Catherine mengeratkan mantel yang ia gunakan. Ucapan Aiden tadi siang terus saja terngiang di telinganya. Ada rasa bahagia di dalam hatinya mengingat kalau Aiden masih menganggapnya begitu penting walau hanya sebagai teman.
"Aku ingin kita seperti dulu tetapi aku takut. Aku takut semakin jatuh cinta padamu dan mengulang kesalahan yang sama," gumamnya.
Ia takut kembali harus terluka karena cinta. Cinta ini sungguh menyesakkan dadanya dan membunuhnya secara perlahan. Di sisi lain rasa rindu tetapi di sisi lain lagi ia sangat ketakutan. Takut kembali jatuh karena cintanya.
"Mom..."
Panggilan itu membuatnya menoleh.
Tatapan polos itu selalu mengingatkannya pada cinta itu. Cinta yang masih tertanam di lubuk hatinya.
Catherine tidak pernah menunjukkan kelemahannya di hadapan Jasmine. Ia selalu menampilkan sosok Ibu yang selalu tegas, disiplin dan kuat.
"Kenapa keluar? Kamu belum tidur, Hm?" seru Catherine yang saat ini berdiri di dekat kolam renang.
"Aku haus dan ingin mengambil minum. Mommy belum tidur?" tanyanya yang kini berdiri di hadapan Catherine.
Catherine berjongkok di hadapannya.
"Kalau begitu ayo kita tidur," seru Catherine membawa Jasmine ke dalam gendongannya dan membawanya ke dalam kamar setelah mengambilkan air minum.
"Mom..." panggil Jasmine saat tubuhnya di rebahkan di atas ranjang oleh Catherine.
"Hmm..."
"Apa benar pernikahan Mom dan Uncle Robert di percepat?" tanya Jasmine.
"Kamu tau darimana?" tanya Catherine.
"Grandpa,"
Catherine hanya diam tak menjawabnya.
"Mom, bisakah jangan menikah dengannya," ucap Jasmine.
"Kenapa?"
" Mine tidak menyukainya, dia tidak baik," serunya.
"Kamu tau darimana kalau dia tidak baik?" seru Catherine.
"Kelihatan dari sikapnya saja, apalagi dia baik padaku hanya di depan Mom saja."
Catherine hanya menampilkan senyuman kecilnya. "Kamu belum mengenalnya, lama kelamaan juga kalian akan akrab. Sudahlah jangan pikirkan itu, sebaiknya kamu fokus dengan study mu."
"Apa aku tidak boleh berpendapat?" seru Jasmine yang begitu pintar.
Melihatnya seperti ini selalu mengingatkannya pada sosok Aiden yang tidak pernah menyerah dan selalu ingin penjelasan yang bisa ia terima.
"Mom sedang tidak ingin membahas ini, Sayang."
"Mom selalu saja menghindar setiap aku bertanya hal ini," seru Jasmine dengan wajah cemberut.
"Kenapa kamu ingin tau, bocah kecil." Catherine dengan gemas mengelus rambut Jasmine. "Kamu ini bocah kecil yang ingin cepat dewasa." Kekehnya.
"Apa sih Mom, aku kan memang sudah dewasa," kekehnya.
"Benarkah sudah dewasa? Coba mana sini Mom lihat yang sudah dewasa itu," serunya menggelitik tubuh Jasmine.
"Ah Mom geli, haha..."
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
***
Aiden baru saja sampai di kantornya. Ia mengambil duduk di kursi kebesarannya dan hendak mengambil sebuah berkas yang ada di atas mejanya, sebelum dering handphone mengalihkan perhatiannya.
Ia menatap layar handphone nya.
Devara...
Ada keraguan di dalam dirinya untuk menerima panggilan itu. Aiden telah meninggalkan masalalu nya 5 tahun lalu dan ia tidak ingin ada hubungan lagi dengan masalalunya. Ada ketakutan di dalam hatinya. Ia bahkan benar-benar tidak ingin mendengar kabar apapun dari orang-orang di masalalunya.
Aiden mengingat saat terakhir ia melihat Dave dan Agneta. Hatinya hancur lebur saat harapannya pupus, hatinya seperti di koyak saat melihat Agneta lebih memilih Davero.
Aiden memang tidak menyalahkan Agneta, ia sadar kalau cinta Agneta hanya untuk Dave dan itu tidak bisa di paksakan. Tetapi Aiden juga tidak bisa mengesampingkan rasa saktitnya yang begitu dalam. Bahkan setelah 5 tahun berlalu, ia masih merasakan sakit juga trauma akan cinta.
Dering handphone nya kembali menyadarkan dirinya dari lamunan tentang masalalu. Dan nama Devara masih muncul di sana.
Ada apa...? batin Aiden.
Setelah mempertimbangkan cukup lama, Aiden akhirnya menerima telpon itu.
"Akhirnya kau mau menerima telpon ini."
"Ada apa, Vara?" tanya Aiden.
"Emm kau masih mengingatku?"
"Ada apa?" tanya Aiden seakan tidak ingin berlama-lama.
"Tante Elena masuk rumah sakit dan keadaannya kritis. Dia ingin bertemu denganmu, Aiden."
"Aku sibuk."
"Bagaimanapun dia Ibu mu. Dan hanya kamu yang dia miliki saat ini."
"Bukankah ada kalian," seru Aiden.
"Aiden, kembalilah dan beri kesempatan untuk Ibu mu. Aku tidak berbohong, keadaannya sangat kritis."
Aiden termangu di tempatnya mendengar penuturan dari Devara.
"Aku tunggu kabarmu saat datang kemari."
Devara menutup telponnya membuat Aiden menurunkan tangannya yang tengah memegang handphone di telinganya.
Kembali ke Indonesia??
Bagaimana kalau ia kembali bertemu dengan Agneta. Apa dia akan sanggup?
***
Jasmine baru saja keluar dari area sekolahnya. Ia celingak celinguk mencari Ibu angkatnya dan mobil yang datang menjemputnya.
"Ibu Angkat apa belum datang yah?" gumamnya.
Jasmine berdiri menunggu jemputan di depan sekolah. Suasana mulai sepi karena para siswa sudah banyak yang di jemput pulang.
Dari sudut kanan keluarlah sosok pria dengan menggunakan jaket dan penutup kepala. Sosok tinggi itu sungguh mencurigakan dan berjalan mendekati Jasmine.
"Adik kecil."
"Iya Paman?" seru Jasmine pada sosok yang kini berdiri di sampingnya.
"Bisakah kamu mengantarku ke Jl. Xxx."
"Maaf Paman, tapi aku tidak bisa mengantarmu. Jalan itu ada di depan sana. Paman hanya tinggal belok ke arah kiri." Jasmine menjelaskannya dengan pintar.
"Aku takut salah, ayo antar aku." Sosok pria itu tiba-tiba menarik tangan Jasmine membuatnya ketakutan.
"Tidak Paman, lepaskan aku!" jeritnya.
Karena takut security yang tadi masuk ke dalam sekolah kembali keluar, sosok pria itu langsung membawa Jasmine ke dalam gendongannya dengan membekap mulutnya.
"Emmm...!!!!"
Jasmine berontak meminta di lepas, tetapi cengkraman pria itu sangat kuat dan membawa Jasmine ke mobil miliknya.
"Jasmine?" gumam Aiden yang kebetulan melewati jalan itu. Ia segera meminggirkan mobilnya dan berlari menuju ke arah Jasmine yang kini sudah di paksa masuk ke dalam mobil.
"Lepaskan dia!"
Aiden meluncurkan bogemnya hingga mengenai rahang pria itu. Jasmine terlempar dari gendongannya.
"Uncle Tampan!" panggil Jasmine berusaha kembali berdiri.
Karena keributan itu juga, Security yang berjaga di sekolah langsung menghampiri mereka. Karena kaget melihat banyak orang yang datang, sosok itupun memilih kabur menggunakan mobilnya.
"Catat plat nomornya," seru Aiden yang di angguki security.
Aiden berjalan mendekati Jasmine yang menangis.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Aiden meneliti Jasmine takut ada luka.
"Aku baik-baik saja, Uncle." Ucapnya menghapus air matanya.
"Syukurlah. Jemputanmu belum datang?" tanya Aiden yang di jawab anggukan kepala oleh Jasmine.
"Kalau begitu ayo Uncle antar kamu pulang."
"Tapi bagaimana kalau jemputannya datang?" seru Jasmine.
"Biar security ini yang memberitahu."
"Tapi anda siapanya Jasmine? Kami tidak bisa membiarkan Jasmine pergi dengan sembarang orang," seru Security itu.
"Dia temannya Jasmine, Pak. Dia orang baik," seru Jasmine.
"Baiklah kalau Jasmine memang mengenal anda dengan baik," seru Security itu.
"Ayo Mine."
Jasmine menganggukkan kepalanya dan menerima uluran tangan Aiden untuk berjalan mendekati mobil Aiden.
***
Sebelum sampai ke rumah, Aiden sudah sempat membelikan makanan siap saji dan es cream untuk Jasmine. Awalnya Aiden mengajak Jasmine untuk makan siang bersama, tetapi Jasmine menolak karena takut orang rumah mencarinya.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Jasmine yang terlihat cukup besar dan begitu elegant.
"Ini rumahmu?" tanya Aiden saat mereka sampai di depan gerbang rumahnya,
"Iya Uncle, ayo masuk dulu," ajak Jasmine.
"Tidak, lain kali saja. Sekarang kamu masuk gih," seru Aiden yang di angguki oleh Jasmine.
"Uncle tampan terima kasih banyak," ucap Jasmine spontan memeluk Aiden hingga membuat Aiden mematung kaku.
"Sampai jumpa Uncle." Jasmine melepaskan pelukannya dan menuruni mobil.
"Ada apa denganku?" gumam Aiden saat merasakan ada kehangatan familiar yang di salurkan oleh Jasmine untuk dirinya.
"Gadis itu, kenapa aku begitu menyukai bocah kecil itu," gumamnya menatap Jasmine yang kini masuk ke area rumahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sulati Cus
pasti suruhan robert
2022-05-19
0
Hamokitsi Run
jngn2 robert yg mo nyulik krn gk mau nrimq anak catherin... pdhl aq bnr2 brharap catherin kluar oas aiden bwa jasmine heheheh
2022-01-04
0
Oi Min
Iyalah..... Orang anak sendiri....tp bagaimana nanti tanggapan dari orang tua Catherine trhdp Aiden y
2020-12-06
0