Canggung

 

Aldi dan Alia duduk bersama di bawah pohon, namun tidak ada satupun dari mereka yang bicara, sampai akhirnya Aldi memberanikan diri untuk bicara.

 

"Kamu kenapa sendirian disini?"ucap Aldi agak gugup.

"Aku lagi nunggu Afi" jawab Alia singkat.

"Kamu beneran nggak papa? tadi aku lihat kamu kaya makan bunga?" tanya Aldi agak ragu.

"Nggak kok! kamu salah lihat!"Alia langsung membantahnya.

"Oh syukurlah mungkin aku salah lihat aja, kamu nggak makan siang?" Aldi melihat Alia yang sedikit melamun.

"Padahal tadi masih ngobrol, kok udah ngelamun aja si" ucap Aldi dalam hatinya.

Alia terdiam seperti orang melamun, padahal sebenarnya dia sedang memperhatikan sesuatu, dia melihat sosok perempuan yang sedang berjalan di tengah jalan tanpa menengok kanan kiri.

 

Saat Alia melihat dia dari kejauhan ada sebuah truk melintas dan hampir mendekati perempuan itu, namun perempuan itu seperti tak menghiraukan nya. Truk itupun semakin dekat dan hampir menabrak perempuan itu, tiba-tiba dengan cepat Alia langsung lari dan berteriak.

 

"Awaaaaaasssss!!!!!!" sambil berlari mendekati jalan, namun betapa kagetnya ketika truk itu menabrak perempuan itu dan menembus badannya.

Sontak saja Alia langsung berhenti berlari dan terjatuh. Perempuan itu tersenyum pada Alia lalu pergi begitu saja.

Orang di sekitar langsung menatap Alia dengan tatapan aneh, mereka kaget melihat kelakuan Alia yang aneh.

"Ya ampun... itu si Alia kan, apa dia udah mulai gila yah teriak teriak nggak jelas di jalan" kata salah satu teman sekelas Alia.

Aldi langsung mengejar Alia dan mencoba menenangkan nya.

 

"Alia, kamu nggak papa kan?" membantu Alia bangun.

 

"Ngga kok, nggak papa. Aku pergi dulu" pergi meninggalkan Aldi.

"Dia kenapa yah? kok aneh gitu?" ucap Aldi dalam hatinya.

 

Alia berlari menjauh dari keramaian, dan tiba-tiba dia menabrak Afi.

 

"Eh hati-hati lah!" ucap Afi agak kesal.

"Sorry Fi sorry! aku beneran takut banget sumpah!" ucap Alia agak panik dan terus menengok ke belakang.

"Ayo cari tempat duduk dulu" kata Afi mengajak Alia untuk duduk.

Mereka berdua menuju ke taman yang jauh dari keramaian,, di sana Alia mulai menceritakan semuanya kepada Afi.

"Alia kamu yang sabar yah,, kamu harus kuat, tenang aku percaya sama kamu kok" Afi mencoba meyakinkan Alia.

"Tapi tadi itu semua orang liat Fi, bahkan mereka sampai bilang aku aneh!" jelas Alia.

"Udah kamu nggak usah dengerin omongan mereka! ya udah, les nya udah mau di mulai nih, ayo kita ke kelas" ajak Afi.

Mereka berdua masuk ke kelas tambahan, dan tidak disangka ternyata Aldi satu kelas dengan mereka.

Alia tampak membuang muka ketika Aldi mencoba melihat nya.

 

"Kamu kenapa Al? kok kaya kaget gitu lihat Aldi?" sambil melirik kearah Aldi.

 

"Nggak papa koj" Alia mencoba menghindar.

"Beneran? tapi kayaknya ada apa-apa yah!?" Afi mulai mendesak Alia untuk memberitahu nya.

 

"Sebenarnya, tadi pas aku di taman ada Aldi juga" jelas Alia.

 

"Jadi dia lihat kamu teriak?" tanya Afi

Alia mengangguk "nggak itu aja, dia juga sempat lihat aku makan bunga mawar yang ada di taman"

"What!? makan bunga!?" dengan nada keras sehingga semua siswa menatap nya.

"Ups sorry! maksudnya bunga pepaya! dih gitu aja kok pada lebay si" Afi mencoba mengalihkan perhatian teman satu kelas nya.

Mereka pun kembali fokus ke meja masing-masing setelah Afi mengalihkan perhatian mereka.

"Serius kamu makan bunga? mawar kan?"Afi masih penasaran.

"Emang itu aneh banget yah?"

"Nggak si, tapi jarang aja orang kaya gitu"

"Iya, tadi nggak sengaja Aldi lihat, jadi aku agak takut ketemu dia. Takutnya dia juga mikirnya aku aneh" jelas Alia.

 

”Udahlah nggak usah dipikirin, mendingan sekarang fokus ke pelajaran dulu" kata Afi.

 

Mereka melanjutkan pelajaran tambahan nya, sampai saat waktunya pulang Alia bergegas untuk pulang.

 

"Alia duduk di halte bus depan sekolah sendirian karena arah busnya dengan Afi berbeda.

 

Alia masih memikirkan kejadian tadi siang, dia terus memikirkan nya sampai melamun.

"Masa iya aku nggak bisa bedain si!?" Alia terus menggerutu.

Tak lama kemudian Aldi duduk di samping Alia, sementara Alia tidak sadar ada orang yang duduk disampingnya karena masih melamun.

"Alia! melamun aja si!" menepuk bahu Alia.

"Eh nggak kok!!" kaget.

"Eh Al di...kamu kok ada disini si" tanya Alia dengan gugupnya.

"Aku disini sejak tadi!" ucap Aldi singkat.

"Masa sih, kok aku nggak tahu "

"Ya abis kamu melamun terus, mikirin apa si!?" Alfi mulai penasaran.

"Nggak, cuma mikirin pelajaran aja, kan bentar lagi ujian" mencoba mengalihkan topik.

 

"Kamu bisa kok cerita sama aku, aku akan dengerin! dan aku bakal berusaha buat selalu ada di samping kamu" mencoba meyakinkan.

 

"Beneran nggak ada apa-apa kok. Eh itu bus nya datang, aku naik dulu yah" naik kedalam bus dan meninggalkan Aldi yang masih duduk.

"Aku nggak mungkin kan cerita sama kamu kalo aku ini lihat setan! bisa-bisa kamu langsung nggak mau temenan sama aku!" ucap Alia dalam hati.

"Susah juga ya buat ngertiin kamu Al, padahal aku pengen berusaha selalu ada buat kamu, tapi kamu nya malah menjauh gitu" ucap Aldi pada dirinya sendiri.

Sesampainya di rumah Alia langsung mandi, sholat dan makan. Dan saat malam tiba, dia kembali menemui Papa nya untuk bertanya hal yang ia tidak tahu.

 

Alia menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada Papa nya, sementara Papa nya hanya tersenyum.

 

"Yah papa kok malah senyum doang si, ini anaknya lagi susah loh!" Alia menggerutu.

"Nak, kalau kamu menganggap dirimu susah, maka kamu akan susah" jawab Pak Aji dengan santai.

"Maksudnya gimana Pa?" Alia masih belum mengerti.

"Ya! kalo kamu menganggap itu sebagai kesusahan, maka kamu akan susah! tapi kalo kamu menganggap itu sebagai anugerah pasti kamu akan biasa saja, bahkan bisa jadi senang" jelas Pak Aji.

"Papa ini gimana si, masa teriak-teriak di depan umum dan di bilang aneh itu anugerah, ya nggak lucu lah" Alia mulai kesal.

"Lagian siapa yang suruh kamu teriak? itu kan cuma anggapan kamu saja" kata Pak Aji lagi.

"Iya juga si,," Alia tidak dapat membantah perkataan papanya.

"Mulai sekarang, kamu harus bisa mengendalikan emosi mu! jangan asal bertindak! kalau sampai salah itu bisa jadi bencana buat kamu sendiri!" Pak Aji mencoba memperingatkan Alia.

"Iya Pah, Alia tahu, ya udah Alia ke kamar dulu yah" langsung pergi ke kamarnya.

Alia duduk di tempat tidurnya sambil memegang boneka Tiara. Dia terus memandangi wajah boneka itu dan tanpa sadar dia pun tertidur.

Terpopuler

Comments

senja

senja

kenapa gak ngobrol sm Mama atau orang yg pinter juga? kan bs sharing, Papa kan pengetahuannya kurang ttg itu

2022-03-14

0

Andin Winda

Andin Winda

masih d lanjut 😊😊😊

2020-10-29

3

Tazkia Fitria

Tazkia Fitria

yang bener itu namanya alia apa atthiya sih thor??Kok ribet si

2020-04-16

3

lihat semua
Episodes
1 Sendiri...
2 Aku tidak tau apa-apa
3 Belum saatnya...
4 Cerita dimulai
5 Sekarang aku mulai tahu
6 Percaya ngga percaya
7 Tiara
8 Mawar
9 Canggung
10 Mata batin
11 Terlalu ramai?
12 Pohon besar itu
13 Kasepuhan?
14 Ujian?
15 Aku tapi bukan aku
16 Tiba-tiba demam?
17 Lagi?
18 Aku tidak sengaja
19 Benarkah?
20 Mencoba memahami
21 Emosi membawa kesialan
22 Teringat kembali
23 Takut terulang lagi
24 Sungguh, itu benar-benar terjadi
25 Mungkinkah?
26 Apa iya?
27 Perpisahan
28 Mungkin dia tidak rela
29 Hari kelulusan
30 Hari baru keadaan baru
31 Mungkin hanya lelah
32 Rasa penasaran
33 Akhirnya bertemu
34 Sebuah cerita
35 Dia membuatku kesal!
36 Penasaran
37 Kita saling terhubung!
38 Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39 Masih belum selesai
40 Bukan hanya satu
41 Rasa khawatir
42 Sebuah rasa
43 Ikhtiar
44 Kampung masa kecil
45 Dua pihak yang bertentangan
46 Aku kembali
47 Tatapan kebencian
48 Bukan ilusi!
49 Rasa sakit itu nyata.
50 Kamampuan
51 Dia istimewa
52 Cincin batu hitam
53 Obrolan malam
54 Aneh
55 Sebuah penglihatan
56 Yang terlihat benar terjadi
57 Hari spesial
58 Rasa yang salah
59 Tidak nyaman
60 Ranjangku...
61 Hitam putih
62 Dia menghilang
63 Perasaan apa ini?
64 Jimat turun-temurun
65 Pertanda buruk?
66 Mayra
67 Anugerah atau musibah?
68 Kakak...
69 Perasaan yang dalam
70 Tatapan yang berarti
71 Siapa Dia?
72 Tali pocong perawan
73 Bacaan Surat Yasin
74 Tohpati
75 Toh Brahma
76 Benar-benar sendirian
77 Tangisan misterius
78 Dua nyawa
79 Kisah di balik kehilangan
80 Itu belum membuatnya tenang
81 Hawa dendam
82 Senyum yang berarti
83 Cerita kelulusan
84 Aku kembali
85 Begitu banyak!
86 Cherry
87 Perasaan yang salah
88 Lagi?
89 Benar dia
90 Pikiran yang kacau
91 Tidak terlihat
92 Apa dia membenciku?
93 Bukan kebetulan
94 Masih menjadi misteri
95 Salah paham
96 Sungguh mengagetkan
97 Ilusi
98 Sudah saatnya
99 Tumbang
100 Mereka
101 Fakta baru
102 Perjalanan awal
103 Penghalang dan pendorong
104 Kecurigaan itu benar
105 Beban
106 Cerita Teman Papa
107 Pak Hari
108 Cerita di balik pohon Cherry
109 Perasaan terkejut
110 Cemburu
111 Rumah Ziva
112 Saudara kembar
113 Saudara kembar (2)
114 Chika
115 Pernyataan Chika
116 Berbohong
117 Firasat yang nyata
118 Sakit yang tak terlihat
119 Pengendali hati
120 Takut kehilangannya
121 Tidak biasa
122 Pertama kali
123 Iri?
124 Petunjuk mimpi
125 Firasat apa lagi ini?
126 Kejutan
127 The conversation sisters
128 Miesya
129 Meisya (S2)
130 Asap hitam
131 Pertanda yang membingungkan
132 Hari yang sial
133 Tiba-tiba
134 Simpati
135 Hitam dan putih
136 Begitu jauh
137 Jarak
138 Pesan singkat
139 Kucing hitam
140 Kekecewaan
141 Sebuah sikap
142 Rumah Bu Murniati
143 Suasana yang berbeda
144 Mimpi buruk
145 Sang penuntut balas
146 Karena Azam
147 Afi
148 Terlepas
149 Tumbal
150 Pengorbanan
151 Teriakan berdarah
152 Terlambat
153 Rumah sakit
154 Terjebak
155 Kembali terpukul
156 Kebenaran dari Nafisah
157 Siapa?
158 Kabar bahagia
159 Pulang
160 Khitbah
161 Cobaan lain
162 Menikah
163 Hari pertama
164 Kamar Azam
165 Tentang kakak ipar
166 Arsya
167 Rambut panjangnya...
168 Cinta tanpa syarat
169 Kepergian yang membuat gelisah
170 Pesan yang berarti
171 Long last
172 Finally!!!
173 Announcement!!
174 Pengumuman lagi
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Sendiri...
2
Aku tidak tau apa-apa
3
Belum saatnya...
4
Cerita dimulai
5
Sekarang aku mulai tahu
6
Percaya ngga percaya
7
Tiara
8
Mawar
9
Canggung
10
Mata batin
11
Terlalu ramai?
12
Pohon besar itu
13
Kasepuhan?
14
Ujian?
15
Aku tapi bukan aku
16
Tiba-tiba demam?
17
Lagi?
18
Aku tidak sengaja
19
Benarkah?
20
Mencoba memahami
21
Emosi membawa kesialan
22
Teringat kembali
23
Takut terulang lagi
24
Sungguh, itu benar-benar terjadi
25
Mungkinkah?
26
Apa iya?
27
Perpisahan
28
Mungkin dia tidak rela
29
Hari kelulusan
30
Hari baru keadaan baru
31
Mungkin hanya lelah
32
Rasa penasaran
33
Akhirnya bertemu
34
Sebuah cerita
35
Dia membuatku kesal!
36
Penasaran
37
Kita saling terhubung!
38
Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39
Masih belum selesai
40
Bukan hanya satu
41
Rasa khawatir
42
Sebuah rasa
43
Ikhtiar
44
Kampung masa kecil
45
Dua pihak yang bertentangan
46
Aku kembali
47
Tatapan kebencian
48
Bukan ilusi!
49
Rasa sakit itu nyata.
50
Kamampuan
51
Dia istimewa
52
Cincin batu hitam
53
Obrolan malam
54
Aneh
55
Sebuah penglihatan
56
Yang terlihat benar terjadi
57
Hari spesial
58
Rasa yang salah
59
Tidak nyaman
60
Ranjangku...
61
Hitam putih
62
Dia menghilang
63
Perasaan apa ini?
64
Jimat turun-temurun
65
Pertanda buruk?
66
Mayra
67
Anugerah atau musibah?
68
Kakak...
69
Perasaan yang dalam
70
Tatapan yang berarti
71
Siapa Dia?
72
Tali pocong perawan
73
Bacaan Surat Yasin
74
Tohpati
75
Toh Brahma
76
Benar-benar sendirian
77
Tangisan misterius
78
Dua nyawa
79
Kisah di balik kehilangan
80
Itu belum membuatnya tenang
81
Hawa dendam
82
Senyum yang berarti
83
Cerita kelulusan
84
Aku kembali
85
Begitu banyak!
86
Cherry
87
Perasaan yang salah
88
Lagi?
89
Benar dia
90
Pikiran yang kacau
91
Tidak terlihat
92
Apa dia membenciku?
93
Bukan kebetulan
94
Masih menjadi misteri
95
Salah paham
96
Sungguh mengagetkan
97
Ilusi
98
Sudah saatnya
99
Tumbang
100
Mereka
101
Fakta baru
102
Perjalanan awal
103
Penghalang dan pendorong
104
Kecurigaan itu benar
105
Beban
106
Cerita Teman Papa
107
Pak Hari
108
Cerita di balik pohon Cherry
109
Perasaan terkejut
110
Cemburu
111
Rumah Ziva
112
Saudara kembar
113
Saudara kembar (2)
114
Chika
115
Pernyataan Chika
116
Berbohong
117
Firasat yang nyata
118
Sakit yang tak terlihat
119
Pengendali hati
120
Takut kehilangannya
121
Tidak biasa
122
Pertama kali
123
Iri?
124
Petunjuk mimpi
125
Firasat apa lagi ini?
126
Kejutan
127
The conversation sisters
128
Miesya
129
Meisya (S2)
130
Asap hitam
131
Pertanda yang membingungkan
132
Hari yang sial
133
Tiba-tiba
134
Simpati
135
Hitam dan putih
136
Begitu jauh
137
Jarak
138
Pesan singkat
139
Kucing hitam
140
Kekecewaan
141
Sebuah sikap
142
Rumah Bu Murniati
143
Suasana yang berbeda
144
Mimpi buruk
145
Sang penuntut balas
146
Karena Azam
147
Afi
148
Terlepas
149
Tumbal
150
Pengorbanan
151
Teriakan berdarah
152
Terlambat
153
Rumah sakit
154
Terjebak
155
Kembali terpukul
156
Kebenaran dari Nafisah
157
Siapa?
158
Kabar bahagia
159
Pulang
160
Khitbah
161
Cobaan lain
162
Menikah
163
Hari pertama
164
Kamar Azam
165
Tentang kakak ipar
166
Arsya
167
Rambut panjangnya...
168
Cinta tanpa syarat
169
Kepergian yang membuat gelisah
170
Pesan yang berarti
171
Long last
172
Finally!!!
173
Announcement!!
174
Pengumuman lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!