Azka Imam Haqiqi
Dia masih menunggu Safa di ruang tunggu perpustakaan umum tempat Safa bekerja. Sambil berharap-harap cemas, kalau saja permintaan izin Safa pada Miss Betty untuk bolos di tolak Miss Betty.
15 Menit kemudian Safa muncul dari dalam ruang petugas perpustakaan di ikuti Miss Betty di belakangnya. Membuatnya refleks berdiri.
"Hanya untuk kali ini saya mengijinkan Safa untuk bolos. Tidak ada di kemudian hari" kata Miss Betty memperingatkan Azka dengan tatapan sedikit marah.
"Iya miss. Saya ada perlu sama Safa" jawabnya hormat.
Ya sebenarnya bisa saja dia balik membentak Miss Betty dengan kelancangannya berkata dengan nada bicara yang terdengar marah. Karena sudah jelas, siapa dia. Dan semua orang tau. Itu juga yang membuat semua guru ataupun jajarannya tak ada yang berani menolak permintaannya. Namun dia tak pernah melakukannya.
"Miss, kami pamit. Terimakasih sudah mengijinkan" katanya seraya mengembangkan sebuah senyuman. Yang hanya di jawab dengan anggukan kepala oleh Miss Betty.
"Kita mau kemana? Ada hal penting apa yang ingin kamu bicarakan? Aku gak enak tadi sama Miss Betty harus izin mangkir dari kewajibanku. Azka, ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya ya" Safa membuka pembicaraan sesaat setelah Azka melajukan mobilnya.
"Iya" jawabnya sambil tersenyum. "Aku baru tau kalau kamu bisa juga bicara sepanjang itu. Biasanya cuma 1 2 kata aja" lanjutnya lagi sambil terkekeh. Jelas saja dia berusaha menggodanya.
"Ehhh..." Kata Safa sambil menundukan wajahnya. "A..aku.. hmm.. Maksud aku..." Safa kembali berbicara dengan terbata. Malu sekaligus bingung.
"Kamu gak usah salah tingkah gitu kali. Aku suka koq kamu yang kayak tadi. Dari pada cuma diem aja kayak gini.." Jawabnya sambil mengu lum senyum.
"Jawab pertanyaan aku" kata Safa yang semakin menundukan wajahnya.
"Jawab apa?" Tanyanya yang terus saja berusaha menggodanya.
"Yang tadi.."
"Yang tadi, yang mana?"
"Kita mau kemana? Ada hal penting apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Oke. Pertama kita mau ke mall dulu, ab..."
"Ke mall ngapain?"
"Aku jawab yang mana dulu nih? Pertanyaan yang tadi atau barusan?"
"Yang barusan"
"Mau beli baju buat ganti. Aku gak mungkin kan berkeliaran di luar jam sekolah masih pake seragam? Nah abis itu kita ke Central Park. Terus..."
"Ke Central Park?" Tanya Safa heran. "Yang di Geneva itu?" Lanjutnya lagi.
"Iya, memangnya Central Park ada berapa biji sih?" Dia balik bertanya.
"Itu kan jauh"
"Kalau jauh kenapa?"
"Aku bisa telat pulang ke Asrama. Aku gak mau di hukum karena pulang telat"
"Ya udah kita gak usah jadi ke Central Park nya. Kalau gitu kita ke mall aja. Terus makan junk food. Gimana?"
"Iya. Terserah"
____________________________________________
Safa Zaina
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, menuju mall terlengkap dan terbesar di Gilbar. Selama dia tinggal di kota ini, pernah tiga kali dia masuk ke dalam mall itu, pertama hanya untuk jalan-jalan dengan Jenny dan melihat-lihat. Kedua kali saat dia mengantar Annisa untuk mengambil baju pesanan nissa di butik langganan keluarga annisa, setahun yang lalu saat ada acara prom nite di sekolah. Ketiga kalinya, saat Miss betty menyuruhnya mengambil pesanan kue ulang tahun anaknya. Dan yang ke 4 adalah saat sekarang.
Azka menghentikan mobilnya tepat di pintu masuk mall, karena mall ini dilengkapi valet parking. Jadi Azka cukup hanya memberhentikan mobilnya di lobby mall, setelah petugas valet yang akan mengurusnya.
Awalnya dia sempat bertanya-tanya namun hanya sebatas dalam hatinya saja. "Apa setiap orang kaya mendapatkan fasilitas spesial dimanapun?"
Dia dan Azka melangkah beriringan masuk ke dalam mall. Pertama, Azka mengajaknya memasuki sebuah store dengan tulisan brand yang terlihat besar di atas pintu masuk store itu. Brand yang iklannya selalu di lihat di bill board besar di setiap persimpangan jalan.
Store ini menjual berbagai macam baju pria dan wanita juga tas dan sepatu yang semua barang terlihat sangat bagus sekaligus memanjakan mata. Tak banyak pengunjung di store itu. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang memilih barang. Tapi dia tak heran, karena setiap dia datang ke mall ini, store ini memang tak pernah ramai pengunjung.
"Aku cari baju dulu ya. Kamu mau ikut aku ke dalem sana, atau mau melihat-lihat disini?" Tanya Azka padanya saat matanya mulai menari memperhatikan setiap barang yang ada di store itu.
"Ehh, emh... Aku temenin kamu aja boleh?" Tanyanya sedikit ragu.
"Itu yang aku inginkan" jawab Azka sambil mengembangkan sebuah senyuman. Tanpa dia duga sebelumnya, jika Azka menarik tangannya untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih dalam.
Setelah Azka menemukan rak tempat kaos pria di gantung azka melepaskan genggaman di tangannya. Dan kemudian mulai menyibakkan satu demi satu baju kaos itu. Sementara dia masih setia menunggu dan duduk di bangku panjang yang di sediakan store itu.
Setelah cukup lama memilih, Azka menunjukan 3 baju padanya. Kemudian berkata
"Bagus mana?" Tanya Azka sambil menatap wajahnya.
"Semua bagus" jawabnya sambil memperhatikan satu persatu baju yang Azka tunjukan padanya.
"Aku cocok pake yang mana?" Tanyanya lagi.
"Yang putih bagus. Sederhana, tapi berkelas. Design gambarnya pun simple, unik" lanjutnya sambil memperhatikan setiap detail baju kaos yang berwarna putih.
"Mba aku ambil yang warna putih ini ya" kata Azka sambil menunjukan baju yang di maksudnya, dan kemudian menyerahkan ke tiga bajunya pada penjaga toko yang menurutnya lebih cocok menjadi pramugari. Dengan baju rok ketat di atas lutut, blezer dengan warna yang selaras juga syal pita leher ala pramugari tak lupa high hills yang sangat tinggi.
Azka pergi ke rak lain, dan kembali memilih jelana jins yang tergantung di rak yang dekat dengan etalase kaca yang mempertontonkan tas wanita yang sangat memanjakan setiap mata yang memandangnya.
Satu persatu dia memperhatikan deretan tas itu. Pandangannya tertuju pada tas back pack warna hitam berbahan kulit dengan logo brand dari besi berwarna gold.
Kali ini dia jatuh cinta pada tas back pack itu dan mulai memberanikan diri untuk mencoba membuka etalase kaca di depannya.
"Maaf nona, bisa saya bantu?" Tanya seseorang yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya.
"Ehhh..." Katanya gugup. "Maaf..." Katanya sembari hendak membalikkan badannya. Tak jadi menyentuh tas itu. Dia memang sangat menginginkan tas itu menjadi miliknya. Tapi bukan untuk sekarang. Minggu depan setelah menerima gaji dari miss betty, dia akan kembali kesini.
"Maaf nona, jika saya mengagetkan anda. Saya hanya berusaha membantu anda" jawab pelayan itu buru-buru. Dia kembali membalikan badannya.
"Saya ehmm. Saya mau liat yang itu. Hanya liat tapi. Untuk mengetahui harganya berapa. Saya baru punya uang minggu depan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
BELVA
datang membawa like banyak untuk mu
2021-02-03
0
pinnacullata pinna
wah di beliin nih kek nya
btw aku mampir dan memberikan like
dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️
2020-12-30
3
Christ
Kapan jadiannya mereka?
2020-12-21
2