Chapter 14

"Aku sungguh ingin hidup lebih lama lagi...."

~Rainy Heart~

Keesokan paginya, langit terlihat begitu cerah. Warna biru bersih terasa menenangkan siapapun yang melihatnya. Pagi ini, ia akan mulai membantu ibu Shin di panti asuhan. Juhyun mengeluari panti dengan membawa sebuah paper bag berukuran sedang. Begitu Kyuhyun datang, ia akan langsung menyerahkannya. Mendengar ucapan Ahra semalam membuatnya merasa sangat bahagia.

Hatinya menjadi cerah, secerah langit pagi ini. Setidaknya, meski Kyuhyun tak mengungkapkannya, ia tahu bagaimana perasaan Kyuhyun terhadap dirinya. Ia jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan Kyuhyun.

.

Seperti seorang ibu, Kyujong tampak sibuk di dapur di pagi yang cerah ini. Ia sedang menyiapkan sarapan spesial untuk sang adik. Dan juga Jungsoo yang datang untuk menjemputnya. Jungsoo memandang dengan diam kesibukan Kyujong di meja pantry nya itu

"Ya...! Akan sangat beruntung wanita yang menjadi istrimu...!" Kyujong melirik Jungsoo dan tersenyum simpul, tangannya masih sibuk memasak

"Kalau aku wanita, aku pasti sudah menikahimu"

"Kau lebih sering sarapan disini daripada di rumahmu! Nuna pasti kecewa.." Jungsoo menghela

"Dia adalah wanita yang paling mengerti, dia sangat tahu kau adalah prioritasku..." Ujar Jungsoo ringan kemudian tertawa

"Pengantin baru memang seperti itu..!"

Mereka menoleh ke arah Kyuhyun secara bersamaan saat ia memasuki dapur untuk mengambil air minum. Dia sudah sangat rapi, coat berwarna abu-abu sudah melekat di tubuhnya. Itu tandanya dia sedang terburu-buru

"Selamat pagi Kyu..." Sapa Kyujong diiringi senyuman

"Hmm.. selamat pagi hyung! Aku pergi dulu!" Kyuhyun menjawab setelah meneguk segelas air, kemudian beranjak

"Hey!!! Aku buat sarapan untukmu!" Kyuhyun menghentikan langkahnya dan menoleh

"Maaf... Tapi aku buru-buru!" Kyuhyun mengangguk kemudian berlari kembali, Kyujong hanya bisa menghela, adiknya itu benar-benar sedang buru-buru

"Dia masih mengacuhkanmu"

"Tidak... Hubungan kami sudah jauh lebih baik! Tapi mau kemana dia pagi-pagi begini?" Kyujong mengambil ponselnya dan segera menghubungi Kyuhyun

"Eoh... Kau sudah berangkat? Tunggu sebentar...!" Serunya dengan cepat kemudian bergegas menyiapkan bekal untuk Kyuhyun. Jungsoo tersenyum, akhirnya ia bisa melihat Kyujong menikmati perannya sebagai kakak. Setelah beberapa tahun terakhir ini ia melihat Kyujong selalu murung ketika berada di rumah.

Begitu siap, Kyujong berlari keluar dengan masih mengenakan apron. Bukankah ia terlihat seperti seorang istri yang baik? Rumahnya memang megah, karena itu untuk sampai ke pintu depan, ia harus berlari agar tak membuat Kyuhyun menunggu lama. Ia sampai dan segera mendekati Kyuhyun yang belum memasuki mobilnya

"Kenapa?" Tanya Kyuhyun, Kyujong meraih tangan Kyuhyun dan meletakkan kotak bekal disana sembari tersenyum

"Bagaimanapun jangan mengawali hari dengan perut kosong!" Kyuhyun menunduk memandang kotak bekal itu dan tersenyum simpul, ia merasa terharu, selama ini ia memang selalu mengabaikan sang kakak, meski setiap hari dia telah menyiapkan sarapan untuknya

"Terimakasih...!" Ujarnya kemudian memasuki mobil, seorang supir telah siap di kursi kemudi, ini hari pertamanya menggunakan jasa supir

"Iya... Hati-hati di jalan..!" Kyujong melambaikan tangan, dan itu membuat Kyuhyun tertawa kecil.

.

.

"Juhyun.sshi! Bantu aku membawa ini....!" Juhyun menoleh dan segera mendekati Ahra di depan sebuah kamar, dia membawa beberapa selimut tebal, dengan segera Juhyun meletakkan paper bag yang dibawanya kemudian membantu Ahra. Sementara itu Hyukjae tampak sibuk memeriksa jendela yang rusak, beruntung ia ahli dalam hal seperti ini

"Sepertinya aku kesiangan bangun.." ujar Juhyun saat dalam perjalanan membawa selimut itu untuk di cuci, Ahra tersenyum

"Tidak apa-apa... Lagipula kau pasti lelah setelah melakukan perjalanan jauh.." Juhyun tersenyum, ia merasa tidak enak

Ia edarkan pandangannya, semua orang tampak sibuk saat anak-anak mulai bermain. Ibu Shin pun juga terlihat sibuk. Bukan hanya dirinya dan Hyukjae yang menjadi relawan di panti asuhan itu, ada banyak orang peduli di kota besar ini. Juhyun tersenyum dan merasa tersentuh

"Eoh... Kyujong bilang kau seorang guru di Jeungdo" Tanya Ahra sembari meletakkan selimut itu di dalam ember berukuran besar, Juhyun mengangguk sembari tersenyum

"Kyuhyun juga bilang jika kau beda dengan guru-guru yang lain..." Ahra menyalakan kran untuk mulai mencuci

"Tidak... Aku sama saja dengan yang lain.." Juhyun tersenyum malu-malu

"Tolong ambilkan deterjen itu..!"

"Eoh.. ini.." dengan cepat Juhyun mengambil dan memberikannya

"Apa kau tahu jika Kyuhyun menulis tentang dirimu...?" Juhyun mengangguk kembali, ia tahu Kyuhyun menulis tentang dirinya untuk tesis

"Masuklah!" Seru Ahra kemudian

"Apa?" Juhyun mengerutkan keningnya tak mengerti, Ahra tertawa kecil

"Kau akan mencuci selimut-selimut ini dengan tangan?" Juhyun tertawa kecil, menyadari ketidak pekaannya. Kemudian memasuki ember besar itu dan menginjak-nginjak selimut yang ada di dalamnya bersama Ahra. Ahra pun juga tertawa, ia tahu semua tentang Juhyun, menurut sudut pandang Kyuhyun. Dia menceritakan semua padanya, dan sebenarnya ia juga sangat menyayangkan sikap Kyuhyun yang lebih memilih menjauhi Juhyun

"Seperti ini? Ah.... Maaf, ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini" ujar Juhyun

"Tidak masalah... Guru itu lebih sibuk dari yang diperkirakan... Baiklah, pegang tanganku!" Ahra mengulurkan kedua tangannya, agar Juhyun tidak terjatuh, dia adalah tipe orang yang selalu memposisikan dirinya sebagai kakak. Dan dengan canggung Juhyun menerima uluran tangan itu

"Jadi kau saudara Kyuhyun"

"Kami tidak memiliki hubungan darah, tapi kami tumbuh besar bersama, dan aku menyayanginya seperti adikku sendiri..." Juhyun membulatkan mulutnya dan angguk-angguk, Ahra tersenyum melihat reaksi itu

"Kau boleh menanyakam apapun tentangnya padaku..."

"Iya?" Ahra hanya tersenyum penuh arti

.

.

Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan pasti memasuki sebuah gedung penerbitan terkemuka di Seoul. Ia sudah membuat janji temu dengan sang CEO. Ia menjadi pusat perhatian, hampir semua orang yang berada dalam gedung itu memperhatikannya. Mungkin karena penampilannya yang hari ini setara dengan Kyujong sang aktor ternama. Sebuah kaca mata hitam bertengger manis di hidungnya, Kyuhyun tersenyum begitu percaya diri.

Dan ia hentikan langkahnya begitu sampai di depan pintu ruangan sang CEO, mengetuknya sebentar sebelum ia masuk

"Ah.... Kau datang, duduklah!" Sambut CEO dengan ramah, Kyuhyun tersenyum dan duduk di sofa yang tersedia. Sang CEO -sebut saja Oh sajangnim- juga duduk di depannya

"Tak ku sangka penjualan bukumu sangat bagus di hari perilisan..."

"Mereka akan lebih penasaran begitu aku membuat tulisan yang seperti bukan aku, hyung..." Oh sajangnim mengangguk mantap dan tertawa bahagia

"Komentar mereka juga sangat positif..! Kau memang penulis yang berbakat...!" Kyuhyun tertawa kecil sembari melepas kacamatanya

"Jangan memujiku setinggi langit! Masih banyak kekuranganku!"

"Beginilah dirimu! Kau selalu rendah hati" Oh sajangnim tersenyum lebar, namun kemudian ia tampak murung, dan perubahan ekspresi itu juga membuat Kyuhyun menghilangkan senyumannya pula

"Kenapa ini harus menjadi yang terakhir?" Oh sajangnim bertanya dengan suara pelan, Kyuhyun menunduk

"Maafkan aku..."

"Penggemarmu pasti akan kecewa" Kyuhyun tak menjawab dan hanya bisa menghela

"Kenapa? Terjadi sesuatu padamu?" Kyuhyun mengangkat kepalanya dan memandang Oh sajangnim cukup lekat. Sebuah tatapan penuh arti, dan Oh sajangnim yang sudah menemani selama enam tahun ini tak mengerti apa arti dari tatapan itu

"Terimakasih hyung .." pelan Kyuhyun sembari tersenyum simpul

"Kyuhyun? Kau menakutiku.." Kali ini Oh sajangnim yang menatapnya lekat, Kyuhyun tertawa kecil

"Jangan khawatir! Hari ini aku akan mengungkapkan semua isi hatiku, aku tidak ingin menghilang tanpa mengucapkan perpisahan padamu..."

"Aish! Jangan berkata seperti itu! Kau membuatku semakin takut"

"Hyung, aku sangat berterimakasih padamu! Kau sudah memberiku kesempatan untuk bangkit dari keterpurukan, tanpa bertemu denganmu enam tahun lalu, aku tidak akan bisa seperti ini... terimakasih sudah mendukungku! Ah... Igeu..." Kyuhyun mengambil flashdisk dalam sakunya dan meletakkan di atas meja

"Kau benar-benar akan menghilang?"

"Hadiah perpisahan! Kau harus membukanya begitu aku selesai melakukan acara tanda tangan" Oh sajangnim menghela, ini benar-benar mengejutkan, ia bahkan belum mempersiapkan dirinya untuk menerima semua fakta ini

"Baiklah... Aku harus pergi ke suatu tempat!" Kyuhyun berdiri diikuti Oh sajangnim, enam tahun menjadi pendukung Kyuhyun membuatnya merasa berat untuk berpisah dengan Kyuhyun

"Aku tidak tahu apa kesalahanku padamu hingga kau memutuskan untuk tidak menulis lagi! Tapi... Kau harus menjaga dirimu dimanapun kau berada!" Oh sajangnim memeluknya dan memukul bahu Kyuhyun beberapa kali setelah melepas pelukan itu. Kyuhyun hanya menunduk.

.

.

Matahari sudah meninggi, mereka menghentikan pekerjaan untuk melakukan makan siang. Ada pula yang memutuskan untuk pulang. Namun yang tersisa memilih makan bersama di bawah pohon rindang yang ada di kawasan taman panti. Mereka duduk bersama diatas rerumputan dan bercengkrama sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang. Begitu pesanan datang mereka berseru dengan bahagia. Dan mulai makan siang mereka dengan bahagia pula. Ibu Shin juga bergabung bersama mereka.

Mereka saling bertukar cerita sementara Juhyun hanya menjadi pendengar untuk hari ini. Hadiah untuk Kyuhyun sudah berada di sampingnya kembali. Namun hingga sesiang ini ia tak melihat tanda-tanda keberadaannya. Begitupun dengan Kyujong. Tapi ia tak heran jika Kyujong tak ada, bagaimanapun dia aktor yang sangat sibuk, tapi Kyuhyun? Padahal tadi Ahra bilang Kyuhyun tak pernah sekalipun absen untuk datang ke panti.

Juhyun memakan mie nya dengan setengah hati, kedua matanya tampak sibuk bergerak ke setiap sudut. Ia sedang menunggu, dan menghela ketika yang ditunggunya tak juga datang. Kemudian menunduk kembali dan melihat hadiahnya

'Apa dia tidak datang karena ada aku? Kenapa dia harus menjauhiku?'

"Makan ini!" Juhyun sedikit terkejut saat Hyukjae menyodorkan acar lobak padanya, dia sudah siap untuk menyuapi Juhyun

"Aaaa..." Ujar Hyukjae, dengan enggan Juhyun menerima suapan itu, Hyukjae tertawa

.

.

Kyuhyun termenung memandang makam kedua orang tuanya. Ia baru saja sampai 15 menit yang lalu. Tak ada yang dilakukannya selama 15 menit ini. Ia hanya termenung dengan wajah memerah menahan tangis.

Rindu......

Ia benar-benar merindukan mereka. Kyuhyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Bersamaan dengan itu airmatanya menetes

"Ibu... Ayah..." Gumamnya

Ini adalah kali pertamanya ia berziarah ke makam kedua orang tuanya sejak enam tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia berakhir pingsan melihat kedua orang tuanya di kebumikan, Kyuhyun tak pernah sanggup untuk berziarah. Namun sepertinya saat ini ada yang sedang mengganggu pikirannya hingga ia sanggup untuk datang tanpa pingsan

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya kembali, ia berusaha untuk tak menangis. Sepertinya cobaan yang ia alami mampu menempanya menjadi lebih kuat

"Aku sungguh ingin hidup lebih lama lagi...." Sekuat tenaga ia berusaha untuk tak meneteskan air matanya

'Jalani operasinya Kyuhyun! Memang tak menjamin kau bisa sehat seperti sebelumnya, tapi setidaknya kau akan terbebas dari rasa sakit....'

"Dia seorang dokter, tapi dia tidak yakin dengan tindakan yang akan ia lakukan. Dia bahkan tak menjaminku bisa sehat kembali setelah operasi.... Aku benar-benar takut.... ibu...ayah...!"

Namun pertahanannya runtuh. Ini adalah saat yang tepat untuknya menangis, tidak ada siapapun yang akan melintahnya runtuh. Ia tak perlu menyembunyikan rasa sakitnya dengan tawa, silahkan menangis Kyuhyun! Perlahan Kyuhyun duduk di tanah dan menangis dengan keras. Ketakutan yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun ia luapkan di depan pusara ayah dan ibunya.

Tak bisa dipungkiri, sakitnya telah bertambah parah dan itu membuatnya takut setengah mati. Ia takut meninggalkan orang-orang yang mencintainya, ia takut membuat mereka merasa sedih karena dirinya. Saat malam tiba, ia bahkan tak berani untuk memejamkan mata, jikapun ia tertidur, tidurnya tak akan pernah tenang. Ia takut keesokan harinya tak bisa lagi memandang dan bercengkrama bersama mereka semua.

"Ahrggg....." Kyuhyun berteriak untuk melepaskan semua kesedihannya

.

.

Juhyun duduk di kursi yang ia duduki bersama dengan Kyuhyun kemarin, ketika semua relawan telah pulang dan beristirahat. Ia sendirian disana, masih menunggu Kyuhyun dengan perasaan khawatir. Beberapa kali ia melihat jam yang ada di layar ponselnya, waktunya semakin sempit. Sore nanti ia akan kembali ke Jeungdo. Setidaknya ia ingin melihat Kyuhyun sebelum pergi. Juhyun menghela kembali, ia terlihat sangat gelisah. Kemudian melirik hadiah yang sudah ia siapkan untuk Kyuhyun. Dia ingin memberikan hadiah itu secara langsung.

Ia tak berani untuk menghubunginya, ia takut panggilannya kembali diabaikan. Karena itu ia hanya bisa menunggu meski ini terasa menyiksa untuknya. Namun detik berikutnya, Juhyun menoleh lekas saat mendengar langkah kaki

"Kyuhyun...."

Ia tertegun saat melihat Kyujong bukannya Kyuhyun. Kyujong tersenyum simpul kemudian duduk di sampingnya. Juhyun menghela dan menunduk

"Maaf..."

"Kau sedang menunggunya?" Tanya Kyujong dengan lembut, Juhyun memandangnya sejenak kemudian mengangguk

"Aku juga sedang menunggunya..." Kyujong kembali tersenyum

"Kau menunggunya?" Juhyun balik bertanya

"Hmm... Dia tidak menjawab teleponku" Juhyun menunduk kembali. Sementara Kyujong memandangnya lekat. Seperti tak ingin melepas pandangan itu dari Juhyun, ia tak mengatakan apapun lagi, ia memilih untuk memandang Juhyun sepuas hatinya. Juhyun pun tampak enggan untuk mengatakan sesuatu.

Lewat pandangan itu ia mengenang saat pertama kali bertemu dengan Juhyun. Mengenang setiap moment yang pernah mereka lalui bersama. Sebuah senyuman pahit tersungging di bibir tipisnya. Tampaknya Kyujong sedang mengasihani dirinya sendiri. Meski diam, hatinya tengah bergulat saat ini. Untuk memutuskan sesuatu menyangkut kebahagiaannya. Juhyun menghela dan menoleh lagi padanya.

Namun tatapan Kyujong sama sekali tak berubah. Untuk sesaat mereka saling pandang, Juhyun merasa heran dengan sikap Kyujong saat ini. Lamaa saling menatap.......

"Sudah waktunya..." Ujar Kyujong kemudian, Juhyun mengerutkan keningnya tak mengerti

"Beri aku jawaban...." Kyujong menambahkan, ia yakin Juhyun akan mengerti, dan benar saja Juhyunlangsung bereaksi. Ia tundukkan kepalanya.

Terkejut, tentu saja ia terkejut. Ini begitu tiba-tiba, ia belum siap. Juhyun menghela, tapi jika ia tak bicara sekarang, kapan lagi ia akan jujur dengan perasaannya. Juhyun memejamkan kedua matanya mencoba tenang, kemudian memandang Kyujong kembali, namun ia masih tampak ragu. Namun Kyujong memberinya senyuman, mengisyaratkan jika ia tak keberatan dengan apapun yang akan Juhyun katakan padanya

"Kyujong.sshi....." Juhyun berhenti, ia tak tahu harus memulainya darimana

"Katakan..." Seru Kyujong masih dengan lembut

"Maafkan aku...." Juhyun menunduk dan bersamaan dengan itu airmatanya menetes.

Kyujong adalah pria yang baik, dia juga memiliki cinta yang tulus untuknya. Rasanya ia tak sanggup untuk mencampakkannya

"Aku tidak pernah mengatakan padamu agar kau berada disisiku... Aku hanya menawarkanmu, dan maaf atas semua sikapku beberapa bulan ini... Aku telah mengambil langkah kliru untuk melindungimu... Aku hanya mengutamakan kehendak hatiku tanpa memikirkan perasaanmu" Juhyun mengangkat kepalanya dan memandang Kyujong kembali. Dan senyuman ia dapatkan

"Baiklah... Satu kata itu sudah menjawabnya..." Ujar Kyujong lagi

"Maafkan aku...." Ujar Juhyun kembali

"Tidak...tidak... Jangan minta maaf! Justru aku yang membebanimu, dan... Terimakasih sudah bertahan beberapa bulan ini, untuk Kyuhyun.... Aku akan titip dia padamu! Dia sangat mencintaimu..." Kyujong berdiri perlahan, Juhyun hanya bisa memandangnya dengan sedih. Kemudian mendapatkan senyuman kembali dari Kyujong dan setelah mengangguk beranjak. Meninggalkannya sendirian lagi.

.

.

Jarum jam telah menunjukkan pukul tiga sore. Juhyun beranjak dari sana. Ia sudah lama menunggu, dan mungkin hari ini Kyuhyun tidak akan datang. Untuk hadiahnya ia akan relakan untuk menitipkannya pada Ahra. Mungkin ia harus bersabar hingga minggu depan untuk bertemu Kyuhuun. Kemudian berbalik untuk berkemas. Ia harus segera berkemas sebelum ketinggalan kapal. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat orang yang ia nantikan duduk seorang diri di kursi yang lain.

Ia tak tahu sejak kapan Kyuhyun disana, Juhyun tersenyum melihat itu. Kemudian mendekat dengan langkah pelan. Memandangnya dari belakang dengan begitu dekat, dia terlihat sangat serius, atau mungkin dia sedang melamun. Hingga ia tak menyadari kedatangannya. Senyuman Juhyun semakin lebar, ia merasa penantiannya sejak pagi tadi terjawab, ia merasa sangat lega.

Juhyun duduk di sampingnya perlahan. Dan menoleh untuk melihat wajah Kyuhyun. Saat serius seperti itu, Kyuhyun terlihat menawan dimatanya, bibirnya masih saja tersenyum

"Aku menunggumu.." ujar Juhyun pelan, Kyuhyun menoleh sejenak dan tersenyum simpul kepadanya. Kemudian ia kembali menatap ke depan. Dengan heran Juhyun mengikuti arah pandangan Kyuhyun

"Kau sedang lihat apa?" Tanya Juhyun merasa heran

"Apa aku sudah bilang padamu jika Kyujong adalah uri hyung?"

"Belum... Tapi aku sudah tahu, apa kau sakit? Kau terlihat lelah...!" Kyuhyun menoleh padanya dan tersenyum

"Aku tidak apa-apa..." Singkatnya

"Ajumma... Di halaman itu, dulu aku dan Kyujong hyung sering main bersama. Kami berlarian memperebutkan permen dari ibu..." Juhyun masih diam dan mengikuti pandangan Kyuhyun kembali, sepertinya sedang ada yang mengganggu pikiran Kyuhyun, hingga Kyuhyun yang biasanya sangat cerewet itu begitu serius sekarang

"Tidak pernah kami berpikiran akan seperti ini takdir kami.... Dia adalah seorang kakak yang sempurna, dia menjadi ibu dan juga ayah semenjak mereka meninggal. Pagi hari, dia akan bangun hanya untuk menyiapkan sarapan untukku, meskipun sudah ada bibi yang akan membantu kami. Enam tahun ini aku mengabaikannya, aku menuduhnya sebagai penyebab kematian kedua orang tua kami. Tapi... Dia terus sabar menghadapiku... Bukankah hatinya begitu baik?" Juhyun kembali diam ia tak tahu akan berkomentar apa

'Apa mereka bertengkar? Apakah karena aku?'

Kyuhyun menghela kencang kemudian menunduk, ia tak bisa bayangkan jika Kyujong tahu mungkin ia akan segera meninggalkannya

"Aku sangat menyayanginya, aku sangat menghormatinya... Tolong jaga dia jika mungkin aku tidak bisa lagi ada disisinya..." Ujar Kyuhyun dengan suara bergetar. Sangat kentara pria ini sedang menahan tangis. Dia juga masih betah memandang ke depan

'Apa ini?'

Juhyun menoleh dan memandang Kyuhyun dari samping. Ia semakin tak mengerti dengan situasi ini. Apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua, mengapa Kyuhyun mengatakan hal seperti itu? Mau pergi kemna dia? Juhyun semakin mengerutkan keningnya saat satu tetes air mata lolos dari pelupuk mata Kyuhyun. Kyuhyun menghembuskan nafas kembali. Sungguh ini pemandangan yang tidak bisa Juhyun lihat. Apa yang menjadi beban pikiran pria yang sangat dicintainya ini? Juhyun mengalihkan pandangannya dan memandang lurus kembali. Ia juga berusaha untuk mengatur perasaannya. Apakah Kyuhyun menjauhinya karena Kyujong? Jadi benar ia sedang berada diantara kisah cinta kakak beradik ini?

"Kyuhyun.... aku tidak tahu apa yang terjadi pada kalian, tapi... Jika kau memintaku untuk tetap disisi Kyujong, aku rasa aku tidak bisa melakukannya... Aku..."

Ucapan Juhyun terhenti saat bahunya terasa berat. Juhyun menoleh dengan lekas. Kepala Kyuhyun telah bersandar sempurna di bahunya. Juhyun meliriknya dengan cemas, kedua mata pria itu tertutup

"Kyuhyun....?" ujarnya coba memanggil, namun Kyuhyun masih tampak tenang dengan posisinya itu. Juhyun merasa cemas, dia tertidur atau pingsan?

"K.kyuhyun.....?" Juhyun tertegun dan perlahan tangannya yang bebas mengelus kepala itu. Entah mengapa tiba-tiba airmatanya menetes.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!