Aurel telah menyelesaikan perkuliahannya di hari pertama. Semua berjalan lancar. Ia sudah lebih berani untuk berkomunikasi dengan orang asing dari sebelum-sebelumnya.
Setelah mengantarkan Riska pulang ke rumah, kini giliran Revan mengantarkan Aurel untuk pulang ke rumah mereka sebelum dia kembali ke kantor.
"Jadi bagaimana? Bagus kan kuliah?" tanya Revan.
"Iya bagus Kak. Nggak seburuk yang aku pikirkan. Oh iya Kak, tadi ada senior cowok yang ajak kenalan ke aku" ungkap Aurel.
Seketika selesai mendengar itu, Revan mengerem mendadak karena sangat terkejut.
"Ih Kak, jangan ngerem mendadak. Aku kan jadi kaget" kesal Aurel.
"Eh maaf"
Revan segera mengembalikan fokusnya lagi dan mulai menyetir dengan tenang.
"Apa tadi kamu bilang? Ada senior yang ajak kenalan? Jangan mau Dek. Nanti dia nggak serius lagi kayak kamu SMA dulu"
"Tapi dari cara bicaranya kelihatan beda, Kak. Yang ini lebih lembut dan kelihatannya jujur" ucap Aurel.
"Itu cuma perasaanmu saja. Pokoknya jangan dekat-dekat cowok nggak jelas kayak gitu. Apalagi yang baru pertama kali kamu kenal. Kakak nggal setuju"
Aurel tertawa kecil. Entah kenapa ia merasa lucu saat mendengar Kakaknya tidak menyetujuinya untuk dekat dengan pria lain.
Sebenarnya ia juga hanya sekedar bercanda dengan Kakaknya. Aurel dari dulu memang sudah tidak pernah percaya atau ingin dekat dengan pria manapun selain keluarganya sendiri.
Saat Aurel baru sampai rumah, terdengar suara teriakan Kenzo.
Kenzo sendiri merupakan sepupu Aurel yang juga merupakan anak dari Adiknya Kayla, yaitu Kiara.
"Hey sepupuku Revan dan Aurel cantik"
"Yang sopan. Aku lebih tua darimu" kata Revan, begitu tegas.
"Iya santai aja kali Kak. Bercanda-bercanda"
"Udah lama nggak ketemu. Kemana aja kamu? Lari lagi dari rumah?" tanya Aurel.
Ya, Aurel sudah sangat tahu dengan sifat sepupunya itu. Sejak Kenzo duduk di bangku SMP, perilakunya tiba-tiba berubah liar. Mulai dari membantah setiap perkataan orang tuanya, terutama sang Ayah tiri yaitu Raffa. Lalu dirinya juga tidak melanjutkan perkuliahan dan lebih memilih untuk kerja selepas lulus dari SMA dan juga dia mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang serta minum-minuman keras.
"Ya begitu lah. Aku selalu bertengkar dengan pria itu. Jadi aku malas berada di rumah" jawab Kenzo.
"Kamu kenapa sih berkelahi terus? Om Raffa kan baik" kata Revan.
"Kakak tidak mengerti. Sudah lah. Aku hanya ingin datang untuk melihat kalian saja. Sudah rindu soalnya" ujar Kenzo, sambil tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang tersusun rapi.
"Bagaimana kabar Nevan? Kamu juga nggak akur ya sama Adik kamu sendiri?" tanya Aurel.
"Ngapain bahas dia sih. Dia itu hidupnya terlalu sempurna dan datar banget. Terlalu menjaga image pintar dan santun. Padahal aku lebih pintar dari dia. Fake lah orangnya. Jangan dibahas lagi"
Kenzo memang tidak suka saat membahas Adiknya. Menurutnya, sang Adik hanya terlihat baik-baik dan penurut di depan orang-orang saja untuk membangun image yang bagus di depan orang-orang. Tetapi di belakang, Nevan merupakan sosok yang sama saja seperti kebanyakan orang. Yang memiliki rasa jenuh, bosan, malas dan kadang-kadang suka mengumpat. Sehingga dikarenakan hal itu, Kenzo menjadi sangat sinis dengan keluarganya sendiri.
"Kenzo, kamu nggak minum dan obat-obatan lagi kan? Kasihan orang tua kamu selalu sedih setiap melihat kamu kayak gini. Mereka selalu curhat ke Tante loh" sahut Kayla.
"Biarkan saja mereka Tante. Aku malas berurusan dengan mereka lagi. Aku juga sudah tidak pernah memakai uang mereka. Aku sudah punya kerja dan rumah yang kecil tapi bisa membuat nyaman, meskipun harus kontrak" ujar Kenzo.
"Ngomong-ngomong kamu kenapa sangat tidak suka dengan Ayah kamu? Tante penasaran. Dari dulu Tante nggak tau loh"
"Jangan pernah sebut dia Ayah, karena dia bukan Ayahku. Aku tidak pernah punya Ayah seperti dia. Aku permisi dulu ya, melihat kalian semua baik-baik saja sudah membuat tenang. Sampai jumpa. Nanti aku mampir lagi"
"Nggak makan dulu?"
"Nggak usah Tante. Aku pamit"
Kenzo pergi dari rumah keluarga Kayla dan menuju ke suatu tempat yang biasa digunakannya untuk bersantai.
Ia memang belum memberitahukan alasan sebenarnya dirinya sangat membenci keluarganya, terutama sang Ayah tiri.
Setelah berkendara selama 20 menit menggunakan motor, akhirnya ia telah sampai di sebuah danau yang ditemukannya untuk menenangkan diri.
Saat Kenzo sampai di sana, alangkah terkejutnya ia saat melihat ada seorang wanita tengah melukis dan duduk di kursi yang biasa ia tempati.
Siapa wanita itu? Perasaan baru pertama kali liat deh. Gumam Kenzo.
Dengan berjalan mengendap-endap, Kenzo mendekati wanita itu memastikan kalau itu bukan hantu.
"Kamu siapa? Ngapain disini? Kakinya napak kan?"
Kenzo menghujani segala pertanyaan, membuat gadis itu terlihat kebingungan.
"Nama saya Zevanna. Saya baru menemukan tempat ini dan ternyata bagus. Kamu pasti orang yang sering ke tempat ini ya?"
"Darimana kamu tau?"
"Aku seringkali melihatmu disini. Tapi aku tidak berani mendekat karena takut mengganggu. Jadi saat kamu tidak datang hari ini, aku yang datang deh" ucap Zeva, sambil tersenyum.
Senyumannya kok cantik banget ya. Eh apa sih, sadar Kenzo, udah gila apa.
Kenzo segera menyadarkan dirinya dari lamunan dan mulai terlihat sinis lagi.
"Iya ini tempatku. Minggir, aku mau duduk"
"Baiklah. Aku permisi"
Saat Zeva ingin mengumpulkan peralatan melukisnya dan ingin pergi dari tempat itu, tiba-tiba Kenzo menahannya.
"Namaku Kenzo. Kamu boleh melanjutkan lukisanmu. Maaf, tadi aku hanya menyuruhmu untuk geser sedikit bukan untuk mengusirmu"
"Baiklah. Terima kasih"
Zeva mulai melanjutkan lukisannya. Kenzo terus menatap Zeva dan lukisan secara bergantian. Keduanya terlihat menarik, sehingga susah bagi Kenzo untuk memilih.
"Kenapa kamu bisa ada disini? Rumahmu dekat dari tempat ini?" tanya Kenzo.
"Tidak. Tapi kebetulan aku suka jalan-jalan dan menikmati pemandangan, makanya aku kesini"
"Apa keluargamu juga merupakan keluarga yang hancur?"
"Hah? Apa maksudmu? Keluargaku baik-baik saja. Bahkan mereka terlihat sangat harmonis meskipun sudah lama menikah. Apa keluargamu tidak baik-baik saja?" tanya Zeva.
"Baik kok. Tapi aku yang menghancurkannya" jawab Kenzo.
"Kenapa bisa?"
"Ya begitu lah. Aku tidak bisa cerita. Kamu juga wanita asing. Aku tidak bisa menceritakan semuanya segampang itu"
"Baiklah kalau begitu"
Zeva kembali melanjutkan lukisannya dan Kenzo pun hanya termenung menatapnya.
10 menit kemudian lukisan telah jadi. Zeva memberikannya kepada Kenzo sebagai hadiah kenang-kenangan. Kemudian pamit dari tempat itu.
"Maaf, tapi bisakah nanti kamu melukis wajahku?"
"Bisa. Aku akan ke tempat ini setiap hari selasa dan sabtu"
Zeva pamit dan meninggalkan Kenzo sendirian di danau itu.
Selasa dan sabtu? Sepertinya setiap hari itu aku akan sibuk kesini untuk menemuinya.
Kenzo tersenyum memikirkan hari lain dan tidak sabar untuk kembali menemui Zeva.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Sari Murdianningsih
ini jadi ada dua cerita ya Thor? kehidupan Kenzo sama Aurel?
2021-01-13
1
Kamila
zeva orangtuanya siapa nih
2021-01-06
1
Cika🎀
mli ada rasa ini😂
2021-01-03
0