Chapter 2

Enam tahun yang lalu

"Aku pulang...."

Kyuhyun buru-buru melepas sepatunya, hari ini ia akan memancing bersama ayah dan juga kakaknya. Ia sangat senang karena hari ini kakaknya yang super sibuk itu sudah mau menyempatkan waktu

"Aku tidak pernah meminta ibu melakukannya! Aku punya hak untuk berjalan di jalan yang sudah aku tentukan!"

"ibumu tidak salah! Tidak seharusnya kau berteriak seperti itu Kyujong!!" Hardik sang ayah

"ibu hanya takut kau merasa lelah, ibu merasa ruang privasimu sangat terganggu, karena itu ibu meminta kakek untuk menarikmu ke perusahaan.. ibu tidak bermaksud untuk meremehkanmu sama sekali"

"Dan ayah sudah terlalu ringkih untuk menjadi pewaris kakekmu...!"

Kyujong memandang mereka bergantian dengan ekspresi keras. Ia bukan orang yang suka diatur dan di paksa. Ketika menentukan sesuatu, ia akan melakukannya sampai akhir. Kyuhyun menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding. Memperhatikan pertengkaran itu dengan diam. Ia baru saja pulang sekolah, tapi ia mendapat sambutan yang tak menyenangkan

"Aahh...!" Kyujong beranjak setelah meluapkan kekesalannya.

Kyuhyun memperhatikannya dengan ekpresi datar saat Kyujong menghentikan langkah dan menoleh padanya

"Hyung..." Bisiknya

Kyujong hanya diam, dan mencoba meyakinkan Kyuhyun dengan matanya bahwa tindakannya ini benar. Kemudian ia beranjak pergi

"Aah.."

"Yobo..!"

Suara itu mengalihkan perhatian Kyuhyun, dengan segara ia masuk dan menemui sang ayah yang sepertinya kesakitan

"Ayah baik-baik saja..?"

"Iya..iya.." tuan Kim mengangguk dan tersenyum menenangkan

"Kyuhyun... kau sudah makan siang?"  Tanya sang ayah

"Eoh! Bagaimana dengan ayah dan ibu?" Kedua orang tuanya tersenyum dan mengangguk

"Kalau begitu.. aku akan ganti baju, ayah beristirahat saja, kita tidak perlu memancing hari ini!"

"Kau tak apa-apa?" Kyuhyun mengangguk

*****

Tiga jam perjalanan sudah ia lalui. Namun peristiwa itu terus teringat olehnya di sepanjang jalan.  Waktu itu ia bisa melihat tatapan kecewa dari mata Kyuhyun. Mungkin ia sangat menyayangkan sikapnya enam tahun yang lalu. Saat itu ia masih sangat terlena dengan  karir keartisannya. Hingga ia mampu menolak mentah-mentah keinginan orang tuanya. Apalagi, saat itu ia berpikiran ada Kyuhyun yang akan menggantikannya.

Namun seminggu setelah kejadian itu, tanpa ia duga sebelumnya, Kyuhyun memberinya kabar jika kedua orang tuanya telah meninggal. Diketahui mereka meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal, menurut pemeriksaan mereka sengaja menabrakkan mobil mereka pada pembatas jalan. Namun hingga saat ini semua itu masih menjafi misteri, tidak ada yang tahu mengapa kedua orang yang berlabel sebagai orang tua itu, melakukan hak tak terpuji sama sekali. Pada saat itu Kyuhyun menjadi orang pertama yang mengetahui kematian kedua orang tuanya.

Karena itu ia menjadi sangat terpukul, namun satu hal yang membuatnya merasa sangat bersalah pada Kyuhyun adalah, setelah kejadian itu Kyuhyun menjauhinya. Mungkin ia berpikiran jika dirinya adalah penyebab kematian kedua orang tuanya.

*****

"Gomawo.." Juhyun tersenyum pada Hyukjae yang sudah mengantarnya ke sekolah

"Ok!" Juhyun masih tersenyum dan melambaikan tangannya sebelum masuk dan begitu Hyukjae pergi ia melanjutkan langkahnya memasuki sekolah

"Selamat pagi bu guru Seo..."

"Iya, selamat pagi....." Juhyun tersenyum ramah menyambut sapaan murid-muridnya.

.

"Apa kau bilang? Akan ada guru musik baru dari kota?" Juhyun memasuki ruangan guru dan memandang beberapa guru yang berbincang seru itu

"Benar.. aku tidak mungkin salah dengar!"

"Tapi sekolah kita tidak memiliki kelas musik.."

"Ah benar juga, apa akan ada kelas baru?"

"Ehem.. ehem...!" Perbincangan itu terhenti setelah Juhyun mendehem kemudian tersenyum ramah saat semua menoleh

"Kau sudah datang.."

"Lima menit yang lalu!" Bohong Juhyun sembari duduk di kursinya

"Bel masuk lima menit lagi, sebaiknya kalian bersiap.." ujar Juhyun kembali, memperingatkan

"Aku dengar guru baru ini masih muda.." bukannya mendengarkan Juhyun, mereka kembali bergosip

"Ah benarkah? Aku jadi penasaran..." Juhyun menghela dan geleng-geleng saat ia tak dihiraukan

"Guru Seo, sebaiknya kau berdandan yang cantik.." goda seorang guru mengundang tawa yang lain

"Apa?" Juhyun memandang mereka tak percaya dan geleng-geleng

Sesaat kemudian bel masuk berbunyi, Juhyun mengambil buku-buku yang sudah ia siapkan kemudian beranjak dari ruangan itu tanpa mengatakan apapun

"Dia terlalu disiplin, bahkan dia tidak memberi kespatan anak-anak masuk kelas terlebih dahulu..."

Berjalan cepat menuju kelas dua yang berada di ujung bangunan dengan senyuman secerah matahari pagi. Setelah sampai ia menemui murid-muridnya masih berantakan dan berisik di dalam kelas

"Tenang..." Serunya membuat mereka berhamburan menuju tempat duduk mereka masing-masing

"Terimakasih..." Ujar Juhyun kembali sembari tersenyum

"Bersiap!" Seorang murid perempuan berdiri dan memimpin teman-temannya

"Beri hormat!"

"Selamat pagi...."

"Baik... Baik.." Juhyun masih mempertahankan senyumannya

"Yiseul kau boleh duduk..! Oke... Ini masih hari pertama, sebaiknya kita bersantai, setuju??"

"Setujuuuu....."

"Ibu tidak akan memberi kalian tugas hari ini, ibu hanya ingin kalian maju satu per satu untuk menceritakan liburan kalian...! Eummmm.. di mulai dari Yiseul..!"

*****

Kyuhyun kembali pulang setelah bermain dengan anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh bibi dari keluarga ibunya itu. Sesampai di rumah ia hanya menemui Jungsoo yang sedang menonton tv. Ia sedikit heran saat tak melihat Kyujong, hyungnya itu sedang dalam skandal, dia tidak mungkin bepergian. Tapi ia juga tak melihatnya dirumah. Tanpa sadar ia mengedarkan pandangannya

"Kau sudah datang...?" Kyuhyun mengalihkan pandangannya tiba-tiba

"Eoh.."

"Kau mencari Kyujong?"

"Tidak..." Setelah itu Kyuhyun bergegas menuju kamarnya

"Dia pergi, mungkin akan kembali pada akhir pekan..!" Kyuhyun menghentikan langkahnya namun tak berbalik

"Dia memintaku menjagamu..!"

"Kau punya keluarga! Jaga saja keluargamu.." Kyuhyun melangkah lagi

"Apakah aku juga termasuk dalam list orang-orang yang kau benci?" Pertanyaan itu kembali menghentikan langkahnya

"Tidak..." Jungsoo tersenyum getir

"Kau pikir Kyujong yang membunuh kedua orang tua kalian?"

"Aku akan masuk!" Kyuhyun kembali melanjutkan langkahnya, tak ingin melanjutkan perbincangan itu

Sesampai di kamar Kyuhyun duduk di kursi kerjanya dan terdiam memandang komputernya yang mati. Menghela beberapa kali. Setelah cukup lama terdiam, Kyuhyun menyalakan komputer itu, ia harus menyelesaikan tulisannya

"Apa kau tahu apa penyakit ayah?" Kyuhyun menanyakan itu dengan wajah datar kepada sang kakak yang terus menerus menangis di hari kematian kedua orang tuanya itu

"Kau tidak akan tahu..." Kyuhyun kembali berkata dan menahan tangisnya

"Karena fans lebih berarti bagimu.."

"Kyuhyun.ah..?" Kyujong menoleh dan protes

"Apa aku salah? Kau marah pada mereka hanya karena mereka mencemaskanmu, sekarang mereka sudah pergi! Mereka pergi...! Tidak ada pesan..." Tangis Kyuhyun kembali

Kyuhyun menghela keras dan mulai bekerja. Tidak ada gunanya mengingat hal itu, semua sudah berlalu. Enam tahun sudah cukup baginya merasa kecewa pada Kyujong. Kebencian itu sudah hilang, hanya saja saat ini ia berada dalam situasi canggung.

*****

Pukul 09.30 tepat, bel istirahat berbunyi, Juhyun mengakhiri kelasnya dan beranjak keluar. Seperti biasa begitu sudah bekerja ia menjadi begitu cekatan. Langkahnya selalu cepat kemanapun ia pergi

'braakk'

"Aish..." Juhyun berdesis saat buku-buku yang ia bawa tiba-tiba terjatuh

Dengan menghela sedikit kesal Juhyun berjongkok untuk memungut buku-bukunya. Sepasang tangan sudah menata buku itu sebelum tangannya sendiri sampai. Juhyun mendongak dan terpaku memandang pria di hadapannya

'Dia...' pria itu menyerahkan bukunya sembari tersenyum, Juhyun masih tertegun dan menerimanya.

Pria yang adalah Kyujong itu tersenyum lagi dan kembali melanjutkan langkahnya. Juhyun masih tertegun

"Kim..Kyu..Jong? Ommo!!" Gumamnya

"Guru Seo?" Juhyun telonjak kaget dan menoleh

"Eoh.."

"Sedang apa kau?" Mendapat pertanyaan itu Juhyun buru-buru berdiri

"Tidak ..." Juhyun tersenyum dan beranjak

'Diakah orangnya? Guru musik itu? Kim Kyujong? Astaga...'

Juhyun terus bergumam dalam hati, ia tahu siapa Kyujong, meski ia tak mengikuti beritanya. Tapi ini menjadi berita mengejutkan ketika dengan tiba-tiba, Kyujong datang dari jauh untuk mengajar musik di sekolahnya. Tunggu! Apa ini acara variety show? Nyatanya ini bukan acara untuk tv.

Sesampai di ruang guru, dengan tak sengaja, Juhyun menaruh bukunya dengan sedikit kencang. Membuat semua menoleh padanya

"Kau ini kenapa?" Tanya seorang guru pria

"Ah.. maaf, silahkan lanjutkan kembali...!" Juhyun tersenyum

"Ini akan menjadi sesuatu yang sangat bagus untuk sekolah kami... Terimakasih banyak Kim Kyujong.shi...!"

Kali ini, suara sang kepala sekolah mengalihkan perhatian mereka. Masuklah dia bersama pria muda nan tampan,

"Aku yang harusnya berterimakasih..."

Senyumannya bagaikan sebuah cahaya rembulan di malam hari, semua terkesima kecuali Juhyun yang malah heran dan mencari keberadan kamera yang mungkin tersembunyi

"Han Yi Soo..." Itu adalah nama salah satu tokoh yang diperankannya, Kyujong tersenyum pada guru berusia 45 tahunan itu

"Kim Kyujong imnida...."

"Mulai besok, Kim Kyujong.shi akan mengisi ekstra kulikuler musik..." Ujar kepala sekolah menambahkan

"Ah.... Tampan sekali..." Kyujong hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya sejenak

"Mohon bantuannya, aku akan bekerja keras.."

"Apa kau akan mengajar setiap hari?"

"Tidak... Hanya hari selasa dan rabu.."

"Ah... Jadi begitu.."

"Tak apalah, 2 hari sudah cukup..."

Disaat semua orang sibuk berkomentar dan bertanya, Juhyun malah sibuk memperhatikan Kyujong. Ia penasaran, ada maksud apa seorang aktor terkenal seperti Kyujong memilih untuk mengajar musik di daerah terpencil ini. Juhyun tersadar dan mengalihkan pandangannya saat Kyujong juga memandangnya, suasana memang tiba-tiba sepi. Juhyun tak tahu kenapa

"Ah... Aku lupa harus menemui Yiseul, mianhae, aku permisi dulu..." Juhyun bergegas keluar untuk menghindari tatapan Kyujong.

Berbeda dengan dirinya yang menghindar, Kyujong memandangnya dengan senyuman terkulum. Sementara itu Juhyun mempercepat langkahnya sembari beberapa kali menghembuskan nafas kencang, dan pikirannya masih terus penasaran. Ia memang memiliki rasa penasaran yang tinggi, dengan segera ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam saku dan mulai berselancar di dunia maya. Tentu saja mencari tahu tentang rekan kerja barunya ini

"Berita terbaru Kim..."

"Permisi..."

"Ommo!!" Juhyun melempar ponselnya dan nyaris saja ponsel itu terjatuh kalau saja Kyujong tak segera menangkapnya,

"Ah.. maafkan aku..." Ujar Kyujong sopan sembari menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik

"tidak apa-apa.." Juhyun tersenyum dan menerima ponselnya "A..ada apa?"

"Aku ingin melihat-lihat sekolah ini, dan kepala sekolah merekomendasikanmu untuk menemaniku!"

"Aku?" Juhyun menunjukkan dirinya sendiri, Kyujong hanya tersenyum

"Ah baiklah..!"

"Terimakasih banyak.." Kyujong merasa lega karena alasnnya bisa Juhyun terima

"Oiya... Kim Kyujong imnida.." Kyujong tersenyum memerkenalkan dirinya

"Aku tahu..! Seo Juhyun imnida.." Begitupun yang dilakukan Juhyun.

*****

Kyuhyun menghentikan kegiatannya dan bersandar pada kursi, tampak berpikir sejenak sebelum ia mengambil ponselnya. Ia harus menghubungi Kyujong terlebih dahulu. Beginilah saudara, ketika berdekatan akan merasa canggung dan mungkin saling diam. Tapi, begitu berjauhan, rasa rindu itu pasti ada.

Tapi Kyuhyun belum memiliki keberanian untuk menghubungi Kyujong terlebih dahulu. Yang bisa ia lakukan hanya membatalkan panggilannya dan kembali meletakkan ponselnya kemudian beralih mengambil origami yang ada dalam laci. Di dekat layar komputer, sudah ada satu toples burung bangau dari origami. Kyuhyun memandangnya, kemudian mulai membuat lagi. Ia sudah mendapat 20 buah, sebenarnya ia bukan seseorang yang sangat percaya pada hal ini, tapi ia hanya berharap semua keinginannya tercapai.

"Apa harapanmu?" Ahra bertanya dengan serius suatu kali

"Membuat banyak orang tersenyum..."

"Benarkah? Itu sudah terkabul, kau sudah membuat kami bahagia.." Kyuhyun hanya tersenyum

Kyuhyun menghentikan kegiatannya saat ponselnya berdering. Setelah menarik nafas panjang, Kyuhyun menerima telepon masuk tersebut

"Hmm..."

"Apa kau sudah pergi ke Jeungdo?"

"Belum.."

"Kenapa? Kau harus segera merampungkan tulisanmu!" Namja yang mengedit buku-bukunya itu mulai mengomel, Kyuhyun menghela

"Ne ... Aku akan kesana besok!"

"Bagus..." Setelah itu, sambungan tetputus. Kyuhyun menghela dan meletakkan kembali ponselnya.

Ini memang sudah lewat waktu yang ditentukan. Seharusnya ia sudah menyetorkan naskahnya, tapi entah kenapa ia jadi tak bersemangat. Kyuhyun menghela lagi, bagaimana ia akan membuat orang-orang bahagia, jika dirinya sendiri tak membawa aura itu. Ia harus berubah menjadi lebih ceria, kembali seperti dirinya yang dulu dan menebarkan banyak kebahagiaan.

Sesaat kemudian ponselnya kembali berdering, Kyuhyun mengambilnya di meja dan melihat layar ponselnya. Tertera nama Kyujong disana

"Eoh.."

"Ada apa?"

"Mwo?" Tanya Kyuhyun merasa heran dengan pertanyaan Kyujong itu

"Mianhae... Aku tadi tidak bisa mengangkat teleponmu! Apa terjadi sesuatu? Ah, aku tidak bisa pulang selama seminggu ini. Kau bisa pesan untuk makan..."

"Hyung!" Sela Kyuhyun

"Ne?"

"Kau bukan istriku!" Ketus Kyuhyun setelah menghela kencang, namun bukan tersinggung, Kyujong tertawa diseberang sana

"Jangan tinggalkan rumah selama aku pergi..!"

"Aku akan bepergian besok! Memangnya hanya kau yang punya kesibukan?" Kyuhyun masih berkata dengan ketus, seperti biasanya

"Apakah lama?"

"Kenapa? Kau takut kehilangan barang-barangmu? Aish.. kuno sekali!"

"Aniya, aku mengkhawatirkanmu!"

"Aku bukan anak kecil!"

"Kau akan kemana?"

"Aku matikan!" Kyuhyun memutuskan sambungan sepihak.

.

.

Kyujong tak terkejut mendapat perlakuan seperti itu. Ini sudah sangat biasa. Namun tak urung ini membuatnya sedih, tampaknya, Kyuhyun benar-benar membencinya. Hingga tak sadar ia menunduk dengan sedih dan menghela berat. Juhyun memandangnya heran

"Terjadi sesuatu?" Kyujong tak menjawab dan memandang Juhyun sembari tersenyum

"Aniya..." Juhyun juga tersenyum

"Jadi..."

"Apa kau tahu dimana aku bisa menyewa kamar di daerah ini?" Sela Kyujong, ia baru ingat belum memiliki tempat untuk tinggal selama seminggu di Jeungdo

"Kamar?"

"Eoh.. seperti penginapan?"

"Kau akan kesulitan menemukan itu disini"

"Benarkah?" Juhyun mengangguk, Kyujong menghela

"Tapi kau bisa menyewa di rumah warga.." ujar Juhyun cepat melihat ekspresi Kyujong saat ini

"Benarkah? Mau kah kau mengantarku setelah sekolah selesai.."

"Tentu.." Juhyun mengangguk.

.

Sekitar pukul dua siang, kelas berakhir. Juhyun segera mengeluari kelas dan berjalan cepat menuju ruangan guru. Ia harus menyimpan buku-bukunya dan mengambil tas. Kyujong pasti sudah menunggu. Dan benar saja, Kyujong sudah siap di depan sekolah

"Apa aku lama..?"

"Tidak apa-apa.." Kyujong tersenyum kemudian membukakan pintu mobilnya

"Masuklah..!" Juhyun mengangguk dan segera masuk

"Apakah tempatnya jauh dari sekolah..?" Tanya Kyujong setelah memasuki mobil dan melajukannya perlahan

"Aniya.. kau bisa jalan kaki.."

"Ah... Itu bagus..!" Juhyun memandang Kyujong disampingnya

'Jatuh cinta? Ada yang bilang jatuh cinta itu sesuatu terindah dalam setiap hidup, benarkah?' namun sedetik kemudian Juhyun menggeleng

"Aku harus belok kemana?"

"Eoh? Ah ke kiri..." Kyujong menoleh dan tersenyum,

"Kau sedang melamun?"

"Tidak.."

"Kau terkesima memandangku?"

"Apa?" Juhyun tertawa kecil

"Itu tidak mungkin" tambahnya mengundang tawa Kyujong

.

"Berhenti...!" Seru Juhyun 10 menit kemudian

Mobil berhenti didepan sebuah rumah berpagar biru. Cukup bagus dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya. Juhyun segera keluar diikuti Kyujong dari sisi kiri

"Rumah ini?" Juhyun mengangguk

"Kau mengenal pemiliknya?"

"Ibuku.." Kyujong menoleh dan memandang Juhyun sambil tersenyum lucu

"Kau benar-benar terkesima dengan ketampananku?"

"Tidak!" Juhyun mengembungkan pipinya

"Ibu sangat menyukaimu, aku pikir ibu akan senang jika kau menyewa satu kamar di rumahnya.."

"Benar..."

"Ayo masuk!"

Mereka berjalan bersama menuju rumah itu. Juhyun menunduk untuk menyembunyikan senyumnya. Meski bukan fans nya, Juhyun merasa sangat bahagia saat ini, Kyujong meliriknya diam-diam dan tersenyum simpul. Menurutnya Juhyun adalah gadis yang lucu

"Eoh... Ibu pasti akan mengenalmu sebagai Han Yisoo..." Juhyun mengangkat kepalanya tiba-tiba dan berbisik pada Kyujong. Sementara Kyujong sendiri menunjukkan senyumannya yang begitu manis. Membuat Juhyun mengalihkan pandangannya kembali dan merasa canggung

"Ibu... Aku pulang!"

"Kau sudah datang? Eoh.. siapa dia?" Tanya nyonya Kim yang menyambut kedatangan putrinya itu, Juhyun menoleh pada Kyujong

"Dia..."

"Annyeong hasimika..." Sapa Kyujong dengan ramah dan sopan

"Tunggu..." Nyonya Kim memperhatikannya

"Aigoo... Han Yisoo???"

"Namanya Kim Kyujong ibu..!" Jelas Juhyun

"Kim Kyujong imnida..."

"Ah... Jadi namamu Kyujong? Nama yang sangat bagus! Masuklah...!"

Nyonya Kim meraih tangan Kyujong dan membawanya memasuki rumah. Membuat Juhyun memandang heran sekaligus kesal

"Aku kan putrinya?"

***

Kyujong sudah mendapatkan kamarnya, ia juga sudah bisa beristirahat untuk melepas lelahnya di dalam kamar itu. Sementara di dalam kamarnya juga Juhyun sedang membaca sebuah buku favorit karya penulis favoritnya —fourteen— itu adalah sebuah nama pena. Penulis tak mempublikasikan data pribadinya. Dan itu membuat orang-orang seperti Juhyun merasa kesal karena penasaran.

Buku-buku yang ditulis fourteen sangat menarik dan penuh makna. Juhyun memiliki semua koleksinya, ia sangat ingin bertemu dengan orang hebat yang menulis buku sebagus itu, tapi sepertinya itu mustahil, pintunya terbuka dan masuklah sang ibu, Juhyun memandangnya

"Ibu dan ayah akan pergi.."

"Kemana?"

"Mungkin kami akan kembali besok!"

"Apa? Aku akan disini bersama Kyujong?" Protes Juhyun

"Itu tidak masalah, dia pria baik...! Sudahlah, ibu buru-buru!"

"Ibu...!" Panggil Juhyun saat sang ibu malah terburu-buru keluar

"Huft! Dia itu ibuku atau bukan sih? Bagaimana aku akan tinggal dengan seorang pria?" Gumam Juhyun khawatir, apalagi ia sudah membaca berita yang beredar, pintu kamarnya kembali terbuka dan menampakkan sosok sang ibu kembali

"Ibu berubah pikiran?" Tanya Juhyun antusias

"Kau harus pastikan dia makan malam dengan baik! Awas kalau kau membiarkan tamu kita kelaparan.."

"Aish ibu.. dia itu bukan tamu.."

"Berhenti beralasan! Aku akan pastikan itu!" Nyonya Kim berbicara dengan suara sepelan mungkin, Juhyun hanya mendengus. Bukan apa-apa, dia hanya tak bisa memasak

"Juhyun!"

"Ne... Baiklah..."

.

.

Daripada memesan makanan seperti yang diserukan Kyujong, malam ini Kyuhyun memilih untuk makan bersama anak-anak di panti asuhan. Rumahnya terlalu sepi dan terasa menyayat hati. Ia tak suka kesunyian

"Kau tidak perlu repot-repot membawa makanan..."

"Tidak apa-apa ibu"

"Dia ingin aku bertambah bulat.." sahut Ahra membuat Kyuhyun tertawa kecil

"Oppa, ini benar-benar enak"

"Benarkah Boram?"

"Eoh, pasti menyenangkan kalau oppa membawanya setiap..."

"Boram.." tegur ibu Shin halus

"Tidak apa-apa ibu" Kyuhyun tersenyum pada gadis kecil itu

"Terimakasih karena Boram sudah membuatku memiliki alasan untuk membuat orang bahagia.." gadis kecil itu hanya memandang Kyuhyun tak mengerti, Kyuhyun tersenyum dan mengacak gemas rambut Boram

"Selagi waktu oppa banyak, oppa akan membawakan kalian banyak makanan enak..." Ujarnya membungkam ibu Shin dan juga Ahra, mereka saling pandang dan menghela pelan

"Sudah membicarakannya dengan Kyujong?"

"Itu tidak perlu!" Singkat Kyuhyun menjawab pertanyaan Ahra

.

.

Juhyun beranjak pergi saat Kyujong tiba diruang makan. Kyujong memandangnya heran, karena sikap Juhyun tiba-tiba berubah

"Maaf..apa.."

"Aku tidak bisa memasak jadi hanya ada ramyeon, makanlah aku akan keluar..!" Dengan menjaga jarak Juhyun menyela ucapan Kyujong

"Tapi, pergi?"

"Iya.. malam ini aku sudah berjanji untuk menginap di rumah teman"

"Kau tidak keberatan meninggalkan rumahmu sementara ada orang asing di dalam?" Tanya Kyujong memandangnya heran

"Itu tidak masalah, aku percaya padamu" ujar Juhyun tiba-tiba gugup "aku pergi.." setelah memberikan senyuman, Juhyun berbalik dan melangkah

"Tunggu..!" Langkah Juhyun tiba-tiba terhenti, sementara Kyujong mendekat perlahan namun pasti. Membuat dada Juhyun berdegub tak karuan, setelah menghela beberapa kali, Juhyun memberanikan diri berbalik dan tepat saat itu Kyujong sudah berada dihadapannya

"Kenapa?" Tanya Juhyun berusaha senormal mungkin

"Apa kau menghindariku?"

"Tidak, aku benar-benar sudah ada janji de...."

"Rupanya kau sudah membaca berita itu" sela Kyujong

"Berita? Eoh.." Juhyun reflek mundur saat Kyujong memandangnya dengan yakin

"Jangan mendekat!" Kyujong tak mendekat namun tetap menatapnya penuh tekat

"Kim Kyujong.sshi.." rengek Juhyun "ah.." karena terus mundur dan tak melihat sekitar, Juhyun terjatuh ke sofa.

"Kyujong.shi.. apa yang akan kau lakukan?" Tanya Juhyun saat Kyujong melangkah perlahan

"Apa aku perlu mengubah image ku menjadi bad guy?" Tanyanya menantang

"Aku mohon, menyingkirlah!"

"Bagaimana kalau kita buat berita itu menjadi kenyataan?" Ujar Kyujong menatap Juhyun lekat

"Apa?" Juhyun membelalakkan kedua matanya terkejut

Terpopuler

Comments

Ayank Ryeoun

Ayank Ryeoun

Lanjut kak ❤❤❤❤

Salam
CINTAKU PEMBUNUH KEKASIHKU❤

2020-11-26

1

Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт

Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт

Lanjutkan!
Semangat!!!

2020-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!