Tentang Azka

Safa sedang duduk di meja belajarnya, ketika Jenny masuk ke dalam kamar. Tugas Mr Anggoro membuatnya berkonsentrasi penuh dengan angka dan rumus di hadapannya. Hingga Safa tak menyadari kedatangan Jenny teman sekamarnya.

"Serius amat" kata Jenny sembari menepuk bahunya pelan.

"Ehh" kata Safa sembari mendongakkan kepalanya. "Aku kirain belum pulang. Tumben pulang cepet. Biasanya masih di kantin jam segini?" Tanya Safa lagi yang kemudian pandangannya kembali focus pada angka yang berderet rapih di buku tugasnya.

"Ini kan hari Sabtu. Sekolah bubar jam 12" Jawab Jenny seraya mengambil handuknya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Selain bersekolah, Jenny juga bekerja paruh waktu di kantin sekolah AIS. Sehabis pulang sekolah, Jenny akan mengambil alih pekerjaan mencuci perabotan dan membersihkan ruang kantin. Dia pula lah yang bertugas belanja di supermarket untuk olahan besok. Jenny biasanya akan berangkat ke kantin sekolah jam 3 pagi, lanjut sekolah dan setelah pulang sekolah dia akan kembali ke kantin. Dan akan pulang selepas pukul 18:30.

Sementara Safa bekerja paruh waktu di perpustakaan sekolah yang juga di buka untuk umum. Setiap hari sepulang sekolah Safa akan membantu Miss Betty di perpustakaan. Membantunya menulis semua peminjam buku, dan juga merapihkan buku dan menyusunnya di dalam rak yang berjajar rapih sesuai dengan genre nya. Perpustakaan ini memiliki ribuan judul buku. Dari mulai sastra, pengetahuan, hingga novel terkenal dari berbagai negara. Dengan upah yang tentunya cukup untuk memenuhi kebutuhan Safa selama tinggal di Asrama. Tentunya juga dengan hidup sangat berhemat. Safa dan Jenny memang tidak terlahir dari keluarga berada. Mereka tinggal dan bersekolah di AIS dengan penuh perjuangan selama 9 tahun sebelumnya. Dengan mendapatkan peringkat pertama di kelas setiap semester, membuat mereka mempunyai kesempatan untuk mengikuti seleksi ujian masuk AIS dengan jalur Beasiswa Full.

Hampir semua siswa dan siswi yang tinggal di asrama memiliki pekerjaan sampingan. Karena sebagian besar penghuni asrama berasal dari keluarga yang berkecukupan saja. Mereka semua hanya mengandalkan beasiswa untuk dapat menuntut ilmu di AIS. Beasiswa yang di berikan kepada murid berprestasi di AIS hanya pembebasan biaya sekolah, dan juga asrama. Mereka tak di berikan uang saku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Biaya hidup di ibu kota negara ini cukup mahal. Di bandingkan dengan biaya hidup di daerah tempat mereka berasal, bisa berkali-kali lipat besarnya.

"Kamu gak ke perpus?" Tanya Jenny yang sudah selesai mandi.

"Tadi miss betty suruh aku pulang. Baru nanti malem tempur lagi sama ribuan buku di perpus. Hari ini ada 200 judul buku baru yang dateng. Jadi nanti malem sepertinya aku akan pulang sangat larut" jawab Safa seraya menutup buku tugasnya dan kemudian membalikan tubuhnya ke arah Jenny.

"Hmm" guman Jenny. "Oh iya hampir lupa, tadi aku ketemu ma Azka di kantin. Terus dia nanyain kamu. Kamu kenal?" Tanya Jenny seraya menatap Safa dengan tatapan ingin tahu.

"Azka yang kakak kelas itu kan?" Safa balik bertanya.

"Iya. Kamu kenal?"

"Beberapa hari lalu aku gak sengaja nabrak dia di depan UKS"

"Beruntung banget kamu di tanyain ma Azka?"

"Lha emangnya kenapa?"

"Kamu beneran gak tau siapa Azka?"

"Siapa emang?" Tanya Safa sambil membereskan buku di meja belajarnya. Sebenarnya dia tak terlalu ingin tahu siapa Azka. Namun rasanya tak akan enak saja jika dia tak menanggapi Jenny.

"Dia itu anak Pak Suyoto. Penyumbang dana terbesar di yayasan ini. Dia punya 1 kakak laki-laki, cuma katanya udah meninggal saat si Azka ini masih kecil. Jadilah dia anak tunggal"

"Pak Suyoto pemilik PT Berlian Group? Orang terkaya no 1 di Alexander?" Kini Safa mulai membalikan badannya pada Jenny yang seolah sangat berapi-api menjelaskan latar belakang keluarga Azka.

"Ya betul sekali. Selain kaya, dia juga pinter. Cuma..." Kata Jenny yang kemudian menggantungkan kalimatnya.

"Cuma apa?" Tanya Safa penasaran.

"Bad boys"

"Maksudnya?"

"Ceweknya lusinan. Ganti pacar kayak ganti baju aja. Rebbeca, Alena, Nindia, Maya, Jihan, terus hmm..." Jenny menghentikan kalimatnya. Dahinya mengkerut seolah sedang mengingat sesuatu. "Mega, Cecilia, Rubby, Ghea, Zenita, Rhea, Anggita..."

"Itu semua pacarnya Azka?" Tanya Safa yang memotong pembicaraan Jenny.

"Yes. And any more"

"Realy? Terus mereka semua tau?"

"Maksudnya?"

"Iya tahu kalau mereka di selingkuhin sama banyak gadis"

"Ahhh, itu udah jadi rahasia umum kali"

"Aneh, koq mau ya? Pacaran sama cowok yang bad boys gitu. Malah bukannya bikin sakit hati?" Tanya Safa seraya menggelengkan kepalanya.

"Ya, secara lah pewaris tunggal kerajaan Pak suyoto yang hartanya gak mungkin habis 7 turunan meski hidup glamour setiap hari" kata Jenny sambil menyerungai.

"Ya tetep ajalah. Sakit hati, cemburu. Berasa hidup di jaman beberapa ratus tahun yang lalu. Saat jaman kerajaan, permaisuri raja pasti jumlahnya puluhan. Tapi mereka akur aja hidup di zenana kerajaan. Hmm, menarik"

"Ya kali kalau pemikirannya begitu. Tapi kan orang macem Rebbeca gak mikir kesitu. Yang penting uang dan ketenaran"

"Macem Rebecca gimana?"

"Artis sensasi tanpa prestasi. Alasannya sudah jelas donk. Ingin mendongkrak popularitas dia. Syukur-syukur masuk infotaiment"

"Azka? Perasaan aku belum pernah liat dia ada di stasiun TV manapun"

"Iya Azka sih gak. Bapaknya yang sering berseliweran di stasiun TV. Apalagi ibunya yang beberapa kali pernah nongol di infotaiment" Kata Jenny yang kini sedang menyantap mie instan yang barusan telah di masaknya menggunakan kompor listrik. "Nih ada titipan dari Azka. Katanya kamu suruh hubungin dia" lanjutnya lagi seraya memberikan secarik kertas bertuliskan no telepon.

"Hubungin dia? Buat apa?"

"Ya mana aku tau. Dia cuma sampein kayak gitu aja" jawab Jenny tanpa melepas pandangannya dari mangkuk berisi mie yang masih mengepulkan asap.

"Hmm" jawab Safa sambil menyelipkan kertas itu di halaman tengah buku biologinya.

"Jadi?" Tanya Jenny dengan mulut penuh.

"Jadi apa?" Safa balik bertanya.

"Mau di telepon gak?" Tanya Jenny yang kini sedang memelototi Safa.

"Gak janji" jawab Safa sembari berlalu dari hadapan Jenny. Jenny yang kini sedang menikmati mie suapan terakhirnya hanya melotot tanpa berniat bertanya lagi. Meski dalam kepalanya di jejali berbagai pertanyaan. Namun semua pertanyaan yang sudah muncul di kepalanya jenny simpan tetap di tempatnya tanpa berniat bertanya apa-apa lagi pada Safa.

Bahkan hanya sekedar bertanyapun tidak. Sebagai teman yang memang sudah sangat dengan Safa, Jenny sudah faham betul bagaimana karakter sahabatnya itu. Mereka sudah kelas 2 SMA, namun Jenny tak pernah sekalipun melihat Safa berpacaran atau bahkan hanya sekedar dekat pun tak pernah.

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

aku membawa bnyak like nih

2021-01-27

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

yuhuu.. like lagi

2021-01-15

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap 👍🏻

2021-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan 1
2 Pertemuan 2
3 Tentang Azka
4 Tentang Azka 2
5 Dinner with Azka 1
6 Dinner With Azka 2
7 Dinner With Azka 3
8 Dinner With Azka 4
9 Dinner With Azka 5
10 Gagal Total
11 Gagal Total 2
12 Terjebak
13 Terjebak 2
14 Kencan Kedua
15 Kencan Kedua 2
16 Hampir Saja...
17 Permainan Dinda
18 Love is Cinta
19 Apa berhak Marah?
20 Apa Berhak Marah? 2
21 Apa Berhak Marah 3
22 2 Malam Bersama
23 2 Malam Bersama bag. 2
24 Penyelesaian
25 Cinta?
26 Cinta? 2
27 Go home
28 Go Home 2
29 Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30 Luka Ini Milikku
31 Tertangkap Basah
32 Tertangkap Basah 2
33 Penyelesaian Yang Merugikan
34 Penyelesaian Yang Merugikan 2
35 Penyelesaian Yang Merugikan 3
36 Dunia Memang Sempit
37 Isi Surat Perjanjian
38 Hati Yang Indah
39 Terimakasih
40 Visual Tokoh
41 Rencana di Dalam Rencana
42 Hari kedua di rumah Azka
43 Tingkah Dinda
44 Kekhawatiran yang Berlebih
45 Terlalu Berlebihan kah?
46 Keluarga Baru
47 Dewi Fortuna sedang memihak
48 Taktik Dinda
49 Taktik Dinda 2
50 Anak siapa?
51 Pengalaman Pertama
52 Nego Gaji
53 Kaliya
54 Pesan Ayah
55 Ancaman Dinda
56 Kiriman Paket
57 Paket Misterius
58 Paket Misterius 2
59 Sahabat Baik
60 Somethings not right
61 Mama Mertua
62 Terkuak
63 Kebahagiaan Azka
64 Kekhawatiran
65 Selamat Jalan Ayah
66 Air Mata Safa
67 Air Mata Safa 2
68 Air mata Safa 3
69 Mencoba Bangkit
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Pertemuan 1
2
Pertemuan 2
3
Tentang Azka
4
Tentang Azka 2
5
Dinner with Azka 1
6
Dinner With Azka 2
7
Dinner With Azka 3
8
Dinner With Azka 4
9
Dinner With Azka 5
10
Gagal Total
11
Gagal Total 2
12
Terjebak
13
Terjebak 2
14
Kencan Kedua
15
Kencan Kedua 2
16
Hampir Saja...
17
Permainan Dinda
18
Love is Cinta
19
Apa berhak Marah?
20
Apa Berhak Marah? 2
21
Apa Berhak Marah 3
22
2 Malam Bersama
23
2 Malam Bersama bag. 2
24
Penyelesaian
25
Cinta?
26
Cinta? 2
27
Go home
28
Go Home 2
29
Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30
Luka Ini Milikku
31
Tertangkap Basah
32
Tertangkap Basah 2
33
Penyelesaian Yang Merugikan
34
Penyelesaian Yang Merugikan 2
35
Penyelesaian Yang Merugikan 3
36
Dunia Memang Sempit
37
Isi Surat Perjanjian
38
Hati Yang Indah
39
Terimakasih
40
Visual Tokoh
41
Rencana di Dalam Rencana
42
Hari kedua di rumah Azka
43
Tingkah Dinda
44
Kekhawatiran yang Berlebih
45
Terlalu Berlebihan kah?
46
Keluarga Baru
47
Dewi Fortuna sedang memihak
48
Taktik Dinda
49
Taktik Dinda 2
50
Anak siapa?
51
Pengalaman Pertama
52
Nego Gaji
53
Kaliya
54
Pesan Ayah
55
Ancaman Dinda
56
Kiriman Paket
57
Paket Misterius
58
Paket Misterius 2
59
Sahabat Baik
60
Somethings not right
61
Mama Mertua
62
Terkuak
63
Kebahagiaan Azka
64
Kekhawatiran
65
Selamat Jalan Ayah
66
Air Mata Safa
67
Air Mata Safa 2
68
Air mata Safa 3
69
Mencoba Bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!