Tentang Azka 2

Seandainya saja Safa dapat membuka sedikit saja matanya, puluhan cowok sudah mengantri di hadapannya dengan harapan ingin menjadi kekasihnya.

"Jen, aku ke perpus dulu ya. Miss Betty pasti sudah menunggu" kata Safa sambil menyelendangkan tas kecil di bahunya. Jenny hanya menganggukan kepala seraya tersenyum.

Dalam perjalanan dari Asrama menuju perpustakaan umum fikiran Safa di penuhi berbagai pertanyaan tentang Azka. "Kenapa Azka mencarinya? Apa Azka marah padanya karena dia berhasil mengalahkan Azka dalam LKIR? Apa yang Azka akan bicarakan padanya?" Semua pertanyaan itu menuntut jawaban. Yang mungkin jawabannya akan sangat mudah, jika saja Safa memijit nomor Azka. Namun dia tak ingin melakukannya.

Miss Betty tampak sedang sibuk mengeluarkan berdus-dus buku dan kemudian memilahnya sesuai dengan jenis dan genrenya. Saat dia masuk ke dalam ruang perpustakaan.

"Good night, miss" sapanya saat pertama menginjakan kaki di ruang yang lebih kecil tempat petugas perpustakaan.

"Ya" jawab Miss Betty seraya meliriknya sebentar kemudian kembali focus pada buku-buku di dalam kardus.

Lantas Safa menaruh tasnya di meja kecil yang ada di sudut ruangan yang biasanya lengang, kini di penuhi berdus-dus buku baru. Yang sebagian masih di segel dengan lakban.

"Mata saya sudah mulai berair karena sedari tadi membaca sinopsis novel" kata miss Betty seraya melemparkan pandangannya pada Safa. Safa tertawa mendengar keluhan Miss Betty.

"Biar saya aja. Miss Betty bisa beristirahat dulu. Saya juga sudah siapkan kartu peminjamannya dan sampulnya pun sudah saya potong dalam beberapa ukuran" kata Safa yang kemudian mendudukan dirinya di lantai. Tangannya lantas sibuk mengambil buku-buku yang berjejer rapih di dalam dus.

"Oh ya? Kapan kamu melakukannya?" Tanya miss Betty dengan wajah senang sekaligus tak percaya.

"Sudah sejak sebulan yang lalu miss. Saat anda mengatakan akan datang ratusan buku baru. Setiap hari saat saya menjaga perpustakaan, saya membuat kartu dan sampulnya. Agar saat buku ini tiba, tak perlu repot lagi"

"Good girls" jawab Miss Betty seraya mengacungkan dua jempolnya. Safa hanya tersenyum sambil menatap wajah miss Betty, namun sedetik kemudian kembali memilah-milah buku yang ada di hadapannya.

Sekitar pukul 11 malam, pertempurannya dengan buku memasuki babak selanjutnya. Yaitu membungkus buku-buku itu dengan sampul plastik dan menempel kartu peminjam di halaman terakhir buku.

"Sudah semua?" Tanya Miss Betty pada Safa yang masih duduk diantara tumpukan buku.

"Sudah" jawab Safa singkat. Dengan anggukan kepala miss Betty mengajak safa untuk segera berdiri, safa yang memang sudah sangat faham, segera bangkit. Melangkah dengan kaki tergesa menuju pintu keluar perpustakaan yang di susul oleh Miss Betty. Hari ini begitu sangat melelahkan bagi Safa. Namun tak terdengar keluhan sedikitpun yang keluar dari bibir mungilnya. Seberat apapun pekerjaannya, Safa selalu menghiasi wajahnya dengan senyuman. Itu pula yang membuat Miss Betty menyukai Safa.

"Good night, Safa" kata Miss Betty setelah berhasil mengunci pintu perpustakaan.

"Good night too" jawab Safa dengan senyum mengembang di wajahnya.

Mereka berpisah di depan pintu masuk perpustakaan. Dengan langkah tergesa Safa berjalan menuju gerbang asrama. Malam memang sudah sangat larut. Namun jalanan di pusat kota Gilbar, ibu kota negara Alexander masih ramai dengan lalu lalang mobil dan juga beberapa para pejalan kaki. Kota ini memang tidak pernah tidur. Apalagi hari ini weekend. Akan lebih ramai dari hari-hari biasa.

Hingga langkah Safa berhenti, saat sebuah mobil sport warna merah metalic berhenti persis disampingnya. Wajah menoleh ke arah mobil sport itu. Matanya menangkap sosok Azka yang turun dari balik kemudi mobil, yang kemudian berjalan mendekatinya.

"Safa..." Kata Azka saat mereka berjarak beberapa meter saja.

"Iya, Azka" jawab Safa dengan mengembangkan senyuman di wajahnya.

"Apa saya mengganggu?" Tanya Azka sambil memperhatikan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Oh tidak juga" jawab Safa masih dengan wajah tersenyum. "Saya baru pulang dari perpustakaan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Perpustakaan?" Tanya Azka dengan wajah yang mengernyit bingung. "Bukankah perpustakaan tutup jam 8 malam?" Lanjutnya lagi.

"Oh iya. Saya kebetulan bekerja disana. Dan hari ini banyak buku baru yang datang. Membuat saya haru bekerja hingga larut" jawab Safa lagi.

"Oh, oke" kata Azka sambil menganggukan kepalanya. "Sudah makan malam?" Tanya Azka lagi. "Mungkin kamu punya waktu untuk menemaniku makan malam?" Lanjut Azka.

"Maaf, Azka. Malam sudah semakin larut. Jam 12 gerbang Asrama akan di kunci. Jadi saya harus segera pulang" jawab Safa jujur.

"Oh, oke. Besok bisa?" Tanya Azka lagi.

"Sebetulnya besok saya masih banyak pekerjaan di perpustakaan. Mungkin, jika bisa saya selesaikan sebelum pukul 8..." Kalimatnya terhenti.

"Bisa?" Tanya Azka setengah memaksa.

"If Allah willing" jawabnya seraya tersenyum.

"Oh ya, saya sudah menitipkan no ponsel saya pada Jenny. Apa kamu sudah menerimanya?"

"Oh ya sudah" Jawab Safa. "Tapi saya, tak berani menelpon kamu" lanjut Safa lagi dengan wajah yang serba salah.

"Kenapa?" Tanya Azka. Namun Safa tak menjawab kalimatnya. "Oke, boleh saya tau berapa nomor ponselmu? Biar saya yang hubungi kamu" kata Azka akhirnya setelah menyadari Safa tak dapat menjawab kalimatnya tadi. Lantas Safa menyebutkan deretan angka pada Azka. Yang kemudian Azka mencatatnya di phonebook ponselnya. Sambil menyebutkan kembali deretan angka yang tadi telah di sebutkan Safa.

"Maaf, sebentar lagi gerbang akan di tutup. Saya harus segera ke asrama, selamat malam" kata Safa sambil berlalu dari hadapan Azka yang sebelumnya telah menganggukan kepala untuk menjawab kalimat terakhir Safa.

Waktu sudah menunjukan pukul 11:39 malam, membuat Safa bergegas pergi dari hadapan Safa. Jarak menuju asrama dari tempatnya tadi berdiri memang lumayan jauh. Sekitar 20 menit bila di tempuh dengan berjalan kaki.

Beruntung, penjaga Asrama baru akan menutup gerbangnya saat Safa sampai di depan gerbang. Dengan nafas tersenggal Safa menyapa penjaga gerbang itu dan kemudian kembali berlari menuju kamarnya di lantai 2. Fikirannya memang masih di penuhi oleh fikiran tentang Azka, Bagaimana tidak? Azka adalah cowok paling populer di sekolahnya yang dapat membius semua wanita untuk jatuh hati pada Azka malah memintanya untuk makan malam bersama. Apa ini mimpi? Safa memang tak seperti wanita lain yang selalu berusaha tampil terbaik di depan Azka, agar pria itu memperhatikan mereka. Namun tetap saja, semua tentang Azka memenuhi fikirannya. Apalagi pembicaraannya tadi sore dengan Jenny, membuatnya semakin bertanya-tanya. Namun semua fikiran itu segera di tepisnya. Safa tak ingin berlarut-larut dalam fikirannyang akan merusak konsentrasinya dalam mempertahankan beasiswa full AIS. Tidak akan. Dan tidak boleh terjadi.

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

💞💞💞💞💞

2021-01-27

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

jejak..jejak..jejak..🐾🐾🐾

2021-01-15

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

semangat 👍🏻

2021-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan 1
2 Pertemuan 2
3 Tentang Azka
4 Tentang Azka 2
5 Dinner with Azka 1
6 Dinner With Azka 2
7 Dinner With Azka 3
8 Dinner With Azka 4
9 Dinner With Azka 5
10 Gagal Total
11 Gagal Total 2
12 Terjebak
13 Terjebak 2
14 Kencan Kedua
15 Kencan Kedua 2
16 Hampir Saja...
17 Permainan Dinda
18 Love is Cinta
19 Apa berhak Marah?
20 Apa Berhak Marah? 2
21 Apa Berhak Marah 3
22 2 Malam Bersama
23 2 Malam Bersama bag. 2
24 Penyelesaian
25 Cinta?
26 Cinta? 2
27 Go home
28 Go Home 2
29 Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30 Luka Ini Milikku
31 Tertangkap Basah
32 Tertangkap Basah 2
33 Penyelesaian Yang Merugikan
34 Penyelesaian Yang Merugikan 2
35 Penyelesaian Yang Merugikan 3
36 Dunia Memang Sempit
37 Isi Surat Perjanjian
38 Hati Yang Indah
39 Terimakasih
40 Visual Tokoh
41 Rencana di Dalam Rencana
42 Hari kedua di rumah Azka
43 Tingkah Dinda
44 Kekhawatiran yang Berlebih
45 Terlalu Berlebihan kah?
46 Keluarga Baru
47 Dewi Fortuna sedang memihak
48 Taktik Dinda
49 Taktik Dinda 2
50 Anak siapa?
51 Pengalaman Pertama
52 Nego Gaji
53 Kaliya
54 Pesan Ayah
55 Ancaman Dinda
56 Kiriman Paket
57 Paket Misterius
58 Paket Misterius 2
59 Sahabat Baik
60 Somethings not right
61 Mama Mertua
62 Terkuak
63 Kebahagiaan Azka
64 Kekhawatiran
65 Selamat Jalan Ayah
66 Air Mata Safa
67 Air Mata Safa 2
68 Air mata Safa 3
69 Mencoba Bangkit
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Pertemuan 1
2
Pertemuan 2
3
Tentang Azka
4
Tentang Azka 2
5
Dinner with Azka 1
6
Dinner With Azka 2
7
Dinner With Azka 3
8
Dinner With Azka 4
9
Dinner With Azka 5
10
Gagal Total
11
Gagal Total 2
12
Terjebak
13
Terjebak 2
14
Kencan Kedua
15
Kencan Kedua 2
16
Hampir Saja...
17
Permainan Dinda
18
Love is Cinta
19
Apa berhak Marah?
20
Apa Berhak Marah? 2
21
Apa Berhak Marah 3
22
2 Malam Bersama
23
2 Malam Bersama bag. 2
24
Penyelesaian
25
Cinta?
26
Cinta? 2
27
Go home
28
Go Home 2
29
Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30
Luka Ini Milikku
31
Tertangkap Basah
32
Tertangkap Basah 2
33
Penyelesaian Yang Merugikan
34
Penyelesaian Yang Merugikan 2
35
Penyelesaian Yang Merugikan 3
36
Dunia Memang Sempit
37
Isi Surat Perjanjian
38
Hati Yang Indah
39
Terimakasih
40
Visual Tokoh
41
Rencana di Dalam Rencana
42
Hari kedua di rumah Azka
43
Tingkah Dinda
44
Kekhawatiran yang Berlebih
45
Terlalu Berlebihan kah?
46
Keluarga Baru
47
Dewi Fortuna sedang memihak
48
Taktik Dinda
49
Taktik Dinda 2
50
Anak siapa?
51
Pengalaman Pertama
52
Nego Gaji
53
Kaliya
54
Pesan Ayah
55
Ancaman Dinda
56
Kiriman Paket
57
Paket Misterius
58
Paket Misterius 2
59
Sahabat Baik
60
Somethings not right
61
Mama Mertua
62
Terkuak
63
Kebahagiaan Azka
64
Kekhawatiran
65
Selamat Jalan Ayah
66
Air Mata Safa
67
Air Mata Safa 2
68
Air mata Safa 3
69
Mencoba Bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!