Gelak tawa terdengar begitu menyenangkan dari halaman rumah. Acara makan malam canggung untuk tiga orang yang baru mengenal ini telah usai. Semua bubar ke tempat mereka masing-masing. Untuk beristirahat ataupun hanya untuk bercengkrama bersama orang-orang terkasih. Namun dua sejoli ini masih bertahan di tempat mereka makan. Si wanita menunduk, spekulasinya belum mendapatkan konfirmasi, dan ia juga merasa malu untuk menanyakannya. Si pria juga terdiam dengan kepala menunduk.
Tak memikirkan hal yang sama, ia justru memikirkan keputusan sepihak sang adik yang tak memgakuinya sebagai kakak dihadapan orang lain. Sebenci itukah ia padanya?
Sementara sang adik malah sibuk berbincang seru bersama nyonya kim dan suaminya di teras rumah. Begitu serunya, hingga gelak tawa mereka terdengar hingga ke dalam rumah.
Ini pertama kalinya sejak enam tahun yang lalu, Kyuhyun terdengar ceria olehnya. Apakah ini baru pertama kali atau memang ia yang baru tahu?
"Maaf...." Ujar Seohyun membuka percakapan, Seohyun menghembuskan nafas sedikit kasar saat Kyujong memandangnya. Baiklah, jika ia malu rasa penasarannya tak akan terjawab. Ia akan bertanya
"Kau..mengenal..dia?" Tanya Seohyun nampak begitu berat
"Tidak..." Kyujong tersenyum dan menggeleng, ia akan lanjutkan kebohongan adiknya
"Tapi kau bilang tadi..."
"Aku salah orang!" Sela Kyujong
"Eoh begitu...."
"Aku akan ke kamar lebih dulu!"
"Baik..." Seohyun mengangguk dan tersenyum
Sepeninggal Kyujong, Seohyun beranjak membersihkan meja. Meletakkan piring-piring kotor ke tempat pencucian piring dan membersihkannya. Sayup-sayup ia mendengar obrolan lucu dari tetangga barunya itu. Bibirnya tersenyum begitu saja mendengar keseruan diluar. Tetangga yang ramah.
Gerakan tangannya berhenti saat ia kembali memikirkan apa yang terjadi di rumahnya beberapa menit yang lalu. Ia tak lupa bagaimana tatapan Kyujong pada Kyuhyun. Pria itu tampak sangat teluka. Dan saat inipun Kyujong tampak tak bersemangat.
Jika mereka bukan sepasang kekasih, yah... Seohyun akan membuang spekulasi itu jauh-jauh. Jika bukan itu, lalu apa hubungan mereka? Tidak mungkin mereka tak saling mengenal. Meski tak sekecewa Kyujong, Kyuhyun juga tampak sama seperti Kyujong. Seohyun menghela saat nama mereka terdengar sangat mirip. Kemudian tersenyum simpul. Mirip? Seperti saudara kembar
"Tunggu! Saudara?" Gumam Seohyun
'Mungkinkah Kyuhyun adik yang tak mau mengakui Kyujong? Eiisstt... Tidak mungkin! Dunia tak sesempit itu, jika mereka memang hubungan saudara yang tak akur, untuk apa Kyuhyun datang?'
"Ya..ya..ya..!!!!" Seohyun tersadar dari lamunannya
"Aish! Kau ingin rumah ini banjir eoh?" Omel nyonya kim sembari mematikan kran. Seohyun memandang sang ibu dengan tertegun
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Seohyun menghela pelan
"Kyuhyun sudah pulang?" Tanyanya setelah mengumpulkan setengah kesadarannya yang sempat menghilang tadi
"Eoh..." Seohyun tersenyum simpul dan memulai pekerjaannya kembali.
--------------------------------------------------
Kyuhyun menghentikan langkahnya di depan rumah sewaannya. Mendongak memandang langit yang menakjupkan malam ini. Begitu banyak ia melihat bintang di tempat ini. Hal itu membuat bibir Kyuhyun mengembang begitu lebar membuat senyuman. Inilah, tempat yang selama ini ingin ia tinggali. Suatu tempat dimana ia mampu melupakan segala hal yang menyedihkan, hatinya terasa menyatu begitu kuat dengan tempat baru ini setelah ia mengenal tetangga barunya, keluarga Seo yang begitu ramah.
Namun, tiba-tiba senyumannya pudar, ia kembali teringat akan sikapnya tadi. Sangat keterlaluan! Kyuhyun sadar itu, pasti Kyujong sangat kecewa padanya. Kyuhyun menghela dan menyayangkan sikapnya yang begitu keterlaluan. Bagaimana ia akan memulai hidup baru jika ia masih tak mampu membuka hati untuk Kyujong? Kyuhyun menghela lagi dan dengan segera mengeluarkan ponselnya dari saku. Bermaksud untuk menghubungi Kyujong saat ponsel tersebut bergetar pertanda sebuah pesan masuk. Kyuhyun membukanya dengan cepat
'Kita harus bicara!!'
Helaan nafas Kyuhyun semakin keras membaca pesan dari kakaknya nya itu. Dengan cepat pula ia memasukkan ponselnya kembali dan memasuki rumah. Duduk di ruang tengah yang merangkap sebagai ruang tamu, mengatur perasaannya untuk tidak meledak-ledak saat nanti Kyujong mengajaknya bicara. Kedua mata Kyuhyun menangkap barang-barngnya yang masih betah berada dalam koper dan tas.
Kyuhyun mendekat untuk berberes mungkin dengan begitu ia bisa mengurangi gejolak di dalam hatinya. Baru ia kan membuka ranselnya, pintu terketuk kemudian terbuka. Kyuhyun menoleh dan melihat Kyujong masuk dengan sedikit menunduk karena memang pintunya tak terlalu tinggi.
Kyuhyun masih duduk di tempatnya, dan hanya memandang Kyujong yang mendekatinya dengan wajah datar. Kyujong tersenyum simpul dan duduk di depan adiknya
"Aku akan membantumu berkemas..." Ujar Kyujong kemudian meraih koper Kyuhyun dan membukanya
Kyuhyun masih membiarkan itu dan tak bereaksi apapun. Sebenarnya ia ingin mencairkan kebekuan yang selama ini terjadi, tapi ia selalu mengingat kedua orang tuanya saat melihat Kyujong dan membuat rasa kecewa itu muncul kembali. Kyujong masih sibuk mengeluarkan pakaian sang adik dari dalam sana dan hilir mudik menaruhnya di dalam lemari yang ada dalam satu-satunya kamar di rumah sederhana itu.
Kyuhyun menunduk saat Kyujong memasuki kamarnya, ia harus berlapang dada. Ia harus merubah semuanya, ia harus memperbaiki semuanya sebelum terlambat. Kyujong kembali datang dan membuat Kyuhyun memandangnya lagi
"Kenapa kau datang kemari?" Kyujong membuka percakapan sembari menata pakaian-pakan yang tersisa
"Eoh?" Kyujong menoleh dan memandang adiknya itu dengan kening berkerut
"Kau melamun?"
"Tidak....!!" Kyuhyun beranjak bangun menuju dapur, Kyujong memandangnya dengan diam. Adiknya itu sedang memanaskan air di kompor, sepertinya dia akan membuat minuman hangat
"Kau tak mau menceritakannya padaku?" Tanya Kyujong lagi
"Apa?"
"Semuanya... Semua yang mengganjal hatimu!" Kyuhyun kembali terdiam dan menyiapkan dua buah mug yang sudah ia beri bubuk cappuchino. Setelah itu menyeduhnya
"Kyuhyun.ah.. Aku sangat merindukanmu.." Kyuhyun menghentikan adukannya dan memandang Kyujong, masih dengan tatapan datar
Hatinya serasa tertohok saat ia melihat tatapan rindu itu, Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pekerjaannya tanpa mengatakan apapun. Kyujong menarik nafas panjang kemudian beranjak untuk menaruh pakaian Kyuhyun yang masih tersisa
'Aku akan memulainya hyung, beri aku waktu....'
Kyujong kembali dan mengeluarkan isi tas ransel Kyuhyun saat adiknya itu mendekat sembari meletakkan satu mug yang ia bawa dihadapannya, anggap ini adalah permulaan bagus bagi Kyuhyun, bersamaan dengan itu sebuah tabung kecil berisi banyak pil menggelinding ke lantai. Secara bersama mereka memandang benda itu. Kyujong mengalihkan pandangannya pada Kyuhyun dengan tatapan bertanya,
"Ini obat tidur..." Ujar Kyuhyun tenang sembari mengambilnya, Kyujong mengerutkan kening, tak serta merta percaya
"Kau susah tidur? Sejak kapan? Apa sejak kematian ibu dan ayah...?" Namun ia tak mampu untuk mendesak Kyuhyun mengakui pil apa dalam tabung kecil itu. Kyuhyun hanya menunduk dan memegang tabung kecil itu dengan erat
"Hal apa lagi yang tidak ku ketahui Kyu!" Kyuhyun masih setia dengan diamnya meski Kyujong meninggikan suaranya
"Apa kau sudah tidak menganggapku keluargamu lagi? Apa kita benar-benar sudah berakhir?"
Di balik pintu masuk Seohyun menutup mulutnya dengan tangan menyembunyikan keterkejutan. Ia tak bermaksud untuk lancang atau tidak sopan. Sejak jawaban mereka tak sama tadi, ia merasa sangat penasaran. Ia penasaran apakah spekulasinya benar atau salah
'Jadi benar Kyuhyun adalah adik yang tak mengakui Kyujong?'
Ia masih mendengar suara Kyujong yang terus menerus bertanya tanpa mendapat jawaban dari Kyuhyun. Ia merasa kasihan pada pria itu. Mengapa Kyuhyun begitu keterlaluan? Kemudian Seohyun beranjak pergi dengan sedikit kesal, ia tak ingin terlalu jauh ikut campur
"Kyuhyun aku mohon...! Apa kita benar-benar tidak bisa memperbaiki semua ini?" Suara Kyujong memelan. Ia tatap adiknya memohon, setetes airmata lolos dari kedua mata Kyuhyun membuat hati Kyujong terenyuh
"Kyuhyun...?"
"Aku ingin hyung.. aku ingin, tapi..." Kyuhyun menghentikan ucapannya dan menarik nafas panjang. Menunduk sejenak seperti tengah menahan sesuatu
"Kau tidak apa-apa?" Ujar Kyujong dengan cemas
"Aku kecewa padamu, disaat ayah membutuhkanmu, kau menghilang. Disaat ibu merindukanmu kau menjauhinya hanya karena kau tak sejalan lagi dengan mereka.... Sejak kecil kau yang terpenting bagi mereka, kau sulung di keluarga kita, kau harapan mereka. Tapi kau malah mengecewakan mereka...."
"Aku menyesal..." Sela Kyujong cepat, Kyuhyun memandangnya dengan sendu
"Aku sangat menyesal... Aku ingin waktu diputar kembali...."
"Dibandingkan dengan dirimu, aku hanya putra kedua yang tak bisa mereka andalkan.. tapi kau mengkhianati harapan mereka..."
"Maafkan aku... Sungguh maafkan aku..."
"Tidak perlu... Aku akan coba memulai semuanya dari awal, tapi aku tak ingin ada orang asing tahu tentang hubungan kita..."
Kyuhyun menunduk dan mengerutkan keningnya. Kemudian beranjak memasuki kamar meninggalkan cappuchino yang sudah ia buat. Kyujong memandangnya dengan sendu pula. Sekarang ia tahu, mengapa Kyuhyun sangat kecewa padanya.
Selama ini, kedua orang tua mereka memang lebih mengutamakan dirinya dibandingkan Kyuhyun yang hanya berstatus putra kedua. Mungkin Kyuhyun merasa tersisih, karena itu ia sangat marah saat dirinya bersikap tak seharusnya pada kedua orang tua mereka.
Malam ini berlalu dengan begitu kelabu bagi dua bersaudara ini. Kyujong kembali ke rumah Seohyun setelah selesai membereskan barang-barang Kyuhyun. Sementara itu Kyuhyun masih berbaring menatap langit-langit kamarnya. Setidaknya meski harus ada pertengkaran, ia merasa lega karena mampu mengungkapkan apa yang selama ini membebani pikirannya. Kyuhyun mengalihkan pandangannya pada tabung kecil yang ditemukan sang kakak tadi, memandangnya dengan diam. Kemudian beranjak bangun dan menelannya satu sebelum beranjak tidur.
Dan malam ini pula menjadi malam berikutnya bagi Seohyun mencari tahu tentang aktor kenamaan Kim Kyujong. Matanya tampak serius dan tangannya begitu lincah menscroll layar ponselnya. Mendadak ia ingin tahu kehidupan Kyujong diluar keartisannya. Seperti apa sebenarnya cerita dibalik kematian kedua orang tuanya hingga sang adik terlihat begitu membencinya? Seohyun benar-benar ingin tahu.
---------------------------------------------------
Kicau burung terdengar begitu nyaring di tempat ini. Kyuhyun sudah siap untuk lari pagi. Ia akan berkeliling desa dan mulai bekerja setelah itu. Seohyun dan Kyujong keluar bersamaan dari rumah keluarga Seo saat dirinya melakukan pemanasan. Rumah mereka memang berseberangan jalan. Kyuhyun tak menghentikan kegiatannya namun juga tak mengalihkan perhatian dari mereka
"Kau akan kembali pagi ini? Aku pikir setelah dari sekolah..."
"Maaf, ada sesuatu yang tiba-tiba harus aku urus, tolong sampaikan permintaan maafku pada anak-anak..." Seohyun tersenyum simpul dan mengangguk
"Aku akan secepatnya kembali..." Ujar Kyujong sebelum memasuki mobilnya
"Aigoo tidak perlu buru-buru! Selesaikan urusanmu terlebih dahulu.."
"Aku pasti tidak akan tahan berlama-lama di Seoul..." Kyujong tersenyum begitu manis dan memasuki mobilnya dengan cepat
"Apa??" kedua mata Juhyun melotot dan tampak heran karena pernyataan tiba-tiba dari Kyujong itu
Kyujong hanya tertawa dalam mobilnya mendengar pekikan itu. Kemudian membuka kaca jendela mobilnya
"Aku pamit.."
"Eoh... Hati-hati dijalan!" Tanpa sadar Seohyun melambaikan tangannya begitu mobil melaju. Bibirnya juga berhias senyum
"Jadi dia bukan pacarmu!"
"Ah kau mengagetkan....!!!" Seohyun berjengit mendengar pertanyaan tiba-tiba itu, dan saat ia berbalik kebelakang wajah Kyuhyun sudah berada tepat dihadapan wajahnya
"Ommo..! Ahhh..."
"Hati-hati!!" Reflek Kyu menarik tangannya saat ia akan terjengkang, Seohyun langsung berdiri tegak dan menghela, memandang Kyuhyun sedikit kesal
"Kenapa?" Mendapat tatapan seperti itu membuat Kyuhyun tak nyaman
"Apa kau harus ikut campur urusanku anak muda?" Ketus Seohyun, mengingat hal semalam membuatnya kesal
"Apa? Anak muda? Aish... Aku memang memiliki wajah seperti bayi, tapi tak seharusnya kau memanggilku anak muda.."
"Ya..ya... Dimana sopan santunmu? Aku ini lebih tua darimu!" Protes Seohyun
"Apa buktinya?"
"Aku seumuran dengan Kyujong!"
"Lalu?" Heran Kyuhyun, bersamaan dengan itu Seohyun merutuk dalam hati. Semalam ia putuskan untuk pura-pura tidak tahu, dan ia hampir membuka rahasianya
"Maksudku, dilihat dari wajah kalian, kau tampak lebih muda darinya...."
"Lalu apa maumu?" Kyuhyun bertanya kembali
"Bersikaplah sopan dan panggil aku nuna..."
"Nuna?" Kyuhyun tersenyum mencibir
"Omong-omong kau belum menjawab pertanyaanku...! Jadi dia bukan pacarmu?"
"Nuna!" Tambah Seohyun membuat Kyuhyun tersenyum
"Kau ingin sekali aku memanggilmu begitu?" Seketika Seohyun menunduk, ia merasa telah mendapat skakmat dari Kyuhyun,
'Apa aku benar-benar berharap Kyujong menjadi suamiku?'
"Sudahlah! Lapipula kau tidak akan menjawab pertanyaanku..." Seohyun tersadar dari lamunannya dan menemui Kyuhyun masih tersenyum mencibir dan membuat dirinya harus mendengus. Kyuhyun kembali melanjutkan lari paginya, namun baru beberapa langkah, Kyuhyun berbalik sembari berlari mundur
"AJUMMA!!! DIA TERLIHAT MENYUKAIMU!!!" Teriaknya sembari membuat bentuk hati dengan jarinya kemudian tersenyum, membuat Seohyun harus tersenyum pula dan tersipu malu
"Dasar! Aku rasa dia adalah tipe perusak rumah tangga orang!" Seohyun bergumam dan geleng-geleng.
.
Seperti hari-hari biasanya, Seohyun akan berangkat bekerja dengan berjalan kaki. Langkahnya terasa ringan karena pikirannya tak sedang berada di tempat ia berjalan
'AJUMMA!!! DIA TERLIHAT MENYUKAIMU?'
Seohyun menggelengkan kepalanya dengan cepat. Itu tidak mungkin! Penolakan itu yang terus ia rapalkan dalam hatinya. Tidak mungkin Kyujong menyukai gadis desa sepertinya, itu tidak masuk akal
"Aish... Kenapa aku malah memikirkan ucapan Kyuhyun?" Gumamnya sembari menundukkan kepala
'krriing...krriing..'
"Tidak Hyukjae, aku jalan kaki saja...!" Ujarnya masih dengan menunduk
'krriing...krriing...'
"Nanti kau terlambat bekerja..!" Ujar Seohyun lagi
'krriing..krring...'
"Aish...!!" Seohyun menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang. Benar ia melihat sepeda Hyukjae, tapi ia tak melihat Hyukjae sebagai pengayuhnya
"Kau menghalangi jalan ajumma...."
"Mwo?"
Kyuhyun —si pengayuh sepeda Hyukjae— itu tersenyum
"Minggirlah...." Seohyun menghela
"Kau panggil aku apa?"
"Ajumma..." Kyuhyun menjawab pertanyaan itu dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun
"Kau tidak lihat jalanan begitu lebar..?"
"Aku menghindari kecelakaan yang tak diinginkan... Jadi aku mohon minggirlah!" Ujarnya dengan santai dan menampakkan senyuman menyebalkan andalannya. Hal itu Kyuhyun lakukan saat ia menghadapi teman-teman sok jagoannya di SMA dulu, dan rasanya sudah lama ia tak memiliki alasan untuk mengeluarkan senyuman maut itu
"Apa sebenarnya kau orang yang menyebalkan?"
"Tentu saja tidak... Aku orang baik...."
"Kau bahkan tidak menawariku untuk naik..." Gerutu Seohyun jengah mendengar kalimat protes itu
"Kau bilang akan jalan kaki tadi.." Seohyun menoleh dengan kesal. Rupanya indera pendengaran Kyuhyun cukup tajam hingga ia mendengar gerutuannya
'krriing...' Seohyun mendengus dan menepi, sementara Kyuhyun melanjutkan perjalanannya setelah memberi senyuman terimakasih pada Kyuhyun
"Dia berbeda sekali dengan Kyujong.."
Begitu sampai di sekolah, seperti biasa ia selalu memperoleh sapaan hangat dan ramah dari anak muridnya. Dan itu berhasil memperbaiki moodnya. Sampai akhirnya, kening Seohyun kembali harus berkerut ketika ia melihat sepeda Hyukjae berada di parkiran
"Apa yang dilakukan Kyuhyun di tempat ini?" Gumamnya sembari tetap melanjutkan langkah
.
.
Kaca mata minus sudah ia kenakan dengan baik, note kecil dan bolpoin sudah dipegangnya. Kyuhyun berjalan melihat-lihat sekolah dasar itu dengan diam. Ia sudah meminta izin kepada kepala sekolah untuk ini. Ia sedang bekerja sekarang. Dan menuliskan sesuatu dalam buku catatannya disela-sela ia mengamati sekolah tersebut. Ia tampak santai berjalan disekitar sekolah itu sampai sebuah bola menggelinding ke arah kakinya.
Kyuhyun menghentikan langkah dan menunduk, kemudian mengambil bola tersebut. Bersamaan dengan itu seorang anak datang mendekatinya
"Aku minta maaf..." Ujarnya sembari membungkuk, Kyuhyun tersenyum dan mengelus kepala anak tersebut
"Siapa namamu?" tanyanya diiringi senyuman manis
"Kim Dongho imnida..." Kyuhyun menyerahkan bolanya
"Hati-hati Dongho.ya..."
"Terimakasih..." Anak bernama Dongho tersebut berlari kembali ke tengah lapangan setelah memperoleh bolanya.
Dan Kyuhyun juga melanjutkan langkah untuk melakukan observasinya. Bel tanda masuk kelas berbunyi, seluruh siswa berhamburan memasuki kelas mereka, dan Kyuhyun menyukai itu. Anak-anak adalah kebahagiaan, obat dan juga penyemangatnya. Mereka begitu jernih dan suci. Kedua mata mereka tampak bening tanpa dosa, senyuman mereka selalu tulus tanpa ada kebohongan. Dan mereka selalu menikmati hidup mereka dari hari ke hari, tanpa beban. Mereka tak pernah memikirkan apa yang akan terjadi esok, yang mereka tahu, hari ini tak boleh terlewatkan tanpa senyuman dan kebahagiaan.
Suasana sepi menyadarkan ia dari angan yang merajut dengan indah dalam kepalanya. Sebuah angan yang akan segera ia tuangkan dalam karyanya. Kyuhyun tersenyum dan melangkah kembali
'Meski hari ini mereka tak mendapatkan apa yang mereka mau, meski hari ini mereka kecewa kepada teman-teman mereka, meski hari ini mereka menangis dengan begitu sedih. Keesokan harinya mereka akan kembali tertawa, bermain bersama dan melupakan kekecewaan mereka. Mereka adalah contoh terbaik untuk menggapai sebuah kebahagiaan. Hati mereka suci, pikiran mereka bersih, tanpa berpikir untuk sedikitpun mendendam....'
Seohyun masih tampak memperhatikan pria itu kembali sebelum memasuki kelasnya. Jika bicara ia sangat kekanak-kanakan dan menyebalkan. Namun ketika diam dan merenung seperti itu, dia terlihat begitu menyedihkan. Sama halnya seperti Kyujong, ketika bicara dia begitu hangat dan menenangkan, namun ketika terdiam dia terlihat begitu menyedihkan.
Seohyun menghela kemudian memasuki kelasnya dengan wajah berseri seperti biasanya
"Bersiap!" Suara sang ketua kelas —Yiseul— selalu menyambut kedatangannya
"Beri salam!"
"Selamat pagi bu guru Seo..!" Senyuman Seohyun semakin lebar menerima salam dari murid-muridnya itu
"Selamat pagi... Ok! Hari ini aku ingin kalian menari bersama sebelum memulai pelajaran..."
"Menari?" Seohyun tergelak mendengar seruan kaget mereka
"Semuanya berdiri" serunya sembari menyiapkan sound yang sudah ia bawa
"Ini mudah, kalian hanya perlu mengitari ruangan ini, dan begitu musik berhenti kalian harus memilih lima orang teman kalian dengan cepat, mengerti?"
"Iya..." mereka menjawab dengan serentak
Seohyun mulai menyalakan sound tersebut. Sebuah lagu anak-anak yang energik terdengar. Semua mulai menggerakkan tubuh mereka mengikuti irama sembari mengitari ruang kelas yang sengaja tak memiliki kursi dan meja belajar atas permintaan Seohyun itu. Hanya ada meja kecil sejumlah anak yang ditata rapi disalah satu sisi lain ruangan, itu akan digunakan ketika mereka mulai belajar. Ruangan kelas pada umumnya, Seohyun tak menyukai itu, menurutnya anak-anak harus belajar dalam suasana ruang yang menyenangkan. Buktinya, meski ini kelas untuk anak SD, ia sulap kelas itu tak ubahnya sebuah kelas untuk anak di taman kanak-kanak. Penuh warna dan ceria.
Bukan hanya para muridnya yang menari, iapun ikut menari bersama mereka. Dari luar, Kyuhyun memperhatikan itu dengan senyuman puas. Menurutnya, Seohyun luar biasa, disaat guru yang lain mengkhawatirkan nilai anak-anak muridnya hingga memberikan pelajaran yang terkadang menekan mereka, Seohyun justru memikirkan bagaimana caranya agar mereka merasa nyaman dan belajar dengan perasaan bahagia. Itu terbukti dari design kelas Seohyun yang berbeda dari kelas yang lain.
Musik berhenti dan suasa kelas menjadi riuh karena anak-anak heboh mencari kelompok mereka masing-masing. Seohyun tersenyum dan menepuk tangannya beberapa kali ketika mereka sudah berdiri dengan kelompok mereka masing-masing
"Ok... Silahkan duduk bersama kelompok masing-masing!" Serunya
"Ibu guru, akan membagi tugas untuk masing-masing kelompok! Tugas kalian kali ini adalah mengamati beberapa tumbuhan yang sudah ibu bawa, kemudian presentasikan di depan teman-teman kalian apa yang kalian sudah dapatkan, mengerti?"
"Iyaa..."
Kyuhyun beranjak dari sana dengan senyuman yang begitu mengembang. Sepertinya akan ada hal besar yang akan ia tulis. Langkahnya cepat menuju ruangan kepala sekolah sembari menghubungi seseorang
"Ini aku..." Ujarnya begitu telepon tersambung "Aku berencana merombak tulisan novelku tentang Jeungdo...!"
"Apa??? Kau bercanda?"
"Aku serius!"
"Kau tidak memiliki banyak waktu lagi dan kau akan merombak cerita yang sudah hampir selesai kau tulis? Bukumu harus dirilis bulan ini!"
"Aku tahu...! Aku akan menyelesaikannya...!" Kyuhyun memutuskan sambungan.
Wajahnya terlihat begitu cerah, rasanya semangat yang selama ini menguap kembali lagi ke dalam tubuhnya. Tak pernah sekalipun ia bersemangat seperti ini untuk menulis. Ini luar biasa....
'Pelangi ditengah hujan'
"Aku menemukannya..." Gumam Kyuhyun sembari mengepalkan tangannya dengan bersemangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments