Chapter 18

'Hari ini, 29 Maret 2017. Ingatlah bahwa hari ini Juhyun tengah menyiapkan makan siang untukmu! Dia terlihat bahagia, dia terlihat lega! Dan ingatlah! Setelah ini kau akan melakukan pengakuan untuk cinta pertamamu......'

~Rainy Heart~

Dua pekan berikutnya........

Musim perlahan berganti, udara menjadi segar dan tak sedingin sebelumnya. Langit juga lebih cerah dari biasanya. Tampak biru bersih tanpa noda. Orang-orang masih sama dengan kesibukan mereka masing-masing. Tak begitu banyak yang berubah kecuali suasana yang menjadi lebih menyenangkan.

Pintu gerbang yang sudah tampak usang itu terbuka dengan perlahan. Menampakkan sosok sang pemilik rumah bersama dengan sepedanya yang berbunga-bunga. Juhyun. Wanita bernama Juhyun itu akan berangkat mengajar, dua pekan berlalu, ia sudah merasa lebih baik. Meski ia masih tak memiliki keberanian untuk menemui sang pujaan hati. Ia masih kurang siap untuk menahan airmata ketika berhadapan dengannya nanti.

Dengan santai Juhyun mengayuh sepedanya menuju sekolah tempatnya mengajar. Ia juga menyapa beberapa tetangga yang memulai aktifitas mereka di luar. Bibirnya terus tersenyum ketika menerima sapaan balik dari mereka.

Meski hatinya terasa berat menahan rindu. Benar! Dia merindukan pujaan hatinya, Kyuhyun. Satu bulan sudah berlalu tanpa mendengar suaranya, mendengar kabarnya, melihat wajahnya. Ia menutup diri untuk beberapa saat. Walaupun sebenarnya ia merasa khawatir, karena telah melewatkan banyak waktu. Sesekali saja ia bertanya bagaimana kabar Kyuhyun kepada Ahra. Dan berakhir dengan kalimat tagihan, kapan ia akan datang. Karena Kyuhyun sangat membutuhkannya. Memikirkan hal itu membuat Juhyun menghela.

Benar sekali! Ia telah menyia-nyiakan waktu hanya untuk menyiapkan dirinya. Ia tak memikirkan bagaimana Kyuhyun

"Dasar bodoh!" Ia merutuk untuk dirinya sendiri

'Kriing... Kriing...'

Mendengar suara bel itu, Juhyun sedikit menepi. Ia memang terlalu berada di tengah dan menghalangi jalan untuk yang lain

'Kriing...Kriing...' Juhyun menepi lagi tanpa berniat untuk melihat siap yang berada di belakangnya

'Kriing...Kriing...'

Kali ini dengan kesal Juhyun menoleh, kedua matanya terbelalak melihat senyuman khas itu. Seseorang di belakangnya melontarkan senyuman begitu ia menoleh tadi. Untuk sesaat Juhyun melupakan laju sepedanya, ia begitu terkejut. Hingga akhirnya sepeda tersebut menabrak sebuah pagar

"Hati-hati...!!"

'braak'

Dan membuatnya terjatuh ke tanah. Seseorang di belakangnya segera turun untuk menolong Juhyun yang mengeluh kesakitan. Lengan kanannya berdarah. Seseorang yang adalah pria itu meninggalkan sepedanya begitu saja kemudian mendekat dengan cemas

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan cemas sembari memeriksa luka di lengan Juhyun. Juhyun tak mengatakan apapun, ia masih menatap pria dihadapannya ini dengan intens

'Dia mengingatku atau tidak?'

"Nona.... Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu kembali, Juhyun menghela dan tersenyum getir

'Dia tidak mengingatku....' batinnya pilu

"Lalu kenapa kau datang kemari?" Tanya Juhyun dengan kesal kemudian berdiri sendiri dan beranjak meninggalkan pria itu bersama dengan sepedanya.

"Ajumma!!!" Panggilan itu mampu menghentikan langkah Juhyun seketika. Juhyun menoleh dan memmandang pria yang adalah Kyuhyun itu dengan tajam. Kyuhyun tersenyum dan mendekatinya

"Kau pasti sangat kesal ketika aku melupakanmu di taman bermain waktu itu... " Juhyun tersenyum getir. Apa Kyuhyun sedang mengerjainya?

"Aku harap tidak akan pernah melupakanmu lagi..."

"Kim Kyuhyun...."

"Iya, aku hanya berakting tadi. Aku sangat penasaran bagaimana kesalnya dirimu saat aku meninggalkanmu di taman bermain..."

"Hey!!!!!" Kyuhyun terpaku dan menghentikan ucapannya mendapat hardikan itu.

Juhyun menghembuskan nafas kencang beberapa kali sembari memandang Kyuhyun dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Hingga perlahan airmatanya menetes

"Dasar jahat...! Kenapa kau bermain-main dengan hal seperti ini? Kau tahu betapa takutnya aku ketika kau memanggilku nona tadi? Kenapa kau jahat sekali padaku...." Juhyun menangis tersedu-sendu sembari memukuli dada Kyuhyun.

Kyuhyun menunduk dan memandang Juhyun prihatin. Ia biarkan tangan itu memukulinya, hingga beberapa saat kemudian ia menahannya dengan lembut. Juhyun menunduk dan masih tersedu-sedu

"Kau tahu aku adalah pasien, tapi kau memukuliku seperti ini!" Canda Kyuhyun mencoba merubah suasana yang menyedihkan ini

'Grep'

Dengan cepat Juhyun melepas pegangan tangan Kyuhyun kemudian melingkarkannya di pinggang Kyuhyun. Menyembunyikan wajahnya di dada dan meredakan tangisnya. Kyuhyun tersenyum dan membalas pelukan itu

"Maafkan aku..." Ujar Kyuhyun pelan

"Kau membuatku terlambat bekerja..." Rengek Juhyun mengundang tawa Kyuhyun.

---------

Hari ini terasa begitu cepat. Jam terakhirnya telah Juhyun selesaikan. Dan dengan langkah ringan ia mengeluari kelas. Berbeda 180° dari biasanya, kini senyuman menemani langkah Juhyun menuju ruangan guru. Wajah muram itu telah pergi. Kehadiran  Kyuhyun terasa seperti sebuah hadiah kejutan. Bukan ia yang datang, tapi Kyuhyun! Pertanda apa ini?

"Apa kabar...." Ujarnya dengan begitu ramah, membuat beberapa rekan kerjanya tertegun keheranan.

Pasalnya, selama Juhyun bekerja sebagai guru disana, dia tak pernah menampakkan wajah yang begitu berseri seperti itu. Dia lebih sering berseru kesal karena ada beberapa guru yang kurang disiplin. Juhyun adalah seorang guru yang sangat menghargai waktu, tak pernah terlambat memasuki kelas, dan hanya sesekali bersikap ramah.  Dia hanya akan bersikap seramah itu ketika diluar sekolah. Juhyun mengambil tasnya sembari tersenyum lebar

"Hari ini aku akan pulang dulu.. sampai jumpa lagi hari senin..." Juhyun berpamitan pada yang lain kemudian beranjak keluar

"Eoh? Ada apa dengan guru Seo hari ini?"

"Iya... Dia terlihat berbeda, padahal beberapa minggu ini dia tak pernah bicara pada kita.."

"Apa dia mengalami kecelakaan?"

"Daripada terlihat seperti orang yang hilang akal, dia lebih terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta...."

Juhyun masih mendengar obrolan itu dari luar ruangan. Namun ia tak masalah dengan itu, bibirnya tetap tersenyum lebar. Ia sedang jatuh cinta sekarang, jatuh cinta yang sebenarnya. Ia tak merasa sedih seperti waktu itu, justru sebaliknya ia merasa bahagia. Ia merasa bunga-bunga bermekaran disekitarnya, karena rasa bahagia yang tak terkira.

Kesedihannya, serasa terlupakan untuk sesaat. Ia bahkan juga melupakan luka di tangannya karena terjatuh tadi. Juhyun menghela dan memeluk map yang dibawanya. Bibirnya terus saja tersenyum, meski ia berusaha untuk menahannya

"Sampai jumpa besok guru Seo...."

"Ah... Iya Byul...." Juhyun melambaikan tangannya pada sang anak murid dengan wajah berseri. Seindah sakura yang sedang bermekaran. Kemudian mempercepat langkahnya, ia sudah tak sabar ingin segera menemui Kyuhyun.

---------

Kyuhyun sendiri sedang mencoba beberapa baju di rumah kakak Hyukjae yang ia sewa beberapa bulan yang lalu. Pagi tadi, saat ia mengantar Juhyun ke sekolah, mereka membuat janji untuk pergi berjalan-jalan menikmati suasana pedesaan yang belum sepenuhnya Kyuhyun rasakan.

Kyuhyun membawa beberapa pakaian memang, ia akan tinggal disana untuk beberapa waktu. Bersama Juhyun, menghabiskan waktu yang tersisa. Kyuhyun menurunkan tangannya dan meletakkan atasan yang ia pegang kemudian duduk di atas tempat tidurnya.

Dua pekan ini ia memikirkan ucapan Ahra yang sedikit keras padanya. Dan pada akhirnya ia putuskan untuk membuat dirinya bahagia alih-alih terus memikirkan orang-orang disekitarnya. Ahra memang benar! Dia selalu tahu apa yang sedang ia inginkan tanpa ia mengatakan apapun. Dan begitu ia putuskan untuk pergi ke Jeungdo kembali, baik Ahra maupun Kyujong, mereka menyetujuinya. Kyuhyun merasa sangat lega akan itu.

Bukan ia tak memeperdulikan mereka lagi, ia hanya ingin tetap bersama Juhyun setidaknya dalam waktu dua minggu ini. Yah..selain membuat keputusan untuk kembali pada Juhyun, ia juga membuat keputusan besar yang lain karena ucapan Ahra dua minggu yang lalu.

Dengan rasa takut yang tak mungkin bisa menghilang dari benaknya. Kyuhyun memutuskan untuk menjalani opersi, namun ia meminta setidaknya waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri dan menguatkan tekadnya. Meski dokter merasa keberatan dengan waktu yang diminta Kyuhyun itu.

Kyuhyun menghela kemudian tersenyum simpul

'Biarkan aku menikmati kebahagiaan ini sebentar, agar aku bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi padaku.... Aku sungguh ingin hidup dan berbahagia hingga memiliki seorang anak bersama Juhyun! Ini akan menjadi jalan tersulit yang harus aku pilih... Jadi beri aku waktu untuk menikmati kebersamaan ini sedikit lagi....'

Pintu terbuka, Kyuhyun segera merapikan baju-bajunya kembali. Ia tahu siapa yang datang. Menghela beberapa kali dan mencoba tersenyum senatural mungkin sebelum keluar dari kamar. Senyuman Juhyun yang pertama ia lihat

"Aku bawa makanan untukmu! Kita makan siang bersama..." Ujar Juhyun dengan girang sembari menunjukkan makanan yang ia bawa

"Eoh..." Kyuhyun mengangguk

"Aku akan siapkan dulu.... Tunggu sebentar!" Setelah mengatakan itu Juhyun beranjak ke dapur untuk menyiapkan makanan-makanan yang ia bawa sementara Kyuhyun beranjak memasuki kamarnya lagi. Diam-diam Juhyun memperhatikannya

"Apa aku mengganggu istirahatnya?" Gumam Juhyun.

Kyuhyun segera mengambil sebuah buku catatan bersampul coklat itu dan menulis sesuatu disana.

'Hari ini, 29 Maret 2017. Ingatlah bahwa hari ini Juhyun tengah menyiapkan makan siang untukmu! Dia terlihat bahagia, dia terlihat lega! Dan ingatlah! Setelah ini kau akan melakukan pengakuan untuk cinta pertamamu......'

"Kyuhyun...."

Kyuhyun telonjak kaget mendengar panggilan itu dan sontak menoleh ke pintu kamarnya. Juhyun memandangnya merasa bersalah

"Apa aku mengejutkanmu? Maaf..."

"Tidak..." Kyuhyun tersenyum dan beranjak meninggalkan bukunya diatas meja

"Kkaja..!" Juhyun tersenyum dan diam-diam melirik buku itu. Apa yang sedang Kyuhyun tulis hingga sangat terkejut saat ia memanggilnya. Juhyun menghela pelan kemudian menyusul Kyuhyun yang sudah duduk menghadap makanan yang ia masak

"Kau masih menyiapkan ini semua?" Juhyun mengangguk sembari duduk di depan Kyuhyun

"Baiklah, terimakasih untuk makanannya!" Setelah mengatakan itu, Kyuhyun mulai makan. Juhyun memandangnya sejenak, senyuman masih tak hilang dari bibirnya. Kemudian mulai makan setelah meletakkan daging di mangkuk Kyuhyun

"Kau harus makan banyak..." Kyuhyun mengangkat kepalanya dan memandang Juhyun, gadis itu menarik nafas panajang dan tersenyum

"Gomawo..." Ujarnya lagi

"Kenapa berterimakasih?"

"Kau tidak marah meski aku mengetahui kondisimu...." Kyuhyun menghela

"Maaf aku..." Ujar Kyuhyun, membuat Juhyun mengerutkan keningnya heran

"Kenapa minta maaf?" Tanyanya pelan

"Karena aku tidak memberitahumu sejak awal..." Juhyun tersenyum dan menggenggam tangan Kyuhyun sejenak

"Kau pasti punya alasan, tidak masalah..." Ucapannya ini benar-benar menenangkan. Kyuhyun mengangguk dan mulai makan kembali.

"Setelah ini, aku akan mengajakmu ke suatu tempat!" Ujar Juhyun kembali setelah beberapa kali menyuapkan makanan dalam mulutnya

"Kemana...?"

"Kita akan memancing" Juhyun tersenyum semakin lebar dan melanjutkan makan dengan diam.

.

Juhyun masih sibuk mencuci piring dan mangkuk kotor saat Kyuhyun mandi. Mereka akan berangkat memancing setelah ini. Dan Juhyun memutuskan untuk menunggu Kyuhyun disana. Pekerjaannya selesai, Juhyun beranjak ke ruang tengah untuk menunggu, namun pikirannya kembali terusik oleh rasa penasarannya tentang buku yang Kyuhyun.

Dengan kesal ia menghela, ia kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa menahan rasa penasaran. Ia kesal kepada dirinya yang selalu saja penasaran. Tapi seberapapun kuat Juhyun mencoba untuk menahan rasa penasarannya, Juhyun tetap tidak bisa. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, memastikan jika Kyuhyun tak akan segera keluar dari kamar mandi.

Baiklah! Ia ingin tahu, tho Kyuhyun sedang mandi. Pelan, Juhyun memasuki kamar Kyuhyun, buku itu masih berada di tempatnya semula. Beberapa kali Juhyun menarik nafas panjang. Merasa bimbang akan membukanya atau tidak, hati dan pikirannya terus bertentangan

'Bagaimana ini....? Kalau aku ketahuan, Kyuhyun pasti marah! Ah... Tapi aku benar-benar penasaran..'

Juhyun masih saja bimbang. Sementara ia juga masih mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Menandakan jika aktifitas mandi Kyuhyun belumlah selesai. Juhyun menghela

"Ah... terserah!" Gumamnya kemudian mengambil buku catatan Kyuhyun itu. Membukanya dari awal dan membacanya dengan perlahan.

Bukan sesuatu yang penting bagi orang lain. Buku itu hanya berisi beberapa hal yang telah Kyuhyun lakukan atau belum ia lakukan. Itu yang Juhyun mengerti ketika membaca halaman pertama buku tersebut.

'Hari ini, 19 Februari 2017. Aku sudah menyampaikan salam perpisahan pada Oh Jungmin hyung, aku juga sudah berikan USB nya'

'Minggu depan, 26 Februari 2017. Aku akan melakukan acara tanda tangan dan muncul sebagai Fourteen. Jangan lupakan! Ini moment yang sangat penting, ingatlah! Aku pernah menjadi penulis yang hebat!'

Juhyun terus membuka lembar per lembar buku tersebut dan membacanya dengan hati hancur. Ini mungkin terlihat seperti catatan biasa. Tapi bagi Kyuhyun ini adalah setiap moment yang takut ia lupakan. Juhyun tak heran mengapa Kyuhyun melakukan hal ini. Dia pasti sudah mendengar seberapa buruk keadaannya dari sang dokter. Karena itu Kyuhyun menulis apa yang tidak ingin ia lupakan, ia takut penyakit dalam otaknya ini mengacaukan ingatannya.

Juhyun masih terhanyut untuk membaca setiap lembar per lembar buku catatan itu, ia tak peduli lagi jika akan ketahuan.

'Aku tahu kini kau hidup demi memperjuangkan cintaku. Aku tahu dan tak pernah menutup mata dan telingaku untuk semua perjuanganmu. Aku tahu ini pasti terasa berat untukmu. Ini pun terasa berat untukku... aku juga ingin berjuang sebagaimana perjuanganmu. Aku pun juga tak ingin melukaimu dengan pedang cintaku. Tapi apa yang bisa aku lakukan dalam keadaan seperti ini? Aku hanya akan menodai perjuanganmu, aku hanya akan melukai perasaanmu, aku hanya akan membuatmu merasa menderita jika aku menerima perasaanmu. Jika kau berjuang untuk mencintaiku, akupun akan berjuang untuk menjaga pedang cintaku agar tak melukaimu..... Maafkan aku.... Maafkan aku.... Maafkan aku.... Juhyun.sshi.....'

'Setiap hari aku selalu berharap waktu mengerikan itu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak ingin mati dan meninggalkan semuanya. Aku ingin terus bersamamu dan menjalin kebahagiaan hingga kita menua. Aku memohon kepada Tuhan, agar Dia memberiku satu kesempatan lagi untukku menikmati hari-hari membahagiakan bersamamu.. aku tak ingin melewatkan satu haripun tanpa melihat senyumanmu. Beri aku sedikit waktu lagi, sedikit lagi! Maka aku akan melakukannya, dan bersiap untuk kemungkinan terburuk.... Beri aku kesempatan untuk menghilangkan ketakutan ini... Sekali saja.... Sekali saja....'

Juhyun berhenti untuk membuka lembar berikutnya. Sudah cukup! Membaca sampai sana sudah cukup membuat perasaannya sesak. Mengapa begitu menyedihkan? Dengan cepat Juhyun menghapus airmatanya, meletakkan buku itu seperti semula kemudian berbalik. Kemudian keluar.

Suara gemericik air masih terdengar dari kamar mandi. Ini sudah hampir 20 menit, tapi Kyuhyun tak juga selesai. Khawatir terjadi sesuatu, Juhyun beranjak ke depan kamar mandi dan mengetuk pintunya

"Kyuhyun... Apa kau sudah selesai?" Tanya Juhyun setelah mengetuk pintu, tak ada sahutan dari dalam. Juhyun mengetuk sekali lagi

"Kyuhyun.... Kau dengar aku?" Juhyun menambah volume suaranya. Namun masih tak ada jawaban.

.

Kyuhyun bersandar pada dinding kamar mandi dengan nafas tersengal. Ia sudah selesai dan telah berganti baju tadi. Namun saat akan keluar, kepalanya terasa sakit. Tak ingin keluar dengan keadaan seperti itu, Kyuhyun kembali menyalakan air dan bersandar pada dinding berharap rasa sakitnya mereda.

Namun tidak, air hangat yang menyiram tubuhnya kembali, tak bisa membuat sakitnya mereda. Kyuhyun jatuh terduduk menahan rasa sakit itu dengan diam. Ia tak bisa mengerang atau berteriak. Meski sebenarnya ia ingin melakukannya. Tapi ia akan merusak kebahagiaan Juhyun jika melakukannya....

Nafasnya semakin tersengal karena rasa sakit itu tak segera menyerah untuk menyakitinya. Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya dan menangis dengan diam, wajahnya telah pucat, mungkin ia akan pingsan setelah ini....

"Kyuhyun.ah... Kau baik-baik saja...?"

Kyuhyun menatap pintu dihadapannya dengan nanar. Ia akan membuat Juhyun semakin khawatir jika hanya berdiam diri

'Beri aku kekuatan untuk menjawabnya...'

"Kyuhyun....!!!!" Suara Juhyun meninggi, tak perlu otak pintar untuk menafsirkan panggilan itu. Juhyun sedang khawatir sekarang. Hingga ketukan itu berubah menjadi gedoran. Kyuhyun tersenyum getir, airmata mengalir dari kedua pelupuk matanya. Kemudian berusaha menjawab dengan suara senormal mungkin

"Aku.. baik...baik saja! Jangan khawatir...! Aku...akan keluar setelah ini...." Ujar Kyuhyun dengan sisa-sisa tenaganya

"Benarkah?"

"Eoh....! Belikan aku shampoo... Aku kehabisan...!"

"Baiklah! Aku akan segera kembali...!"

Kyuhyun memejamkan kedua matanya begitu mendengar derap langkah Juhyun mengeluari rumah. Dan menangis dengan keras. Menangis tersedu-tersedu dan terdengar begitu pilu.

'Kenapa sekarang? Haruskah hari ini? Aku mohon.... Sudah banyak airmata yang kuberikan padanya, Aku mohon.... Biarkan kami bahagia hari ini... aku mohon.... aku mohon.... aku mohon...'

Kyuhyun tak tahu apa yang terjadi padanya setelah itu.  Ia hanya merasa tubuhnya melayang dengan begitu ringan. Dan semuanya terlihat gelap.....

.

.

.

.

.

.

.

Juhyun kembali membuka pintu rumah Kyuhyun setelah keluar selama lima menit. Ia tak membawa shampoo yang Kyuhyun minta, justru ia datang bersama Hyukjae dengan derai air mata. Ia tahu Kyuhyun sedang bersembunyi darinya. Dia sedang menahan sakitnya seorang diri. Suara itu bukan suara orang yang sedang baik-baik saja.

"Cepatlah Hyukjae.ah...!!" Juhyun menangis sembari berjalan cepat menuju kamar mandi. Hyukjae mengikutinya dengan heran, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi

"Buka pintunya!"

"Apa? Tapi Kyuhyun sedang mandi di dalam, kenapa kita ha...."

"Cepatlah!!!!!" Juhyun meninggikan suaranya, Hyukjae terkejut bukan kepalang. Dan segera membuka pintu itu dengan peralatan yang ia bawa

"Cepat... cepatlah...." Juhyun bergerak gelisah dan menggigit ujung kukunya, merasa cemas

'klek'

Begitu mendengar suara itu, Juhyun langsung membuka pintu dan merasa jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat melihat Kyuhyun tergeletak di bawah guyuran air. Wajahnya begitu pucat

"Ah... Tidak! Kyuhyun.ah... bangunlah!!!!" Juhyun memeluknya, sementara Hyukjae segera bangun dari keterkejutannya dan mematikan air

"Kyuhyun..... bangunlah aku mohon!!!!"

"Uhuk..."

Juhyun melepas pelukan itu dan memandang Kyuhyun yang telah membuka matanya perlahan. Juhyun memandangnya dengan deraian airmata. Sementara Kyuhyun memandangnya dengan sayu, ia tersenyum pada Juhyun

"Apa kau sudah gila? Kalau sakit katakan sakit! Kenapa harus bersembunyi di kamar mandi seperti ini? Bagaimana jika aku terlambat menemukanmu????" Juhyun berkata dengan kesal

"Maaf..." Tak ada suara yang keluar, hanya gerakan bibir yang terlihat, Juhyun memeluknya lagi

"Maaf....." Dengan jarak sedekat itu Juhyun bisa mendengar bisikan Kyuhyun. Dan membuatnya hatinya terasa begitu pilu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!