Chapter 20

Terimakasih telah menjadi oasis dalam gurun kerinduanku....

~Rainy Heart~

Langit malam tampak bersinar penuh kelip bintang. Bulan juga bercahaya dengan lingkaran penuh. Sayang sekali jika pemandangan seindah ini di lewatkan. Apalagi ketika kalian berada di daerah yang bisa membuat kalian dengan jelas bisa menikmati indahnya langit malam.

Suara gelak tawa terdengar di halaman depan sebuah rumah. Cuaca yang tiba-tiba sangat dingin di malam hari, tak menyurutkan niat mereka untuk bersama-sama menyiapkan makan malam spesial dengan ikan besar hasil tangkapan mereka di danau tadi.

Memakan ikan bakar di cuaca dingin ini pasti akan menyenangkan. Apalagi bersama dengan orang terkasih. Jaket tebal masing-masing membungkus tubuh mereka agar merasa hangat. Kedua tangan mereka juga di bungkus dengan sepasang sarung tangan super hangat.

"Tambahkan kecap....!" Seru Kyuhyun yang bertugas membakar ikan-ikan malang itu, Juhyun yang sedang sibuk menata meja  itu menoleh

"Aku sudah letakkan semua bumbunya di dekatmu! Tanganku hanya dua dan aku harus menyelesaikan ini sebelum ikannya matang! Kau bisa ambil sendiri kan? Ouh?"

"Baiklah, nyonya besar..." Gerutu Kyuhyun sembari mencari kecap yang katanya sudah Juhyun siapkan di meja dekat Kyuhyun. Namun Kyuhyun tak melihat kecap itu atau ia tak tahu karena tidak ada tulisan yang menunjukkan ada kecap di botol-botol yang tersedia itu?

"Ajumma... Tidak ada kecap disini!"

"Tidak mungkin, aku sudah siapkan semuanya, aish... Apakah kau tidak tahu bentuk kecap seperti apa? Bagaimana kau bisa sama sekali tidak tahu apa saja yang ada di dapur..." Keluh Juhyun mengomel sembari tetap sibuk dengan persiapan mejanya. Namun itu sama sekali tak membuat Kyuhyun kesal, justru membuat ia tertawa geli.

Imajinasinya mulai liar. Bayangan kehidupan mereka setelah menikah mulai datang bergantian. Juhyun yang cerewet harus terus mengomel karena suaminya yang selalu mengacaukan dapur ketika sedang berusaha menjadi suami yang baik dengan membuatkan sarapan di pagi hari. Kemudian, Juhyun yang pada akhirnya membereskan kekacauan itu, dan memberikan kecupan pada suaminya sebagai hukuman.

Kyuhyun semakin terkekeh membayangkan itu. Hingga akhirnya Juhyun datang dan memukul tangannya dengan penjepit. Kyuhyun tersadar dari lamunannya

"Aih.... Bagaimana bisa seseorang sama sekali tidak mengerti pekerjaan seperti ini?" Keluh Juhyun sembari menatap Kyuhyun gemas

"Ye?" Juhyun menghela saat Kyuhyun tak menyadari kesalahannya. Kemudian membalik ikan yang hampir "terbakar" itu

"Kita mau makan ikan bakar bukan ikan hangus...!"

"Ah... Maaf..." Kyuhyun tersenyum kikuk menunjukkan deretan giginya

"Dan ini kecapnya, anak manja..." Juhyun mengambil botol kecap itu di meja dan berkata dengan suara selembut suara ibu yang sedang mengajari anaknya di dapur

"Ah... Itu... Ah... Aku tidak melihatnya tadi..." Kyuhyun tersenyum semakin lebar dan beralasan. Juhyun berdecak prihatin sambil geleng-geleng. Sungguh anak kota yang manja. Setidaknya itu yang ada dalam pikiran Juhyun

"Tidak apa-apa... Kau sudah melakukannya dengan baik.." Juhyun tersenyum dan mengelus rambut Kyuhyun perlahan, Kyuhyun tersenyum malu-malu. Membuat Juhyun tak kuasa menahan senyuman itu.

••••

Kyujong membukakan pintu mobil untuk Marin saat mereka sampai di depan rumah Marin. Dengan perhatian, Kyujong meletakkan telapak tangannya di atas kepala Marin, berjaga-jaga agar kepala Marin aman. Mendapat perlakuan seperti itu, Marin tersenyum lebar dan berterimakasih

"Istirahatlah!" Seru Kyujong

"Eoh... Terimakasih untuk hari ini..." Kyujong mengangguk sembari tersenyum

"Baik, masuklah!"

"E.em.. kau masuk duluan!" Ujar Marin sembari menggeleng

"Aku akan melihatmu masuk dulu baru pergi"

"Kyujong.sshi..."

"Masuklah!!" Seru Kyujong dengan lembut, Marin menghela dan menyerah. Kemudian melangkah memasuki rumahnya setelah melambaikan tangan.

Marin telah memutuskan untuk tidak lagi bekerja di cafe. Sementara menunggu hari pernikahannya, ia akan fokus melakukan pekerjaannya sebagai model. Dan begitu mereka resmi menikah, Marin juga akan melepaskan pekerjaan itu. Ia sudah bertekad akan menjadi istri Kyujong seutuhnya, dan tak akan membuang banyak waktu untuk kegiatan di luar.

Ia akan penuhi semua kewajibannya sebagai seorang istri. Mendengar pengakuan Kyujong tadi membuat ia merasa sangat berbahagia. Bagaimana tidak? Dengan jujur Kyujong mengakui bahwa untuk saat ini dia belum bisa mencintainya, namun dia berjanji akan belajar untuk mencintainya dari waktu ke waktu. Wanita mana yang tidak akan meleleh mendengar pernyataan seperti itu? Jika pun tidak ada wanita yang meleleh, makan hanya Marin yang akan merasa bahagia dengan pernyataan seperti itu.

'Aku sudah masuk dalam kamarku, kau masih di depan? Pulanglah! Kau harus istirahat, bukankah kau bilang besok sangat sibuk?'

Marin mengirim pesan itu pada Kyujong, kemudian tersenyum di depan jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Ia masih bisa melihat Kyujong berdiri di depan rumahnya

"Aku tahu kau pria yang baik, kau tidak akan mengkhianati janjimu.... Selamat malam..." Gumam Marin berhias senyuman

••••

Ikan bakar yang memiliki aroma menggugah telah tersaji diatas meja itu. Beberapa lilin menyala diatas meja, untuk menambah kesan romantis yang penuh kehangatan. Mereka masih membiarkan ikan itu untuk beberapa saat dan saling pandang, tangan mereka bertaut meski masih terbungkus sarung tangan. Bersamaan mereka tersenyum dan menghela, menimbulkan uap keluar dari mulut mereka. Menandakan bagaimana dinginnya malam itu. Namun sepertinya perasaan bahagia menyelimuti mereka sehingga terasa hangat.

"Kyuhyun.... sampai kapan kita akan seperti ini?" Tanya Juhyun masih memandang Kyuhyun yang masih saja tersenyum dan menggenggam tangannya

"Aku telah melewatkan waktu terbaik seperti ini..." Ucapan Kyuhyun ini membuat Juhyun menunduk malu

"Maafkan aku... Karena terlambat datang padamu..."

"Tidak perlu memikirkan apa yang sudah terjadi..." Juhyun tersenyum menenangkan Kyuhyun yang terlihat merasa bersalah. Ia tak masalah dengan apa yang sudah terjadi, dengan Kyuhyun datang padanya seperti ini, itu sudah sangat cukup membuatnya bahagia

"Ajumma... Ah... Juhyun......" Juhyun semakin tersipu malu saat Kyuhyun memanggil namanya dengan lembut. Jika dipikir-pikir ini pertama kalinya Kyuhyun memanggil namanya dengan benar

"Terimakasih telah menjadi oasis dalam gurun kerinduanku...." Juhyun mengangkat kepalanya dan tersenyum bahagia, sepertinya tidak ada lagi orang yang sebahagia dirinya saat ini

"Jika seperti ini, aku percaya kalau kau benar-benar seorang penulis yang hebat!" Juhyun melepas genggaman tangan itu dan mengepakkan kedua tangannya dengan ekpresi puas

"Aaahhh.... Aku bahagia sekali...." Ujar Juhyun dengan begitu ekspresif, mengundang tawa Kyuhyun

"Tapi..." Juhyun berkata dengan tiba-tiba, membuat Kyuhyun menatapnya heran

"Bagaimana kalau kita sudahi obrolan manis ini dulu, aku lapar...." Kali ini Juhyun berseru dengan manja, membuat Kyuhyun harus tertawa lagi, benar-bebar tertawa. Dan mengelus kepala Juhyun beberapa kali sembari mengangguk.

.

.

Malam semakin larut. Juhyun masih berbaring memandang langit-langit kamarnya. Ia tak bisa tidur, bukan karena sedih atau khawatir, tapi karena bahagia. Ia merasa seperti pemenang undian berhadiah. Kedatangan Kyuhyun secara tiba-tiba ini membuatnya tak bisa berhenti tersenyum. Cintanya terbalas, bahkan lebih. Ah.... Jika beberapa bulan yang lalu ia merasakan jatuh cinta itu menyakitkan, kali ini Juhyun justru merasakan sebaliknya.

Namun sedetik kemudian, Juhyun menghela. Ada sedikit raut kesedihan diantara kebahagiaan yang terpancar itu. Ia sadar waktunya dengan Kyuhyun tak akan lama. Juhyun bangun ke posisi duduk dan menghela beberapa kali. Haruskah ia berada disis Kyuhyun setiap waktu? Haruskah ia mengambil cuti untuk beberapa waktu?

.

Tak berbeda jauh dengan Juhyun, malam ini Kyuhyun juga tak bisa tidur. Ia hanya tak menyangka akan melakukan sebuah pengakuan yang begitu keren seperti tadi. Kyuhyun mengangkat kedua tangannya kemudian menjadikannya bantal. Tersenyum lebar memandang langit-langit kamarnya, seakan ada Juhyun disana.

'Aku akan gunakan sedikit waktu ini untuk terus membahagiakannya, dan menghapuskan kekhawatirannya jika aku akan segera menghilang. Aku ingin membuatnya terbiasa untuk merasa bahagia apapun yang akan terjadi, dan mengantar kepergianku nanti dengan senyuman.....'

Kyuhyun menghela dan bangun ke posisi duduk. Senyuman masih terpatri di wajahnya. Ia harus menulis moment bahagia ini, dan membacanya ketika ia lupa nanti. Kyuhyun turun dari tempat tidurnya untuk mengambil buku catatan yang berada dalam tasnya

"Akh...."

Namun...........

Rasa sakit itu datang di saat yang tidak tepat. Kyuhyun berpegangan pada meja, sementara satu tangan yang lain memijat kepalanya yang terasa akan pecah, berharap  pijatan itu bisa menghilangkan rasa sakitnya.

"Akh..."

'braak..'

Kyuhyun terduduk di lantai dengan nafas tersengal menahan sakit. Pijatannya tak berhasil menghilangkan sakit itu. Kyuhyun memejamkan kedua matanya dengan kuat, sembari memukuli kepalanya yang benar-benar terasa mau pecah. Kemudian berusaha membuka laci dengan sisa tenaganya. Dengan gerakan yang tak stabil, ia ambil obatnya disana, mengeluarkan isi tabung kecil berisi pil itu dengan tangan gemetar, hingga pil-pil itu jatuh berhamburan di lantai. Kyuhyun masih tersengal menahan rasa sakit dan mengambil obat di atas lantai itu kemudian menelannya tanpa air

'Aku mohon.... Beri aku waktu sedikit lagi...'

Kyuhyun berbaring di lantai kayu itu dan memejamkan kedua matanya. Menangis dengan diam. Menyesal karena ia justru menjadi sangat lemah ketika kebahagiaan datang menghampirinya

'Ibu...Ayah... Tunggulah sebentar lagi, aku belum membahagiakannya....'

••••

Minggu telah tiba, saatnya bagi Juhyun untuk bersantai. Setelah kemarin mengajukan cuti untuk beberapa waktu yang ia sendiri tak tahu kapan akan berakhir kepada kepala sekolah. Ia akan relakan pekerjaan yang sangat dicintainya itu demi Kyuhyun, demi berada di dekat pria itu, menjaganya, merawatnya, dan terus memperhatikannya.

Selain itu, Juhyun juga sangat yakin, jika Kyuhyun ingin terus berada di sampingnya saat ini. Rasanya akan sangat tega jika ia tak menuruti keinginan Kyuhyun itu.

Pagi ini, sekitar pukul 06.00 pagi, Juhyun tampak sibuk di dapur rumah Kyuhyun, membuat beberapa makanan. Hari ini, ia dan juga Kyuhyun akan melakukan piknik kecil-kecilan setelah bersepeda bersama. Sementara, Kyuhyun sendiri tengah mempersiapkan sepeda untuk mereka berdua. Memeriksanya, apakah sudah aman atau belum. Karena bagaimanapun keamanan itu yang paling penting.

Sesaat kemudian, Juhyun keluar dengan sebuah keranjang piknik yang berisi penuh dengan makanan dan minuman

"Kau sudah selesai?" Tanya Kyuhyun menyudahi pemeriksaannya, Juhyun mengangguk sambil tersenyum

"Kita harus bergegas..." Ujarnya sembari menyerahkan keranjang piknik itu pada Kyuhyun, dia sudah memasak dan sekarang giliran Kyuhyun untuk membawanya.

Bersepeda santai beriringan membuat mereka terlihat seperti sepasang suami istri yang baru saja menikah. Obrolan ringan keluar dari mulut mereka. Menyebabkan tawa riang penuh kegembiraan. Ditambah sinar matahari pagi yang membuat tubuh menjadi hangat di tengah cuaca yang tak menentu ini. Beberapa waktu lalu, suasana terasa hangat seolah musim akan berganti, namun saat ini, suasana tiba-tiba menjadi dingin seoalah musim tak mau berganti. Entahlah, mungkin karena bumi ini telah menua.

Tiba di sebuah padang rumput di bawah pohon rindang. Mereka menggelar tikar bermotif kotak-kotak itu dan menata makanan serta minuman diatasnya. Mereka tampak begitu kompak bekerja sama. Selesai, mereka duduk bersama menikmati suasana pagi pedesaan yang begitu bersih. Juhyun mengeluarkan buku favoritnya dan malah asyik membaca, mengabaikan Kyuhyun yang berada di sampingnya. Kyuhyun mengerutkan keningnya melihat itu

"Ya...! Bukankah sekarang kita sedang berkencan?" Protes Kyuhyun

"Benar..." Juhyun menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari buku

"Ini bisa disebut kencan?" Kyuhyun masih melayangkan protes, kencan apa yang dilalui dengan kesibukan masing-masing?

Juhyun menurunkan buku yang ia pegang dan tersenyum pada Kyuhyun. Kemudian menselonjorkan kaki dan menepuk pahanya. Memberi kode agar Kyuhyun berbaring disana. Kyuhyun tersenyum dan melakukannya dengan senang hati. Kyuhyun memincingkan kedua matanya saat cahaya matahari menghalangi pandangannya. Dengan sigap Juhyun megarahkan buku yang ia pegang diatas kening Kyuhyun.

"Apa kita sedang kabur dari rumah?" Tanya Kyuhyun lembut

"Kenapa?"

"Kau membawa makanan sebanyak ini untuk dua orang..."

"Aku tidak mau kau kelaparan nanti..."

"Ouh... Manis sekali! Naluri keibuanmu keluar dengan cepat....!" Canda Kyuhyun sembari mengacungkan jempolnya. Dan berusaha untuk bangun keposisi duduk kembali. Namun Juhyun menahannya

"Kenapa? Tanganmu akan pegal jika seperti itu terus..."

"Tidak apa-apa.... Berbaringlah dengan nyaman dan dengarkan ceritaku..!"

"Tapi aku tidak bisa melihat wajahmu!" Rengek Kyuhyun seperti anak kecil

"Anggap kau sedang mendengarkan radio..." Kyuhyun menghela pasrah

"Semalam... Aku bermimpi aneh..." Ujar Juhyun

"Mimpi?"

"Dua anak kembar, laki-laki dan permpuan, mereka berlari mendekatiku 'Ibu...' 'Ibu..' mereka memanggilku seperti itu. Melihat mereka, aku mengepakkan kedua tanganku bersiap untuk memeluknya. Dalam mimpi itu aku tersenyum begitu bahagia, aku memeluk mereka dengan begitu erat. Seolah ingin lebih melindungi mereka.." Kyuhyun mendengarkannya dengan diam

"Karena mereka hanya akan merasakan pelukanku.... 'ibi, dimana ayah ?' salah satu dari mereka bertanya padaku, aku melepas pelukan itu dan tersenyum sebelum menjawab. 'ayah... Sedang membuatkan rumah yang indah untuk kita di surga'. 'apa dia akan kembali?' anak yang lain bertanya padaku, dan saat itu aku menjawabnya dengan senyuman sedih 'dia akan selalu datang dalam mimpi kalian...' setelah itu aku tercekat...."

Airmata Juhyun mengalir perlahan. Mimpi itu terasa begitu nyata, dan ia terbangun dengan kedua mata yang basah. Kemudian Juhyun menghapus airmata itu perlahan. Setidaknya, Kyuhyun tidak bisa melihat airmatanya dengan posisi seperti itu. Dan tanpa ia tahu, Kyuhyun juga menangis dengan diam. Bagaimana Juhyun bisa bermimpi dengan begitu menyedihkan? Untuk sesaat suasana menjadi hening.

Kyuhyun sedang menata perasaannya. Ia tak ingin membahas hal seperti ini lebih dalam lagi. Itu hanya akan merusak kebahagiaannya. Dan tampaknya, Juhyun juga tak ingin melanjutkan cerita mimpi itu, sepertinya ia merasa bersalah karena telah menceritakannya.

"Kyujong hyung... Akan melangsungkan pernikahan tiga hari lagi..." Ujar Kyuhyun kemudian, mengalihkan pembicaraan

"Benarkah? Tiga hari lagi? Tapi mengapa aku tidak mendapatkan undangan?"

Kyuhyun mengeluarkan undangan dari saku jaketnya dan bangun ke posisi duduk. Kemudian memberikannya pada Juhyun

"Sebenarnya, aku datang untuk mengantarkan ini juga..." Juhyun mengambil undangan itu dengan sedikit kasar, wajahnya cemberut

"Kenapa kau baru memberitahukannya sekarang? Ini mendadak sekali! Aku bahkan belum menyiapkan hadiah untuknya...! Aish..."  Juhyun menomel pada Kyuhyun

"Masih ada waktu tiga hari..."

"Tetap saja itu tidak akan cukup untuk menyiapkan hadiah..." Kali ini Juhyun merengek dan tampak kesal, Kyuhyun menghela pelan dan memandangnya keheranan

"Memangnya kau akan memberikan hadiah apa?" Dan pada akhirnya ia bertanya dengan kesal juga

"Tentu saja hadiah yang spesial... Dan aku masih harus mencarinya! Tiga hari tidaklah cukup!" Juhyun masih berseru kesal, Kyuhyun menghela lagi, jika ia ikut kesal, mereka pasti akan bertengkar hanya karena masalah ini

"Iya.. iya... Maafkan aku?" Juhyun melipat tangannya di dada dan cemberut. Ia benar-benar kesal sekarang. Sudah hampir satu pekan Kyuhyun di Jeungdo tapi bahkan dia baru memberikan undangannya sekarang

"Ajumma... Maafkan aku, eoh?" Juhyun menoleh dengan wajah semakin kesal

"Kau memanggilku ajumma lagi?" Tanyanya semakin kesal

"Iya, kenapa memang?"

"Kenapa? Tentu saja ini masalah! Apa aku terlihat sangat tua dimatamu?" Kyuhyun menarik nafas panjang dan berdesis. Mengapa ia jadi serba salah? Ada apa dengan Juhyun hari ini? Apa dia sedang PMS??

"Bukankah panggilan itu sudah biasa, dan selama ini kau juga tak keberatan, kan?" Kyuhyun merengek seperti anak kecil kembali

"Siapa yang bilang seperti itu? Aku sangat keberatan!" Kali ini Kyuhyun menghela keras, kesabarannya tiba-tiba diuji saat ini

"Kalau begitu kenapa kau tidak bilang sejak awal?" Kyuhyun bertanya dengan sabar. Namun wajahnya terlihat frustasi, Juhyun tak menjawab dan mengalihkan pandangannya

"Kenapa?" Tanya Kyuhyun tampak tak berdaya, Juhyun masih membelakanginya

"Baiklah ... Baiklah... Maafkan aku ya? Ehm? Ya?"

Wanita memang sulit dimengerti. Mereka adalah makhluk paling membingungkan di dunia ini. Sekali waktu mereka tampak kuat dan tegar karena hal besar! Tapi justru mereka menjadi lemah karena hal kecil. Bahkan saat Juhyun tahu tentang penyakitnya, ia tampak baik-baik saja. Tapi kenapa hanya karena 'undangan' dan panggilan dia jadi seperti ini?

Perlahan, Kyuhyun memegang kedua pundak Juhyun dan mengucapkan maaf dengan lembut. Mungkin saat ini Juhyun sedang ingin diperlakukan dengan manis, ia akan mengalah

"Maafkan aku, eoh? Aku tidak akan mengulanginya lagi... Aku janji. Eoh... maafkan aku..." Kyuhyun masih membujuknya

"Seo Juhyun.sshi... Maafkan aku, aku mohon..."

Juhyun berbalik dan memandang Kyuhyun. Kemudian tersenyum simpul

"Suapi aku!"

"Apa?" Juhyun merengut kembali

"Ah... Baiklah... Baiklah..!" Kyuhyun segera mengambil salah satu makanan yang tersedia untuk menyuapi Juhyun.

•••• 3 Hari Kemudian ••••

Pesta meriah dilaksanakan disalah satu hotel terbesar di pusat kota. Para tamu undangan telah berkumpul untuk menikmati pesta pernikahan ini. Tak hanya kalangan selebriti saja yang datang, orang-orang penting kolega sang ayah juga datang untuk memberikan ucapan selamat kepada sang putra sulung. Kyujong dan Marin tampak menawan menyambut para tamu. Tak ada yang tak mengenali Marin sebagai seorang model, dan tak ada yang tak memuji pasangan yang sangat serasi ini. Marin telah menjadi ratu untuk hari ini, semua orang mengelu-elukan kecantikannya. Begitupun dengan Kyujong, dia juga telah menjadi seorang raja hari ini, dan semua orang juga mengelu-elukan ketampanannya.

Janji suci telah mereka ucapkan. Kini mereka telah menjadi sepasang suami istri yang akan saling mengasihi dan saling mengerti. Tak peduli dengan berbagai macam anggapan orang karena mereka terkesan mendadak melakukan pernikahan. Namun tak sedikit pula yang ikut merasa bahagia dengan kabar pernikahan yang mendadak ini

'Ternyata Jang Marin adalah wanita yang membuat Kyujong meminta izin kami untuk mencintainya...'

'Mereka benar-benar pasangan yang serasi... Yang satu tampan dan yang satunya cantik... Uhmmmm.. aku tidak bisa bayangkan bagaimana anak mereka nanti...'

'Jang Marin benar-benar wanita yang sangat beruntung. Aku iri padanya, tapi.. selamat untuk kalian berdua..'

'Apakah dia Jang Marin mantan kekasih Kyujong dua tahun yang lalu?'

'Dia orang yang berbeda! Jangan membahas hal yang sudah terjadi! Mereka sedang berbahagia...'

Kurang lebih seperti itu tanggapan para penggemar Kyujong untuk pernikahannya ini. Kyujong dan Marin tersenyum bersamaan saat melihat Kyuhyun memasuki ruang acara sembari menggandeng tangan Juhyun

"Maaf aku terlambat...." Ujar Kyuhyun, Kyujong masih memberinya senyuman

"Hyung... Selamat atas pernikahanmu!" Kyuhyun memeluk sang kakak dengan bahagia

"Iya... Terimakasih Kyuhyun... " Kyujong melepas pelukannya dan menepuk bahu Kyuhyun beberapa kali

"Kau.. Seo Juhyun?" Tanya Marin dengan anggun, Juhyun memberi salam dengan ramah

"Senang bertemu denganmu... Kau terlihat lebih cantik jika dilihat secara langsung.." Marin tersenyum lebar

"Aku tidak secantik dirimu, pantas saja Kyujong jatuh cinta padamu..." Marin tersenyum setelah mengatakan itu, entah ia sengaja atau kelepasan bicara. Yang pasti ia tidak menyadari perubahan atmosfer diantara mereka

"Eoh? Apa aku salah bicara?" Tanya Marin bingung setelah menyadari suasana menjadi canggung

"Tidak..." Kyujong menjawab sembari menggandeng tangan Marin

"Juhyun.sshi... Tidak apa-apa, aku sudah tidak jatuh cinta lagi padamu!" Juhyun tertawa canggung mendengar ucapan itu, begitupun dengan Kyuhyun yang kemudian menggandeng tangan Juhyun

"Kami akan menikmati pestanya...!" Ujar Kyuhyun sembari beranjak bersama Juhyun.

Sepeninggal mereka, Marin memandang Kyujong dengan heran. Sepertinya dia benar-benar tak sadar telah mengatakan hal itu. Selama ini, ia memang sangat penasaran dengan wanita yang dicintai Kyujong

"Apa aku mengatakan hal yang salah?"

"Tidak, kau tidak mengatakan hal yang salah sama sekali, kau hanya sedikit membahas tentang perasaanku pada Juhyun...." Marin membulatkan kedua matanya terkejut

"Benarkah? Maafkan aku...." Marin menunduk merasa bersalah, Kyujong beralih kehadapannya dan menggenggam kedua tangan Marin dengan lembut

"Tidak apa-apa... Jangan khawatirkan itu....!"

.

Kyuhyun dan Juhyun duduk berdua disalah satu sudut ruangan. Mereka sengaja mencari tempat yang sedikit sepi, mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian. Senyuman Juhyun sama sekali tak hilang dan pandangannya sama sekali tak teralihkan dari sepasang suami istri yang sangat serasi itu. Perasaannya benar-benar lega, Kyujong bisa melupakannya, dan memilih menikah dengan seorang wanita yang 100 kali lebih baik darinya. 

Begitu hanyut dengan kebahagiaan, ia tak menyadari Kyuhyun terus memandangnya dengan sendu, selalu merasa sedih ketika ia menatap Juhyun yang terlihat bahagia. Bukan ia tak ikut bahagia, ia hanya takut menghilangkan kebahagiaan wanita yang sangat dicintainya ini

"Aku akan melakukan operasi itu.." ujar Kyuhyun tak mengalihkan pandangannya

"Iya" Juhyun menjawab begitu saja dan masih tak mengalihkan pandangannya, sepertinya ia tak begitu mencerna ucapan Kyuhyun dengan baik, Kyuhyun tersenyum simpul memaklumi, sepertinya Juhyun masih terkesima dengan pasangan baru Kyujong dan Marin

"Eoh? Kau bilang apa tadi?" Ujar Juhyun tiba-tiba dan memandangnya, Kyuhyun menampakkan senyuman lebar

"Aku bilang, aku takut! Bagaimana jika operasinya gagal..."

"Tunggu! Operasi? Kau akan melakukannya? Benarkah? Kau tidak sedang mengigau kan?" Sela Juhyun sembari memandangnya dengan mata berbinar. Pasti ada harapan ia bersama Kyuhyun, ia merasa senang Kyuhyun mau melakukannya. Kyuhyun hanya mengangguk menanggapi pertanyaan beruntun itu

"Ah... Syukurlah!!!" Juhyun menarik Kyuhyun dalam pelukannya dan berseru dengan senang, Juhyun sangat bahagia hingga tak menyadari ketakutan Kyuhyun saat ini.  Dengan cepat Juhyun melepas pelukan itu sebelum Kyuhyun membalasnya

"Jangan takut! Aku akan menemanimu bersama doa-doaku...! Berjuanglah!" Kyuhyun menghela saat Juhyun menatapnya yakin

"Bagaimana? Aku tidak bisa...."

"Kyuhyun.... ingat kata-kataku ini dengan baik! Jangan pernah takut! Jangan khawatir! Jika kau lumpuh setelah operasi aku akan merawatmu sepanjang hidupku! Jika kau kehilangan ingatanmu aku akan berada di sampingmu untuk menceritakan kenangan-kenangan indahmu! Dan....." Juhyun menghentikan ucapannya ketika perasaan sesak tiba-tiba menyusup dalam hatinya

"Dan... Jika.. jika... Jika kau mati di meja operasi, aku berjanji, tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan! Aku akan mengantarkanmu dengan rasa bangga..." Airmata Juhyun menetes meski ia masih berusa untuk tersenyum. Kyuhyun menghela dan menundukkan kepalanya, bersamaan dengan itu airmatanya mengalir dengan deras. Ucapan Juhyun ini benar-benar menyentuh hatinya. Juhyun mendekat dan memeluknya kembali. Menguatkan Kyuhyun dan juga dirinya sendiri

'Aku berjanji padamu..! Jadi jangan khawatir!'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!