"Jasmine!"
Catherine membuka pintu kamarnya dengan kencang membuat Jasmine menoleh ke arahnya.
"Mom?"
Catherine berjalan cepat mendekati Jasmine kemudian menariknya ke dalam pelukannya. "Bagaimana keadaanmu? Apa mereka menyakitimu?"
"Tidak apa-apa kok Mom, untuk ada Uncle tampan yang menolongku," seru Jasmine melepaskan pelukan Catherine.
"Uncle Tampan?" seru Catherine mengernyitkan dahinya bingung.
"Iya Mom, dia yang nolongin aku," ucap Jasmine.
Aiden...
"Apa kamu sudah berterima kasih pada Uncle Tampan itu?" tanya Catherine.
"Sudah Mom."
"Anak pintar." Catherine mengusap kepala Jasmine dengan lembut.
"Mom, bisakah kita undang Uncle Tampan untuk makan malam bersama?" seru Jasmine. "Aku ingin mengajaknya makan malam bersama. Dan memperkenalkannya pada Mommy."
Catherine terpaku mendengar penuturan Jasmine barusan. Bagaimana mungkin mereka bisa bertemu dan makan malam bersama. Bisa-bisa Aiden mengetahui identitas Jasmine. Hal yang paling ia takutkan. Ia takut Aiden akan merebut Jasmine darinya.
"Aku yakin Mom akan suka padanya. Dia sangat baik," puji Jasmine. "Apalagi dia sangat tampan, lebih tampan dari Uncle Robert."
"Kamu ini ngomong apa sih," seru Catherine merasa tak nyaman. "Sudahlah sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Mom akan menemui Ibu angkat dulu."
***
Catherin saat ini tengah berada di kantor polisi mengenai kasus percobaan penculikan pada putrinya kemarin.
"Bagaimana Pak, apa ada kabar?"
Polisi yang berada di hadapan Catherin hanya menghela nafas dan mempersilahkan Catherin untuk duduk dengan tenang. Catherine menurut dan kini duduk di hadapan polisi hanya terhalang sebuah meja kerja.
"Bagaimana?"
"Kami masih belum bisa menemukan pelakunya. Sepertinya si perlaku ini sudah mempersiapkan segalanya. CCTV di jalan itu pun rusak juga di depan gerbang sekolah anak anda CCTV nya mati. Kami mencari mereka hanya berpegang pada nomor polisi mobil itu yang ternyata itu sebuah mobil yang di curi. Kini mobil itu tampak rusak dan terbakar hangus hingga kami tidak bisa mencari sidik jari atau tanda-tanda dari si pelaku," ucap polisi tersebut membuat Catherine merenung.
"Kalau tidak salah, saya dengar kalau putri anda di selamatkan oleh seorang pria. Bisakah anda meminta pria itu untuk datang kemari. Kami butuh keterangan dari saksi mata, dan hanya dia yang melihat sosok penculik itu."
Catherine terpaku di tempatnya saat mendengar penuturan dari polisi. Bagaimana dia bisa meminta Aiden untuk bersaksi. Itu sama saja semua rahasianya akan terbongkar.
Tidak bisa! Catherine tidak bisa melakukan itu. Kalau Aiden mengetahui mengenai Jasmine, ia takut Aiden akan memisahkannya dengan Jasmine dan mengambil alih hak asuh. Catherine tidak bisa membiarkan itu terjadi.
"Bagaimana Ny. William?"
"Saya tidak mengenal pria itu, tetapi saya akan berusaha mencari keberadaannya," seru Catherine merahasiakan fakta dirinya mengenal Aiden.
"Baiklah kalau begitu, kami juga akan terus melacak keberadaan penculik itu," ucap Polisi.
"Terima kasih Pak."
Setelah itu Catherine pergi meninggalkan kantor polisi. Ia menghubungi pengasuh Jasmine untuk selalu berada di sisi Jasmine dan akan ada dua bodyguard yang melindungi Jasmine juga pengasuhnya.
***
"Kau kelihatan tidak sehat."
Seruan itu membuat Catherine menoleh dan terlihat Aiden masuk ke dalam ruangannya.
"Bukan urusanmu! Dan bisakah anda mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke dalam ruangan ini, Mr. Aiden!" seru Catherine dengan nada dingin.
"Aku sudah mengetuk beberapa kali, dan kau malah sibuk dengan berbagai macam pikiranmu." Seru Aiden membuat Catherine terdiam.
"Apa kau terkena masalah?" tanya Aiden dengan santai duduk di hadapan Catherine yang hanya terhalang meja kerja.
"Aku baik-baik saja," seru Catherine.
"Baiklah kalau begitu," seru Aiden dengan santai. "Ini beberapa berkas kerjasama dengan perusahaan Horlang. Kamu hanya tinggal menandatanginya dan membaca kembali perjanjiannya," ucap Aiden menyerahkan berkas kepada Catherine.
Catherine menerima berkas itu dan membacanya. Aiden memang begitu handal, pekerjaannya sangat memuaskan dan bahkan Catherine merasa begitu terbantu oleh Aiden. Aiden memahami dirinya dan apa yang ia inginkan.
"Sepertinya kau puas dengan pekerjaanku," seru Aiden saat melihat raut wajah Catherine.
Catherine melihat ke arah Aiden. "Jangan terlalu berbangga diri dulu."
Aiden hanya tersenyum. "Aku akan mengambil cuti beberapa hari ke depan," serunya membuat Catherine mengernyitkan dahinya.
"Aku akan ke Indonesia," seru Aiden saat melihat raut wajah Catherine yang seakan menanyakan kenapa.
"Oh."
Catherine menjawab seperti itu, walau hatinya merasa cemas dan ada ketakutan. Mungkinkah Aiden akan kembali bertemu dengan Agneta, dan apa perasaannya pada Agneta masih ada. Bagaimana kalau mereka kembali menjalin hubungan.
Catherine menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pemikiran itu. Untuk apa dia mengkhawatirkan hal itu. Toh ada tidaknya Agneta, perasaan Aiden tetap bukan untuk dirinya.
"Kenapa?" tanya Aiden yang masih menatap Catherine. "Tidak ada. Kalau begitu kau tidak perlu mengkhawatirkan pekerjaan."
"Baiklah."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Roro Ayu Murwani
apa ada cerita sebelum ini
kok di awal tiba2 5th kemudian
2020-10-10
3
⭐Nda 1-2⭐
hmmmm siapakah penculik itu.....???
dan apa motifnya...🤔🤔🤔🤔😱😱😱
2020-09-08
0
Umi Salamah
yg culik robert
2020-09-03
0