Tiga hari berlalu, Aiden tidak bertemu dengan Catherine dan lebih memilih menyibukkan diri di kantornya. Berita di media pun mulai heboh memberitakan kabar mengenai batalnya pertunangan Catherine dan Robert dengan alasan Catherine yang berselingkuh. Bahkan media mendapat beberapa foto Catherine dengan seorang pria yang tengah berpelukan. Itu adalah saat Aiden memeluk Catherine di pesta malam itu.
"Mouli, jangan sampai Jasmine melihat berita. Dan besok bawa dia ke rumah Marinka untuk sementara," seru Catherine. "Aku takut akan banyak wartawan datang kemari, dan aku tidak ingin mereka menemui Jasmine."
"Baik Bu."
"Aku sudah menghubugi Marinka. Besok setelah pulang sekolah, kalian langsung saja ke rumahnya. Dan bawa beberapa pakaian Jasmine."
"Baik."
Setelahnya Mouli berlalu pergi meninggalkan Catherine seorang diri. Helaan nafas kasar terdengar keluar dari bibir Catherine.
Belum sembuh rasa sakit di dadanya, kini masalah kembali datang. Robert benar-benar orang yang berbahaya dan begitu menyulitkannya. Sekarang media begitu menjunjung dirinya yang berlaga menjadi korban dan begitu terluka.
Catherine memejamkan matanya sejenak. Beberapa malam ia tak bisa tidur nyenyak karena ucapan Aiden saat itu terus mengusik dirinya.
***
"Ibu angkat, kenapa kau membawa tas besar?" tanya Jasmine saat keluar dari sekolahnya.
"Kita akan menginap di rumah Aunty Marinka untuk beberapa saat. Mommy ada pekerjaan di luar kota," dusta Mouli.
"Begitu yah. Kok Mommy gak cerita sama aku yah," seru Jasmine mengerucutkan bibirnya.
"Apa yang membuat princes cantik cemberut," seruan itu membuat Jasmine menoleh ke sumber suara.
"Uncle tampan!" serunya langsung berlari kemudian meloncat ke gendongan Aiden.
"Tu-uan," gumam Mouli. Ia takut akan menjadi masalah kalau Catherine mengetahuinya.
"Kenapa cemberut?" tanya Aiden.
"Mommy tidak datang menjemputku," serunya dengan lucu membuat Aiden tersenyum.
"Mungkin Mommy kamu sedang sibuk," serunya. "Kalau begitu ayo biar Uncle antar kamu pulang."
"Beneran?" seru Jasmine.
"Iya dong. Ayo," Aiden membawa Jasmine menuju mobilnya.
"Maaf Sir, anda tidak perlu mengantarkan kami," seru Mouli berusaha mencegah.
"Kenapa?" tanya Aiden melihat ke arahnya.
"Kami tidak terbiasa bersama dengan orang asing. Aku akan mengantarkan Jasmine pulang."
"Ibu Angkat, Uncle ini bukan orang asing. Dia temannya Mine," seru Jasmine terlihat enggan untuk turun dari gendongan Aiden.
"Sudahlah ayo naik. Lagipula aku kenal dengan Mommy nya," seru Aiden membuat mereka berdua kaget.
"Uncle kenal Mommy aku?" tanya Jasmine.
"Ya, dulu aku yang menangani kasusnya," seru Aiden yang berpikir Mommy yang di sebut Jasmine adalah Marinka.
"Wah luar biasa. Kalau begitu kapan-kapan kita makan malan bersama," seru Jasmine begitu antusias membuat Aiden terkekeh dan mendudukan Jasmine di kursi penumpang depan dan Mouli mau tak mau ikut naik di kursi penumpang belakang.
---
Catherine membaca pesan dari Mouli mengenai Aiden yang mengantar mereka.
Catherine memang tidak bisa menahan Aiden yang ingin bersama dengan Jasmine. Bagaimanapun juga Aiden adalah Ayah biologisnya, mereka punya ikatan darah.
"Sepertinya Nyonya besar sedang sibuk dengan pikirannya sampai mengabaikanku."
Seruan itu menyadarkan Catherine dari lamunannya, ia menoleh ke sumber suara.
"Evelyn?" serunya beranjak dari duduknya dan menyambut kedatangan wanita cantik itu.
"Apa kabar Nyonya besar," kekehnya memeluk Catherine.
"Kabarku baik. Bagaimana denganmu? Kapan datang ke kota N?" seru Catherine mengajak Evelyn duduk di atas sofa.
"Aku datang sudah seminggu yang lalu."
"Dan kenapa baru menemuiku sekarang?" seru Catherine terlihat marah.
"Maafkan aku. Aku banyak sekali pekerjaan sampai begitu sibuk dan baru sekarang ini bisa menemuimu," seru Evelyn. "Ah ngomong-ngomong apa yang terjadi denganmu? Sepertinya sekarang kau menjadi seorang selebritis," kekehnya.
"Ck. Robert itu membuat ulah lagi. Aku sungguh tidak paham lagi harus bagaimana menghadapinya," keluh Catherine.
"Kan sudah aku bilang, dia itu pria brengsek," seru Evelyn.
"Ngomong-ngomong bagaimana kabar bayi kecil nan cantik itu, siapa sih. Mine," seru Evelyn.
"Dia udah bukan bayi kecil lagi. Dia udah menjelma jadi seorang gadis. Usianya baru 5 tahun tapi pemikirannya benar-benar membuatku kelimpuhan sendiri kalau menjawab pertanyaannya," seru Catherine.
"Ah aku kangen sekali dengannya. Terakhir ketemu dia masih usia 3 tahun. Sekarang udah 5 tahun aja," kekehnya.
"Kau menghilang begitu saja selama 2 tahun," seru Catherine.
"Ya, kalau aku tidak pergi maka nyawa Ibuku dan juga aku akan selalu terancam. Tetapi pria itu, sungguh dia adalah pahlawan untuk kehidupan kami," seru Evelyn tersenyum membayangkan sosok pria itu.
"Apa kau sudah bertemu dengannya?" tanya Catherine.
"Sudah. Oh God. Mungkin ini yang namanya takdir, ternyata kamar apartement dia deketan sama aku. Terhalang satu kamar saja. Aku benar-benar bahagia," seru Evelyn.
"Sepertinya statusmu sebentar lagi akan berubah dan meninggalkan kelajanganmu," kekeh Catherine.
"Semoga saja Cath," kekehnya tersenyum merekah.
***
TBC...
08-04-2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rose Mustika Rini
waduh sekarang yg direbutkan laki2 nya
2020-10-27
0
Alya Alghazali
heyy Eveline orang nya bapake mine
2020-10-01
0
Fani Tsao
walahhhh
2020-09-27
0