'Dia seperti ini lagi....' Kyujong tertegun untuk beberapa saat
~Rainy Heart~
Dering telepon bersahutan dalam sebuah ruangan kerja di kantor besar itu. Ada sekitar enam orang hilir mudik sibuk menjawab telepon yang seakan tak mau berhenti. Suasana di dalam tampak panas dan menegangkan. Sementara itu seorang pria berdiri dan menarik nafas panjang, wajahnya terlihat lelah, ia bosan harus mengatasi hal semacam ini. Tapi bukankah hal semacam ini adalah pekerjaan yang memang harus ia selesaikan? Menghadapi rumor, melindungi artisnya, dan menyelesaikan semuanya.
"Menejer Park! Kau harus segera menenangkan situasi ini! Aish... Bagaimana kau menjaga artismu?" Park Jungsoo memandang wanita itu dan membungkuk meminta maaf. Kemudian beranjak dari sana.
Sekali lagi mencoba menghubungi Kyujong, namun panggilannya diabaikan. Seharusnya Kyujong sudah sampai di Seoul saat ini, tapi ia sama sekali tak menjawab panggilannya. Jungsoo menghela keras dan berlari menuju parkiran. Sebagai menejer, ia memang salah, ia tak tahu apa yang terjadi dengan Kyujong di Jeungdo. Seharusnya ia memeriksa dan memastikan Kyujong tidak terlibat skandal disana.
Sementara itu, Kyujong sendiri masih duduk di tepian sungai Han, tampak berpikir. Ia sudah membaca artikel yang sekarang sedang ramai diperbincangkan. Membaca artikel itu, membuatnya sakit kepala, Kyujong menunduk dan memijat pelipisnya
"Lama tak bertemu..."
Kyujong mengangkat kepalanya dan menoleh, seorang wanita berdiri disampingnya sembari tersenyum. Ia terlihat lebih cantik dari dua tahun yang lalu. Kyujong tidak akan mengenalinya, jika Jungsoo tak menceritakannya
"Marin.sshi..."
"Ah....benar sekali...!" Wanita itu tersenyum semakin lebar dan duduk di samping Kyujong tanpa permisi
"Hah.... Akhirnya kau mengingatku!" Kyujong hanya memandangnya tanpa tahu harus mengatakan apa, ditatap seperti itu Marin malah tertawa
"Kenapa? Aku sudah berubah?"
"Benar...."
"Berkat dirimu...." Tawanya berganti senyuman getir, Kyujong mengerti apa arti senyuman itu
"Melihatmu kembali ke puncak, aku merasa sangat bersyukur.... Ini semua berkat kepolosanku! Benar kan? Setelah aku mengubah penampilanku, aku kembali merasa tenang, sama sebelum perusahaanmu menjerumuskanku. Baiklah, apa yang terjadi adalah kesalahanku... Aku terlalu menyukaimu hingga mau diperdaya. Aku sangat bodoh..." Lagi-lagi Kyujong hanya bisa tertegun, terlalu sulit untuk mengeluarkan kalimat sebagai tanggapan
"Apa kau tahu jika fansmu sangat jahat?" Marin menanyakan itu dengan santai seolah-olah tak pernah terjadi apapun
"Iya?"
"Kau tidak tahu? Melempar telur, tomat, tepung itu biasa bagi mereka. Membully para wanita yang ada di dekatmu itu adalah kesibukan mereka. Dengan kata-kata, tindakan dan apapun itu. Terkadang, jika mengingat mereka aku merasa sanagat membencimu...." Kyujong menghela
"Maafkan aku atas nama fansku"
"Tidak... Jangan minta maaf! Itu tidak berguna apapun... Kau bahkan belum mendengar semua ceritaku! Luangkan waktu untukku..." Marin tersenyum penuh arti, Kyujong benar-benar tak bisa melakukan apapun saat ini. Itu karena ia merasa bersalah dalam hal ini.
"Ah... Sebaiknya kau lindungi wanita itu!" Marin menggangguk dan beranjak. Meninggalkan Kyujong yang tampak lelah itu.
"Ajumma.....!!" Kyuhyun memanggil dari depan rumah dengan begitu semangat. Hari ini hari libur, ia akan mengajak Juhyun untuk jalan-jalan. Jika dipikir-pikir selama ia di Jeungdo ia belum jalan-jalan. Tempat yang ia kunjungi hanya pantai dan ia sedikit bosan.
Namun wanita yang sedang dipanggilnya itu tak keluar dari dalam rumah. Padahal ia sudah sangat bersemangat memanggil. Kyuhyun melihat jam tangannya, jarum jam menunjuk pukul 06.00 pagi. Kemudian berdecak, ia datang terlalu pagi, dihari libur seperti ini pasti dia belum bangun.
Pintu terbuka saat ia berbalik akan pergi, nyonya Kim keluar dan menghentikan langkah Kyuhyun. Ia menoleh dan memberi nyonya Kim senyuman manis.
"Aigoo... Apa yang membawamu datang pagi-pagi seperti ini?"
"Aku mau menemui ajumma..."
"Iya? Aku?" Kyuhyun menggeleng dengan jujur dan itu menggemaskan dimata nyonya Kim
"Lalu?" Nyonya Kim bertanya setelah tertawa gemas
"Juhyun"
"Ah... Masuklah!" Nyonya Kim mengajaknya masuk dengan sedikit memaksa. Ia sudah menyiapkan sarapan, dan keluar untuk mencari Kyuhun tadi. Karena ini hari terakhir Kyuhyun di Jeungdo, nyonya Kim ingin mengajaknya sarapan terakhir bersama.
Aroma masakan yang menyebar ke seluruh ruangan membuat perut terasa keroncongan. Kyuhyun tersenyum lebar mencium aroma itu, membuat nyonya Kim tersenyum gemas. Sejak awal pertemuan dengan Kyuhyun, ia sudah sangat menyukainya, menurutnya Kyuhyun sangat menggemaskan
"Ayo.... Makanlah disini! Hari ini aku masak bayak"
"Terimakasih banyak ajumma...." Kyuhyun tersenyum dan menganggukan kepalanya sopan beterima kasih. Sesaat kemudian ayah Juhyun datang ke ruang makan dan menyambut Kyuhyun dengan ramah. Kyuhyun masih tak menghilangkan senyumannya, ia benar-benar merasa terharu, namun ia tak akan menangis. Suasana seperti ini yang selalu ia rindukan.
"Baiklah semua berkumpul, kita makan sekarang..." Kyuhyun mengedarkan pandangannya mencari Juhyun
"Juhyun... Dimana?"
"Dia sudah pergi sejak pagi buta tadi"
.
.
.
Ditemani Hyukjae, Juhyun kembali dari pasar dengan membawa beberapa kantong plastik belanjaan. Mereka berjalan kaki, karena memang jarak pasar dan rumah mereka tidak begitu jauh. Juhyun menghentikan langkahnya tiba-tiba dan mengeluh keras, ia tatap Hyukjae yang cemberut sejak tadi. Juhyun bisa memaklumi itu, karena ia baru menyampaikan kepulangan Kyuhyun ke Seoul saat ia mengajak Hyukjae ke pasar tadi pagi. Tapi... Hruskah ia yang membawa semua belanjaan ini?
"Hyukjae... Kau temanku kan? Hukjae hanya meliriknya, Juhyun menghela
"Biasanya kau akan jadi orang pertama yang tidak akan membiarkanku kesusahan!" Kali ini Juhyun memandangnya dengan manja, Hyukjae masih memandangnya. Beberapa saat kemudian ia menghela dan menganbil kantung-kantung belanjaan itu dari tangan Juhyun. Kemudian melangkah mendahuluinya
'Semua orang bersedih saat tahu Kyuhyun akan kembali besok, akupun begitu. Aku merasa benar-benar kehilangan, entah sadar atau tidak, tatapan mata sedih itu, dan juga keceriannya membuat semua orang menyayanginya. Ibu bahkan menangis saat aku memberi tahunya semalam.... Dan kini Hyukjae, dia bahkan tak mau bicara denganku....'
Juhyun memandang punggung Hyukjae yang beranjak meninggalkannya itu dengan sendu. Ia tahu, Hyukjae pasti sedih, bagaimanapun, mereka lebih sering bersama.
'Kyuhyun.....'
"Ya ajumma!!!!" Panggilan itu mengagetnya, Juhyun menoleh ke asal suara dan menemui sang pemilik nama berada di belakangnya, dia tersenyum manis seperti seorang bocah yang menggemaskan. Tanpa sadar Juhyun membalas senyuman itu. Kyuhyun sedikit berlari untuk mendekat
"Aku mencarimu...." Ujarnya begitu dekat
"Iya? Untuk apa?"
"Apalagi, kau bahkan belum membawaku keliling tempat ini.... Kau harus adil, Kyujong sudah kau ajak jalan-jalan, aku juga...." Juhyun tertawa mendengar rengekan khas anak-anak ini
"Kau harus menghibur Hyukjae..."
"Kenapa? Dia sedang putus cinta?"
"Hm... Dia sedang patah hati" Juhyun mengangguk mantap
"Whoaah... Siapa yang membuatnya patah hati?" Juhyun tak segera menjawab kemudian menatap lekat kedua mata Kyuhyun
"Kau" singkatnya membuat Kyuhyun membelalakkan matanya, kemudian tertawa
"Mana mungkin... Aku masih normal eoh..." Protes Kyuhyun dengan suara sedikit meninggi, Juhyun hanya menggedikkan bahunya dan melangkah mendahului Kyuhyun
"Ya ajumma! Kau harus bawa aku jalan-jalan eoh?" Kyuhyun melayangkan protes kembali sembari berlari mengejarnya
Tak lebih dari satu bulan Kyuhyun di Jeungdo, namun ia sudah membuat banyak kenangan. Membuat Hyukjae iri padanya karena sang ibu lebih memperhatikan dirinya, membuat Juhyun merasa kesal karena mendapat panggilan 'ajumma' meskipun akhirnya ia terbiasa, juga membuat nyonya Kim berusaha menjadi ibunya karena merasa iba kepadanya. Dan yang terpenting, hatinya terbuka hingga ia mampu memperbaiki hubungannya yang beku selama enam tahun ini dengan Kyujong. Rasanya, sangat bersalah jika ia tak sering datang untuk berkunjung.
Kyuhyun menemukan keluarga baru disini, perasaan mereka juga tulus terhadapnya , mereka memperlakukannya sebagai seorang anak yang layak diberikan kasih sayang. Mungkin karena ia seorang yatim piatu. Ingin Kyuhyun tak kembali ke Seoul, tapi itu tak mungkin. Ia harus kembali. Sama seperti halnya mereka yang merasa sedih karena kepergiannya besok, ia juga merasa sangat sedih
"Kau mau kemana? Tidak ada banyak tempat yang bisa di datangi disini..." Kyuhyun menoleh
"Entah, tapi kau tahu ajumma, anak kota sepertiku akan sangat bahagia jika diajak main lumpur...!"
"Main lumpur?" Juhyun memandangnya dengan kedua mata melebar
"Kau bersungguh-sungguh?" Kyuhyun mengangguk
"Baiklah... Kita ke dekat pelabuhan saat airnya surut nanti!" Kali ini Kyuhyun tak mengerti, membuat Juhyun berdecak gemas memandangnya
"Aish... Kau bilang mau main lumpur? Kita cari kerang! Setelah itu memasaknya di pesta perpisahan nanti"
"Pesta perpisahan?" Juhyun tersenyum kikuk karena ia telah kelepasan bicara
*****
Dering telepon terdengar nyaring di dalam ruangan sunyi itu. Kyuhyun yang sedari tadi menunggu bergegas ke ruang tengah. Ia harus berlari menuruni tangga untuk sampai di ruang tengah, rasanya rumah ini terasa sangat luas untuk ditinggali sendiri. Sudah sejak waktu makan malam tadi ia menunggu kedatangan kedua orang tuanya yang siang tadi berpamitan akan melakukan perjalanan ke Ilsan menghadiri pernikahan kerabat. Namun hingga tengah malam, mereka tak kunjung datang, mereka juga tak mengangkat telepon darinya.
Suara dering itu masih saja berbunyi, seakan tak sabar untuk segera dihentikan. Kyuhyun mengatur nafasnya sejenak sebelum akhirnya mengangkat telepon tersebut
"Yeoboseo (Hallo)...." Ujarnya, ia berharap ini bukan sebuah kabar buruk. Karena ia sudah sangat khawatir sejak tadi
"Iya... Benar!" Kyuhyun bicara kembali menanggapi pertanyaan seseorang di seberang sana
'Doryenim (tuan muda)... Ini aku....' Kyuhyun mematung mendengar suara sekretaris dari ayahnya itu. Entah mengapa ia merasa semakin khawatir sekarang, mengapa dia menelpon ke rumah? Dan mengapa ia masih bertanya apakah ia benar menelpon ke kediaman keluarganya?
'Doryenim... Aku minta maaf, aku menelpon dari rumah sakit...'
"Apa yang terjadi?" Kyuhyun menyela tak sabaran, jantungnya berpacu dengan cepat
'Doryenim.... Nyonya dan tuan mengalami kecelakaan' tubuh Kyuhyun limbung seketika mendengar berita itu, namun ia masih mencoba bertahan
"Apa... Mereka baik-baik saja?" Tanya penuh harap. Ia berharap sekretaris Moon menjawab iya
'Maafkan aku... tapi.....mereka tewas....'
'Bruuukk'
Kali ini tubuhnya benar-benar ambruk karena terlalu lemas. Ia merasa jantungnya dipukuli dengan keras, hingga membuatnya serasa mau mati karena terkejut
*****
Cuaca siang ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Terasa lebih hangat dan nyaman. Tak pelak itu membuat Kyuhyun tertidur di teras rumah saat sedang membuat beberapa burung bangau tadi. Sore nanti ia akan mencari kerang, dan untuk mengisi waktu luang, Kyuhyun menyibukkan dirinya untuk memenuhi 1000 burung bangaunya. Namun ia tertidur, mungkin karena semalam ia kurang tidur.
Tapi sepertinya ia tak tenang dalam tidurnya itu. Keringat membanjiri wajahnya dan ia tampak gelisah. Ia mengerang tak jelas, dan bergerak gelisah. Bahkan kedua tangan dan juga tubuhnya menengang. Hyukjae yang datang untuk membicarakan kepulangan Kyuhyun besok, sangat terkejut dan segera mendekat melihat gelagat aneh itu
"Ah...ah...ah...tidak..." Nafas Kyuhyun terdengar memburu
"Kyuhyun....!" Hyukjae memanggilnya dengan keras berharap Kyuhyun segera terbangun, sepertinya pria itu sedang bermimpi buruk
"Kyuhyun!!" Hyukjae mengguncang tubuhnya dan berhasil membuat Kyuhyun membuka kedua matanya. Namun kedua mata itu bergerak gelisah, ia belum tersadar sepenuhnya. Hyukjae tak tahu harus melakukan apa berada di situasi ini, ia hanya bisa memandangnya cemas
"Aaahhh...." Kyuhyun mengerang dan meringkuk
"Kyuhyun.... Kau baik-baik saja???"
"Tidak.... Tidak... Ibu... Ayah....!" Racaunya bercucuran air mata, Hyukjae lebih mendekat dan menarik tubuh Kyuhyun dalam pelukannya, berharap itu bisa menenangkan Kyuhyun.
"Eoh.... Apa yang mereka lakukan?" Gumam Juhyun yang berada di depan rumahnya melihat adegan berpelukan itu. Penasaran ia menghampirinya
"Hyukjae...." Hyukjae menoleh, Juhyun bisa menebak ada yang salah saat melihat raut wajah Hyukjae. Dengan segera ia mendekat
"Apa yang terjadi?" Tanyanya juga dengan cemas
"Aku tidak tahu, dia seperti ini saat aku datang tadi!" Hyukjae masih memeluk Kyuhyun yang terlihat semakin gelisah itu. Kedua matanya masih bergerak cepat meskipun ada Juhyun dihadapannya. Meskipun Juhyun memandangnya drngan lembut, tapi Kyuhyun masih tak menyadari kehadirannya
"Bawa dia masuk! Aku akan cari bantuan!"
.
.
Juhyun beranjak dan berlari meninggalkan rumah Kyuhyun. Meskipun ia berkata akan mencari bantuan, ia tak tahu akan mencari bantuan kemana. Kyuhyun terlihat tidak tenang, ia harus mencari seseorang yang bisa menenangkannya. Iya... Kyuhyun butuh seseorang yang bisa menenangkannya. Tapi siapa??? Pikir Juhyun menjadi panik. Ia terus berpikir sambil terus berlari tak tentu arah
"Kyujong....!" Gumamnya
.
.
Senyuman manis ia pancarkan kepada para penggemarnya yang rela hadir untuk melihatnya. Acara fanmeeting ini, berjalan dengan lancar, meskipun skandalnya di Jeungdo masih menjadi buah bibir. Acara baru saja selesai. Setelah ini ia akan menemui pimpinan perusahaan yang memanggilnya untuk membicarakan tentang rumor yang beredar. Ia langkahkan kakinya panjang, karena setelah itu ia akan berangkat ke Jeungdo. Besok pagi adalah jadwalnya mengajar. Namun langkahnya terhenti saat ponselnya berdering
"Ada apa Juhyun..."
"Datanglah kemari.....!" Suara Juhyun terdengar parau, sepertinya ia sedang menangis
"Apa yang terjadi.....?" Tanya Kyujong tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya
"Kyuhyun......"
Tak mau pikir panjang, Kyujong segera berlari setelah mendengar penjelasan Juhyun yang diselingi isakan itu. Tak perduli dengan pertemuannya dengan sang pimpinan perusahaan. Ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti enam tahun yang lalu. Keluarganya hanya Kyuhyun sekarang, dan dia akan menjadi prioritas utama saat ini
"Dimana Kyujong!!!!" Panggilan Jungsoo itu tak dihiraukannya, Kyujong memasuki mobil dan melajukannya seperti orang kesetanan. Jarak Seoul ke Jeungdo lumayan jauh. Dan ia harus segera sampai kesana.
.
.
Juhyun sudah kembali ke rumah Kyuhyun. Tak ada dia di luar rumah. Artinya Hyukjae sudah membawanya masuk. Ia sangat berharap Kyuhyun sudah merasa lebih tenang sekarang. Langkahnya terhenti saat kakinya menginjak sesuatu, ia tundukkan kepalanya untuk melihat itu. Sebuah burung bangau dari origami tergeletak dilantai, sepertinya itu buatan Kyuhyun, perlahan Juhyun mengambilnya
"Burung bangau...." Gumamnya, ia jadi teringat dengan titipan dari Kyujong beberapa waktu yang lalu
"Mengapa ada orang yang menitipkan benda seperti ini? Apa ini berharga?" Juhyun bertanya sembari memberikan toples itu pada Kyuhyun
"Ini menggelikan... Kau bukan anak kecil lagi kan!" Juhyun geleng-geleng saat melihat wajah bahagia Kyuhyun melihat benda itu
"Kau benar-benar menyukainya?" Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan tersenyum kepada Juhyun. Senyuman manis, yang tak pernah Juhyun lihat sebelumnya
"Kau pernah mendengar tentang burung bangau ini?" Juhyun mengangguk mantap
"Kau percaya itu?" Juhyun tertawa, itu konyol dan kekanak-kanakan menurutnya
"Aku tidak pernah mempercayai hal yang tidak masuk akal. Tapi mereka membuatnya dengan tangan suci mereka, demi menggantungkan harapan terbaik untukku.... Ini mungkin terlihat tak berarti apa-apa. Tapi ini sangat berarti untukku, dalam burung bangau ini, tersimpan berjuta-juta semangat yang terpendam jauh dalam diriku..." Juhyun tertegun, ia telah salah mengira. Kyuhyun tampak serius, ia tak sedang main-main sekarang
"Dan aku merasa bersemangat ketika melihatnya....."
.
.
Hyukjae menoleh padanya saat ia memasuki rumah. Kyuhyu masih sama seperti tadi. Namun kini ia menarik dirinya dari Hyukjae. Ia duduk menjauh dan tampak gelisah seorang diri. Mereka hanya bisa memandangnya dengan diam, dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada Kyuhyun? Sebelumnya ia tak pernah seperti ini
"Apa hanya aku...." Ujar Hyukjae, Juhyun mengalihkan pandangannya pada Hyukjae, wajahnya masih sendu
"Yang melihat luka disetiap tatapan matanya? Yang melihat kesedihan setiap kali ia berulah padamu? Aku merasa ada sebuah luka yang sangat dalam dibalik keceriaannya.... Apakah ini puncaknya? Apakah dia sudah tidak kuat lagi untuk menahannya?" Juhyun hanya menghela pelan, ia juga merasakan hal yang sama
"Aku tidak tahu sejak kapan dia begitu penting bagiku Juhyun....." Hyukjae menunduk, ini mengejutkannya.
Juhyun melangkahkan kakinya, mendekati Kyuhyun perlahan. Ia tak ingin membuat Kyuhyun semakin buruk. Tak ada yang dilakukan atau dibicarakannya, ia hanya duduk di samping Kyuhyun untuk menemaninya sampai Kyujong datang.
Selama ini, ia memang penasaran, apa yang terjadi antara Kyuhyun dan juga Kyujong. Apa penyebab Kyuhyun terlihat enggan mengakuinya sebagai kakak? Dan mengapa ia harus membenci Kyujong. Ia sangat penasaran akan itu, pasti sesuatu yang serius jika Kyuhyun sampai seperti ini. Sepertinya rencana untuk bermain lumpur dan mencari kerang akan gagal, begitupun dengan pesta perpisahan yang sudah siapkan untuk malam nanti.
"Kyuhyun.ah... kau kenapa?" Bisik Juhyun berharap Kyuhyun akan menyadari keberadaannya
Entah sudah berapa lama mereka diam menemani Kyuhyun yang masih duduk gelisah seorang diri. Beberapa kali Juhyun melihat ponselnya, ia berharap Kyujong segera datang, ia sudah tak tahan melihat pemandangan ini
'Braaakkk'
Semua menoleh kearah pintu kecuali Kyuhyun, Kyujong masuk dengan nafas memburu. Namun langkahnya memelan saat melihat kondisi Kyuhyun
'Dia seperti ini lagi....' Kyujong tertegun untuk beberapa saat
Enam tahun yang lalu, Kyuhyun pernah seperti ini, ia bahkan tak makan atau meneguk setetes airpun saat itu. Dan saat ini Kyuhyun kembali seperti ini, apa yang terjadi?
"Kyuhyun......"
Kyuhyun bereaksi mendengar suara itu, ia angkat kepalanya perlahan dan memandang Kyujong yang sudah berada dihadapannya. Airmata keluar dari kedua mata Kyuhyun saat melihat Kyujong, rasa sedih mendesak keluar dari dalam hatinya. Kyujong juga menangis dan memeluk adiknya itu dengan lembut. Suara tangis Kyuhyun pecah, ia meangis dengan kencang dalam pelukan kakaknya
"Jangan khawatir... Tidak apa-apa.... Aku disini!" Kyujong terus membisikkan kalimat itu di telinga Kyuhyun
"Ibu dan ayah.... Aku harus bagaimana?...." Gumam Kyuhyun
"Kau bermimpi lagi?" Kyuhyun mengeratkan pelukannya
"Maafkan aku Kyuhyun..... maaf, kau harus merelakan ibu dan juga ayah. Mereka akan sedih jika kau seperti ini? Aku mohon....." Kyuhyun hanya diam dan menuntaskan tangisannya
Langit mulai gelap, Kyuhyun sudah membaik nanun ia menolak menemui siapapun. Ia hanya berbaring di kamarnya. Dan merasa malu, ia sudah membuat banyak orang khawatir. Selama ini ia sudah tak lagi memimpikan kedua orang tuanya, namun kali ini ia memimpikan hal yang sama kembali. Mungkin itu yang membuatnya kembali menjadi bukan dirinya seperti enam tahun yang lalu. Kyuhyun membalikkan badannya dan tampak berpikir, bagaimana ia akan menghadapi Juhyun dan Hyukjae besok. Mereka pasti akan menyerangnya dengan banyak pertanyaan. Selain itu ia juga merasa sangat malu
'Aku bermimpi seperti itu lagi.... Apa aku sangat merindukan mereka? Atau mereka sudah tidak sabar menunggu kedatanganku?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments