Pertemuan 2

Fahrul, Robby, Azka dan Giano sedang saling berkejaran menuju ruang lab bahasa. Mereka sudah terlambat 3 menit dari jadwal masuk kelas Bahasa, karena sebelumnya mereka menghadiri pertemuan para petinggi OSIS di ruang OSIS yang berjarak cukup jauh dari ruang lab bahasa.

Karena terburu-buru Robby tak sengaja menendang tong sampah di samping tangga yang akan mereka turunin. Seketika saja tubuh Robby oleng ke samping, membuatnya kehilangan keseimbangan. Tubuhnya ambruk ke lantai tepat di anak tangga pertama. Membuat Robby menggelinding ke bawah. Luka sobek di dahinya, mengeluarkan banyak darah. Membuat Fahrul, Azka dan Giano panik dan lantas membawanya ke UKS.

"Siang sus, teman saya terluka. Jatuh dari tangga" kata Azka saat membuka pintu. Darah di dahi Robby terus menetes hingga ke kemeja yang di kenakannya. Bahkan menetes di lantai. Tanpa bertanya lebih jauh sang suster menyuruh mereka untuk membaringkan Robby di hospital bed no 1 atau 3 bed di depan Annisa.

Suster lainnya mulai mengambil peralatan dan juga manggil dokter di ruangan khusus di belakang meja receptionis.

Dengan langkah tergesa, dokter menghampiri Robby. Yang sudah tertidur di hospital bed dengan darah yang masih terus menetes. Dokter kemudian memeriksa luka di dahi Robby, dan kemudian menyuruh suster menyeka dan membersihkan lukanya.

Suasana yang tadi di dalam UKS hening berubah menjadi sangat tegang. Fahrul, Azka dan Giano berdiri agak jauh dari bed tempat Robby.

"Koq bisa sih, si Robby nyuksruk begitu tadi" tanya Fahrul dengan mimik muka cemas. Seragamnya di penuhi bercak darah Robby. Saat mengangkat robby tadi, Fahrul mengangkat bagian kepalanya. Sementara Azka di bagian pinggang dan Giano di kakinya.

"Gue liat sih. Tadi si Robby gak sengaja nendang tong sampah terus badannya oleng ke kiri. Jadi kepalanya nyium ujung tembok yang pas pegangan tangan itu" Jawab Giano sambil memamerkan muka tegangnya. "Tuh anak emang gak hati-hati" lanjutnya lagi.

"Lagian tadi elo sih lari-lari. Jadi begini kan?" kata Fahrul dengan wajah yang tak kalah tegang.

"Lha koq gue sih? Gue kan cuma takut terlambat masuk. Lo tau kan miss Carrol kayak gimana?" Jawab Giano. "Ngeri-ngeri sedep kalau marah. Hiyy..." lanjut Giano sambil bergidik.

"Udah, kita doakan aja yang terbaik. Gue yakin si Robby gak apa-apa. Gue ke toilet dulu ya" kata Azka sambil memamerkan darah di telapak tangannya, karena tadi Azka sempat menahan luka Robby dengan telapak tangannya. "Sekalian mau ke lab, mau minta izin" Fahrul dan Giano hanya mengangguk untuk mengiringi langkah kepergian Azka.

Setengah berlari Azka melewati deretan bangunan yang berjejer di sisi kanannya. Terus berjalan melewati beberapa ruang kelas, ruang ganti pria serta Gedung olah raga. Hingga berakhir di toilet pria. Azka kemudian membersihkan dirinya. Darah di tangannya yang sudah mengering merubah warna air menjadi merah yang mengalir di wastafel berwarna putih. Beberapa cipratan darah tampak menodai kemejanya. Setelah dirasa sudah sedikit bersih, Azka kemudian berlari menuju ruang lab bahasa untuk menemui Miss Carroll yang terkenal tegas dalam mendidik para murid AIS.

"Good afternoon, sir. May I come in? (Selamat siang, bu. Apa saya boleh masuk?)" Sapa Azka dengan wajah pucat pasi. Azka menyadari dia sudah terlambat 30 menit lebih yang tentu sudah tak lagi akan ada tolelir dari miss Carroll.

"Why did you come late, Azka?(Kenapa kamu datang terlambat, Azka)" tanya miss carrol dengan wajah yang paling kecut yang pernah di lihat Azka. Belum sempat Azka menjawab pertanyaan dari Miss Carrol, sebuah pertanyaan lain di lontarkan oleh miss Carroll. "What's with your uniform. I saw there was blood stain there(Ada apa dengan seragammu? Saya melihat ada noda darah disana)" Tanya Miss Carrol dengan mata yang kini tertuju pada noda darah di seragam Azka.

Dengan wajah menunduk Azka menceritakan noda darah itu berasal yang kemudian di jawab oleh anggukan kepala miss carrol dan Miss carroll juga memberikan Azka dan ketiga kawannya itu untuk tak mengikuti pelajaran saat ini. Tentunya dengan setumpuk tugas rumah sebagai gantinya.

Azka kemudian pamit pada Miss Carrol dan kembali menuju UKS. Langkahnya tergesa, pandangannya focus pada layar ponsel yang ada di genggamannya. Hingga tanpa sengaja dia menabrak seorang gadis cantik. Satu-satunya murid yang dapat mengalahkannya dalam perlombaan LKIR. Lomba Karya Ilmiah Remaja yang sudah beberapa tahun ini di juarai olehnya. Sebenarnya Azka sudah lama ingin berkenalan dengan Safa, sekedar ingin tahu latar belakang gadis yang sudah mengalahkannya. Namun selalu tak ada kesempatan bagi dirinya.

Murid AIS tak banyak yang tahu tentang Safa. Membuatnya sangat kesulitan mencari informasi tentang gadis itu. Seolah Safa hanya bagian kecil dari ribuan murid di AIS. Meski prestasi yang di raihnya cukup membanggakan, namun kehadiran dirinya yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa terlupakan begitu saja. Setelah beberapa bulan meraih kejuaraan itu. Begitu banyak murid berprestasi di Sekolah ini. Dan bahkan banyak siswa yang menangkan kejuaraan dalam berbagai bidang, membuat Safa yang memang bukan siapa-siapa mulai terabaikan.

Kalau saja Safa tak mendapatkan beasiswa itu, takan mungkin dia dapat berdiri di sekolah ini sekarang. Sekolah yang menjadi impian semua anak di negara Alexander. Yang sudah pasti biaya masuk sekolahnya setara dengan harga sebuah mobil kelas menengah. Belum lagi biaya perbulannya, yang setara jika di bandingkan dengan gaji bapak selama 6 bulan mengajar di SD swasta di Kalia.

Satu-satunya yang Azka tahu tentang Safa, hanyalah seorang anak Asrama dengan beasiswa full. Hanya itu. Tak ada yang lain.

Saat pertama Azka menyadari jika yang berhasil mengalahkannya dalam lomba LKIR, adalah seorang anak Asrama dengan full beasiswa membuatnya sangat murka. Namun sangat pertama kali dia melihat wajah rivalnya itu membuatnya sedikit tertegun. Gadis dengan paras cantik dan menawan yang berdandan sangat sederhana berhasil merubah rasa murkanya menjadi rasa penasaran.

Safa memang berbeda dengan kebanyakan murid wanita di AIS. Tampilannya sangat sederhana. Wajahnya polos tanpa riasan. Sangat kontras bila di bandingkan dengan kebanyakan murid wanita disini. Yang selalu berdandan dengan sangat mencolok juga seragam yang begitu mini.

Rasa penasaran itulah yang menuntun Azka untuk mengetahui sosok Safa yang kini telah berjongkok di hadapannya, karena tadi saat bertabrakan dengannya tubuh Safa terjatuh ke atas lantai putih.

Dengan segera Azka membantunya untuk bangun. Hingga wajahnya berubah saat melihat sosok Safa di hadapannya.

"Safa?" kalimat itu meluncur bebas dari bibirnya.

Terpopuler

Comments

Jujuk

Jujuk

bawa like

2021-05-02

0

BELVA

BELVA

slm kenal ya ka

2021-01-27

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

haiihaiii

cinta pak bos hadir lagi😘

bawa like💕
bawa semangat💪

jejak juga🐾

mampir juga yuk😉

2021-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan 1
2 Pertemuan 2
3 Tentang Azka
4 Tentang Azka 2
5 Dinner with Azka 1
6 Dinner With Azka 2
7 Dinner With Azka 3
8 Dinner With Azka 4
9 Dinner With Azka 5
10 Gagal Total
11 Gagal Total 2
12 Terjebak
13 Terjebak 2
14 Kencan Kedua
15 Kencan Kedua 2
16 Hampir Saja...
17 Permainan Dinda
18 Love is Cinta
19 Apa berhak Marah?
20 Apa Berhak Marah? 2
21 Apa Berhak Marah 3
22 2 Malam Bersama
23 2 Malam Bersama bag. 2
24 Penyelesaian
25 Cinta?
26 Cinta? 2
27 Go home
28 Go Home 2
29 Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30 Luka Ini Milikku
31 Tertangkap Basah
32 Tertangkap Basah 2
33 Penyelesaian Yang Merugikan
34 Penyelesaian Yang Merugikan 2
35 Penyelesaian Yang Merugikan 3
36 Dunia Memang Sempit
37 Isi Surat Perjanjian
38 Hati Yang Indah
39 Terimakasih
40 Visual Tokoh
41 Rencana di Dalam Rencana
42 Hari kedua di rumah Azka
43 Tingkah Dinda
44 Kekhawatiran yang Berlebih
45 Terlalu Berlebihan kah?
46 Keluarga Baru
47 Dewi Fortuna sedang memihak
48 Taktik Dinda
49 Taktik Dinda 2
50 Anak siapa?
51 Pengalaman Pertama
52 Nego Gaji
53 Kaliya
54 Pesan Ayah
55 Ancaman Dinda
56 Kiriman Paket
57 Paket Misterius
58 Paket Misterius 2
59 Sahabat Baik
60 Somethings not right
61 Mama Mertua
62 Terkuak
63 Kebahagiaan Azka
64 Kekhawatiran
65 Selamat Jalan Ayah
66 Air Mata Safa
67 Air Mata Safa 2
68 Air mata Safa 3
69 Mencoba Bangkit
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Pertemuan 1
2
Pertemuan 2
3
Tentang Azka
4
Tentang Azka 2
5
Dinner with Azka 1
6
Dinner With Azka 2
7
Dinner With Azka 3
8
Dinner With Azka 4
9
Dinner With Azka 5
10
Gagal Total
11
Gagal Total 2
12
Terjebak
13
Terjebak 2
14
Kencan Kedua
15
Kencan Kedua 2
16
Hampir Saja...
17
Permainan Dinda
18
Love is Cinta
19
Apa berhak Marah?
20
Apa Berhak Marah? 2
21
Apa Berhak Marah 3
22
2 Malam Bersama
23
2 Malam Bersama bag. 2
24
Penyelesaian
25
Cinta?
26
Cinta? 2
27
Go home
28
Go Home 2
29
Titik Terang? Atau masih Kelabu?
30
Luka Ini Milikku
31
Tertangkap Basah
32
Tertangkap Basah 2
33
Penyelesaian Yang Merugikan
34
Penyelesaian Yang Merugikan 2
35
Penyelesaian Yang Merugikan 3
36
Dunia Memang Sempit
37
Isi Surat Perjanjian
38
Hati Yang Indah
39
Terimakasih
40
Visual Tokoh
41
Rencana di Dalam Rencana
42
Hari kedua di rumah Azka
43
Tingkah Dinda
44
Kekhawatiran yang Berlebih
45
Terlalu Berlebihan kah?
46
Keluarga Baru
47
Dewi Fortuna sedang memihak
48
Taktik Dinda
49
Taktik Dinda 2
50
Anak siapa?
51
Pengalaman Pertama
52
Nego Gaji
53
Kaliya
54
Pesan Ayah
55
Ancaman Dinda
56
Kiriman Paket
57
Paket Misterius
58
Paket Misterius 2
59
Sahabat Baik
60
Somethings not right
61
Mama Mertua
62
Terkuak
63
Kebahagiaan Azka
64
Kekhawatiran
65
Selamat Jalan Ayah
66
Air Mata Safa
67
Air Mata Safa 2
68
Air mata Safa 3
69
Mencoba Bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!