Setelah lama berkeliling dan melihat semua batu beserta patung yang ada di sana, pemandu itu mengajak para siswa untuk melihat batu yang terakhir yaitu batu yang di sebut sebagai batu tulis.
Namun ternyata letak batu itu di luar area tempat itu, tempatnya ada di belakang dan agak sedikit masuk ke dalam hutan.
Sekitar lima menit berjalan akhirnya mereka tiba dan langsung melihat batu yang sudah di ceritakan sejak tadi, batu itu lumayan besar dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter dan panjang kurang lebih 2 meter.
Banyak para siswa yang bergantian mengambil gambar dari batu itu. Sementara Alia hanya terfokus pada tulisan yang ada di batu itu.
"Apa bener itu aksara jawa? kok tulisan nya kaya gitu ya?" ucap Alia dengan nada lirih sembari penasaran.
Alia memang pintar dalam membaca aksara jawa, jadi dia penasaran dengan tulisan yang ada di batu itu.
"Ini memang tulisan nya pakai aksara jawa kuno, jadi tidak semua orang paham dengan itu" Kata pria paruh baya itu mencoba menjelaskan.
"Pak apa boleh masuk ke dalam?" kata salah seorang siswa yang juga penasaran.
"Oh maaf, kalian hanya bisa melihat dari sini saja ya" jawab pemandu itu dengan singkat.
Di sekeliling batu itu memang dibuatkan pagar besi dan juga ada pintunya, dan semua orang hanya bisa melihat batu itu dari luar pagar saja.
Ketika para siswa sibuk mengambil gambar, Alia terus memandangi tulisan pada batu itu, dia masih penasaran.
Tanpa sadar Alia melihat sekelebat bayangan putih yang keluar dari balik batu besar itu, pandangannya pun langsung teralihkan dan mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Alia langsung menjauh dari batu itu dan menatap sekelilingnya, di sana juga ada pohon yang cukup besar dan tinggi, ia mencoba untuk duduk di bawah pohon itu karena kepanasan.
"Yah... kok masih disini aja, ayo nanti ketinggalan loh" ucap Aldi sambil menarik tangan Alia.
Alia hanya diam saja dan mengikuti Aldi, dia masih terus terpikir dengan hal yang tadi ia lihat.
Tak lama kemudian bus kembali berjalan dan menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah para siswa diijinkan untuk pulang karena hari juga sudah sore.
"Alia! minta nomor telfon kamu" teriak Aldi sembari menghampiri Alia.
"Buat apa?"
"Yah buat kontak lah, kan besok kita harus kerjain tugas bareng?"
"Oh ya" mencatat nomor telepon nya di selembar kertas dan memberikan nya pada Aldi.
Alia langsung pergi tanpa berucap apa-apa. Sementara Aldi, dia melompat kegirangan karena bisa mendapatkan nomor telepon gadis yang selama ini dia kagumi.
Ketika Alia sampai di rumah dia agak kaget karna ada seorang pria paruh baya yang duduk diruang tamu bersama ibunya. Pria itu adalah Pak Iman, saudara sepupunya Mbah Imah, karna usianya yang tidak terpaut jauh dari Mama dan Papanya, Alia tetap memanggil dia dengan sebutan om.
"Eh om Iman,, sudah lama kah?" sembari mencium tangan Pak Iman.
"Hehe belum kok " tersenyum sambil terus menatap Alia.
Alia bergegas masuk ke dalam dan mandi, setelah selesai dia kembali menemui Pak Iman.
"Alia, kamu katanya akhir-akhir ini sering lihat hal aneh yah?" tanya Pak Iman tanpa basa-basi.
"Ah iya om, tapi sekarang udah mulai terbiasa si" kata Alia sedikit gugup.
"Saya boleh lihat kamar kamu?" tanya Pak Iman.
"Oh boleh om , silahkan" agak sedikit ragu.
Pak Iman langsung menuju ke kamar Alia, dia menatap sekeliling dan mencoba masuk kedalam. Saat ia berdiri tepat di depan lemari pakaian tiba-tiba
braakk!!!
Tubuh Pak Iman seperti tertarik dan menabrak lemari dengan kencang. Alia kaget namun ia hanya berusaha untuk diam, sementara Pak Iman mencoba menjauh dari lemari itu namun lagi-lagi tubuhnya tertarik dan menghantam lemari. Kali ini lebih kencang, bahkan lemari itu pun hampir saja roboh.
Pak Iman berusaha membaca doa untuk melepaskan tubuhnya dari tarikan lemari itu, tak lama kemudian semuanya kembali normal.
"Om nggak papa kan?" tanya Alia agak khawatir.
Pak Iman hanya menggelengkan kepalanya sambil mencoba membuka lemari itu, setelah mencari-cari ternyata ia menemukan sebuah boneka Barbie yang sudah usang.
"Ini milikmu?" tanya Pak Iman sambil menunjukkan sebuah boneka yang ia temukan.
Alia hanya mengangguk dan tidak berkata apapun.
Pak Iman lalu melemparkan boneka itu ke tempat tidur Alia dan keluar dari kamarnya.
"Kalo kamu mau buang boneka itu, mungkin kamu nggak akan di ganggu lagi" kata Pak Iman dengan terus terang.
Alia hanya terdiam, dia tidak bisa menjawab karena dia memang sangat menyayangi boneka itu.
"Mia! tubuh Alia itu istimewa, auranya begitu kuat dan sangat mengundang makhluk lain untuk mendekati nya, dan yang ada di boneka itu bukan mahluk baik! kata Pak Iman mencoba menjelaskan.
"Ya sudah saya pamit pulang dulu. Alia coba pikirkan baik-baik!" sembari menatap Alia dan langsung pergi.
Alia langsung masuk ke kamarnya dan mencari boneka Barbie nya.
"Loh kok nggak ada si!? perasaan tadi disini deh?" sambil mencari-cari boneka nya.
Alia mencoba menunduk dan melihat ke kolong tempat tidurnya, dan benar saja. Boneka Tiara tergeletak di kolong tempat tidurnya. Dia mengambil nya dan menatap dalam-dalam boneka itu,
"Waktu aku kecil, aku sendiri, cuma kamu yang nemenin aku. Sekarang... apa aku tega buat buang kamu?" sambil memegang erat boneka Tiara.
Malam harinya Alia bercerita kepada papanya tentang kejadian tadi siang.
"Jadi? apa kamu rela buang boneka itu?" tanya Pak Aji.
"Sebenarnya enggak Pah... " jawab Alia dengan nada berat.
"Semuanya tergantung kamu, asal kamu tetap bisa mengendalikan, insyaallah tidak akan terjadi apa-apa" kata Pak Aji mencoba meyakinkan.
Alia hanya mengangguk lalu pergi ke kamarnya,, ia masih terus memandangi boneka nya.
Tak lama kemudian ia melihat sosok perempuan muda yang sangat cantik, bahkan sangat sangat cantik, wajahnya bersinar, dia mengenakan dress putih pendek, rambutnya panjang sebahu, lalu duduk dia samping Alia. Perempuan itu tersenyum manis sambil menatap Alia.
"Masyaallah... belum pernah aku melihat wajah secantik ini" ucap Alia dalam hati, karena saking cantiknya, bahkan Alia pun terpesona melihat sosok perempuan itu.
Alia menatap perempuan itu, dalam hatinya bertanya siapakah dia. Kemudian perempuan itu memegang tangan Alia tanpa berkata apapun.
Alia seperti tidak sadarkan diri, dia seperti di beri penglihatan melalui sentuhan tangan itu. Namun, dia melihat sesuatu yang aneh di sana, dan itu berhubungan dengan tempat yang ia datangi tadi siang.
"Aku pikir... kamu adalah sosok yang ada di dalam boneka Tiara yang selama ini menemani aku, tapi ternyata..." Alia bergumam dalam hati sambil keheranan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Anggie Nifmala
Penasaran aq
2021-05-25
1
Indah Tri
naksir teryata
2020-10-14
7
Ayunina Sharlyn
oke lanjut
2020-07-15
13