Rainy Heart
"Aaaahhhhh... Ahhh...ahhh..."
Nyonya Kim telonjak kaget mendengar teriakan putrinya dari kamar. Ia yang sedang menuang air untuk ia minum segera beranjak ke kamar putri semata wayangnya itu, khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi, apalagi ini tengah malam.
Nyonya Kim membuka pintu geser itu dengan kencang, kemudian memasuki kamar putrinya dengan cemas. Lampu kamar masih menyala terang, tempat tidur juga masih sangat rapi, menandakan jika sang putri belum tidur. Lampu belajar di mejanya juga masih menyala, beberapa buku terbuka. Semua dikamar itu tampak normal, lalu apa yang salah? Dan lagi ia tak menemukan putrinya diruangan itu
"Juhyun?" Panggilnya dengan hati-hati
"Kenapa aku jadi berdebar-debar begini?" Gumam nyonya Kim yang tiba-tiba merasakan aura negative dalam kamar itu
"Ju..."
"Ahh... tidak.." kini sura rengekan yang terdengar dari salah satu ruangan di kamar itu.
Dengan segera nyonya Kim menuju ruangan itu, dan membuka pintu dengan kencang pula. Betapa terherannya ia melihat putrinya dalam kamar mandi itu, begitupun dengan putrinya yang bernama Juhyun
"Kenapa?" Tanya Juhyun menghentikan kegiatannya yang sedang menggosok gigi
"Kau baik-baik saja?" Nyonya kim balik bertanya
"Iya..."
"Kenapa kau berteriak?"
"Eoh..." Juhyun tersenyum dan berkumur untuk menyelesaikan proses gosok giginya
"Aku hanya terkejut karena Jae Ha oppa akan wamil..." Jawabnya sembari menunjukkan artikel di ponselnya
"Apa? Siapa itu Jae Ha?"
"Ibu tidak tahu? 'kau bidadari terindah dalam hatiku...' eomma tidak tahu lagu itu?" Sang ibu menatap aneh putrinya yang bertingkah konyol itu
"Kau bidadari terindah dalam hatiku..." Juhyun kembali bernyanyi dengan suara pas-pasan dan tampak menghayati
"Jangan main-main! Ini tengah malam, siapa dia?" Juhyun menghela dan menyerah
"Dia itu penyanyi yang sangat terkenal ibu..."
"Apa?" Entah dorongan darimana, mendengar yang sedang mereka bicarakan ini hanya seorang penyanyi, tekanan darah nyonya Kim serasa naik
"Hey!!!!!" Tiba-tiba nyonya Kim berteriak
'Plaaakk'
Dengan kesal ia memukul kepala Juhyun hingga gadis itu mengeluh sembari mengelus kepalanya dan cemberut pada sang ibu
"Kalau kau berteriak seperti itu hanya karena seorang yang tak kau kenal, ibu tidak akan bisa berbuat apa-apa jika kau berada dalam bahaya! Aish! Cepat tidur!!!" Setelah mengatakan itu nyonya Kim beranjak keluar, Juhyun mendengus
"Eomma memang suka sekali memukulku!" Gerutunya
.
.
Burung-burung berkicau bersahutan. Suasana pedesaan memang memungkinkan kita untuk mendengar nyanyian pagi seperti itu. Jarum jam masih menunjukkan pukul enam pagi, namun Juhyun sudah sangat siap untuk pergi bekerja. Ia sudah memasukkan buku-buku yang ia perlukan.
Di desa ini, meskipun terkadang Juhyun menyebalkan, ia mempunyai satu mimpi besar sebagai seorang pengajar, selain membuat anak-anak menjadi pintar tentunya, ia juga menginginkan anak-anak didiknya menjadi seorang yang tangguh dan mampu bertahan hidup dalam dunia mereka yang akan lebih keras nanti.
Ini hari pertamanya masuk bekerja setelah melalui liburan panjang. Begitu siap dengan keperluannya, Juhyun keluar dari kamar dan menemui sang ibu yang sudah siap dengan sarapan. Juhyun tersenyum, tak ada seorang ibu yang tak menyayangi anaknya, begitupun sebaliknya . Meski terkadang ia sering membuat ibunya kesal seperti tadi malam, ia sangat menyayangi ibunya itu.
Ia tak tahu sejak kapan ibunya bangun untuk menyiapkan sarapan yang begitu lengkap untuknya. Juhyun menarik nafas panjang dan mendekati sang ibu tanpa bersuara, kemudian memeluknya dari belakang
"Good morning.." bisiknya, sang ibu yang terkejut mendapat pelukan tiba-tiba itu hanya menoleh
"Kau sudah siap..?" Juhyun mengangguk
"Tunggu sebentar lagi, sup nya akan segera matang!"
"Ibu.. terimakasih.. maaf.." nyonya Kim tertawa kecil
"Duduklah..!" Serunya sembari melepas pelukan Juhyun
"Jadi ibu tidak mau memaafkanku?" Tanya Juhyun sambil cemberut
"Tidak!" Nyonya Kim berseru, namun sedikit senyuman tersungging di bibirnya menandakan jika itu hanya sebuah candaan. Tidak ada seorang ibu yang tidak bisa memaafkan buah hatinya.
.
.
"Kau sudah pikirkan ini baik-baik? Kau yakin tidak akan menyesal dengan keputusanmu?" Seorang menejer artis, sebut saja dia Jungsoo hyung, bertanya dengan nada cepat kepada artisnya sembari mengikuti dia kemanapun melangkah di rumahnya yang mewah
"Jungsoo hyung, kau tahu kan, aku tidak pernah melakukan sesuatu yang hanya aku pikirkan setengah-setengah..?" Jawab sang artis akhirnya setelah cukup lama ia berdiam dan mendengarkan pertanyaan bawel menejernya tadi
"Kyujong.... aku benar-benar khawatir ini akan mengganggu karirmu!" Kyujong -artis itu- menghentikan langkahnya dan menoleh kepada Jungsoo
Memandang menejer yang sudah 10 tahun menemaninya itu. Kemudian tersenyum getir
"Aku sudah berakhir, apalagi yang perlu aku khawatirkan?" Ujarnya dengan santai
"Kita pasti bisa melewati semua ini, bertahanlah sebentar lagi, aku akan kembali membuat namamu naik.."
"Hyung, aku ini seorang aktor yang telah menghamili seorang wanita, semua orang membenciku karena itu.."
"Tidak!! Itu hanya gosip murahan yang keluar dari mulut orang yang tak bertanggung jawab...! Lagipula tidak ada bukti untuk itu!" Ujar Jungsoo dengan sedikit emosi. Ia tahu benar Kyujong tak akan melakukan hal semacam itu
"Hyung, orang-orang tidak akan peduli pada bukti, mereka akan menelan mentah-mentah apa yang mereka dengar.." Kyujong kembali melangkah ke dapur untuk mengambil beberapa helai roti untuk ia jadikan sarapannya bersama Jungsoo
"Sebaiknya sarapan dulu!" Serunya sembari menyiapkan dimeja, Jungsoo memandangnya prihatin.
Karir artis sekaligus sahabatnya ini sedang menanjak. Sampai akhirnya semua berakhir setelah kabar terkutuk itu tersebar luas. Ia tak habis pikir dengan apa yang terjadi ini. Kyujong adalah orang baik, dia tidak pernah melakukan hal yang melanggar norma itu, ia di jebak
"Hyung?" Jungsoo tersadar dari lamunannya
"Pasti ada cara untuk membersihkan namamu?"
"Eoh.. aku tahu, karena itu aku bermaksud mengajar musik di Jeungdo dan membersihkan namaku dengan kebaikan... Aku tidak akan meminta gaji untuk itu, menyangkal hanya akan membuat orang-orang semakin yakin dengan berita itu. Kau cari kebenarannya, dan aku akan isi kekosonganku dengan kebaikan... Kau sudah merasa lega?" Kyujong memberikan senyuman diakhir kalimatnya
"Aish!" Jungsoo berdesis sembari duduk di hadapan Kyujong dan mulai mengambil roti lapis buatan Kyujong kemudian memakannya dengan perasaan kesal. Membuat Kyujong tersenyum simpul
"Eoh, aku tidak melihat Kyuhyun?"
"Dia sudah pergi sejak aku datang tadi..."
"Aish... Dia melewatkan sarapannya kembali.." gerutu Kyujong tampak kesal.
.
.
Dan Kyuhyun, pria yang selalu merepotkan Kyujong -kakak nya- itu. Yah... Dia memang selalu merepotkan, dia selalu menghilang tanpa alasan kemudian kembali dengan tanpa rasa bersalah. Diantara 24 jam, dia hanya menghabiskan waktunya tidak lebih dari 15 jam saja di rumah. Entah apa yang dilakukan oleh pria ini diluar rumah. Dia bukan orang yang kurang waras, hanya saja dia sedikit 'berubah' sejak kematian keluarganya.
Yah... Ini memang terdengar klise, tapi kedua orang tuanya memang telah pergi menghadap Tuhan saat usianya masih 18 tahun, enam tahun ini ia hidup bersama sang kakak. Oh.. apakah kalian penasaran mengapa orang tuanya meninggal? Mereka mengalami kecelakaan tunggal, menurut penyelidikan kecelakaan itu seperti sudah direncakan sebelumnya, tak terkuak apa alasannya. Hanya saja mereka terkesan seperti romeo dan juliet, memilih mengakhiri hidup bersama. Namun kita tidak akan terfokus pada kisah kecelakaan tunggal yang diduga bunuh diri ini.
Ok! Kembali kepada Kyuhyun. Pagi ini, ia hanya berjalan-jalan di sekitar rumah, tanpa memberi salam pagi terlebih dahulu. Menikmati udara pagi dengan rangkaian bisingnya perkotaan, sepertinya dia tak benar-benar menikmati. Ia hanya berusaha menikmatinya. Kedua tangannya ia masukkan dalam saku cardigan warna abu-abu yang ia pakai, musim memang belum berganti, tapi cuaca sudah mulai terasa dingin.
Kyuhyun menghentikan langkahnya di halte, duduk disana meski ia tak sedang ingin menaiki bis. Memandang lurus ke jalanan, dan ia tampak seperti seseorang yang memiliki dunia sendiri saat seperti itu. Mungkin kematian orang tuanya enam tahun silam masih mengguncang perasaannya. Ia tersadar saat ponselnya berbunyi, dengan segera ia mengeluarkan benda itu dari saku dan menerima telepon masuk dari sang kakak
"Eoh.." jawabnya dengan malas, ia jengah saja dengan kakaknya yang terlalu protektif itu
"Kau sudah pergi? Aku yakin 100% kau belum meneguk setetes air pun..."
"Sudah.."
"Jangan bohong! Aku tahu kau di dekat sini. Cepat pulang dan sarapan dulu!" Kyuhyun menghela mendapat perintah itu
"Aku sudah menghabiskan makanan di dalam kulkas.."
"Bohong!"
"Kau lihat saja kalau tidak percaya!" Bersamaan dengan berakhirnya kalimat yang ia ucapkan, Kyuhyun memutuskan sambungan dengan sepihak. Dan kembali melanjutkan perjalanan santainya, sekaligus membiarkan ponselnya yang kembali berdering.
.
Kyuhyun mempercepat langkahnya saat ia tiba di tempat tujuan. Sebuah panti asuhan di pinggiran kota. Kedua tangannya juga sudah memegang beberapa kantung sedang berisi makanan
"Aku datang......" Serunya dengan bersemangat saat memasuki taman
"Oppaaaa..."
"Hyuuuunnggg..."
Bibir Kyuhyun tersenyum lebar mendapat sambutan dari anak-anak itu. Kyuhyun sangat menyukai tempat ini, ramai, dan penuh keceriaan, meski mungkin jauh di dalam lubuk hati anak-anak ini, mereka menangis. Sama seperti dirinya, menyembunyikan rasa sakit di balik sebuah senyuman
"Makanan..."
"Yeayyyyy"
Sekitar sembilan anak yang masih berusia 6-7 tahun mengerubunginya. Dari jauh, ibu pengasuh panti asuhan itu tersenyum dengan lebar melihat anak-anak selalu ceria saat Kyuhyun datang
"Oppa.. aku bisa memecahkan tantangan darimu..."
"Eoh... Benarkah?" Kyuhyun memandang anak perempuan itu antusianls
"Iya, aku berhasil membuat 20 burung..."
"Bagus sekali..." Kyuhyun mengajukan telapak tangannya mengajak ber highfive
"Hyung, aku juga berhasil membuatnya, aku membuat 25 burung..."
"Whooaaahh... Keren!"
"Aku juga.."
"Aku juga.."
"Aku juga.."
Kyuhyun tertawa senang memdengar keramaian yang tiba-tiba pecah itu. Anak-anak memang selalu ingin menunjukkan kelebihannya. Suatu hari, Kyuhyun pernah mengajari mereka membuat burung dari origami, dan dengan iseng ia meminta mereka untuk membuat seribu buah. Dengan dalih "harapan kalian akan terwujud", ia tak menyangka mereka akan sangat bersemangat meski itu hanya mitos. Karena harapan dan keinginan kalian akan terwujud jika kalian berusaha dan berdoa kepada Tuhan.
"Anak-anak.." keriuhan berakhir saat mereka mendengar suara ibu Shin
"Bawa makanan ini ke dalam, bagikan pada yang lain.."
"Iya ibu Shin!!" Mereka berhamburan masuk, dan meninggalkan Kyuhyun berdua saja dengan ibu Shin
"Kau sudah sarapan?"
"Belum... Aku datang untuk sarapan bersama ibu.." ibu Shin tersenyum
"Kkaja...!"
.
Senyuman menemani ibu Shin menyiapkan sarapan untuk 'anak itik' yang kehilangan induknya ini. Kyuhyun terus saja tersenyum memandang ibu Shin yang sibuk menyiapkan makanan dimeja
"Kau membuatku sedikit lembur untuk membantu mereka membuat burung-burung itu..." Kyuhyun tertawa kecil, ibu Shin menoleh dan cemberut
"Maaf... Aku hanya iseng.."
"Isengmu keterlaluan.." Kyuhyun hanya terus menampakkan senyumannya.
Ia merasa menjadi orang paling bahagia ketika berada di tempat ini, menjadi sangat ceria dan penuh senyuman hangat. Sehangat matahari pagi
"Eoh Kyujong....?" Kyuhyun cemberut memdengar nama itu, bukan ia benci, ia hanya kesal
"Ne, dia disini... Jangan khawatir...!" Kyuhyun memakan makanan yang sudah tersedia itu sembari melirik ibu Shin yang sedang menerima telepon dari Kyujong.
Seusai makan, Kyuhyun beranjak masuk untuk melihat burung-burung bangau yang telah tergantung rapi itu. Memandangnya dengan perasaan yang sulit untuk digambarkan. Perlahan tangannya menyentuh bangau itu dengan dada yang bergemuruh, kedua matanya mendesak untuk mengeluarkan airmata, namun otaknya terus berseru "kau sudah bahagia"
"Uhuk..uhuk.."
"Minum ini!" Kyuhyun menoleh dengan masih terbatuk, menahan tangis yang mendesak keluar tentu membuat tenggorokannya sakit
Seorang yeoja yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu menyerahkan segelas air. Kyuhyun menerima dan meminumnya perlahan
"Semua ini berjumlah 85 buah...!" Kyuhyun menghentikan minumnya dan memandang yeoja bernama Ahra itu
"Mereka membuat untukmu.." Kyuhyun masih terdiam
"Mereka bertekad membuat seribu buah, karena mereka ingin harapan mereka terkabul...."
"Tentang aku?"
"Iya, mereka ingin kau panjang umur dan selalu berbahagia...! Kau tidak mau membantu membuat? Semua ini untukmu!" Kali ini nada bicara Ahra menjadi nada protes, membuat Kyuhyun tersenyum kembali
"Aku mengerti..." Gumamnya, Ahra tertawa kecil dan merangkulnya dengn hangat
"Aku heran padamu, kau punya hyung (kakak) yang sangat menyayangimu, tapi kau malah mencari perlindungan disini?"
"ibu -ibu Shin- juga kerabatku...!"
"Aku tahu..."
.
.
"Bocah itu selalu saja berbohong! Sepertinya dia sangat membenciku!" Gerutu Kyujong sembari bersiap
"Kau akan ke Jeungdo hari ini juga?" Jungsoo bertanya
"Eoh! Kapan lagi kalau bukan sekarang? Aku sudah membuat janji..." Ujar Kyujong sembari memanggul ranselnya
"Hubungi aku jika Kyuhyun pulang!" Setelah mengatakan itu Kyujong beranjak tanpa memberi kesempatan Jungsoo untuk bicara. Jungsoo menghela.
Sahabatnya itu selalu diributkan oleh saudaranya semenjak kedua orang tua mereka meninggal.
*****
Setelah selesai bersiap-siap, Juhyun berangkat menuju sekolah dasar tempatnya mengajar. Udara pedesaan yang segar, memungkinkannya untuk berjalan kaki
'Tin...Tin..'
Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh. Kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai salam
"Annyeong haseo guru Seo..." Sapa pria paruh baya yang bertetangga baik dengannya itu
"Annyeong haseo Kwon ajussi.."
"Ayo naik! Aku antar..." Pak Kwon menawarkan untuk berangkat bersama dengan sepeda motor yang ia bawa
"Ah... Tidak usah, terimakasih ajussi..!"
"Yang benar..?"
"Ne"
"Baiklah kalau begitu..."
Juhyun kembali melanjutkan langkahnya, sembari menikmati cerahnya pagi
'Jatuh cinta? Ada yang bilang jatuh cinta itu sesuatu terindah dalam setiap hidup, benarkah? Benarkah seindah itu? Hyukjae bilang itu indah, sangat indah.... Jika memang itu indah, aku ingin sekali saja merasakannya. Merasakan keindahannya, merasakan kenyamanannya, aku sungguh ingin tahu rasanya....'
"Naiklah!" Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh ke sebelah kanan, orang yang baru saja ia sebut namanya dalam hati datang dengan sepedanya
"Hyukjae..."
"Naiklah..! Sayang sekali kalau kakimu sampai lecet nanti.." Juhyun tersenyum
"Aku berat.."
"Tidak, naiklah ayo!" Juhyun menyerah dan duduk diboncengan sepeda Hyukjae, dan membiarkan sahabatnya dari kecil itu mengantarnya ke sekolah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
ⱮαLєƒι¢єηт
Awal yang menarik..😍
2020-11-25
1