Suara detak jam terdengar begitu nyaring ditengah kesunyian ruangan, malam itu. Kyujong dan Juhyun duduk di satu sofa dengan menjaga jarak. Pandangan mereka sama, memandang ke hadapan. Posisi mereka sama, tak ada yang berniat untuk memulai percakapan. Juhyun menghela pelan dan menunduk, jantungnya masih bergemuruh. Mendapat serangan tiba-tiba seperti itu, tentu saja ia merasa sangat terkejut. Bahkan sekarang ia merasa ingin menangis. Meski sebenarnya tak ada hal "tercela" sedikitpun yang dilakukan Kyujong.
Ia masih bertahan pada posisinya menunduk dan menahan tangis. Ia merasa sangat malu saat itu, diam-diam Kyujong meliriknya
"Maaf..."
"Kau...."
Perkataan itu mereka ucapkan bersama, dan membuat mereka dengan tak sengaja saling pandang. Beberapa saat mereka memandang ke dalam mata masing-masing,
"Kau membuatku terkejut..." Ujar Juhyun melanjutkan ucapannya
"Maaf..."
"Kenapa kau melakukannya?" Juhyun menunduk lagi dan nyaris menangis, Kyujong memandangnya dengan diam. Merasa bersalah.
"Maafkan aku.. aku merasa sangat jengkel ketika semua orang dengan mudahnya mempercayai berita sampah seperti itu.." Kyujong menjawabnya dengan pelan. Juhyun kembali mengangkat kepalanya dan memandang Kyujong
"Apakah ini terasa sangat berat bagimu?" Dan akhirnya merasa prihatin pada pria ini, Kyujong tersenyum getir mendapat pertanyaan itu
"Aku menentang niat baik ibuku demi jalan ini, sekarang, mungkin aku sedang menjalani karmaku..." Juhyun tak berkomentar dan memandangnya dengan prihatin
"Seharusnya aku tak perlu terlalu percaya diri..."
"Minta maaflah..!" Kyujong menoleh dan kembali tersenyum getir
"Aku hanya tinggal bersama adikku, mereka sudah pergi menghadapNya..!"
"Eoh.. maafkan aku.." Juhyun menggigit bibir bagian bawahnya merasa bersalah
"Tidak perlu minta maaf..."
"Aku baru tahu kau memiliki seorang adik"
"Dia tak menganggapku hyungnya lagi..."
"Kenapa?"
"Karena aku terlalu egois dimatanya..." Kyujong menunduk kembali, Juhyun kembali kehilangan kata-kata, ia tak tahu akan berkomentar apa
"Aish... Seharusnya aku tidak bercerita seperti ini, maaf..." Juhyun tersenyum lebar saat Kyujong kembali memandangnya
"Percayalah semua akan membaik!" Juhyun menguatkankannya dengan wajah berseri, membuat Kyujong merasakan hal aneh dalam tubuhnya, seperti ada salah satu hormon dalam tubuhnya itu yang meningkat.
'Perasaan apa ini?'
Kilat cahaya tiba-tiba menembus kedalam ruangan, diiringi dengan suara petir yang menggelegar. Reflek Juhyun melompat ke dekat Kyujong dan memegang lengan kaos pria itu. Wajahnya terlihat ketakutan, Kyujong memandangnya dengan diam. Sampai akhirnya Juhyun tersadar ketika terdengar suara rintikan hujan deras mengguyur, ia tatap Kyujong sebelum akhirnya kembali menjauh
"Ah..ma..maaf.." Kyujong hanya tersenyum melihat Juhyun tampak gugup
--------------------------------
Esok harinya, cuaca di Jeungdo begitu cerah setelah semalaman di guyur hujan. Hujan semalam masih menyisakan bekas, beberapa dedaunan meneteskan air, jalanan juga masih tampak basah dan sedikit becek. Kyujong sedang membersihkan dirinya saat Juhyun menyiapkan sarapan di dapur. Hari ini akan menjadi hari pertama Kyujong mengajar.
Bersamaan dengan keluarnya Kyujong dari kamar mandi, Juhyun sudah selesai menyiapkan sarapan. Juhyun tersenyum saat kedua mata mereka saling bertemu, begitupun dengan Kyujong
"Kau bilang tidak bisa masak..?" Komentar Kyujong sembari duduk di depan Juhyun
"Hanya ini yang bisa ku masak.." Kyujong tertawa kecil
"Makanlah! Dan maklumi jika rasanya tidak enak"
"Aku sepertinya harus sedikit berbohong..." Canda Kyujong
"Iya?" Kyujong hanya tertawa kecil kemudian mulai makan, Juhyun memandangnya penuh harap, ia harap tak melupakan garam atau bumbu yang lain. Kyujong terdiam. Sepertinya ia benar-benar harus berbohong,
"Bagaimana?"
"Enak..." Kyujong tersenyum dan memakannya kembali, Juhyun tersenyum senang dan mulai makan, namun..
"Ini hambar..." Kyujong hanya meliriknya yang mengomentari masakannya sendiri dan tersenyum simpul
"Aish!" Juhyun cemberut dan sedikit kesal pada Kyujong dan tentu saja sikapnya ini mengundang tawa geli Kyujong.
-------------------------------
Hyukjae tampak sibuk membersihkan rumah sang kakak yang pergi ke kota dan tak pernah pulang saat Juhyun dan Kyujong akan berangkat bekerja. Melihat Juhyun pergi bersama seorang pria, Hyukjae buru-buru keluar dan menanggalkan alat pel yang sedang ia bawa
"Juhyun....!" Panggilnya, Juhyun menghentikan langkahnya dan menoleh dengan senyuman manis ia mengangkat sebelah tangannya
"Kau berangkat siang sekali?"
"Iya, hari ini aku tidak mengisi jam pagi, anak-anak dikelasku sedang olah raga.."
"Ouch...." Hyukjae angguk-angguk dan memandang pria di sebelah Juhyun itu
"Apa yang kau lakukan di rumah Dongchan oppa?"
"Eoh? Aku sedang membersihkannya..." Hyukjae mengalihkan pandangannya pada Juhyun
"Dia akan datang?"
"Tidak tidak... Dia tidak akan pernah datang!"
"Lalu?"
"Seseorang sudah menyewanya dan akan datang hari ini.."
"Ah..." Kali ini Juhyun yang angguk-angguk
"Tapi siapa pria itu?" Rasa penasaran Hyukjae sudah tak bisa dibendung lagi
"Ah, kenalkan, namanya Kim Kyujong..." Hyukjae memandangnya dengan seksama sembari mengerutkan keningnya, membuat Kyujong merasa tak nyaman. Namun, seperti tak peduli, Hyukjae terus mendekatkan wajahnya pada Kyujong
"Hey... Kau ini apa-apaan sih?" Juhyun mendorongnya hingga Hyukjar nyaris terjengkang
"Wajahnya tidak asing..." Ujar Hyukjae sembari menunjuk tepat di wajahnya, Juhyun menghela
"Ah benar!! Kau Han Yisoo...." Kyujong tertawa kecil
"Dia penggemar drama, dan selalu mengingat karakter aktornya..." Jelas Juhyun
"Iya iya, jadi namamu Kyujong, waaahh ini hebat..! Senang bertemu denganmu!" Hyukjae tampak sangat girang dan memaksa Kyujong untuk bersalaman dengannya
"Kau sangat keren! Aku suka sekali saat adegan pembalasan dendam itu, whoaahh itu sangat mengagumkan..." Kyujong hanya tersenyum salah tingkah
"Baiklah.. nanti lagi ya Hyukjae, kami harus berangkat ke sekolah!" Ujar Juhyun melepas tautan tangan mereka. Dan menarik Kyujong dari sana sementara Hyukjae masih memandang mereka terkesima, bertemu dengan aktor terkenal tentu itu sesuatu yang bagus
"Temanmu lucu sekali..." Ujar Kyujong
-----------------------------
Kyuhyun memasukkan semua keperluannya ke dalam koper dengan dibantu Ahra yang kebetulan hari ini bisa membantunya berberes. Mereka melakukan itu dengan hening, Kyuhyun hanya sibuk menata beberapa bukunya sementara Ahra melipat semua baju yang akan dibawanya. Setelah memastikan semua buku yang ia perlukan sudah tertata rapi, Kyuhyun beranjak mengambil burung seribu bangau yang sudah ia buat
"Kenapa kau hampir membawa semua barang-barangmu?" Pertanyaan itu membuat Kyuhyun menoleh dan tersenyum
"Aku ingin tinggal beberapa lama disana"
"Untuk apa? Menghindari Kyujong?" Ahra menghentikan kegiatannya dan bertanya dengan serius, Kyuhyun hanya diam
"Kyuhyun! Haruskah?" Desak Ahra, Kyuhyun menghela dan duduk di kursi kerjanya
"Apa aku sangat egois?"
"Kyuhyun.ah... pikirkan perasaannya dan pikirkan juga dirimu.."
"Aku tidak apa-apa" Kyuhyun tersenyum getir, Ahra beranjak dan memegang kedua pundak adik sepupunya ini
"Kau harus memberitahunya .."
"Itu tidak perlu...."
"Tapi dia harus tahu!" Tekan Ahra
"Untuk apa? Meminta belas kasihan? Meminta perhatian? Aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa meminta itu padanya... Ini masalahku, dan aku pasti bisa melewatinya sendiri..." Kyuhyun tercekat, Ahra mengelus pundak Kyuhyun dari belakang, sejak kecil mereka memang sangat dekat
"Cepat kembali, jika kau jauh, kau membuatku khawatir..." Gumam Ahra, Kyuhyun tersenyum simpul dan mengelus tangan Ahra
"Aku akan kembali begitu aku siap untuk kembali menjadi Kyuhyun yang dulu... Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan mencapai impianku. Aku hanya butuh sedikit waktu tenang untuk kembali menebar kebahagiaan...."
"Kau harus sering-sering menelponku!" Ahra melepas pelukannya dan beralih kehadapan Kyuhyun untuk menuntutnya
"Baiklah! Aku janji..."
'Bukan aku mengabaikannya, hanya saja ini pasti akan sangat berat baginya jika dia harus mengetahuinya. Aku tidak bisa biarkan dia menanggung perasaan bersalah yang lebih dalam..... Akan aku atasi ini sendirian, terimakasih nuna... Kau sudah menemaniku, menguatkanku...
Aku berjanji padamu, akan aku lakukan yang terbaik, tolong jaga Kyujong hyung, kuatkan dia jika dia lelah... Dan hapus airmatanya jika dia merindukanku....'
Ahra tersenyum dan menepuk pundak Kyuhyun sekali lagi dengan kedua mata yang berair. Sesuatu yang menyedihkan saat Kyuhyun memilih orang lain untuk berbagi dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri.
"Aigoo.. kau seperti akan melepaskanku pergi selamanya..." Ujar Kyuhyun sembari tertawa kecil
----------------------------
Siang ini, Kyujong selesai dengan pelajarannya. Menyenangkan sekali ketika anak-anak bersemangat menerima pelajarannya. Minat mereka terhadap musik juga sangat baik. Ia tak menyangka hal seperti ini akan mengangkat seluruh bebannya untuk sementara.
Ponselnya berdering saat ia mengeluari kelas, dengan senyuman ia menerima telepon masuk tersebut
"Iya hyung..."
"Kapan kau pulang?" Kyujong tersenyum mendapat pertanyaan dari Jungsoo itu
"Kenapa, kau merindukanku?"
"Aish! Jangan membuatku geli!" Kyujong tertawa
"Aku berhasil membawa wanita itu..." Tawa Kyujong terhenti sejenak dan untuk sesaat ia tertegun
"Benarkah?"
"Eoh, dia sudah mengakui semuanya, aku juga sudah menuntutnya...." Tentu saja Kyujong merasa sangat bahagia mendengar berita itu, nama baiknya akan dipulihkan sebentar lagi, dan ia bisa bebas dari tuduhan itu. Ia hembuskan nafasnya merasa lega
"Kyujong?"
"Aku mengerti, terimakasih hyung! Aku akan kembali besok..."
Sambungan terputus dan Kyujong mengekspresikan kelegaannya dengan mengepalkan tangan. Dari belakangnya, Juhyun memandang itu dengan diam. Mendengar pembicaraan itu, ia bisa simpulkan jika masalah Kyujong selesai. Ia juga turut bahagia, tapi ada perasaan sedih diam-diam menyusup dalam hatinya, Juhyun menunduk dan memegangi dadanya
'Tidak mungkin aku jatuh cinta! Bisakah seseorang merasakan cinta dengan secepat ini? Tidak mungkin...'
Kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dan memandang Kyujong yang beranjak pergi meninggalkannya.
Sementara itu, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan rumah kakak Hyukjae. Hyukjae yang sedari tadi menunggu penyewa rumah kakanya itu segera mendekat dengan senang hati. Untuk membantu orang itu mengangkat barang-barangnya.
Penyewa itu keluar dari mobilnya dengan penampilan yang sangat sederhana, sebuah kacamata minus masih bertengger tenang di hidungnya. Ia tersenyum lebar menanggapi sambutan Hyukjae, setelah itu membuka bagasi
"Anda pasti lelah.." ujar Hyukjae sembari menurunkan barang-barangnya
"Bicara biasa saja padaku, dilihat-lihat aku lebih muda darimu.."
"Ah.. benarkah? Berarti kau harus memanggilku hyung! Ah... Lee Hyukjae imnida...!" Kyuhyun tertawa kecil
"Kim Kyuhyun imnida..."
"Ah... Baiklah, aku bantu membawa barang-barangmu masuk Kyuhyuna....." Hyukjae membawanya masuk, begitupun dengan penyewa muda bernama Kyuhyun itu
"Selamat datang, apa kau menyukainya?" Tanya Hyukjae memulai percakapan kembali
"Iya... Disini sangat tenang"
"Itulah mengapa hidup dipedasaan menyenangkan.." Hyukjae mengambil alih koper yang berada di tangan Kyuhyun dan meletakkannya bersama barang-barang yang lain
"Tapi... Apa yang akan kau lakukan disini?" Hyukjae bertanya kembali
"Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan..."
"Ouch...." Hyukjae angguk-angguk "Apa pekerjaanmu?"
"Emm... Sebenarnya aku sedang mengerjakan thesis ku..." Kyuhyun berbohong, tidak mungkin ia mengungkapkan jika ia adalah seorang penulis, sementara selama ini ia menyembunyikan identitas aslinya sebagai seorang penulis
"Ah... Begitu, oiya.. kau harus ikut aku, ibu sudah memasak untukmu!" Tanpa sungkan, Hyukjae menarik tangan Kyuhyun keluar rumah dan mengajak pria itu ke rumahnya sendiri yang berada di samping rumah sang kakak. Kyuhyun hanya mengikutinya dengan canggung.
Senyum simpul muncul di bibir Kyuhyun, penyambutan yang baik, jauh berkilo-kilo meter dari tempat lahirnya ia akan mendapat sebuah keluarga baru. Mulai hari ini, ia harus menjadi Kyuhyun yang ceria dan menyebar kebahagiaan. Sebenarnya terlihat sangat miris, saat Kyuhyun harus mencari kenyamanan pada orang lain, sementara ia masih memiliki keluarga.
Ini akan ia jadikan sebagai langkah awal untuk memperbaiki hubungannya dengan Kyujong. Hanya butuh waktu sedikit lagi untuk ia bisa membuka lebar pintu hatinya. Dari sini ia akan belajar memaafkan, dari sini ia akan memulai segalanya.
-----------------------------
"Juhyun.shi!"
Juhyun menghentikan kegiatannya yang sedang berberes untuk pulang dan menoleh pada Kyujong yang menghampirinya dengan senyuman lebar. Juhyun juga tersenyum
"Kita pulang bersama.." Juhyun tersenyum dan memakai tasnya
"Omong-omong, aku suka tempat ini!" Kyujong memulai pecakapan saat mereka mengeluari sekolah
"Aku malah ingin pergi ke kota..." Kyujong menghela
"Kau tidak akan menemukan ketenangan disana! Semua orang akan sangat sibuk dengan diri mereka sendiri, semua orang akan lebih sibuk di luar daripada di dalam rumah, dan itu membuat suasana kota seakan tak pernah tidur..." Juhyun tertawa kecil
"Kau seperti sedang menceritakannya pada seorang bocah TK.."
"Eoh?" Kyujong tersenyum malu, seharusnya ia tak perlu menceritakan hal seperti itu, sudah pasti Juhyun mengetahuinya
"Terimakasih.." ujar Kyujong tiba-tiba
"Untuk apa?" Juhyun memandangnya heran
"Semuanya, masalahku selesai" Kyujong kembali menghela lega dan memandang Juhyun sembari tersenyum lebar
"Tapi aku tidak membantumu apa-apa?"
"Kau sudah menjadi wadah untuk menampung semua kegundahanku, terimakasih sudah mendengarkan ceritaku semalam..."
"Ah.. itu, kau tidak perlu berterimakasih..!" Juhyun menunduk merasa malu
"Aku akan kembali ke Seoul besok!"
Entah mengapa pernyataan itu membuat Juhyun menghentikan langkahnya. Kembali ke Seoul? Itu artinya Kyujong akan aktif kembali di karirnya. Dan pasti ia akan meninggalkan Jeungdo, begitupun anak-anak. Sesingkat inikah?
"Kenapa?" Juhyun memandang Kyujong yang bertanya dengan pelan itu
"Kembali ke Seoul..? Ahh... Kau memang harus kembali.."
"Tidak tidak, aku akan tetap datang di jadwal mengajarku... Aku akan tetap menjadi penyewa kamar di rumahmu.." wajah Juhyun berubah lebih cerah
"Benarkahl? Kau tidak akan meninggalkan anak-anak?" Tanyanya dengan sangat antusias, Kyujong mengangguk
"Kau khawatir akan itu?" Juhyun menjawab pertanyaan itu dengan anggukan berulang-ulang, Kyujong tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal membuat Juhyun menghilangkan keantusiasannya
"Bukankah sudah ku bilang aku suka tempat ini?"
Juhyun tersenyum kembali dan melanjutkan langkahnya. Mereka kemudian berjalan dengan santai dan tenang. Angin berhembus sepoi-sepoi menggerakkan rambut sebahu Juhyun. Kyujong menoleh dan melihat itu sebagai sebuah keindahan. Tak bisa ia pungkiri, mungkin inilah cinta pada pandangan yang pertama, Kyujong mengalihkan pandangannya dan menunduk untuk diam-diam tersenyum.
Saat mereka sudah dekat dengan rumah Juhyun langkah mereka kembali terhenti. Lebih tapatnya, Juhyun yang lagi-lagi menghentikan langkah. Kyujong mengangkat kepalanya dan melihat Juhyun berdiri tegak di hadapan seorang pria. Adiknya? Kyuhyun? Kyujong membulatkan kedua matanya terkejut melihat Kyuhyun
"Apa kau orang yang menyewa rumah kakak Hyukjae?" Tanya Juhyun
"Benar..! Kyuhyun imnida.." Kyuhyun tersenyum ramah
"Salam kenal... Seo Juhyun imnida.." Juhyun membalas sapaan ramah itu
"Sepertinya kita bertetangga, itu rumahku!" Juhyun menunjuk rumahnya, Kyuhyun menoleh untuk melihat kemudian terasenyum
"Kalau begitu, apa aku boleh mampir kesana untuk makan malam?" Alih-alih menunggu untuk ditawari, Kyuhyun justru menawarkan diri
"Tentu, ibuku sangat senang menyambut tetangga baru!" Pernyataan itu membuat Kyuhyun tertawa kecil, sementara Kyujong memandangnya dengan diam. Rasanya sangat lama sekali ia tak melihat senyuman Kyuhyun
"Dia pacarmu?" Kyuhyun bertanya sembari menunjuk kearah Kyujong membuat Kyujong membelalakan kedua matanya
"Eoh? Aniya..."
"Tak apa jika dia pacarmu!" Kyuhyun tersenyum miring kemudian beranjak, membuat Juhyun mengerutkan keningnya
"Aish.. anak muda itu, mudah sekali mengatakan hal seperti itu... Ahh... Kau pasti merasa tak nyaman?"
"Tidak apa-apa..." Kyujong menjawab dengan senyuman lebar kemudian menoleh pada Kyuhyun yang berjalan meninggalkan mereka. Ia melihat sisi lain yang ia rindukan dari adiknya ini.
----------------------------
Karena akan kedatangan tamu, nyonya Kim sibuk memasak beberapa menu makanan untuk tetangga barunya itu. Berbeda dengan Juhyun yang sibuk membersihkan ruangan, Kyujong justru dengan lihai membantu nyonya Kim memasak di dapur. Ia memang sangat jago memasak
"Kau hebat sekali... Aku merasa tak sebanding.." nyonya Kim memujinya saat Kyujong dengan sangat cekatan memasak beberapa menu sekaligus
"Tidak seperti itu ajumma.. masakanku tidak akan seenak milikmu.." Kyujong tersenyum nyonya Kim tertawa mendengar balasn pujian dari Kyujong itu
"Jadi kau akan kembali ke Seoul besok?"
"Iya, ada hal yang harus aku urus.." nyonya Kim angguk-angguk
"Orang sepertimu memang akan selalu sibuk..." Kyujong hanya tertwa kecil
Sementara itu, dari ruang tengah Juhyun diam-diam memperhatikan mereka. Sebuah perasaan yang pertama kali ia rasakan dalam hidupnya menyusup dan membuat dirinya merasa nyaman. Entah benar atau tidak cinta pada pandangan pertama itu ada, tapi Juhyun merasa nyaman dengan perasaan baru ini.
Setelah membaca berita itu ia merasa jika Kyujong yang sebenarnya adalah seorang aktor berperangai buruk, tapi semua itu tertepis melihat bagaimana kisah dibalik kegemilangannya, dan tertepis melihat bagaimana sikapnya yang bersahaja dan penuh sopan santun itu.
'Aku pasti sedang berandai-andai... Bangunlah Juhyun!'
Lamunannya buyar saat mendengar suara bel, Juhyun menoleh kearah pintu dan beranjak untuk membuka pintu. Meninggalkan keharmonisan sang ibu dan Kyujong
'klek'
"Annyeong....!" Juhyun sedikit telonjak saat pintu terbuka, seseorang yang sepertinya Kyuhyun datang dengan sebuket bunga ditangan yang ia letakkan menutupi wajahnya, Juhyun menghela
"Kau punya riwayat penyakit jantung?" Tanya Kyuhyun serius
"Tidak.."
"Aku datang dengan bunga dan kau terkejut?"
"Suaramu yang mengejutkanku... Masuklah!" Kyuhyun tersenyum dan melangkah masuk
"Kau datang terlalu awal, kami belum selesai bersiap.."
"Tidak apa-apa.. aku bisa membantumu!" Kyuhyun menoleh dan tersenyum pada Juhyun, gadis itu juga membalas senyumnya. Kemudian melirik buket bunga yang masih dipegang Kyuhyun
"Kau membawa bunga ini bukan hanya untuk..."
"Ini untuk ibumu!" Sela Kyuhyun, membuat Juhyun harus tersenyum kikuk. Ia kira bunga itu akan diberikan padanya
"Ibu... Kyuhyun.shi sudah datang!"
"Ah.. benarkah?" Nyonya Kim mendekatinya dan meninggalkan Kyujong di dapur sendirian
"Selamat datang..." Nyonya Kim memang seorang yang sangat ramah pada siapapun
"Annyeong haseo nyonya..." Kyuhyun membungkuk dan memberikan bunga itu
"Aigoo, terimakasih...! Tapi.. panggil aku ajumma saja" Kyuhyun mengangguk
"Duduk saja disini dan jangan bantu apapun!" Nyonya Kim menuntunnya untuk duduk di sofa, sementara Juhyun beranjak ke dapur untuk menyajikan makanan yang sudah matang di meja makan
"Kyuhyun sudah datang..." Bisik Juhyun
"Eoh"
Kyuhyun memperhatikan mereka dengan diam. Ia tak tahu untuk apa hyungnya pergi kesini, dan siapa gadis bernama Juhyun itu serta mengapa bisa sang hyung tinggal di rumah ini. Apakah gadis itu pacar diam-diam sang kakak dan saat ini dia sedang datang menemuinya? Kyuhyun ingin tahu, tapi ia tak mungkin menanyakannya
"Aku harus membantu..." Ujar Kyuhyun
"Kau itu tamu, tidak usah repot-repot..."
"Tidak apa-apa, ini tidak merepotkan..." Kyuhyun tersenyum dan beranjak ke dapur untuk membantu
Kyujong menoleh saat Kyuhyun datang, ia pandang adiknya itu dengan rindu. Rindu karena sangat jarang mereka berada dalam satu ruangan seperti ini sejak kematian orang tua mereka. Berbeda dengan Kyuhyun yang memandangnya datar. Tak ada yang bisa mengartikan pandangan itu. Untuk sesaat mereka saling pandang, sebenarnya Kyujong ingin menyapa adiknya ini, tapi sepertinya Kyuhyun tak ingin ia melakukannya, karena itu hanya bisa menahan hasratnya. Tanpa mereka tahu Juhyun menangkap pemandangan itu
"Apa kalian saling kenal?" Tanyanya
"Eh?" Kyuhyun menoleh
"Kalian sudah saling mengenal?" Juhyun mengulangi pertanyaannya
"Kami...."
"Tidak!" Ujar Kyuhyun menyela ucapan Kyujong
"Ah... Begitu.." berbeda dengan Juhyun yang tersenyum, Kyujong memandang Kyuhyun tak percaya. Ternyata sebesar ini kebencian Kyuhyun padanya. Ia sendiri merasa bingung harus bersikap seperti apa. Meminta maaf juga, ia tak tahu sebenarnya apa kesalahannya? Meski ia menduga itu karena kematian kedua orang tuanya
"Ayo ayo...! Kalian sudah lapar kan?" Nyonya Kim memanggil
Tanpa mereka tahu, nyonya Kim sudah memberekan semuanya. Makanan sudah terhidang dengan rapi di meja makan. Namun mereka bertiga masih saling pandang. Sebebarnya Kyuhyun dan Kyujong yang masih saling pandang, Juhyun masih memperhatikan mereka. Dan saat ini ada berbagai macam spekulasi dalam otaknya.
'Apakah mereka rival? Atau mereka adalah sepasang kekasih? Ommo!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments