NovelToon NovelToon

Rainy Heart

Chapter 1

"Aaaahhhhh... Ahhh...ahhh..."

Nyonya Kim telonjak kaget mendengar teriakan putrinya dari kamar. Ia yang sedang menuang air untuk ia minum segera beranjak ke kamar putri semata wayangnya itu, khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi, apalagi ini tengah malam.

Nyonya Kim membuka pintu geser itu dengan kencang, kemudian memasuki kamar putrinya dengan cemas. Lampu kamar masih menyala terang, tempat tidur juga masih sangat rapi, menandakan jika sang putri belum tidur. Lampu belajar di mejanya juga masih menyala, beberapa buku terbuka. Semua dikamar itu tampak normal, lalu apa yang salah? Dan lagi ia tak menemukan putrinya diruangan itu

"Juhyun?" Panggilnya dengan hati-hati

"Kenapa aku jadi berdebar-debar begini?" Gumam nyonya Kim yang tiba-tiba merasakan aura negative dalam kamar itu

"Ju..."

"Ahh... tidak.." kini sura rengekan yang terdengar dari salah satu ruangan di kamar itu.

Dengan segera nyonya Kim menuju ruangan itu, dan membuka pintu dengan kencang pula. Betapa terherannya ia melihat putrinya dalam kamar mandi itu, begitupun dengan putrinya yang bernama Juhyun

"Kenapa?" Tanya Juhyun menghentikan kegiatannya yang sedang menggosok gigi

"Kau baik-baik saja?" Nyonya kim balik bertanya

"Iya..."

"Kenapa kau berteriak?"

"Eoh..." Juhyun tersenyum dan berkumur untuk menyelesaikan proses gosok giginya

"Aku hanya terkejut karena Jae Ha oppa akan wamil..." Jawabnya sembari menunjukkan artikel di ponselnya

"Apa? Siapa itu Jae Ha?"

"Ibu tidak tahu? 'kau bidadari terindah dalam hatiku...' eomma tidak tahu lagu itu?" Sang ibu menatap aneh putrinya yang bertingkah konyol itu

"Kau bidadari terindah dalam hatiku..." Juhyun kembali bernyanyi dengan suara pas-pasan dan tampak menghayati

"Jangan main-main! Ini tengah malam, siapa dia?" Juhyun menghela dan menyerah

"Dia itu penyanyi yang sangat terkenal ibu..."

"Apa?" Entah dorongan darimana, mendengar yang sedang mereka bicarakan ini hanya seorang penyanyi, tekanan darah nyonya Kim serasa naik

"Hey!!!!!" Tiba-tiba nyonya Kim berteriak

'Plaaakk'

Dengan kesal ia memukul kepala Juhyun hingga gadis itu mengeluh sembari mengelus kepalanya dan cemberut pada sang ibu

"Kalau kau berteriak seperti itu hanya karena seorang yang tak kau kenal, ibu tidak akan bisa berbuat apa-apa jika kau berada dalam bahaya! Aish! Cepat tidur!!!" Setelah mengatakan itu nyonya Kim beranjak keluar, Juhyun mendengus

"Eomma memang suka sekali memukulku!" Gerutunya

.

.

Burung-burung berkicau bersahutan. Suasana pedesaan memang memungkinkan kita untuk mendengar nyanyian pagi seperti itu. Jarum jam masih menunjukkan pukul enam pagi, namun Juhyun sudah sangat siap untuk pergi bekerja. Ia sudah memasukkan buku-buku yang ia perlukan.

Di desa ini, meskipun terkadang Juhyun menyebalkan, ia mempunyai satu mimpi besar sebagai seorang pengajar, selain membuat anak-anak menjadi pintar tentunya, ia juga menginginkan anak-anak didiknya menjadi seorang yang tangguh dan mampu bertahan hidup dalam dunia mereka yang akan lebih keras nanti.

Ini hari pertamanya masuk bekerja setelah melalui liburan panjang. Begitu siap dengan keperluannya, Juhyun keluar dari kamar dan menemui sang ibu yang sudah siap dengan sarapan. Juhyun tersenyum, tak ada seorang ibu yang tak menyayangi anaknya, begitupun sebaliknya . Meski terkadang ia sering membuat ibunya kesal seperti tadi malam, ia sangat menyayangi ibunya itu.

Ia tak tahu sejak kapan ibunya bangun untuk menyiapkan sarapan yang begitu lengkap untuknya. Juhyun menarik nafas panjang dan mendekati sang ibu tanpa bersuara, kemudian memeluknya dari belakang

"Good morning.." bisiknya, sang ibu yang terkejut mendapat pelukan tiba-tiba itu hanya menoleh

"Kau sudah siap..?" Juhyun mengangguk

"Tunggu sebentar lagi, sup nya akan segera matang!"

"Ibu.. terimakasih.. maaf.." nyonya Kim tertawa kecil

"Duduklah..!" Serunya sembari melepas pelukan Juhyun

"Jadi ibu tidak mau memaafkanku?" Tanya Juhyun sambil cemberut

"Tidak!" Nyonya Kim berseru, namun sedikit senyuman tersungging di bibirnya menandakan jika itu hanya sebuah candaan. Tidak ada seorang ibu yang tidak bisa memaafkan buah hatinya.

.

.

"Kau sudah pikirkan ini baik-baik? Kau yakin tidak akan menyesal dengan keputusanmu?" Seorang menejer artis, sebut saja dia Jungsoo hyung, bertanya dengan nada cepat kepada artisnya sembari mengikuti dia kemanapun melangkah di rumahnya yang mewah

"Jungsoo hyung, kau tahu kan, aku tidak pernah melakukan sesuatu yang hanya aku pikirkan setengah-setengah..?" Jawab sang artis akhirnya setelah cukup lama ia berdiam dan mendengarkan pertanyaan bawel menejernya tadi

"Kyujong.... aku benar-benar khawatir ini akan mengganggu karirmu!" Kyujong -artis itu- menghentikan langkahnya dan menoleh kepada Jungsoo

Memandang menejer yang sudah 10 tahun menemaninya itu. Kemudian tersenyum getir

"Aku sudah berakhir, apalagi yang perlu aku khawatirkan?" Ujarnya dengan santai

"Kita pasti bisa melewati semua ini, bertahanlah sebentar lagi, aku akan kembali membuat namamu naik.."

"Hyung, aku ini seorang aktor yang telah menghamili seorang wanita, semua orang membenciku karena itu.."

"Tidak!! Itu hanya gosip murahan yang keluar dari mulut orang yang tak bertanggung jawab...! Lagipula tidak ada bukti untuk itu!" Ujar Jungsoo dengan sedikit emosi. Ia tahu benar Kyujong tak akan melakukan hal semacam itu

"Hyung, orang-orang tidak akan peduli pada bukti, mereka akan menelan mentah-mentah apa yang mereka dengar.." Kyujong kembali melangkah ke dapur untuk mengambil beberapa helai roti untuk ia jadikan sarapannya bersama Jungsoo

"Sebaiknya sarapan dulu!" Serunya sembari menyiapkan dimeja, Jungsoo memandangnya prihatin.

Karir artis sekaligus sahabatnya ini sedang menanjak. Sampai akhirnya semua berakhir setelah kabar terkutuk itu tersebar luas. Ia tak habis pikir dengan apa yang terjadi ini. Kyujong adalah orang baik, dia tidak pernah melakukan hal yang melanggar norma itu, ia di jebak

"Hyung?" Jungsoo tersadar dari lamunannya

"Pasti ada cara untuk membersihkan namamu?"

"Eoh.. aku tahu, karena itu aku bermaksud mengajar musik di Jeungdo dan membersihkan namaku dengan kebaikan... Aku tidak akan meminta gaji untuk itu, menyangkal hanya akan membuat orang-orang semakin yakin dengan berita itu. Kau cari kebenarannya, dan aku akan isi kekosonganku dengan kebaikan... Kau sudah merasa lega?" Kyujong memberikan senyuman diakhir kalimatnya

"Aish!" Jungsoo berdesis sembari duduk di hadapan Kyujong dan mulai mengambil roti lapis buatan Kyujong kemudian memakannya dengan perasaan kesal. Membuat Kyujong tersenyum simpul

"Eoh, aku tidak melihat Kyuhyun?"

"Dia sudah pergi sejak aku datang tadi..."

"Aish... Dia melewatkan sarapannya kembali.." gerutu Kyujong tampak kesal.

.

.

Dan Kyuhyun, pria yang selalu merepotkan Kyujong -kakak nya- itu. Yah... Dia memang selalu merepotkan, dia selalu menghilang tanpa alasan kemudian kembali dengan tanpa rasa bersalah. Diantara 24 jam, dia hanya menghabiskan waktunya tidak lebih dari 15 jam saja di rumah. Entah apa yang dilakukan oleh pria ini diluar rumah. Dia bukan orang yang kurang waras, hanya saja dia sedikit 'berubah' sejak kematian keluarganya.

Yah... Ini memang terdengar klise, tapi kedua orang tuanya memang telah pergi menghadap Tuhan saat usianya masih 18 tahun, enam tahun ini ia hidup bersama sang kakak. Oh.. apakah kalian penasaran mengapa orang tuanya meninggal? Mereka mengalami kecelakaan tunggal, menurut penyelidikan kecelakaan itu seperti sudah direncakan sebelumnya, tak terkuak apa alasannya. Hanya saja mereka terkesan seperti romeo dan juliet, memilih mengakhiri hidup bersama. Namun kita tidak akan terfokus pada kisah kecelakaan tunggal yang diduga bunuh diri ini.

Ok! Kembali kepada Kyuhyun. Pagi ini, ia hanya berjalan-jalan di sekitar rumah, tanpa memberi salam pagi terlebih dahulu. Menikmati udara pagi dengan rangkaian bisingnya perkotaan, sepertinya dia tak benar-benar menikmati. Ia hanya berusaha menikmatinya. Kedua tangannya ia masukkan dalam saku cardigan warna abu-abu yang ia pakai, musim memang belum berganti, tapi cuaca sudah mulai terasa dingin.

Kyuhyun menghentikan langkahnya di halte, duduk disana meski ia tak sedang ingin menaiki bis. Memandang lurus ke jalanan, dan ia tampak seperti seseorang yang memiliki dunia sendiri saat seperti itu. Mungkin kematian orang tuanya enam tahun silam masih mengguncang perasaannya. Ia tersadar saat ponselnya berbunyi, dengan segera ia mengeluarkan benda itu dari saku dan menerima telepon masuk dari sang kakak

"Eoh.." jawabnya dengan malas, ia jengah saja dengan kakaknya yang terlalu protektif itu

"Kau sudah pergi? Aku yakin 100% kau belum meneguk setetes air pun..."

"Sudah.."

"Jangan bohong! Aku tahu kau di dekat sini. Cepat pulang dan sarapan dulu!" Kyuhyun menghela mendapat perintah itu

"Aku sudah menghabiskan makanan di dalam kulkas.."

"Bohong!"

"Kau lihat saja kalau tidak percaya!" Bersamaan dengan berakhirnya kalimat yang ia ucapkan, Kyuhyun memutuskan sambungan dengan sepihak. Dan kembali melanjutkan perjalanan santainya, sekaligus membiarkan ponselnya yang kembali berdering.

.

Kyuhyun mempercepat langkahnya saat ia tiba di tempat tujuan. Sebuah panti asuhan di pinggiran kota. Kedua tangannya juga sudah memegang beberapa kantung sedang berisi makanan

"Aku datang......" Serunya dengan bersemangat saat memasuki taman

"Oppaaaa..."

"Hyuuuunnggg..."

Bibir Kyuhyun tersenyum lebar mendapat sambutan dari anak-anak itu. Kyuhyun sangat menyukai tempat ini, ramai, dan penuh keceriaan, meski mungkin jauh di dalam lubuk hati anak-anak ini, mereka menangis. Sama seperti dirinya, menyembunyikan rasa sakit di balik sebuah senyuman

"Makanan..."

"Yeayyyyy"

Sekitar sembilan anak yang masih berusia 6-7 tahun mengerubunginya. Dari jauh, ibu pengasuh panti asuhan itu tersenyum dengan lebar melihat anak-anak selalu ceria saat Kyuhyun datang

"Oppa.. aku bisa memecahkan tantangan darimu..."

"Eoh... Benarkah?" Kyuhyun memandang anak perempuan itu antusianls

"Iya, aku berhasil membuat 20 burung..."

"Bagus sekali..." Kyuhyun mengajukan telapak tangannya mengajak ber highfive

"Hyung, aku juga berhasil membuatnya, aku membuat 25 burung..."

"Whooaaahh... Keren!"

"Aku juga.."

"Aku juga.."

"Aku juga.."

Kyuhyun tertawa senang memdengar keramaian yang tiba-tiba pecah itu. Anak-anak memang selalu ingin menunjukkan kelebihannya. Suatu hari, Kyuhyun pernah mengajari mereka membuat burung dari origami, dan dengan iseng ia meminta mereka untuk membuat seribu buah. Dengan dalih "harapan kalian akan terwujud", ia tak menyangka mereka akan sangat bersemangat meski itu hanya mitos. Karena harapan dan keinginan kalian akan terwujud jika kalian berusaha dan berdoa kepada Tuhan.

"Anak-anak.." keriuhan berakhir saat mereka mendengar suara ibu Shin

"Bawa makanan ini ke dalam, bagikan pada yang lain.."

"Iya ibu Shin!!" Mereka berhamburan masuk, dan meninggalkan Kyuhyun berdua saja dengan ibu Shin

"Kau sudah sarapan?"

"Belum... Aku datang untuk sarapan bersama ibu.." ibu Shin tersenyum

"Kkaja...!"

.

Senyuman menemani ibu Shin menyiapkan sarapan untuk 'anak itik' yang kehilangan induknya ini. Kyuhyun terus saja tersenyum memandang ibu Shin yang sibuk menyiapkan makanan dimeja

"Kau membuatku sedikit lembur untuk membantu mereka membuat burung-burung itu..." Kyuhyun tertawa kecil, ibu Shin menoleh dan cemberut

"Maaf... Aku hanya iseng.."

"Isengmu keterlaluan.." Kyuhyun hanya terus menampakkan senyumannya.

Ia merasa menjadi orang paling bahagia ketika berada di tempat ini, menjadi sangat ceria dan penuh senyuman hangat. Sehangat matahari pagi

"Eoh Kyujong....?" Kyuhyun cemberut memdengar nama itu, bukan ia benci, ia hanya kesal

"Ne, dia disini... Jangan khawatir...!" Kyuhyun memakan makanan yang sudah tersedia itu sembari melirik ibu Shin yang sedang menerima telepon dari Kyujong.

Seusai makan, Kyuhyun beranjak masuk untuk melihat burung-burung bangau yang telah tergantung rapi itu. Memandangnya dengan perasaan yang sulit untuk digambarkan. Perlahan tangannya menyentuh bangau itu dengan dada yang bergemuruh, kedua matanya mendesak untuk mengeluarkan airmata, namun otaknya terus berseru "kau sudah bahagia"

"Uhuk..uhuk.."

"Minum ini!" Kyuhyun menoleh dengan masih terbatuk, menahan tangis yang mendesak keluar tentu membuat tenggorokannya sakit

Seorang yeoja yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu menyerahkan segelas air. Kyuhyun menerima dan meminumnya perlahan

"Semua ini berjumlah 85 buah...!" Kyuhyun menghentikan minumnya dan memandang yeoja bernama Ahra itu

"Mereka membuat untukmu.." Kyuhyun masih terdiam

"Mereka bertekad membuat seribu buah, karena mereka ingin harapan mereka terkabul...."

"Tentang aku?"

"Iya, mereka ingin kau panjang umur dan selalu berbahagia...! Kau tidak mau membantu membuat? Semua ini untukmu!" Kali ini nada bicara Ahra menjadi nada protes, membuat Kyuhyun tersenyum kembali

"Aku mengerti..." Gumamnya, Ahra tertawa kecil dan merangkulnya dengn hangat

"Aku heran padamu, kau punya hyung (kakak) yang sangat menyayangimu, tapi kau malah mencari perlindungan disini?"

"ibu -ibu Shin- juga kerabatku...!"

"Aku tahu..."

.

.

"Bocah itu selalu saja berbohong! Sepertinya dia sangat membenciku!" Gerutu Kyujong sembari bersiap

"Kau akan ke Jeungdo hari ini juga?" Jungsoo bertanya

"Eoh! Kapan lagi kalau bukan sekarang? Aku sudah membuat janji..." Ujar Kyujong sembari memanggul ranselnya

"Hubungi aku jika Kyuhyun pulang!" Setelah mengatakan itu Kyujong beranjak tanpa memberi kesempatan Jungsoo untuk bicara. Jungsoo menghela.

Sahabatnya itu selalu diributkan oleh saudaranya semenjak kedua orang tua mereka meninggal.

*****

Setelah selesai bersiap-siap, Juhyun berangkat menuju sekolah dasar tempatnya mengajar. Udara pedesaan yang segar, memungkinkannya untuk berjalan kaki

'Tin...Tin..'

Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh. Kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai salam

"Annyeong haseo guru Seo..." Sapa pria paruh baya yang bertetangga baik dengannya itu

"Annyeong haseo Kwon ajussi.."

"Ayo naik! Aku antar..." Pak Kwon menawarkan untuk berangkat bersama dengan sepeda motor yang ia bawa

"Ah... Tidak usah, terimakasih ajussi..!"

"Yang benar..?"

"Ne"

"Baiklah kalau begitu..."

Juhyun kembali melanjutkan langkahnya, sembari menikmati cerahnya pagi

'Jatuh cinta? Ada yang bilang jatuh cinta itu sesuatu terindah dalam setiap hidup, benarkah? Benarkah seindah itu? Hyukjae bilang itu indah, sangat indah.... Jika memang itu indah, aku ingin sekali saja merasakannya. Merasakan keindahannya, merasakan kenyamanannya, aku sungguh ingin tahu rasanya....'

"Naiklah!" Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh ke sebelah kanan, orang yang baru saja ia sebut namanya dalam hati datang dengan sepedanya

"Hyukjae..."

"Naiklah..! Sayang sekali kalau kakimu sampai lecet nanti.." Juhyun tersenyum

"Aku berat.."

"Tidak, naiklah ayo!" Juhyun menyerah dan duduk diboncengan sepeda Hyukjae, dan membiarkan sahabatnya dari kecil itu mengantarnya ke sekolah...

Chapter 2

Enam tahun yang lalu

"Aku pulang...."

Kyuhyun buru-buru melepas sepatunya, hari ini ia akan memancing bersama ayah dan juga kakaknya. Ia sangat senang karena hari ini kakaknya yang super sibuk itu sudah mau menyempatkan waktu

"Aku tidak pernah meminta ibu melakukannya! Aku punya hak untuk berjalan di jalan yang sudah aku tentukan!"

"ibumu tidak salah! Tidak seharusnya kau berteriak seperti itu Kyujong!!" Hardik sang ayah

"ibu hanya takut kau merasa lelah, ibu merasa ruang privasimu sangat terganggu, karena itu ibu meminta kakek untuk menarikmu ke perusahaan.. ibu tidak bermaksud untuk meremehkanmu sama sekali"

"Dan ayah sudah terlalu ringkih untuk menjadi pewaris kakekmu...!"

Kyujong memandang mereka bergantian dengan ekspresi keras. Ia bukan orang yang suka diatur dan di paksa. Ketika menentukan sesuatu, ia akan melakukannya sampai akhir. Kyuhyun menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding. Memperhatikan pertengkaran itu dengan diam. Ia baru saja pulang sekolah, tapi ia mendapat sambutan yang tak menyenangkan

"Aahh...!" Kyujong beranjak setelah meluapkan kekesalannya.

Kyuhyun memperhatikannya dengan ekpresi datar saat Kyujong menghentikan langkah dan menoleh padanya

"Hyung..." Bisiknya

Kyujong hanya diam, dan mencoba meyakinkan Kyuhyun dengan matanya bahwa tindakannya ini benar. Kemudian ia beranjak pergi

"Aah.."

"Yobo..!"

Suara itu mengalihkan perhatian Kyuhyun, dengan segara ia masuk dan menemui sang ayah yang sepertinya kesakitan

"Ayah baik-baik saja..?"

"Iya..iya.." tuan Kim mengangguk dan tersenyum menenangkan

"Kyuhyun... kau sudah makan siang?"  Tanya sang ayah

"Eoh! Bagaimana dengan ayah dan ibu?" Kedua orang tuanya tersenyum dan mengangguk

"Kalau begitu.. aku akan ganti baju, ayah beristirahat saja, kita tidak perlu memancing hari ini!"

"Kau tak apa-apa?" Kyuhyun mengangguk

*****

Tiga jam perjalanan sudah ia lalui. Namun peristiwa itu terus teringat olehnya di sepanjang jalan.  Waktu itu ia bisa melihat tatapan kecewa dari mata Kyuhyun. Mungkin ia sangat menyayangkan sikapnya enam tahun yang lalu. Saat itu ia masih sangat terlena dengan  karir keartisannya. Hingga ia mampu menolak mentah-mentah keinginan orang tuanya. Apalagi, saat itu ia berpikiran ada Kyuhyun yang akan menggantikannya.

Namun seminggu setelah kejadian itu, tanpa ia duga sebelumnya, Kyuhyun memberinya kabar jika kedua orang tuanya telah meninggal. Diketahui mereka meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal, menurut pemeriksaan mereka sengaja menabrakkan mobil mereka pada pembatas jalan. Namun hingga saat ini semua itu masih menjafi misteri, tidak ada yang tahu mengapa kedua orang yang berlabel sebagai orang tua itu, melakukan hak tak terpuji sama sekali. Pada saat itu Kyuhyun menjadi orang pertama yang mengetahui kematian kedua orang tuanya.

Karena itu ia menjadi sangat terpukul, namun satu hal yang membuatnya merasa sangat bersalah pada Kyuhyun adalah, setelah kejadian itu Kyuhyun menjauhinya. Mungkin ia berpikiran jika dirinya adalah penyebab kematian kedua orang tuanya.

*****

"Gomawo.." Juhyun tersenyum pada Hyukjae yang sudah mengantarnya ke sekolah

"Ok!" Juhyun masih tersenyum dan melambaikan tangannya sebelum masuk dan begitu Hyukjae pergi ia melanjutkan langkahnya memasuki sekolah

"Selamat pagi bu guru Seo..."

"Iya, selamat pagi....." Juhyun tersenyum ramah menyambut sapaan murid-muridnya.

.

"Apa kau bilang? Akan ada guru musik baru dari kota?" Juhyun memasuki ruangan guru dan memandang beberapa guru yang berbincang seru itu

"Benar.. aku tidak mungkin salah dengar!"

"Tapi sekolah kita tidak memiliki kelas musik.."

"Ah benar juga, apa akan ada kelas baru?"

"Ehem.. ehem...!" Perbincangan itu terhenti setelah Juhyun mendehem kemudian tersenyum ramah saat semua menoleh

"Kau sudah datang.."

"Lima menit yang lalu!" Bohong Juhyun sembari duduk di kursinya

"Bel masuk lima menit lagi, sebaiknya kalian bersiap.." ujar Juhyun kembali, memperingatkan

"Aku dengar guru baru ini masih muda.." bukannya mendengarkan Juhyun, mereka kembali bergosip

"Ah benarkah? Aku jadi penasaran..." Juhyun menghela dan geleng-geleng saat ia tak dihiraukan

"Guru Seo, sebaiknya kau berdandan yang cantik.." goda seorang guru mengundang tawa yang lain

"Apa?" Juhyun memandang mereka tak percaya dan geleng-geleng

Sesaat kemudian bel masuk berbunyi, Juhyun mengambil buku-buku yang sudah ia siapkan kemudian beranjak dari ruangan itu tanpa mengatakan apapun

"Dia terlalu disiplin, bahkan dia tidak memberi kespatan anak-anak masuk kelas terlebih dahulu..."

Berjalan cepat menuju kelas dua yang berada di ujung bangunan dengan senyuman secerah matahari pagi. Setelah sampai ia menemui murid-muridnya masih berantakan dan berisik di dalam kelas

"Tenang..." Serunya membuat mereka berhamburan menuju tempat duduk mereka masing-masing

"Terimakasih..." Ujar Juhyun kembali sembari tersenyum

"Bersiap!" Seorang murid perempuan berdiri dan memimpin teman-temannya

"Beri hormat!"

"Selamat pagi...."

"Baik... Baik.." Juhyun masih mempertahankan senyumannya

"Yiseul kau boleh duduk..! Oke... Ini masih hari pertama, sebaiknya kita bersantai, setuju??"

"Setujuuuu....."

"Ibu tidak akan memberi kalian tugas hari ini, ibu hanya ingin kalian maju satu per satu untuk menceritakan liburan kalian...! Eummmm.. di mulai dari Yiseul..!"

*****

Kyuhyun kembali pulang setelah bermain dengan anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh bibi dari keluarga ibunya itu. Sesampai di rumah ia hanya menemui Jungsoo yang sedang menonton tv. Ia sedikit heran saat tak melihat Kyujong, hyungnya itu sedang dalam skandal, dia tidak mungkin bepergian. Tapi ia juga tak melihatnya dirumah. Tanpa sadar ia mengedarkan pandangannya

"Kau sudah datang...?" Kyuhyun mengalihkan pandangannya tiba-tiba

"Eoh.."

"Kau mencari Kyujong?"

"Tidak..." Setelah itu Kyuhyun bergegas menuju kamarnya

"Dia pergi, mungkin akan kembali pada akhir pekan..!" Kyuhyun menghentikan langkahnya namun tak berbalik

"Dia memintaku menjagamu..!"

"Kau punya keluarga! Jaga saja keluargamu.." Kyuhyun melangkah lagi

"Apakah aku juga termasuk dalam list orang-orang yang kau benci?" Pertanyaan itu kembali menghentikan langkahnya

"Tidak..." Jungsoo tersenyum getir

"Kau pikir Kyujong yang membunuh kedua orang tua kalian?"

"Aku akan masuk!" Kyuhyun kembali melanjutkan langkahnya, tak ingin melanjutkan perbincangan itu

Sesampai di kamar Kyuhyun duduk di kursi kerjanya dan terdiam memandang komputernya yang mati. Menghela beberapa kali. Setelah cukup lama terdiam, Kyuhyun menyalakan komputer itu, ia harus menyelesaikan tulisannya

"Apa kau tahu apa penyakit ayah?" Kyuhyun menanyakan itu dengan wajah datar kepada sang kakak yang terus menerus menangis di hari kematian kedua orang tuanya itu

"Kau tidak akan tahu..." Kyuhyun kembali berkata dan menahan tangisnya

"Karena fans lebih berarti bagimu.."

"Kyuhyun.ah..?" Kyujong menoleh dan protes

"Apa aku salah? Kau marah pada mereka hanya karena mereka mencemaskanmu, sekarang mereka sudah pergi! Mereka pergi...! Tidak ada pesan..." Tangis Kyuhyun kembali

Kyuhyun menghela keras dan mulai bekerja. Tidak ada gunanya mengingat hal itu, semua sudah berlalu. Enam tahun sudah cukup baginya merasa kecewa pada Kyujong. Kebencian itu sudah hilang, hanya saja saat ini ia berada dalam situasi canggung.

*****

Pukul 09.30 tepat, bel istirahat berbunyi, Juhyun mengakhiri kelasnya dan beranjak keluar. Seperti biasa begitu sudah bekerja ia menjadi begitu cekatan. Langkahnya selalu cepat kemanapun ia pergi

'braakk'

"Aish..." Juhyun berdesis saat buku-buku yang ia bawa tiba-tiba terjatuh

Dengan menghela sedikit kesal Juhyun berjongkok untuk memungut buku-bukunya. Sepasang tangan sudah menata buku itu sebelum tangannya sendiri sampai. Juhyun mendongak dan terpaku memandang pria di hadapannya

'Dia...' pria itu menyerahkan bukunya sembari tersenyum, Juhyun masih tertegun dan menerimanya.

Pria yang adalah Kyujong itu tersenyum lagi dan kembali melanjutkan langkahnya. Juhyun masih tertegun

"Kim..Kyu..Jong? Ommo!!" Gumamnya

"Guru Seo?" Juhyun telonjak kaget dan menoleh

"Eoh.."

"Sedang apa kau?" Mendapat pertanyaan itu Juhyun buru-buru berdiri

"Tidak ..." Juhyun tersenyum dan beranjak

'Diakah orangnya? Guru musik itu? Kim Kyujong? Astaga...'

Juhyun terus bergumam dalam hati, ia tahu siapa Kyujong, meski ia tak mengikuti beritanya. Tapi ini menjadi berita mengejutkan ketika dengan tiba-tiba, Kyujong datang dari jauh untuk mengajar musik di sekolahnya. Tunggu! Apa ini acara variety show? Nyatanya ini bukan acara untuk tv.

Sesampai di ruang guru, dengan tak sengaja, Juhyun menaruh bukunya dengan sedikit kencang. Membuat semua menoleh padanya

"Kau ini kenapa?" Tanya seorang guru pria

"Ah.. maaf, silahkan lanjutkan kembali...!" Juhyun tersenyum

"Ini akan menjadi sesuatu yang sangat bagus untuk sekolah kami... Terimakasih banyak Kim Kyujong.shi...!"

Kali ini, suara sang kepala sekolah mengalihkan perhatian mereka. Masuklah dia bersama pria muda nan tampan,

"Aku yang harusnya berterimakasih..."

Senyumannya bagaikan sebuah cahaya rembulan di malam hari, semua terkesima kecuali Juhyun yang malah heran dan mencari keberadan kamera yang mungkin tersembunyi

"Han Yi Soo..." Itu adalah nama salah satu tokoh yang diperankannya, Kyujong tersenyum pada guru berusia 45 tahunan itu

"Kim Kyujong imnida...."

"Mulai besok, Kim Kyujong.shi akan mengisi ekstra kulikuler musik..." Ujar kepala sekolah menambahkan

"Ah.... Tampan sekali..." Kyujong hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya sejenak

"Mohon bantuannya, aku akan bekerja keras.."

"Apa kau akan mengajar setiap hari?"

"Tidak... Hanya hari selasa dan rabu.."

"Ah... Jadi begitu.."

"Tak apalah, 2 hari sudah cukup..."

Disaat semua orang sibuk berkomentar dan bertanya, Juhyun malah sibuk memperhatikan Kyujong. Ia penasaran, ada maksud apa seorang aktor terkenal seperti Kyujong memilih untuk mengajar musik di daerah terpencil ini. Juhyun tersadar dan mengalihkan pandangannya saat Kyujong juga memandangnya, suasana memang tiba-tiba sepi. Juhyun tak tahu kenapa

"Ah... Aku lupa harus menemui Yiseul, mianhae, aku permisi dulu..." Juhyun bergegas keluar untuk menghindari tatapan Kyujong.

Berbeda dengan dirinya yang menghindar, Kyujong memandangnya dengan senyuman terkulum. Sementara itu Juhyun mempercepat langkahnya sembari beberapa kali menghembuskan nafas kencang, dan pikirannya masih terus penasaran. Ia memang memiliki rasa penasaran yang tinggi, dengan segera ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam saku dan mulai berselancar di dunia maya. Tentu saja mencari tahu tentang rekan kerja barunya ini

"Berita terbaru Kim..."

"Permisi..."

"Ommo!!" Juhyun melempar ponselnya dan nyaris saja ponsel itu terjatuh kalau saja Kyujong tak segera menangkapnya,

"Ah.. maafkan aku..." Ujar Kyujong sopan sembari menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik

"tidak apa-apa.." Juhyun tersenyum dan menerima ponselnya "A..ada apa?"

"Aku ingin melihat-lihat sekolah ini, dan kepala sekolah merekomendasikanmu untuk menemaniku!"

"Aku?" Juhyun menunjukkan dirinya sendiri, Kyujong hanya tersenyum

"Ah baiklah..!"

"Terimakasih banyak.." Kyujong merasa lega karena alasnnya bisa Juhyun terima

"Oiya... Kim Kyujong imnida.." Kyujong tersenyum memerkenalkan dirinya

"Aku tahu..! Seo Juhyun imnida.." Begitupun yang dilakukan Juhyun.

*****

Kyuhyun menghentikan kegiatannya dan bersandar pada kursi, tampak berpikir sejenak sebelum ia mengambil ponselnya. Ia harus menghubungi Kyujong terlebih dahulu. Beginilah saudara, ketika berdekatan akan merasa canggung dan mungkin saling diam. Tapi, begitu berjauhan, rasa rindu itu pasti ada.

Tapi Kyuhyun belum memiliki keberanian untuk menghubungi Kyujong terlebih dahulu. Yang bisa ia lakukan hanya membatalkan panggilannya dan kembali meletakkan ponselnya kemudian beralih mengambil origami yang ada dalam laci. Di dekat layar komputer, sudah ada satu toples burung bangau dari origami. Kyuhyun memandangnya, kemudian mulai membuat lagi. Ia sudah mendapat 20 buah, sebenarnya ia bukan seseorang yang sangat percaya pada hal ini, tapi ia hanya berharap semua keinginannya tercapai.

"Apa harapanmu?" Ahra bertanya dengan serius suatu kali

"Membuat banyak orang tersenyum..."

"Benarkah? Itu sudah terkabul, kau sudah membuat kami bahagia.." Kyuhyun hanya tersenyum

Kyuhyun menghentikan kegiatannya saat ponselnya berdering. Setelah menarik nafas panjang, Kyuhyun menerima telepon masuk tersebut

"Hmm..."

"Apa kau sudah pergi ke Jeungdo?"

"Belum.."

"Kenapa? Kau harus segera merampungkan tulisanmu!" Namja yang mengedit buku-bukunya itu mulai mengomel, Kyuhyun menghela

"Ne ... Aku akan kesana besok!"

"Bagus..." Setelah itu, sambungan tetputus. Kyuhyun menghela dan meletakkan kembali ponselnya.

Ini memang sudah lewat waktu yang ditentukan. Seharusnya ia sudah menyetorkan naskahnya, tapi entah kenapa ia jadi tak bersemangat. Kyuhyun menghela lagi, bagaimana ia akan membuat orang-orang bahagia, jika dirinya sendiri tak membawa aura itu. Ia harus berubah menjadi lebih ceria, kembali seperti dirinya yang dulu dan menebarkan banyak kebahagiaan.

Sesaat kemudian ponselnya kembali berdering, Kyuhyun mengambilnya di meja dan melihat layar ponselnya. Tertera nama Kyujong disana

"Eoh.."

"Ada apa?"

"Mwo?" Tanya Kyuhyun merasa heran dengan pertanyaan Kyujong itu

"Mianhae... Aku tadi tidak bisa mengangkat teleponmu! Apa terjadi sesuatu? Ah, aku tidak bisa pulang selama seminggu ini. Kau bisa pesan untuk makan..."

"Hyung!" Sela Kyuhyun

"Ne?"

"Kau bukan istriku!" Ketus Kyuhyun setelah menghela kencang, namun bukan tersinggung, Kyujong tertawa diseberang sana

"Jangan tinggalkan rumah selama aku pergi..!"

"Aku akan bepergian besok! Memangnya hanya kau yang punya kesibukan?" Kyuhyun masih berkata dengan ketus, seperti biasanya

"Apakah lama?"

"Kenapa? Kau takut kehilangan barang-barangmu? Aish.. kuno sekali!"

"Aniya, aku mengkhawatirkanmu!"

"Aku bukan anak kecil!"

"Kau akan kemana?"

"Aku matikan!" Kyuhyun memutuskan sambungan sepihak.

.

.

Kyujong tak terkejut mendapat perlakuan seperti itu. Ini sudah sangat biasa. Namun tak urung ini membuatnya sedih, tampaknya, Kyuhyun benar-benar membencinya. Hingga tak sadar ia menunduk dengan sedih dan menghela berat. Juhyun memandangnya heran

"Terjadi sesuatu?" Kyujong tak menjawab dan memandang Juhyun sembari tersenyum

"Aniya..." Juhyun juga tersenyum

"Jadi..."

"Apa kau tahu dimana aku bisa menyewa kamar di daerah ini?" Sela Kyujong, ia baru ingat belum memiliki tempat untuk tinggal selama seminggu di Jeungdo

"Kamar?"

"Eoh.. seperti penginapan?"

"Kau akan kesulitan menemukan itu disini"

"Benarkah?" Juhyun mengangguk, Kyujong menghela

"Tapi kau bisa menyewa di rumah warga.." ujar Juhyun cepat melihat ekspresi Kyujong saat ini

"Benarkah? Mau kah kau mengantarku setelah sekolah selesai.."

"Tentu.." Juhyun mengangguk.

.

Sekitar pukul dua siang, kelas berakhir. Juhyun segera mengeluari kelas dan berjalan cepat menuju ruangan guru. Ia harus menyimpan buku-bukunya dan mengambil tas. Kyujong pasti sudah menunggu. Dan benar saja, Kyujong sudah siap di depan sekolah

"Apa aku lama..?"

"Tidak apa-apa.." Kyujong tersenyum kemudian membukakan pintu mobilnya

"Masuklah..!" Juhyun mengangguk dan segera masuk

"Apakah tempatnya jauh dari sekolah..?" Tanya Kyujong setelah memasuki mobil dan melajukannya perlahan

"Aniya.. kau bisa jalan kaki.."

"Ah... Itu bagus..!" Juhyun memandang Kyujong disampingnya

'Jatuh cinta? Ada yang bilang jatuh cinta itu sesuatu terindah dalam setiap hidup, benarkah?' namun sedetik kemudian Juhyun menggeleng

"Aku harus belok kemana?"

"Eoh? Ah ke kiri..." Kyujong menoleh dan tersenyum,

"Kau sedang melamun?"

"Tidak.."

"Kau terkesima memandangku?"

"Apa?" Juhyun tertawa kecil

"Itu tidak mungkin" tambahnya mengundang tawa Kyujong

.

"Berhenti...!" Seru Juhyun 10 menit kemudian

Mobil berhenti didepan sebuah rumah berpagar biru. Cukup bagus dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya. Juhyun segera keluar diikuti Kyujong dari sisi kiri

"Rumah ini?" Juhyun mengangguk

"Kau mengenal pemiliknya?"

"Ibuku.." Kyujong menoleh dan memandang Juhyun sambil tersenyum lucu

"Kau benar-benar terkesima dengan ketampananku?"

"Tidak!" Juhyun mengembungkan pipinya

"Ibu sangat menyukaimu, aku pikir ibu akan senang jika kau menyewa satu kamar di rumahnya.."

"Benar..."

"Ayo masuk!"

Mereka berjalan bersama menuju rumah itu. Juhyun menunduk untuk menyembunyikan senyumnya. Meski bukan fans nya, Juhyun merasa sangat bahagia saat ini, Kyujong meliriknya diam-diam dan tersenyum simpul. Menurutnya Juhyun adalah gadis yang lucu

"Eoh... Ibu pasti akan mengenalmu sebagai Han Yisoo..." Juhyun mengangkat kepalanya tiba-tiba dan berbisik pada Kyujong. Sementara Kyujong sendiri menunjukkan senyumannya yang begitu manis. Membuat Juhyun mengalihkan pandangannya kembali dan merasa canggung

"Ibu... Aku pulang!"

"Kau sudah datang? Eoh.. siapa dia?" Tanya nyonya Kim yang menyambut kedatangan putrinya itu, Juhyun menoleh pada Kyujong

"Dia..."

"Annyeong hasimika..." Sapa Kyujong dengan ramah dan sopan

"Tunggu..." Nyonya Kim memperhatikannya

"Aigoo... Han Yisoo???"

"Namanya Kim Kyujong ibu..!" Jelas Juhyun

"Kim Kyujong imnida..."

"Ah... Jadi namamu Kyujong? Nama yang sangat bagus! Masuklah...!"

Nyonya Kim meraih tangan Kyujong dan membawanya memasuki rumah. Membuat Juhyun memandang heran sekaligus kesal

"Aku kan putrinya?"

***

Kyujong sudah mendapatkan kamarnya, ia juga sudah bisa beristirahat untuk melepas lelahnya di dalam kamar itu. Sementara di dalam kamarnya juga Juhyun sedang membaca sebuah buku favorit karya penulis favoritnya —fourteen— itu adalah sebuah nama pena. Penulis tak mempublikasikan data pribadinya. Dan itu membuat orang-orang seperti Juhyun merasa kesal karena penasaran.

Buku-buku yang ditulis fourteen sangat menarik dan penuh makna. Juhyun memiliki semua koleksinya, ia sangat ingin bertemu dengan orang hebat yang menulis buku sebagus itu, tapi sepertinya itu mustahil, pintunya terbuka dan masuklah sang ibu, Juhyun memandangnya

"Ibu dan ayah akan pergi.."

"Kemana?"

"Mungkin kami akan kembali besok!"

"Apa? Aku akan disini bersama Kyujong?" Protes Juhyun

"Itu tidak masalah, dia pria baik...! Sudahlah, ibu buru-buru!"

"Ibu...!" Panggil Juhyun saat sang ibu malah terburu-buru keluar

"Huft! Dia itu ibuku atau bukan sih? Bagaimana aku akan tinggal dengan seorang pria?" Gumam Juhyun khawatir, apalagi ia sudah membaca berita yang beredar, pintu kamarnya kembali terbuka dan menampakkan sosok sang ibu kembali

"Ibu berubah pikiran?" Tanya Juhyun antusias

"Kau harus pastikan dia makan malam dengan baik! Awas kalau kau membiarkan tamu kita kelaparan.."

"Aish ibu.. dia itu bukan tamu.."

"Berhenti beralasan! Aku akan pastikan itu!" Nyonya Kim berbicara dengan suara sepelan mungkin, Juhyun hanya mendengus. Bukan apa-apa, dia hanya tak bisa memasak

"Juhyun!"

"Ne... Baiklah..."

.

.

Daripada memesan makanan seperti yang diserukan Kyujong, malam ini Kyuhyun memilih untuk makan bersama anak-anak di panti asuhan. Rumahnya terlalu sepi dan terasa menyayat hati. Ia tak suka kesunyian

"Kau tidak perlu repot-repot membawa makanan..."

"Tidak apa-apa ibu"

"Dia ingin aku bertambah bulat.." sahut Ahra membuat Kyuhyun tertawa kecil

"Oppa, ini benar-benar enak"

"Benarkah Boram?"

"Eoh, pasti menyenangkan kalau oppa membawanya setiap..."

"Boram.." tegur ibu Shin halus

"Tidak apa-apa ibu" Kyuhyun tersenyum pada gadis kecil itu

"Terimakasih karena Boram sudah membuatku memiliki alasan untuk membuat orang bahagia.." gadis kecil itu hanya memandang Kyuhyun tak mengerti, Kyuhyun tersenyum dan mengacak gemas rambut Boram

"Selagi waktu oppa banyak, oppa akan membawakan kalian banyak makanan enak..." Ujarnya membungkam ibu Shin dan juga Ahra, mereka saling pandang dan menghela pelan

"Sudah membicarakannya dengan Kyujong?"

"Itu tidak perlu!" Singkat Kyuhyun menjawab pertanyaan Ahra

.

.

Juhyun beranjak pergi saat Kyujong tiba diruang makan. Kyujong memandangnya heran, karena sikap Juhyun tiba-tiba berubah

"Maaf..apa.."

"Aku tidak bisa memasak jadi hanya ada ramyeon, makanlah aku akan keluar..!" Dengan menjaga jarak Juhyun menyela ucapan Kyujong

"Tapi, pergi?"

"Iya.. malam ini aku sudah berjanji untuk menginap di rumah teman"

"Kau tidak keberatan meninggalkan rumahmu sementara ada orang asing di dalam?" Tanya Kyujong memandangnya heran

"Itu tidak masalah, aku percaya padamu" ujar Juhyun tiba-tiba gugup "aku pergi.." setelah memberikan senyuman, Juhyun berbalik dan melangkah

"Tunggu..!" Langkah Juhyun tiba-tiba terhenti, sementara Kyujong mendekat perlahan namun pasti. Membuat dada Juhyun berdegub tak karuan, setelah menghela beberapa kali, Juhyun memberanikan diri berbalik dan tepat saat itu Kyujong sudah berada dihadapannya

"Kenapa?" Tanya Juhyun berusaha senormal mungkin

"Apa kau menghindariku?"

"Tidak, aku benar-benar sudah ada janji de...."

"Rupanya kau sudah membaca berita itu" sela Kyujong

"Berita? Eoh.." Juhyun reflek mundur saat Kyujong memandangnya dengan yakin

"Jangan mendekat!" Kyujong tak mendekat namun tetap menatapnya penuh tekat

"Kim Kyujong.sshi.." rengek Juhyun "ah.." karena terus mundur dan tak melihat sekitar, Juhyun terjatuh ke sofa.

"Kyujong.shi.. apa yang akan kau lakukan?" Tanya Juhyun saat Kyujong melangkah perlahan

"Apa aku perlu mengubah image ku menjadi bad guy?" Tanyanya menantang

"Aku mohon, menyingkirlah!"

"Bagaimana kalau kita buat berita itu menjadi kenyataan?" Ujar Kyujong menatap Juhyun lekat

"Apa?" Juhyun membelalakkan kedua matanya terkejut

Chapter 3

Suara detak jam terdengar begitu nyaring ditengah kesunyian ruangan, malam itu. Kyujong dan Juhyun duduk di satu sofa dengan menjaga jarak. Pandangan mereka sama, memandang ke hadapan. Posisi mereka sama,  tak ada yang berniat untuk memulai percakapan. Juhyun menghela pelan dan menunduk, jantungnya masih bergemuruh. Mendapat serangan tiba-tiba seperti itu, tentu saja ia merasa sangat terkejut. Bahkan sekarang ia merasa ingin  menangis. Meski sebenarnya tak ada hal "tercela" sedikitpun yang dilakukan Kyujong.

Ia masih bertahan pada posisinya menunduk dan menahan tangis. Ia merasa sangat malu saat itu, diam-diam Kyujong meliriknya

"Maaf..."

"Kau...."

Perkataan itu mereka ucapkan bersama, dan membuat mereka dengan tak sengaja saling pandang. Beberapa saat mereka memandang ke dalam mata masing-masing,

"Kau membuatku terkejut..." Ujar Juhyun melanjutkan ucapannya

"Maaf..."

"Kenapa kau melakukannya?" Juhyun menunduk lagi dan nyaris menangis, Kyujong memandangnya dengan diam. Merasa bersalah.

"Maafkan aku.. aku merasa sangat jengkel ketika semua orang dengan mudahnya mempercayai berita sampah seperti itu.." Kyujong menjawabnya dengan pelan. Juhyun kembali mengangkat kepalanya dan memandang Kyujong

"Apakah ini terasa sangat berat bagimu?" Dan akhirnya merasa prihatin pada pria ini, Kyujong tersenyum getir mendapat pertanyaan itu

"Aku menentang niat baik ibuku demi jalan ini, sekarang, mungkin aku sedang menjalani karmaku..." Juhyun tak berkomentar dan memandangnya dengan prihatin

"Seharusnya aku tak perlu terlalu percaya diri..."

"Minta maaflah..!" Kyujong menoleh dan kembali tersenyum getir

"Aku hanya tinggal bersama adikku, mereka sudah pergi menghadapNya..!"

"Eoh.. maafkan aku.." Juhyun menggigit bibir bagian bawahnya merasa bersalah

"Tidak perlu minta maaf..."

"Aku baru tahu kau memiliki seorang adik"

"Dia tak menganggapku hyungnya lagi..."

"Kenapa?"

"Karena aku terlalu egois dimatanya..." Kyujong menunduk kembali, Juhyun kembali kehilangan kata-kata, ia tak tahu akan berkomentar apa

"Aish... Seharusnya aku tidak bercerita seperti ini, maaf..." Juhyun tersenyum lebar saat Kyujong kembali memandangnya

"Percayalah semua akan membaik!" Juhyun menguatkankannya dengan wajah berseri, membuat Kyujong merasakan hal aneh dalam tubuhnya, seperti ada salah satu hormon dalam tubuhnya itu yang meningkat.

'Perasaan apa ini?'

Kilat cahaya tiba-tiba menembus kedalam ruangan, diiringi dengan suara petir yang menggelegar. Reflek Juhyun melompat ke dekat Kyujong dan memegang lengan kaos pria itu. Wajahnya terlihat ketakutan, Kyujong memandangnya dengan diam. Sampai akhirnya Juhyun tersadar ketika terdengar suara rintikan hujan deras mengguyur, ia tatap Kyujong sebelum akhirnya kembali menjauh

"Ah..ma..maaf.." Kyujong hanya tersenyum melihat Juhyun tampak gugup

--------------------------------

Esok harinya, cuaca di Jeungdo begitu cerah setelah semalaman di guyur hujan. Hujan semalam masih menyisakan bekas, beberapa dedaunan meneteskan air, jalanan juga masih tampak basah dan sedikit becek. Kyujong sedang membersihkan dirinya saat Juhyun menyiapkan sarapan di dapur. Hari ini akan menjadi hari pertama Kyujong mengajar.

Bersamaan dengan keluarnya Kyujong dari kamar mandi, Juhyun sudah selesai menyiapkan sarapan. Juhyun tersenyum saat kedua mata mereka saling bertemu, begitupun dengan Kyujong

"Kau bilang tidak bisa masak..?" Komentar Kyujong sembari duduk di depan Juhyun

"Hanya ini yang bisa ku masak.." Kyujong tertawa kecil

"Makanlah! Dan maklumi jika rasanya tidak enak"

"Aku sepertinya harus sedikit berbohong..." Canda Kyujong

"Iya?" Kyujong hanya tertawa kecil kemudian mulai makan, Juhyun memandangnya penuh harap, ia harap tak melupakan garam atau bumbu yang lain. Kyujong terdiam. Sepertinya ia benar-benar harus berbohong,

"Bagaimana?"

"Enak..." Kyujong tersenyum dan memakannya kembali, Juhyun tersenyum senang dan mulai makan, namun..

"Ini hambar..." Kyujong hanya meliriknya yang mengomentari masakannya sendiri dan tersenyum simpul

"Aish!" Juhyun cemberut dan sedikit kesal pada Kyujong dan tentu saja sikapnya ini mengundang tawa geli Kyujong.

-------------------------------

Hyukjae tampak sibuk membersihkan rumah sang kakak yang pergi ke kota dan tak pernah pulang saat Juhyun dan Kyujong akan berangkat bekerja. Melihat Juhyun pergi bersama seorang pria, Hyukjae buru-buru keluar dan menanggalkan alat pel yang sedang ia bawa

"Juhyun....!" Panggilnya, Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh dengan senyuman manis ia mengangkat sebelah tangannya

"Kau berangkat siang sekali?"

"Iya, hari ini aku tidak mengisi jam pagi, anak-anak dikelasku sedang olah raga.."

"Ouch...." Hyukjae angguk-angguk dan memandang pria di sebelah Juhyun itu

"Apa yang kau lakukan di rumah Dongchan oppa?"

"Eoh? Aku sedang membersihkannya..." Hyukjae mengalihkan pandangannya pada Juhyun

"Dia akan datang?"

"Tidak tidak... Dia tidak akan pernah datang!"

"Lalu?"

"Seseorang sudah menyewanya dan akan datang hari ini.."

"Ah..." Kali ini Juhyun yang angguk-angguk

"Tapi siapa pria itu?" Rasa penasaran Hyukjae sudah tak bisa dibendung lagi

"Ah, kenalkan, namanya Kim Kyujong..." Hyukjae memandangnya dengan seksama sembari mengerutkan keningnya, membuat Kyujong merasa tak nyaman. Namun, seperti tak peduli, Hyukjae terus mendekatkan wajahnya pada Kyujong

"Hey... Kau ini apa-apaan sih?" Juhyun mendorongnya hingga Hyukjar nyaris terjengkang

"Wajahnya tidak asing..." Ujar Hyukjae sembari menunjuk tepat di wajahnya, Juhyun menghela

"Ah benar!! Kau Han Yisoo...." Kyujong tertawa kecil

"Dia penggemar drama, dan selalu mengingat karakter aktornya..." Jelas Juhyun

"Iya iya, jadi namamu Kyujong, waaahh ini hebat..! Senang bertemu denganmu!" Hyukjae tampak sangat girang dan memaksa Kyujong untuk bersalaman dengannya

"Kau sangat keren! Aku suka sekali saat adegan pembalasan dendam itu, whoaahh itu sangat mengagumkan..." Kyujong hanya tersenyum salah tingkah

"Baiklah.. nanti lagi ya Hyukjae, kami harus berangkat ke sekolah!" Ujar Juhyun melepas tautan tangan mereka. Dan menarik Kyujong dari sana sementara Hyukjae masih memandang mereka terkesima, bertemu dengan aktor terkenal tentu itu sesuatu yang bagus

"Temanmu lucu sekali..." Ujar Kyujong

-----------------------------

Kyuhyun memasukkan semua keperluannya ke dalam koper dengan dibantu Ahra yang kebetulan hari ini bisa membantunya berberes. Mereka melakukan itu dengan hening, Kyuhyun hanya sibuk menata beberapa bukunya sementara Ahra melipat semua baju yang akan dibawanya. Setelah memastikan semua buku yang ia perlukan sudah tertata rapi, Kyuhyun beranjak mengambil burung seribu bangau yang sudah ia buat

"Kenapa kau hampir membawa semua barang-barangmu?" Pertanyaan itu membuat Kyuhyun menoleh dan tersenyum

"Aku ingin tinggal beberapa lama disana"

"Untuk apa? Menghindari Kyujong?" Ahra menghentikan kegiatannya dan bertanya dengan serius, Kyuhyun hanya diam

"Kyuhyun! Haruskah?" Desak Ahra, Kyuhyun menghela dan duduk di kursi kerjanya

"Apa aku sangat egois?"

"Kyuhyun.ah... pikirkan perasaannya dan pikirkan juga dirimu.."

"Aku tidak apa-apa" Kyuhyun tersenyum getir, Ahra beranjak dan memegang kedua pundak adik sepupunya ini

"Kau harus memberitahunya .."

"Itu tidak perlu...."

"Tapi dia harus tahu!" Tekan Ahra

"Untuk apa? Meminta belas kasihan? Meminta perhatian? Aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa meminta itu padanya... Ini masalahku, dan aku pasti bisa melewatinya sendiri..." Kyuhyun tercekat, Ahra mengelus pundak Kyuhyun dari belakang, sejak kecil mereka memang sangat dekat

"Cepat kembali, jika kau jauh, kau membuatku khawatir..." Gumam Ahra, Kyuhyun tersenyum simpul dan mengelus tangan Ahra

"Aku akan kembali begitu aku siap untuk kembali menjadi Kyuhyun yang dulu... Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan mencapai impianku. Aku hanya butuh sedikit waktu tenang untuk kembali menebar kebahagiaan...."

"Kau harus sering-sering menelponku!" Ahra melepas pelukannya dan beralih kehadapan Kyuhyun untuk menuntutnya

"Baiklah! Aku janji..."

'Bukan aku mengabaikannya, hanya saja ini pasti akan sangat berat baginya jika dia harus mengetahuinya. Aku tidak bisa biarkan dia menanggung perasaan bersalah yang lebih dalam..... Akan aku atasi ini sendirian, terimakasih nuna... Kau sudah menemaniku, menguatkanku...

Aku berjanji padamu, akan aku lakukan yang terbaik, tolong jaga Kyujong hyung, kuatkan dia jika dia lelah... Dan hapus airmatanya jika dia merindukanku....'

Ahra tersenyum dan menepuk pundak Kyuhyun sekali lagi dengan kedua mata yang berair. Sesuatu yang menyedihkan saat Kyuhyun memilih orang lain untuk berbagi dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri.

"Aigoo.. kau seperti akan melepaskanku pergi selamanya..." Ujar Kyuhyun sembari tertawa kecil

----------------------------

Siang ini, Kyujong selesai dengan pelajarannya. Menyenangkan sekali ketika anak-anak bersemangat menerima pelajarannya. Minat mereka terhadap musik juga sangat baik. Ia tak menyangka hal seperti ini akan mengangkat seluruh bebannya untuk sementara.

Ponselnya berdering saat ia mengeluari kelas, dengan senyuman ia menerima telepon masuk tersebut

"Iya hyung..."

"Kapan kau pulang?"  Kyujong tersenyum mendapat pertanyaan dari Jungsoo itu

"Kenapa, kau merindukanku?"

"Aish! Jangan membuatku geli!" Kyujong tertawa

"Aku berhasil membawa wanita itu..." Tawa Kyujong terhenti sejenak dan untuk sesaat ia tertegun

"Benarkah?"

"Eoh, dia sudah mengakui semuanya, aku juga sudah menuntutnya...." Tentu saja Kyujong merasa sangat bahagia mendengar berita itu, nama baiknya akan dipulihkan sebentar lagi, dan ia bisa bebas dari tuduhan itu. Ia hembuskan nafasnya merasa lega

"Kyujong?"

"Aku mengerti, terimakasih hyung! Aku akan kembali besok..."

Sambungan terputus dan Kyujong mengekspresikan kelegaannya dengan mengepalkan tangan. Dari belakangnya, Juhyun memandang itu dengan diam. Mendengar pembicaraan itu, ia bisa simpulkan jika masalah Kyujong selesai. Ia juga turut bahagia, tapi ada perasaan sedih diam-diam menyusup dalam hatinya, Juhyun menunduk dan memegangi dadanya

'Tidak mungkin aku jatuh cinta! Bisakah seseorang merasakan cinta dengan secepat ini? Tidak mungkin...'

Kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dan memandang Kyujong yang beranjak pergi meninggalkannya.

Sementara itu, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan rumah kakak Hyukjae. Hyukjae yang sedari tadi menunggu penyewa rumah kakanya itu segera mendekat dengan senang hati. Untuk membantu orang itu mengangkat barang-barangnya.

Penyewa itu keluar dari mobilnya dengan penampilan yang sangat sederhana, sebuah kacamata minus masih bertengger tenang di hidungnya. Ia tersenyum lebar menanggapi sambutan Hyukjae, setelah itu membuka bagasi

"Anda pasti lelah.." ujar Hyukjae sembari menurunkan barang-barangnya

"Bicara biasa saja padaku, dilihat-lihat aku lebih muda darimu.."

"Ah.. benarkah? Berarti kau harus memanggilku hyung! Ah... Lee Hyukjae imnida...!" Kyuhyun tertawa kecil

"Kim Kyuhyun imnida..."

"Ah... Baiklah, aku bantu membawa barang-barangmu masuk Kyuhyuna....." Hyukjae membawanya masuk, begitupun dengan penyewa muda bernama Kyuhyun itu

"Selamat datang, apa kau menyukainya?" Tanya Hyukjae memulai percakapan kembali

"Iya... Disini sangat tenang"

"Itulah mengapa hidup dipedasaan menyenangkan.." Hyukjae mengambil alih koper yang berada di tangan Kyuhyun dan meletakkannya bersama barang-barang yang lain

"Tapi... Apa yang akan  kau lakukan disini?" Hyukjae bertanya kembali

"Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan..."

"Ouch...." Hyukjae angguk-angguk  "Apa pekerjaanmu?"

"Emm... Sebenarnya aku sedang mengerjakan thesis ku..." Kyuhyun berbohong, tidak mungkin ia mengungkapkan jika ia adalah seorang penulis, sementara selama ini ia menyembunyikan identitas aslinya sebagai seorang penulis

"Ah... Begitu, oiya.. kau harus ikut aku, ibu sudah memasak untukmu!" Tanpa sungkan, Hyukjae menarik tangan Kyuhyun keluar rumah dan mengajak pria itu ke rumahnya sendiri yang berada di samping rumah sang kakak. Kyuhyun hanya mengikutinya dengan canggung.

Senyum simpul muncul di bibir Kyuhyun, penyambutan yang baik, jauh berkilo-kilo meter dari tempat lahirnya ia akan mendapat sebuah keluarga baru. Mulai hari ini, ia harus menjadi Kyuhyun yang ceria dan menyebar kebahagiaan. Sebenarnya terlihat sangat miris, saat Kyuhyun harus mencari kenyamanan pada orang lain, sementara ia masih memiliki keluarga.

Ini akan ia jadikan sebagai langkah awal untuk memperbaiki hubungannya dengan Kyujong.  Hanya butuh waktu sedikit lagi untuk ia bisa membuka lebar pintu hatinya. Dari sini ia akan belajar memaafkan, dari sini ia akan memulai segalanya.

-----------------------------

"Juhyun.shi!"

Juhyun menghentikan kegiatannya yang sedang berberes untuk pulang dan menoleh pada Kyujong yang menghampirinya dengan senyuman lebar. Juhyun juga tersenyum

"Kita pulang bersama.." Juhyun tersenyum dan memakai tasnya

"Omong-omong, aku suka tempat ini!" Kyujong memulai pecakapan saat mereka mengeluari sekolah

"Aku malah ingin pergi ke kota..." Kyujong menghela

"Kau tidak akan menemukan ketenangan disana! Semua orang akan sangat sibuk dengan diri mereka sendiri, semua orang akan lebih sibuk di luar daripada di dalam rumah, dan itu membuat suasana kota seakan tak pernah tidur..." Juhyun tertawa kecil

"Kau seperti sedang menceritakannya pada seorang bocah TK.."

"Eoh?" Kyujong tersenyum malu, seharusnya ia tak perlu menceritakan hal seperti itu, sudah pasti Juhyun mengetahuinya

"Terimakasih.." ujar Kyujong tiba-tiba

"Untuk apa?" Juhyun memandangnya heran

"Semuanya, masalahku selesai" Kyujong kembali menghela lega dan memandang Juhyun sembari tersenyum lebar

"Tapi aku tidak membantumu apa-apa?"

"Kau sudah menjadi wadah untuk menampung semua kegundahanku, terimakasih sudah mendengarkan ceritaku semalam..."

"Ah.. itu, kau tidak perlu berterimakasih..!" Juhyun menunduk merasa malu

"Aku akan kembali ke Seoul besok!"

Entah mengapa pernyataan itu membuat Juhyun menghentikan langkahnya. Kembali ke Seoul? Itu artinya Kyujong akan aktif kembali di karirnya. Dan pasti ia akan meninggalkan Jeungdo, begitupun anak-anak. Sesingkat inikah?

"Kenapa?" Juhyun memandang Kyujong yang bertanya dengan pelan itu

"Kembali ke Seoul..? Ahh... Kau memang harus kembali.."

"Tidak tidak, aku akan tetap datang di jadwal mengajarku... Aku akan tetap menjadi penyewa kamar di rumahmu.." wajah Juhyun berubah lebih cerah

"Benarkahl? Kau tidak akan meninggalkan anak-anak?" Tanyanya dengan sangat antusias, Kyujong mengangguk

"Kau khawatir akan itu?" Juhyun menjawab pertanyaan itu dengan anggukan berulang-ulang, Kyujong tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal membuat Juhyun menghilangkan keantusiasannya

"Bukankah sudah ku bilang aku suka tempat ini?"

Juhyun tersenyum kembali dan melanjutkan langkahnya. Mereka kemudian berjalan dengan santai dan tenang. Angin berhembus sepoi-sepoi menggerakkan rambut sebahu Juhyun. Kyujong menoleh dan melihat itu sebagai sebuah keindahan. Tak bisa ia pungkiri, mungkin inilah cinta pada pandangan yang pertama, Kyujong mengalihkan pandangannya dan menunduk untuk diam-diam tersenyum.

Saat mereka sudah dekat dengan rumah Juhyun langkah mereka kembali terhenti. Lebih tapatnya, Juhyun yang lagi-lagi menghentikan langkah. Kyujong mengangkat kepalanya dan melihat Juhyun berdiri tegak di hadapan seorang pria. Adiknya? Kyuhyun? Kyujong membulatkan kedua matanya terkejut melihat Kyuhyun

"Apa kau orang yang menyewa rumah kakak Hyukjae?" Tanya Juhyun

"Benar..! Kyuhyun imnida.." Kyuhyun tersenyum ramah

"Salam kenal... Seo Juhyun imnida.." Juhyun membalas sapaan ramah itu

"Sepertinya kita bertetangga, itu rumahku!" Juhyun menunjuk rumahnya, Kyuhyun menoleh untuk melihat kemudian terasenyum

"Kalau begitu, apa aku boleh mampir kesana untuk makan malam?" Alih-alih menunggu untuk ditawari, Kyuhyun justru menawarkan diri

"Tentu, ibuku sangat senang menyambut tetangga baru!" Pernyataan itu membuat Kyuhyun tertawa kecil, sementara Kyujong memandangnya dengan diam. Rasanya sangat lama sekali ia tak melihat senyuman Kyuhyun

"Dia pacarmu?" Kyuhyun bertanya sembari menunjuk kearah Kyujong membuat Kyujong membelalakan kedua matanya

"Eoh? Aniya..."

"Tak apa jika dia pacarmu!" Kyuhyun tersenyum miring kemudian beranjak, membuat Juhyun mengerutkan keningnya

"Aish.. anak muda itu, mudah sekali mengatakan hal seperti itu... Ahh... Kau pasti merasa tak nyaman?"

"Tidak apa-apa..." Kyujong menjawab dengan senyuman lebar kemudian menoleh pada Kyuhyun yang berjalan meninggalkan mereka. Ia melihat sisi lain yang ia rindukan dari adiknya ini.

----------------------------

Karena akan kedatangan tamu, nyonya Kim sibuk memasak beberapa menu makanan untuk tetangga barunya itu. Berbeda dengan Juhyun yang sibuk membersihkan ruangan, Kyujong justru dengan lihai membantu nyonya Kim memasak di dapur. Ia memang sangat jago memasak

"Kau hebat sekali... Aku merasa tak sebanding.." nyonya Kim memujinya saat Kyujong dengan sangat cekatan memasak beberapa menu sekaligus

"Tidak seperti itu ajumma.. masakanku tidak akan seenak milikmu.." Kyujong tersenyum nyonya Kim tertawa mendengar balasn pujian dari Kyujong itu

"Jadi kau akan kembali ke Seoul besok?"

"Iya, ada hal yang harus aku urus.."  nyonya Kim angguk-angguk

"Orang sepertimu memang akan selalu sibuk..." Kyujong hanya tertwa kecil

Sementara itu, dari ruang tengah Juhyun diam-diam memperhatikan mereka. Sebuah perasaan yang pertama kali ia rasakan dalam hidupnya menyusup dan membuat dirinya merasa nyaman. Entah benar atau tidak cinta pada pandangan pertama itu ada, tapi Juhyun merasa nyaman dengan perasaan baru ini.

Setelah membaca berita itu ia merasa jika Kyujong yang sebenarnya adalah seorang aktor berperangai buruk, tapi semua itu tertepis melihat bagaimana kisah dibalik kegemilangannya, dan tertepis melihat bagaimana sikapnya yang bersahaja dan penuh sopan santun itu.

'Aku pasti sedang berandai-andai... Bangunlah Juhyun!'

Lamunannya buyar saat mendengar suara bel, Juhyun menoleh kearah pintu dan beranjak untuk membuka pintu. Meninggalkan keharmonisan sang ibu dan Kyujong

'klek'

"Annyeong....!" Juhyun sedikit telonjak saat pintu terbuka, seseorang yang sepertinya Kyuhyun datang dengan sebuket bunga ditangan yang ia letakkan menutupi wajahnya, Juhyun menghela

"Kau punya riwayat penyakit jantung?" Tanya Kyuhyun serius

"Tidak.."

"Aku datang dengan bunga dan kau terkejut?"

"Suaramu yang mengejutkanku... Masuklah!" Kyuhyun tersenyum dan melangkah masuk

"Kau datang terlalu awal, kami belum selesai bersiap.."

"Tidak apa-apa.. aku bisa membantumu!" Kyuhyun menoleh dan tersenyum pada Juhyun, gadis itu juga membalas senyumnya. Kemudian melirik buket bunga yang masih dipegang Kyuhyun

"Kau membawa bunga ini bukan hanya untuk..."

"Ini untuk ibumu!" Sela Kyuhyun, membuat Juhyun harus tersenyum kikuk. Ia kira bunga itu akan diberikan padanya

"Ibu... Kyuhyun.shi sudah datang!"

"Ah.. benarkah?" Nyonya Kim mendekatinya dan meninggalkan Kyujong di dapur sendirian

"Selamat datang..." Nyonya Kim memang seorang yang sangat ramah pada siapapun

"Annyeong haseo nyonya..." Kyuhyun membungkuk dan memberikan bunga itu

"Aigoo, terimakasih...! Tapi.. panggil aku ajumma saja" Kyuhyun mengangguk

"Duduk saja disini dan jangan bantu apapun!" Nyonya Kim menuntunnya untuk duduk di sofa, sementara Juhyun beranjak ke dapur untuk menyajikan makanan yang sudah matang di meja makan

"Kyuhyun sudah datang..." Bisik Juhyun

"Eoh"

Kyuhyun memperhatikan mereka dengan diam. Ia tak tahu untuk apa hyungnya pergi kesini, dan siapa gadis bernama Juhyun itu serta mengapa bisa sang hyung tinggal di rumah ini. Apakah gadis itu pacar diam-diam sang kakak dan saat ini dia sedang datang menemuinya? Kyuhyun ingin tahu, tapi ia tak mungkin menanyakannya

"Aku harus membantu..." Ujar Kyuhyun

"Kau itu tamu, tidak usah repot-repot..."

"Tidak apa-apa, ini tidak merepotkan..." Kyuhyun tersenyum dan beranjak ke dapur untuk membantu

Kyujong menoleh saat Kyuhyun datang, ia pandang adiknya itu dengan rindu. Rindu karena sangat jarang mereka berada dalam satu ruangan seperti ini sejak kematian orang tua mereka. Berbeda dengan Kyuhyun yang memandangnya datar. Tak ada yang bisa mengartikan pandangan itu. Untuk sesaat mereka saling pandang, sebenarnya Kyujong ingin menyapa adiknya ini, tapi sepertinya Kyuhyun tak ingin ia melakukannya, karena itu hanya bisa menahan hasratnya. Tanpa mereka tahu Juhyun menangkap pemandangan itu

"Apa kalian saling kenal?" Tanyanya

"Eh?" Kyuhyun menoleh

"Kalian sudah saling mengenal?" Juhyun mengulangi pertanyaannya

"Kami...."

"Tidak!" Ujar Kyuhyun menyela ucapan Kyujong

"Ah... Begitu.." berbeda dengan Juhyun yang tersenyum, Kyujong memandang Kyuhyun tak percaya. Ternyata sebesar ini kebencian Kyuhyun padanya. Ia sendiri merasa bingung harus bersikap seperti apa. Meminta maaf juga, ia tak tahu sebenarnya apa kesalahannya? Meski ia menduga itu karena kematian kedua orang tuanya

"Ayo ayo...! Kalian sudah lapar kan?" Nyonya Kim memanggil

Tanpa mereka tahu, nyonya Kim sudah memberekan semuanya. Makanan sudah terhidang dengan rapi di meja makan. Namun mereka bertiga masih saling pandang. Sebebarnya Kyuhyun dan Kyujong yang masih saling pandang, Juhyun masih memperhatikan mereka. Dan saat ini ada berbagai macam spekulasi dalam otaknya.

'Apakah mereka rival? Atau mereka adalah sepasang kekasih? Ommo!'

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!