Pacar Bohongan

"Iya aku berpacaran dengannya" kata Aurel.

Aurel terpaksa berbohong kepada Revan, demi menghapus perasaannya terhadap laki-laki dihadapannya itu.

Perlahan Revan menurunkan tangannya dari bahu Aurel, kemudian tertunduk lemah.

"Baiklah semoga kamu bahagia dengannya. Ajak dia makan malam besok, sesuai permintaan Mami" ucap Revan, lalu duduk ke sofa panjang yang berada di dekat jendela kamarnya.

"Iya Kak. Aku ke kamar dulu"

Aurel pergi ke kamarnya dengan mencoba menahan tangis. Ingin rasanya ia memeluk tubuh Revan tadi. Namun, akal sehatnya masih jalan dan terus berkata jangan lakukan hal itu.

Di dalam kamar, Aurel menghubungi Alvin untuk mengajaknya makan malam sesuai permintaan Ibunya. Tentu saja mendengar hal itu, Alvin dengan senang hati menerimanya.

Maaf Kak. Tapi..Bisakah kamu berpura-pura jadi pacarku? Aku terpaksa harus berbohong karena ada sesuatu yang terjadi.

Pacar? Tentu saja aku mau. Ucap Alvin sangat bersemangat, diseberang telepon.

Ingat ya ini cuma pura-pura aja. Makasih loh Kak. Aku tunggu besok.

Siap Aurelia cantik.

Aurel menutup telepon sambil tersenyum. Alvin memang merupakan laki-laki yang sangat baik padanya. Namun, trauma yang dirasakannya saat dijadikan bahan taruhan oleh laki-laki yang baru dikenalnya, membuat Aurel takut untuk menyukai orang yang baru seperti dulu lagi saat ia duduk dibangku SMA.

Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur, kemudian mulai memikirkan kejadian tadi saat bertemu dengan Riska.

"Apa aku harus memberitahukan hal ini sama mereka? Tapi kalau mereka tau, pasti Riska nggak akan selamat. Apalagi kalau Papa dan Kak Revan tau. Kan kasihan juga Riska, mungkin dia seperti ini karena butuh perhatian. Aku harus gimana ya?"

Aurel terus berpikir hingga membuat perasaanya tidak tenang.

Saat sedang frustasi memikirkannya, tiba-tiba Kenzo muncul dan langsung ikut berbaring di samping Aurel.

"Aakkkkhhhh siapa itu?"

Aurel yang terkejut langsung melompat dari tempat tidur dan langsung menjauh.

"Santai-santai. Ini Kenzo. Tidur lagi Rel, jangan kaget gitu dong"

"Ih kamu apa-apaan sih. Kalau masuk kamar ketuk dulu dong" kesal Aurel.

"Pintu kamar kamu kan kebuka jadi aku langsung masuk deh" kata Kenzo dengan santainya.

"Hah kebuka? Perasaan tadi aku tutup deh. Apa aku lupa ya?"

"Kamu belum tua udah pikun aja"

"Ih kamu ngeselin banget deh. Mending pulang aja sana. Pasti selama ini kamu nggak pulang-pulang ke rumah kan? Jawab yang jujur!" bentak Aurel.

"Iya. Aku kan sudah punya rumah sendiri dari hasil kerja kerasku sendiri. Ngapain mau tinggal di rumah mereka lagi"

"Kamu kenapa sih semarah itu sama Om Raffa? Kamu nggak pernah mau cerita ke aku loh"

Kenzo hanya diam sambil menatap langit-langit kamar.

"Karena Om Raffa sudah menghancurkan keluargaku yang sesungguhnya. Aku tidak bisa memaafkannya dan tidak akan pernah memaafkannya tentunya"

"Apa maksud kamu? Aku nggak ngerti"

"Sudah lah. Nanti kapan-kapan aku cerita. Ngomong-ngomong aku lagi dekat sama cewek loh sekarang. Tapi dia susah banget dideketin. Jutek gitu, tapi sayang. Gimana dong?"

"Bucin banget sih. Siapa namanya? Kenalin dong"

"Nanti kalau udah jadi pacar baru dikenalin. Kan malu kalau nggak jadi pacar, terus aku kenalin" ucap Kenzo sambil tertawa.

"Iya deh. Aku tunggu ya"

"Kamu nggak mau cerita apa-apa? Kata Kak Revan kamu udah punya pacar ya? Kok nggak bilang sih?"

"Ehmm itu..Nanti aja aku kenalin. Udah sana pergi, aku mau tidur dulu"

Aurel mulai mengusir Kenzo untuk keluar dari kamarnya.

"Yah kok diusir sih, Rel. Pokoknya nanti aku datang lagi untuk nagih janji ya. Sebaiknya kamu persiapkan kata-kata yang bagus tentang pacar kamu, kalau kamu nggak mau liat serigala ini ngamuk sama laki-laki brengsek. Oke? Bye sepupu"

Kenzo mengacak pelan rambut Aurel, kemudian bergegas pergi.

Setelah pamit kepada Kayla dan juga Revan, Kenzo langsung menuju ke danau tempat biasanya ia bertemu dengan gadis yang telah memikat hatinya yaitu Zeva.

Ia sangat bersemangat untuk bertemu dengannya. Namun sesampainya di danau itu, ia sama sekali tidak melihat gadis itu duduk di tempat biasanya.

"Apa aku datang kecepatan ya? Perasaan nggak deh"

Kenzo mengecek arloji yang berada di tangannya dan jam itu sesuai dengan hari-hari biasanya saat ia datang ke danau.

"Jangan-jangan Zeva sakit. Bodoh, kenapa aku nggak pernah ambil nomornya sih" kesal Kenzo, merutuki dirinya sendiri.

Karena rasa khawatirnya yang semakin tinggi. Dengan cepat, naluri hackernya keluar. Kenzo kembali ke dalam mobil dan segera membuka laptopnya.

Ia mulai mengotak atik laptopnya dan mencari tahu alamat rumah Zeva. Setelah beberapa menit ia mencari, akhirnya alamat rumah Zeva ketemu.

Tanpa basa basi, ia segera menancapkan gas dan menuju ke rumah gadis itu.

Kini, Kenzo telah sampai di kediaman Zeva. Rumah yang besar dengan halaman yang cukup luas, menandakan keluarga Zeva merupakan golongan orang kaya.

Padahal penampilan gadis itu terlihat biasa saja. Ternyata dia orang kaya ya.

Kenzo keluar dari mobilnya dan mulai menatap ke sekeliling rumah. Ia kemudian memencet bel yang berada di pintu gerbang dan tiba-tiba ada yang bersuara dari interkom yang terpasang di gerbang itu.

"Mohon maaf ini siapa? Dan ada keperluan apa ya?"

"Saya teman Zeva. Apa saya bisa bertemu dengannya?" tanya Kenzo.

"Teman non Zeva? Tunggu ya, saya akan bertanya pada non Zeva lebih dulu. Tapi kalau boleh tau, temannya bernama siapa?"

"Kenzo"

"Baik, tunggu sebentar ya"

Kenzo menunggu beberapa menit, hingga akhirnya gerbang rumahnya terbuka dan Kenzo dipersilahkan untuk masuk.

Tidak lama kemudian, keluarlah Zeva dari dalam rumah dan tersenyum menyambut kedatangan Kenzo.

"Darimana kamu bisa menemukan rumahku? Padahal aku tidak pernah beritahu"

"Melacak seluruh sosial media kamu. Akhirnya ketemu deh" ucap Kenzo sambil tertawa.

"Hebat kamu. Ayo masuk. Pasti kamu bingung ya kenapa aku nggak datang ke danau itu"

Kenzo mengangguk.

"Aku sedang kurang enak badan. Jadi nggak kemana-mana"

"Yah kalau tau gitu, aku bawain kamu makanan kesukaan kamu"

"Memangnya kamu tau makanan kesukaan aku?"

"Tau dong. Kamu kan pernah cerita. Sop ayam kan?"

"Memang hebat kamu. Silahkan duduk"

Zeva dan Kenzo duduk di ruang tamu dan mulai mengobrol. Obrolan mereka terlihat seru dan sangat nyambung, sehingga mereka tidak sadar ada seseorang yang sedari tadi terus memperhatikan mereka.

Tiba-tiba orang itu mulai mendekat dan menghentikan obrolan keduanya.

"Eh Mama. Kenalin ini teman aku namanya Kenzo"

"Halo Tante, saya Kenzo temannya Zeva" ucap Kenzo, memperkenalkan diri.

"Saya Laura, Ibunya Zeva. Wajah dan nama kamu tidak asing. Apa kita pernah bertemu?" tanya Laura.

"Hmm entahlah. Wajah dan nama Tante juga nggak asing. Mungkin pernah, tapi lupa Tante"

"Ohh begitu. Baiklah, silahkan lanjutkan obrolan kalian. Ingat, jangan terlalu asyik ngobrol sampai lupa waktu ya" pesan Laura.

"Siap Mama"

"Baik Tante"

Laura kemudian pergi dan mulai mengingat kembali nama dan wajah Kenzo.

Aku pernah melihatnya dimana? Wajah dan namanya tidak asing. Aku harus mencari tau. Apalagi dia teman Zeva. Tidak biasanya Zeva mengajak temannya untuk datang ke rumah seperti ini. Gumam Laura.

Terpopuler

Comments

quhee

quhee

muter muter kaya gangsing... semua cinta masa lalu orangtua terselesaikan di anak ansknya

2021-02-21

0

Sari Murdianningsih

Sari Murdianningsih

Laura tu mantan nya Rafa dan Fariz tu yg suka sama Kayla ya Thor?

2021-01-14

2

Niena Anjarwati

Niena Anjarwati

oh..anaknya laura sama fariz ya...

2021-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!