Dinner With Azka 4

"Malem banget pulangnya? Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Jenny yang terlihat sedang duduk menyender di tempat tidurnya. "Aku khawatir terjadi apa-apa sama kamu" kata Jenny lagi seraya bangkit untuk membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

"Aku transfer balik ya uang kamu" kata Safa yang langsung duduk di tempat tidurnya setelah menyimpan sling bag miliknya di meja belajar.

"Kenapa? Gak jadi di pake?" Tanya Jenny sambil mengernyitkan dahinya. Namun Safa tak menjawab pertanyaan Jenny. Dia tampak sibuk dengan handphone di tangannya.

"Done" kata Safa lagi seraya menyimpan ponsel miliknya di nakas yang terletak di samping tempat tidurnya.

"Kamu belum jawab pertanyaanku" gerutu Jenny kesal.

"Sabar, aku ke kamar mandi dulu mau bersih-bersih. Abis itu aku janji bakal cerita sama kamu" jawab Safa yang langsung pergi menuju toilet. Jenny yang tak sabar mendengar ceritanya mengekor di belakang Safa.

"Jadi gimana?" Tanya Jenny dari balik pintu kamar mandi yang kini tertutup rapat. Namun tak ada jawaban dari Safa. Hanya suara air yang terdengar, membuat Jenny kembali mendudukan dirinya di tempat tidur. "Safa, lama banget sih" teriak Jenny lagi. Membuat safa menggeleng di dalam kamar mandi sambil membayangkan wajah sahabatnya saat sedang kesal.

"Sabar donk" kata Safa yang saat ini sudah keluar dari kamar mandi. Safa kemudian mendudukan dirinya di atas tempat tidur miliknya.

"Jadi gimana ceritanya?" Gerutu Jenny lagi tak sabaran.

"Tadi Azka ngajak aku makan" kata Safa. Jenny tampak melotot mendengar kalimat yang di lontarkan Safa. "Awalnya sih kemaren malam, saat aku pulang dari perpustakaan. Gak sengaja aku ketemu dia di jalan. Terus dia ngajak aku makan kemaren, cuma aku tolak. Nah tadi dia ngajak aku makan lagi. Awalnya sih sempat ragu, cuma aku gak enak juga kalau harus nolak lagi" celoteh safa.

"Terus... Terus?" Tanya Jenny yang begitu antusias mendengar cerita Safa.

"Iya akhirnya aku 'iya' in aja ajakan makan malamnya. Katanya sih mau ngomong hal penting"

"Dia ngomong apa?"

"Gak ngomong apa-apa. Dia cuma bilang pengen lebih kenal deket aja sama aku. Udah itu aja"

"Hmm, terus?" Jawab Jenny begitu antusias. "Nampaknya dia jatuh hati sama kamu" lanjutnya lagi lebih pada dirinya sendiri.

"Ih ngaco deh. Mana mungkin" jawab Safa sambil mengernyitkan dahinya lantas dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Terus ceritanya gimana?" kata Jenny lagi yang tak menghiraukan kilahan Safa.

"Awalnya aku ngajak dia makan di warung mie yang ujung jalan itu..."

"Hahahah, aneh kamu ini. Emang dia mau?"

"Gak mau. Dia malah ngajak ke Genesis"

"Genesis? Cafe orang-orang kaya itu?" Tanya Jenny dengan mata terbelalak.

"Iya. Aku udah deg-degan kan. Sebelum masuk cafe aja, aku udah gemetaran. Uang aku mana cukup untuk makan di tempat mewah itu. Jadi aku cuma pesen lemon tea aja"

"Jadi kamu belum makan dong sekarang? Itu aku masih ada..."

"Ceritanya belum beres"

"Iya terus gimana?"

"Nah dia dengan muka datar pesen donk makanan dari mulai Appetizer, main course, sama dissertnya masing-masing 2 porsi. Sama minuman aneh gitu yang mahalnya ampun-ampunan, padahal rasanya malah rada pait sama panas di tenggorokan"

"Jadi dia yang pesenin semuanya?"

"Iya. Pas aku itung pesenan dia yang buat aku harganya hampir 1 juta. Belum tax and servicenya"

"Tapi yang bayarin makanan akhirnya si Azka itu kan?"

"Iya. Cuma aku gak enak sama dia. Masa dia bayarin aku makan semahal itu. Sayangkan uangnya. Uang segitu bisa buat uang makan aku 1 bulan kali. Jadi rencananya aku mau bayar sendiri makananku. Tapi ya dia nolak"

"Hmm, jadi ceritanya kalian datting nih?" Goda Jenny seraya memamerkan cengir kudanya.

"Hah" kata safa dengan mata terbelalak. " Enggak lah. Itu cuma makan malem biasa" kata safa lagi.

"Safa, kamu tuh polos banget sih kalau urusan begini. Kamu tuh ya, kalau..." Suara Jenny terhenti mendengar dering ponsel Safa tanda pesan WhatsApp masuk. Safa lantas meraih benda kecil itu di atas nakas. Matanya terbelalak melihat notif pesan di layar ponsel miliknya.

"WhatsApp dari Azka" kata Safa seraya memalingkan wajahnya dari layar ponsel.

Azka : Udah tidur?

1 menit... 2 menit... 3 menit...

Safa tak menjawab pesan dari Azka. Wajahnya masih terlihat bingung.

"Apa katanya?" Tanya Jenny.

"Dia nanya udah tidur apa belum" kata safa yang tak memalingkan wajahnya dari layar ponsel.

"Bales donk. Koq diem aja" kata Jenny lagi.

"Bales apa?" tanya Safa sambil menatap wajahnya.

"Bales kalau kamu udah tidur" jawab Jenny yang mulai kesal dengan sikap polos Safa.

"ihh, mana mungkin lah orang yang udah tidur bisa ngetik pesan" kata Safa dengan wajah mengkerut.

"Iya itu tau jawabannya, malah nanya. Gimana sih?"

"hmm, hehehe"

"kamu tuh polos banget sih. Sampe sekarang aja belum pernah ngerasain pacaran. Padahal nih ya, pacaran itu bisa bikin kita makin semangat belajar. Jadi inget sama si Bara, yang ngejar-ngejar kamu 5 bulan yang lalu. Tapi malah...." Ucapan Jenny menguap begith saja di udara. Seolah tak terdengar. Karena dirinya saat ini sedang sibuk menggerakan jempolnya untuk menari di atas layar ponsel untuk membalas pesan Azka.

Safa : Belum. Ada apa?

Azka : Gak apa-apa. Ganggu ya?

Safa : Gak koq. Kamu udah sampe?

Azka : Ini baru sampe. Besok aku jemput lagi ya.

Safa : Harus besok?

Azka : Emang kenapa kalau besok? Kamu udah punya janji sama orang lain?

Safa : Gak.

Azka : Ya udah besok ya aku jemput kamu lagi di perpustakaan.

Safa : iya

"Safa, tadi tadi senyum-senyum sendiri" gida Jenny. "Kayaknya ada yang jatuh cinta nih" godanya lagi.

"Ih, apaan sih. Gak ah. Aku gak mungkin sama dia. Aku sama dia itu ibarat bumi sama langit. Gak akan bisa bersatu"

"Tapi bisa bersama kan?" Goda Jenny lagi.

"Ih kamu ya" kata Safa dengan wajah yang mulai memerah. "Tidur sana, besok subuh kerja kan?" Lanjut Safa lagi yang di jawab dengan tawa ledekan dari Jenny.

Safa dan Jenny kemudian merebahkan badannya di tempat tidur masing-masing. Namun Safa masih tak dapat memejamkan mata. Berbagai fikiran menyelimutinya. Terlebih tentang Azka yang selalu mengusik fikirannya. "Apa dia mulai menyukai Azka?" Tentu saja tidak. Dia tak akan mau berpacaran sebelum menyelesaikan pendidikannya di SMA. Apalagi pada pria yang bernama Azka, yang notabene semua orang tau jika Azka Imam Haqiqi adalah seorang bad boys yang kerap kali berganti pacar semaunya sendiri. Safa tentu saja tak ingin menghancurkan hatinya untuk mencintai pria yang salah seperti Azka itu.

Terpopuler

Comments

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

visualnya doong athooor 🙏🙏🙏🙂🌹

2021-01-03

4

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

visualnya doong athooor 🙏🙏🙏🙂🌹

2021-01-03

3

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

halo thor aku mampir dan memberikan like
dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️

2020-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan 1
2 Pertemuan 2
3 Tentang Azka
4 Tentang Azka 2
5 Dinner with Azka 1
6 Dinner With Azka 2
7 Dinner With Azka 3
8 Dinner With Azka 4
9 Dinner With Azka 5
10 Gagal Total
11 Gagal Total 2
12 Terjebak
13 Terjebak 2
14 Kencan Kedua
15 Kencan Kedua 2
16 Hampir Saja...
17 Permainan Dinda
18 Love is Cinta
19 Apa berhak Marah?
20 Apa Berhak Marah? 2
21 Apa Berhak Marah 3
22 2 Malam Bersama
23 2 Malam Bersama bag. 2
24 Penyelesaian
25 Cinta?
26 Cinta? 2
27 Go home
28 Go Home 2
29 Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30 Luka Ini Milikku
31 Tertangkap Basah
32 Tertangkap Basah 2
33 Penyelesaian Yang Merugikan
34 Penyelesaian Yang Merugikan 2
35 Penyelesaian Yang Merugikan 3
36 Dunia Memang Sempit
37 Isi Surat Perjanjian
38 Hati Yang Indah
39 Terimakasih
40 Visual Tokoh
41 Rencana di Dalam Rencana
42 Hari kedua di rumah Azka
43 Tingkah Dinda
44 Kekhawatiran yang Berlebih
45 Terlalu Berlebihan kah?
46 Keluarga Baru
47 Dewi Fortuna sedang memihak
48 Taktik Dinda
49 Taktik Dinda 2
50 Anak siapa?
51 Pengalaman Pertama
52 Nego Gaji
53 Kaliya
54 Pesan Ayah
55 Ancaman Dinda
56 Kiriman Paket
57 Paket Misterius
58 Paket Misterius 2
59 Sahabat Baik
60 Somethings not right
61 Mama Mertua
62 Terkuak
63 Kebahagiaan Azka
64 Kekhawatiran
65 Selamat Jalan Ayah
66 Air Mata Safa
67 Air Mata Safa 2
68 Air mata Safa 3
69 Mencoba Bangkit
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Pertemuan 1
2
Pertemuan 2
3
Tentang Azka
4
Tentang Azka 2
5
Dinner with Azka 1
6
Dinner With Azka 2
7
Dinner With Azka 3
8
Dinner With Azka 4
9
Dinner With Azka 5
10
Gagal Total
11
Gagal Total 2
12
Terjebak
13
Terjebak 2
14
Kencan Kedua
15
Kencan Kedua 2
16
Hampir Saja...
17
Permainan Dinda
18
Love is Cinta
19
Apa berhak Marah?
20
Apa Berhak Marah? 2
21
Apa Berhak Marah 3
22
2 Malam Bersama
23
2 Malam Bersama bag. 2
24
Penyelesaian
25
Cinta?
26
Cinta? 2
27
Go home
28
Go Home 2
29
Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30
Luka Ini Milikku
31
Tertangkap Basah
32
Tertangkap Basah 2
33
Penyelesaian Yang Merugikan
34
Penyelesaian Yang Merugikan 2
35
Penyelesaian Yang Merugikan 3
36
Dunia Memang Sempit
37
Isi Surat Perjanjian
38
Hati Yang Indah
39
Terimakasih
40
Visual Tokoh
41
Rencana di Dalam Rencana
42
Hari kedua di rumah Azka
43
Tingkah Dinda
44
Kekhawatiran yang Berlebih
45
Terlalu Berlebihan kah?
46
Keluarga Baru
47
Dewi Fortuna sedang memihak
48
Taktik Dinda
49
Taktik Dinda 2
50
Anak siapa?
51
Pengalaman Pertama
52
Nego Gaji
53
Kaliya
54
Pesan Ayah
55
Ancaman Dinda
56
Kiriman Paket
57
Paket Misterius
58
Paket Misterius 2
59
Sahabat Baik
60
Somethings not right
61
Mama Mertua
62
Terkuak
63
Kebahagiaan Azka
64
Kekhawatiran
65
Selamat Jalan Ayah
66
Air Mata Safa
67
Air Mata Safa 2
68
Air mata Safa 3
69
Mencoba Bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!