenzo di depan nemenin Gio.
"emak-emak dari masjid Nay!" jawab Rara
"Seriusan? putih-putih gitu." kata Nayla masih terus sembunyi.
"iyalah putih, orang pake mukenah" Kinan ikut nimpali.
"horor banget sih tuh emak-emak, udah gelap gini malah jalan pake mukenah warna putih. pakek warna pink kek, atau merah gitu " umpat Nayla.
"orang punyanya warna itu, protes aja lu!" Kenzo nimpali.
"Horor tau Ken!"
"kebanyakan halu sih lo, mending banyakin doa sama sedekah ke gue!"
"udah penuh sedekah gue ke elu" jawab Nayla sekenanya, bikin kita ketawa.
Beberapa menit kemudian kita udah keluar dari jalan makadam, jalanan sudah mulus, cuma masih ngelewatin hutan. tapi udah rame kendaraan yang lain.
"Giooooo... masih lama?" tanya Nayla manja.
"kenapa?" Gio nanya balik.
"Laper Nyet!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
vany
ceritanya keliatan seru, cm maaf pemakaian bahasa binatangnya, kurang enak dibaca, kurang mendidik, kurang nyaman.
2022-01-22
2
💫💞💫
too
2021-03-30
1
apatheus ndindi
semangat terus thor
2021-03-28
2