Di Balik Mata INDIGO
Alia, nama gadis kecil yang masih berusia 4 tahun dan dia memiliki seorang adik perempuan yang baru berusia 2 tahun. Sore itu waktu sudah menunjukan pukul lima sore, kedua orang tua Alia yaitu Bu Mia dan Pak Aji sudah siap dengan tas ransel mereka masing-masing. Bu Mia juga menggendong anak keduanya yaitu Sita yang baru berusia dua taun dan dia adalah adiknya Alia,
"Mama sama Papa jadi pergi?" kata seorang gadis kecil yang baru berusia 4 tahun itu, ia seakan masih tidak rela kalau kedua orang tuanya harus pergi keluar kota dan meninggalkan dirinya bersama kakek dan neneknya.
"Iya sayang... kamu yang nurut yah," kata Bu Mia dengan penuh kasih sayang kepada anak sulungnya itu.
"Alia ngga diajak bu? tapi kenapa Sita boleh ikut?"jawabnya seakan tidak rela
"Sayang... Sita itu kan masih kecil, dia baru bisa berjalan jadi masih belum bisa ditinggal nak" kata seorang yang tiba-tiba menjawab pertanyaan Alia,
dia adalah neneknya Alia yaitu Mbah Imah.
"Tapi Maaa..."sambil merengek kepada ibunya
"Sayang gini aja, sekarang kamu antar Mama sama Papa ke terminal bus ya, nanti kamu mau jajan apa aja Mama beliin oke!?" berusaha meyakinkan anak sulungnya itu.
Alia hanya mengangguk, ia sebenarnya tidak rela jika harus ditinggal bersama nenek dan kakeknya.
Keluarga mereka memang bukan berasal dari keluarga yang berada jadi kedua orang tua Alia terpaksa pergi keluar kota untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Mereka meninggalkan Alia karna dia sudah mulai memasuki sekolah dasar, ya! gadis berusia 4 tahun itu sudah kelas satu disekolah dasar di desanya.
Dia memang berbeda dari kebanyakan anak lainnya, diusia 3 tahun dia bahkan sudah bisa menulis dan menggambar layaknya anak kelas 3 sekolah dasar.
"Sayang kamu hati-hati dirumah ya,, jangan nakal, dan nurut sama nenekmu" sambil membelai rambut Alia.
Gadis kecil itu hanya mengangguk diam, dia terus melihat ayah ibu dan adiknya yang masuk kedalam bus besar antarkota. Kedua orangtuanya melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya, Alia terus memandangi bus itu yang perlahan menjauh dan mulai tak terlihat lagi.
Esok harinya Alia terbangun dari tidurnya dan langsung berteriak "Maaa.... ma... mama...." beranjak bangun dari tempat tidurnya sembari mencari mamanya.
"Lia kamu kenapa?" tanya Mbah Imah menghampiri nya,
"Mama mana mbah?" tanyanya kebingungan.
"kan Mama sama Papa sudah pergi kemarin sore,, Alia juga ikut mengantar ke terminal kan?"menjelaskan kepda cucunya itu.
Sejak saat itu, Alia lebih suka menyendiri dirumahnya. Keluarga Alia memang sudah punya rumah sendiri, namun rumahnya hanya berada dibelakang rumah neneknya. Jadi dia lebih suka bermain dirumahnya itu sendirian, karna dia juga tidak terlalu memiliki teman.
Keesokan harinya Alia pulang dari sekolahnya dengan berjalan kaki, ia melewati sebuah toko mainan dan ia melihat sebuah boneka barbie yang sangat cantik.
"Waaahhh cantik sekali boneka itu, jadi pengin beli"katanya dalam hati
"Tapi,,, kalau minta sama Mama boleh ngga yah? ah udahlah pulang aja". Ia melanjutkan perjalanannya pulang kerumah.
"Pokoknya aku mau boneka itu, harus kebeli!" Alia bertekad untuk membeli boneka yang ia sukai itu. Akan tetapi dia tidak mau membebani orang tuanya, sejak saat itu ia mulai menabung dan tidak pernah jajan di sekolahnya.
"Yeah!! akhirnya uangku cukup!" sambil menghitung uang receh pecahan lima ratusan yang ia keluarkan dari celengannya. Selama kurang lebih sebulan Alia telah menabung uang sakunya untuk membeli boneka yang ia inginkan.
Dia langsung pergi ke toko mainan itu dengan uang recehannya, dan segera membeli boneka yang selama ini ia impikan.
"Yeeeeeee!!!! akhirnya bisa beli boneka cantik ini!" berlari kegirangan sambil memeluk boneka barunya itu.
"Sejak saat itu Alia merasa punya teman, dia selalu bermain dengan boneka itu dirumahnya, dia juga tidak memperlihatkan boneka itu pada siapapun.
Alia bahkan memberi nama boneka itu dengan sebutan Tiara, setelah bermain dia selalu menyembunyikan boneka itu di bawah bantal di tempat tidurnya yang ada dirumahnya itu.
Semenjak kedua orangtuanya pergi, rumah Alia memang kosong dan tidak ditempati karna Alia tidur dirumah neneknya itu, dia hanya berada dirumahnya ketika pulang sekolah untuk bermain dengan bonekanya itu.
Ya! rumah itu kosong, dan hawa dingin mulai menyelimuti rumah itu.
Sebulan berlalu, orang tua Alia mengirimkan surat dan beberapa paket mainan beserta jajan untuk Alia. Waktu itu memang belum ada telefon genggam, yang ada hanya pesawat telefon rumah, itupun hanya wartel yang mempunyai.
"Anakku sayang... apa kabar? kamu sehat kan? Mama sama Papa kangen sama kamu. Kamu yang nurut yah sama nenek, jangan nakal. Mama kirimkan mainan buat kamu main, kamu seneng ngga? Mama juga kirim jajan coklat buat kamu, kamu suka coklat kan?...." sepenggal isi surat dari orang tua Alia, setelah selesai membaca surat itu ia langsung membuka paketan itu.
"Waahhh boneka, ada baju, dan ada mainan yang lain juga" sambil membuka satu persatu paketan itu.
keesokan harinya banyak anak-anak yang main ke rumah Alia itu, ia pun merasa sangat senang karna ada temannya yang mau main, yah... mereka sebenarnya mau main karna mereka tau ia punya banyak mainan baru yang berasal dari kota.
Alia tidak pernah menghiraukan hal itu, ia hanya senang karna ia bisa punya teman.
Setelah semua temannya pulang ia bergegas mencari Tiara, boneka kesayangan nya itu
"Loh kok nggak ada si," sambil mengangkat bantalnya dan kaget karna boneka itu ternyata tidak ada dibawah bantalnya.
"Perasaan kemarin aku taruh disini, kemana yah.." sambil terus mencari boneka itu.
"Huh ketemu juga kamu!" sembari mengambil boneka itu yang ternyata ada di bawah tempat tidurnya itu.
"Kamu ngapain dibawah kolong! ngumpet dari aku yah!?" sambil memegang boneka Tiara itu, dia memang merasa bahwa Tiara lah teman dekatnya. Alia selalu menceritakan semua yang ia alami kepada Tiara.
Semenjak hari itu, posisi boneka Tiara selalu berpindah saat Alia mencarinya, padahal dia ingat betul selalu menaruh nya di bawah bantal di tempat tidurnya.
Alia tidak pernah menghiraukan semua itu, karna ia hanyalah gadis berusia 4 tahun yang belum tau apa-apa.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu, hingga dua tahun sudah berlalu. Alia kini sudah berusia 6 tahun, di mulai bergaul dengan teman sebayanya, tidak seperti dua tahun terakhir dimana dia hanya menghabiskan waktu bersama dengan boneka kesayangan nya itu, boneka Tiara.
Hari itu Alia sedang bermain dengan boneka Tiara di rumahnya, tiba-tiba dia melihat sekelebat bayangan hitam yang melintas kearah kamar Mama dan Papanya, dia jadi teringat pada mama dan papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
jarak paragraf nya jgn terlalu jauh ,thor..cape sy nanjaknya..😁😁
2023-01-08
1
Sri Warsini
cerita sepetinya menarik nih...
2022-07-01
1
EM1212
Ada boneka semoga ga pindah sendiri, horor soalnya,haha
2021-11-16
1