Dengan wajah yang masih tampak kebingungan Aurel berusaha menyadarkan pria dihadapannya yang masih terkejut.
"Mas hello mas jangan diam aja dong terus kenapa gitu wajahnya? Habis lihat hantu?"
Dia tidak mengenaliku. Bahkan suaraku?
Pertanyaan serta dugaan-dugaan mulai bermunculan di otak pria itu seakan ada sesuatu antara dirinya dengan wanita yang sedang berdiri dihadapannya.
"Ah maaf. Ada perlu apa ya?"
"Gini mas sebelumnya perkenalkan saya tetangga baru dan nama saya Aurelia. Saya barusan pindah hari ini dan saya juga baru saja mendapat 2 kali teguran dari satpam yang dilaporkan oleh mas sendiri. Maaf kalau sudah mengganggu ketenangan anda, tapi tolong ya disini bukan cuma mas aja yang tinggal dan ruangan ini di desain kedap suara jadi tolong jangan karena hal sepele terus mas permasalahin dong" ujar Aurel meluapkan kekesalannya.
Pria misterius itu mengernyitkan dahinya sambil tertawa sinis.
"Masalah sepele katamu? Mengganggu ketenangan adalah masalah besar antar tetangga jadi jangan pernah kamu meremahkan itu. Satu lagi, kalau kamu nggak suka, silahkan pindah. Tetangga yang lain juga gitu kok. Sampai sini kamu paham?"
Pria itu hendak menutup pintu namun dengan cepat Aurel menahan pintu dengan sebelah kakinya.
"Mas jangan gitu dong disini bukan cuma mas aja yang mau dingertiin"
"Kamu juga nggak mau mengerti gimana mau dimengerti, susah banget sih jadi cewek. Udah lah saya mau tidur jangan ganggu saya lagi!" ucap sang pria dengan nada membentak.
Aurel berusaha menahannya karena belum merasa puas dengan masalah mereka berdua tetapi usahanya sia-sia. Pria itu tetap tidak mau mendengarkan perkataan Aurel dan memilih untuk menutup pintunya.
Dengan sangat terpaksa Aurel akhirnya kembali ke dalam apartemennya dengan perasaan dongkol.
"Kenapa dia nyebelin banget sih mana pake acara kaget lagi pas ngeliat aku emangnya aku hantu apa huh"
"Tapi kenapa dia bisa sekaget itu ya, matanya juga berkaca-kaca. Apa dia mengenalku? Masa sih, kalau dia mengenalku mana mungkin dia sejahat itu" lanjut Aurel.
Ia terlihat mondar mandir di kamarnya memikirkan pria misterius itu.
Merasa lelah karena tidak menemukan jawaban tentang tetangga misteriusnya, Aurel memutuskan untuk membersihkan badannya dikamar mandi kemudian lanjut untuk tidur.
Keesokan harinya pukul 7 pagi Aurel terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jendela kamar yang masih terasa seperti malam hari karena tidak adanya sinar matahari yang masuk. Perlahan dibukanya tirai yang menghalangi jendela dan hanya tampak suasana mendung yang menandakan hujan akan segera tiba.
"Sepertinya mau hujan, sebaiknya aku jalan-jalan sebentar disekitar apartemen untuk menghirup udara segar. Berada disini dengan tetangga yang menyebalkan membuatku cukup frustasi"
Aurel mengganti piyamanya dengan pakaian casual kemudian mulai berjalan-jalan disekitar apartemen.
Tanpa Aurel sadari ternyata pria misterius itu terus memperhatikan gerak geriknya dari balkon kamarnya. Dengan secangkir kopi ditangannya pria itu tersenyum singkat, kemudian mulai memotret setiap kegiatan yang dilakukan Aurel dengan tangan lainnya. Mulai dari saat gadis itu menyapa para tetangga yang lewat, saat memberi makan kucing jalanan dan juga saat dirinya tengah duduk di kursi taman sambil memejamkan mata, semua diabadikan tanpa ada yang terlewat satupun.
"Dia sudah besar ternyata, matanya juga sangat cantik. Aku sangat terharu bertemu dengannya, tapi ternyata gadis itu lebih menyebalkan dari perkiraanku. Kenapa dia bisa menyukainya ya? Sangat unik"
Pria itu menyeruput kopi yang sudah sedikit dingin kemudian masuk kedalam rumah, bersiap untuk kerja.
Aurel masih berada di taman melihat anak-anak yang sedang bermain. Ia kemudian tersenyum sambil mengamati mereka.
Pandangannya teralihkan saat melihat tetangga misteriusnya berpakaian sangat rapi dan terlihat sedang menuju parkiran. Saat sedang asyik memandangi pria itu, tak terasa air mulai jatuh dari langit secara perlahan dan lama kelamaan mulai menjadi deras dalam hitungan detik.
Aurel yang tidak membawa payung mulai panik saat hujan membasahi tubuhnya. Karena jarak taman yang agak jauh dari apartemen membuat dirinya harus menutupi kepalanya dengan kedua tangan, lalu berlari dengan terburu-buru.
Baru saja beberapa langkah ia berlari, tiba-tiba ia dihadang oleh seseorang yang membuat langkahnya terhenti. Namun anehnya tidak ada lagi tetesan hujan yang membasahi tubuhnya.
Ia mendongakkan kepala melihat siapa orang yang menghadangnya dan ternyata orang itu adalah tetangga misterius yang sedang menatapnya sambil memegang dua buah payung. Dimana satu payung digunakan untuk dirinya sendiri dan satu lagi untuk melindungi Aurel dari air hujan.
"Ma..makasih" ucap Aurel dengan terbata-bata.
"Lain kali bawa payung meskipun jaraknya dekat. Mengerti?"
Aurel hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepata katapun.
"Kamu nggak mau ambil payungnya? Tanganku pegal ini"
"Eh iya maaf. Makasih ya tetangga. Hmm.. Aku boleh tau nggak nama kamu siapa?" tanya Aurel.
"Nggak boleh. Jangan lupa payungnya dipulangin kalau udah selesai pakai. Simpan depan pintu, saya nggak mau diganggu"
Pria itu menjawab dengan sinis kemudian pergi begitu saja, membuat Aurel semakin memanas.
"Wah gila ya. Dia itu sebenarnya baik apa nggak sih? Ih nyebelin banget. Pengen aku patahin nih payung, eh tapi payungnya nggak salah apa-apa. Ah nggak tau deh, malas banget nemu orang nggak jelas kayak gitu"
Aurel masuk kedalam apartemen setelah mengomel sendirian. Tetangga misteriusnya yang masih bisa mendengar celotehannya hanya tersenyum kecil.
Pria itu mulai melajukan mobilnya sesampainya di parkiran. Setelah beberapa saat, ia telah sampai di tempat kerjanya.
Ia memasuki gedung yang cukup mewah itu dan semua orang mulai menyapanya. Bisa dikatakan bahwa pria misterius itu merupakan pemilik gedung tempatnya bekerja saat ini.
"Selamat pagi Pak" sapa kedua resepsionis yang sedang berjaga.
"Pagi. Dimana asisten saya?"
"Pak Bayu dan juga tamu Bapak sudah menunggu di ruangan, Pak.
"Tamu saya? Ah dia sudah ada disini? Baiklah saya masuk dulu. Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian"
"Baik Pak" jawab kedua resepsionis secara bersamaan.
Setelah mengingat tamu yang dimaksud, pria itu mulai masuk kedalam ruangannya dan benar saja disana sudah ada asistennya yang bernama Bayu sedang mengobrol bersama seseorang.
"Wah kalian berdua sangat rajin ya. Sedang membicarakan apa di ruanganku?"
"Geri kamu sudah datang? Cepat katakan dimana dia dan kenapa dia bisa menjadi tetanggamu?"
"Bentar-bentar ini nggak ada basa basi dulu?" tanya pria misterius yang ternyata bernama Geri.
"Nggak ada. Cepat jawab!" jawab sang tamu.
"Bayu, kamu keluar dulu. Saya ingin bicara dengan dia" perintah Geri pada asistennya.
"Baik Pak"
Setelah dilihat asistennya sudah keluar dari ruangannya, Geri mulai berbicara kembali.
"Aku tahu kamu pasti terkejut, aku pun begitu. Sengaja aku mengirimkan foto-foto tadi agar kamu percaya kalau apa yang aku katakan itu benar. Kamu harus menemuinya, aku yakin dia kembali kesini karena mencarimu Revan"
Ternyata tamu yang datang adalah Revan. Setelah mendengar dan melihat foto-foto Aurel, tanpa pikir panjang Revan langsung menemui Geri untuk meminta kejelasan. Dirinya tidak menyangka akan mendengar nama itu lagi setelah sekian lama. Cinta yang dianggap tidak akan bisa diraihnya untuk selamanya, ternyata saat ini memberikan celah untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yani
jangan ngilang lagi thorr
2021-10-11
1
Yunda Jasmine
lamaaaaa....up dong thor
2021-10-02
1
Yunda Jasmine
thor up lagi dong dah kelamaan ini di anggurin
2021-09-29
0