Catherine berdiri di depan wastafel kamar mandi di kamarnya. Tatapannya tertuju pada cermin di depannya.
Kamu berhak bahagia, kamu berhak mengejar keinginanmu sendiri. Jangan jual kebahagiaanmu dan hidupmu demi bisnis. Tinggalkan pria sialan itu.
Ucapan Aiden tadi kembali terngiang di telinganya. Andai, andai ia bisa menggapai kebahagiaannya. Andai cintanya tidak sebelah pihak. Andai Aiden juga mencintainya. Mungkin semua rasa sakit ini tidak akan pernah ia rasakan.
Tangan Catherine terangkat memegang dadanya yang mendadak sesak dan sakit. Ia meremas pakaiannya seakan ingin menghentikan rasa sakit di dadanya. Air mata tanpa sadar luruh membasahi pipinya.
'Aku ingin bahagia, sangat ingin. Tetapi apa aku bisa bahagia tanpa kamu?' batin Catherine.
***
Aiden tengah berdiri di balkon apartementnya seraya meminum bir dalam kaleng. Bayangannya teringat pada kejadian tadi dimana tatapan Catherine tadi entah kenapa membuatnya merasa tak nyaman.
"Ada apa denganku," gumamnya.
Aiden terus terpikirkan Catherine dan tatapannya. Tatapan Catherine tadi tidak dingin maupun datar. Tetapi tatapan penuh rasa sakit dan seakan mengharapkan sesuatu. Aiden tidak memahami semua itu.
***
"Apa kau gila!" pekik Robert di dalam ruangan Catherine.
"Sudah aku katakan, aku ingin membatalkan pertunangan ini," seru Catherine dengan tenang.
"Jangan bermain-main denganku, Catherine. Kau pikir bisa seenaknya membatalkan pertunangan ini!" pekiknya terlihat sangat emosi.
"Kenapa harus begitu emosi? Bukankah sejak awal pertunangan ini hanya untuk mempererat bisnis kita. Tetapi aku pikir semua itu tidak perlu dengan kita harus menikah," ucap Catherine masih dengan nada datar.
"Kau!" Robert mencengkram kedua pipi Catherine dengan kencang membuatnya meringis kesakitan. "Angkuh sekali kau ini. Kau pikir kau siapa bisa seenaknya membatalkan pertunangan ini!"
"Lepaskan aku!"
"Jangan harap bisa membatalkan pernikahan ini."
Brak
Robert mendorong tubuh Catherine hingga punggungnya membentur sofa di belakangnya. Sebelum Catherine bangun, Robert sudah menindih tubuhnya.
"Aku bodoh karena selama ini bersikap baik dan menghormatimu, ******." Tanpa permisi Robert menarik paksa kemeja yang di gunakan Catherine hingga terbuka dan memperlihatkan bra berwarna creamnya juga perut putihnya.
"Lepaskan aku!" Catherine berontak dan sekuat tenaga mendorong tubuh Robert. "Tolong....."
"Teriak saja. Dasar bodoh! Ruangan ini kedap suara," kekeh Robert tertawa jahat dan mulai mencumbu bagian leher Catherine walau ia tahan dengan kedua tangannya. Tetapi apalah daya tenaga seorang wanita yang kalah berkali-kali lipat dari tenaga seorang pria.
"Tolong.... siapapun tolong aku!" isaknya. "Lepaskan aku, ********!" teriak Catherine terus berontak.
Robert menahan kedua tangan Catherine di atas kepalanya dengan sebelah tangan Robert. Sebelahnya lagi menjamah bagian dada Catherine yang terasa sangat sakit.
Tolong... jangan membuat hidupku semakin hina...
Brak
Pintu terbuka lebar dan dengan langkah lebar, seseorang yang baru saja mendobrak pintu langsung menarik Robert menjauh dari tubuh Catherine.
"Sialan!"
Bug
Pria itu adalah Aiden. Aiden mengamuk dan memukuli Robert tanpa ampun hingga membuat darah keluar dari hidung dan sudut bibirnya yang sobek.
"Pria tidak bermoral!" seru Aiden begitu emosi. Ia hampir melayangkan tinjunya lagi, tetapi petugas keamanan yang di panggil oleh sekretaris Catherine datang dan membawa Robert ke kantor polisi.
Aiden menghembuskan nafasnya dan menoleh ke arah Catherine yang sudah duduk dengan memeluk tubuhnya sendiri dan mengeratkan kemejanya untuk menutupi tubuhnya.
"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" tanya sekretaris Catherine.
Catherine tak menjawab dan hanya menangis dalam diam. "Kamu boleh keluar, biar aku yang menemani Catherine," ucap Aiden.
"Emm... baik Sir." Sekretarisnya pun keluar dari ruangan dan menutup pintunya.
Kini hanya tinggal Aiden dan Catherine berdua. Aiden berjalan mendekati Catherine dan duduk di sofa di sampingnya. Catherine masih menundukkan kepalanya dengan tangisannya. Tubuhnya terlihat bergetar hebat.
Aiden menarik Catherine ke dalam pelukannya. "Semuanya sudah baik-baik saja," ucapnya mengusap punggung Catherine yang bergetar.
Catherine menangis dalam pelukan Aiden. "Aku sangat takut," gumamnya menangis terisak.
"Aku ada di sini. Kamu tenanglah," ucap Aiden mengeratkan pelukannya.
Cukup lama mereka dalam posisi itu sampai tangisan Catherine mereda. Kemudian Catherine melepaskan pelukannya dan tatapan mata sendunya beradu dengan tatapan mata Aiden yang begitu hangat dan menenangkan.
Aiden menghapus air mata di pipi Catherine. "Jangan menangis lagi. Kejadian ini tidak akan pernah terulang lagi," seru Aiden yang di angguki Catherine.
Aiden melihat kemeja Catherine yang compang camping karena ulah Robert. Juga terlihat bercak merah juga memar di bagian pundak Catherine karena ulah pria brengsek itu. Entah kenapa melihat itu, darah Aiden mendidih dan rasanya ia ingin membunuh Robert.
"Buka saja kemejamu itu," ucap Aiden seraya melepaskan jas miliknya. "Pakai ini." Menyodorkan jas nya ke arah Catherine.
Catherine menerima jas yang di sodorkan oleh Aiden. Tatapan Aiden tidak sengaja melihat ke arah bawah udel Catherine saat kemeja itu tersingkap. Ada bekas luka memanjang di sana.
"Luka ini?" seru Aiden melihat ke arah luka itu membuat Catherine kaget dan segera menutupinya dengan kemejanya.
"Itu... itu bekas operasi usus buntu," jawabnya dan beranjak seraya membawa jas milik Aiden.
'Bekas luka operasi usus buntu? Benarkah?' batin Aiden menatap punggung Catherine yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi di dalam ruangannya. 'Kenapa aku merasa kalau Catherine menyembunyikan sesuatu dariku?'
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Anisatul Azizah
waah musuhmu banyak Aiden.. keluarga suami Marinka dan keluarga Robert. Sahammu 40% di WT corp bisa lah dipakai disaat yg tepat🤗
2022-01-21
0
Rose Mustika Rini
trus ko g langsung skak matc saat liat bekas opersai
2020-10-26
0
Rose Mustika Rini
hedeeeuuhhhh pengacara ko dodol...org pintar ko g ngeh sih....g curiga apa kemarin kan aiden nanya jasmin anak siapa lah ko dijawab bukan anak kamu, ih ganjel deh aiden kan g nanya itu anak aku org nanya anak siapa...dr situ masa g ngeh sih aiden...knp cath jwb bukan anak kamu seharusnya kan langsung aja jwb anak angkat
2020-10-26
3