Sekarang aku mulai tahu

 

Pagi harinya Alia menjalani aktivitas seperti biasa, namun sejak saat itu Alia lebih sering menyendiri dan banyak melamun.

 

Di sekolah Alia juga mulai kurang konsentrasi.

"Woi! ngelamun aja, mikirin apa lagi" Sentak Afi sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

 

"Ah kamu Fi, gangguin orang lagi asik aja koh" Jawab Alia dengan nada sedikit sewot.

 

"Ya elah santai kali! mikirin apa si,? asik banget yah!?"

"Mikirin setan! percaya?" Ucap Alia dengan nada agak berbisik.

"Ish! kok jadi merinding aku" Jawab Afi sambil memegangi kepalanya.

"Hahaha penakut memang!"

"Idih orang tanya serius juga!"

Alia terus menggoda sahabat nya yang agak penakut itu.

 

"Eh Fi! percaya nggak kalo setan itu ada?" Tiba-tiba Alia mulai bicara serius.

 

"Kok nanya nya gitu!?"

"Jawab aja!?" Alia mulai mendesak.

"Yah percaya nggak percaya sih, katanya yang begitu kan memang ada." Afi menjawab dengan agak ragu.

"Fi kamu temen aku kan!?" Tanya Alia sambil menatap wajah teman lamanya itu.

"yah nanya nya gitu!"

" Kamu percaya sama aku?" Tanya Alia lagi.

"Nanya sekali lagi aku timpuk pake sepatu yah!" Sambil melepas sepatu dan mengarahkan nya pada Alia.

"Ampun bos! "

"Ini serius Fi, aku mau cerita sama kamu, kamu percaya yah" Ucap Alia mulai serius.

"Yaaaa ngomong aja" Mulai kesal.

"Jadi... aku itu bisa liat mahluk yang nggak kelihatan itu" Dengan nada sedikit menakutkan.

"Aduh Alia udah yah! aku itu udah sabar yah dengerin ocehan kamu yang nggak penting ini, udah cukup!" Nada tidak percaya.

"Serius Al?" Tanya Afi yang langsung berubah ekspresi.

"Yeeeee tadi marah marah! cepet banget berubahnya!" Gantian Alia yang mulai kesal.

"Hehe maaf maaf... tapi kamu serius itu" Afi mulai penasaran.

"Buat apa aku bohong! kamu kan satu satunya temen aku yang aku percaya!

" Owhh pantes akhir-akhir ini kamu sering ngelamun"

"Yah makanya.."

"Udah coba ngomong sama ortu?"

"Udah si, tapi belum semuanya."

"Kamu coba ngomong sama ortu deh, siapa tau mereka bisa bantu kamu"

"Iya juga si, nanti malem aku coba ngomong sama Papa lah"

 

"Tak lama kemudian bel pulang sekolah berbunyi, para siswa bergegas untuk pulang kerumahnya masing-masing.

 

Sejak siang Alia mulai tidak fokus mengerjakan kegiatannya, ia terus terfikir dengan informasi yang ia dapat dari sosok wanita tadi malam, dan ingin segera memastikan kebenaran nya.

Saat malam tiba ia memutuskan untuk langsung bicara kepada Papanya yang sedang duduk di teras depan rumah sendirian.

"Pah.. aku mau ngomong "Tanpa basa-basi Alia langsung bicara pada Papa nya.

"Ngomong apa nak, ngomong aja" Kata Pak Aji sambil menghisap rokok yang ada ditangan nya.

 

"Pah apa bener kalo Alia itu punya kakak? perempuan? dan udah meninggal?" Tanya Alia sedikit ragu.

Pak Aji diam sejenak sambil menghisap se puntung rokok yang masih tersisa, sementara Alia masih menunggu jawaban dari Pak Aji.

"Ya! kamu bukan anak pertama kami, dia dulu meninggal masih dalam kandungan, tapi kami sudah tau kalau dia perempuan" Ucap Pak Aji sambil menatap kearah langit yang saat itu sangat gelap.

 

"Jadi kamu sudah bertemu dengannya?" Pak Aji menyambung lagi ucapannya.

"Jadi itu semua bener Pah, tapi kok kenapa yah dia datang dan kasih tau ke aku" Dengan nada kaget.

"Yah mungkin saja dia kangen dengan keluarganya, atau mungkin dia rindu dan ingin di do'akan oleh adiknya. Kalau kata orang dulu jika orang yang sudah meninggal terus menghampiri keluarga nya, itu tandanya dia ingin di do'akan" Jelas Pak Aji.

Alia hanya terdiam, dia mencoba untuk berfikir positif dengan memahami kata kata Papa nya.

 

"Lalu... wanita yang menggendong bayi itu..." Alia tidak berani melanjutkan pertanyaannya.

 

"Itu mbah buyut mu! ibunya Mbah Imah, dulu dia meninggal dalam keadaan hamil tua, tapi karna jaman dulu belum modern seperti sekarang jadi dia tetap dikubur dengan keadaan perut besar nya, tanpa tahu bayinya itu masih hidup atau tidak" Jelas Pak Aji.

 

"Sebenarnya Alia sudah tahu kalo dia meninggal dalam keadaan seperti itu Pa.."

 

"Terus kenapa masih bertanya?

"Alia cuma ingin tahu, dia itu siapa"

 

"Alia, mulai sekarang kamu harus kuat! harus berani dan jangan takut! ingat takut hanya pada Allah yah?" Pak Aji berusaha meyakinkan putrinya.

 

Sementara Alia hanya mengangguk dan tidak bicara apapun.

" Anggap saja itu sebagai kelebihan mu! nanti lama kelamaan kamu juga mulai terbiasa" Kata pak Aji lagi

"Iya Pah, makasih yah semangat nya, ya udah Alia tidur dulu yah" Sembari pergi ke kamarnya.

 

Sementara di kamar Alia masih Belum bisa tidur juga, dia masih merasa dirinya sedang diawasi. Dia terus saja menatap sekeliling kamarnya itu, sesekali ia berkata dalam hatinya.

 

"Mau apa lagi? saya sudah tahu semua sekarang, jadi mau apa lagi masih disini, saya itu mau tidur!" Alia menggerutu dalam hatinya.

 

Tiba-tiba sesosok wanita yang kemarin ia temui muncul lagi di hadapanya, dia berdiri sambil tersenyum lembut menatap Alia.

Matanya seolah menatap tajam mata Alia, dia seakan sedang memberi tahu sesuatu dengan tatapannya itu. Dan benar saja dalam pikiran nya dia melihat sahabatnya Afi sedang membonceng sepeda motor dan tak lama kemudian Afi menjerit.

Seolah tidak mau melanjutkannya, Alia langsung membuang muka dari sosok itu, dia berusaha untuk tidak melihat sosok itu dan mencoba untuk tidur.

 

Namun dalam pikirannya itu masih bertanya tanya, apa sebenarnya yang akan terjadi pada sahabat nya itu.

 

Alia memikirkan hal itu terus sampai tak sadar ia tertidur.

 

Keesokan harinya disekolah Alia langsung menemui sahabatnya itu.

"Afi! kamu nggak papa kan?" Berlari sambil menghampiri Afi.

"Eh ada yang lagi perhatian sama aku! kesurupan apa kamu!?" Dengan nada mengejek.

" Kesurupan kunti!" Alia kembali mengejek.

"Eh serem amat!? beneran tuh?" Afi penasaran.

" Ya enggak lah! kamu beneran nggak papa?" Sambil melihat seluruh badan Afi .

"Eh bener lah. Lihat sendiri kan aku nggak papa" Mulai kesal.

"Ya udah ke kelas yuk!" Sambil menggandeng tangan Afi.

" Kamu duluan aja, tadi aku disuruh guru buat bantuin guru BK buat ambil makan siangnya anak yang mau lomba" Ucap Afi sembari meninggalkan Alia.

" Eh main pergi aja si"

Alia pergi menuju kelasnya, dia masih memikirkan penglihatan nya mengenai Afi.

Tak lama kemudian ada seorang siswi yang berteriak memanggil nama Alia, dia berasal dari kelas yang lebih rendah.

"Kak Alia mana, Kak Alia mana" Teriak anak itu sambil berlari mencari Alia.

"Eh Lina, ada apa nyariin aku?" Tanya Alia sambil menghampiri anak itu.

Dia ternyata adik kelas Alia dan Afi yang masih tetangga desa dengan Afi.

"Anu kak.. eh itu.. " Masih gugup

"Apa!? ngomong yang bener lah!?" Alia tidak sabar.

"Kak Afi kecelakaan, dia tadi jatuh dari motor" Ucap Lina dengan nada takut.

" Guru udah tau? terus sekarang gimana?" Alia kaget mendengar kabar itu.

"Udah kak, dia juga udah lagi dibawa ke puskesmas kok, tapi Kak Afi bilang katanya kak Alia suruh nyusulin dia ke sana" Ucap Lina.

 

Alia terdiam dan tak bisa berkata apa-apa, dia masih teringat jelas dengan penglihatannya tadi malam.

 

Terpopuler

Comments

Heny Yulifitria

Heny Yulifitria

saya GK bisa lihat.....tp bisa mersakn.....sering TK cueki.....bhkn pernah jg tdur di seblh.......bhkn aura rumah jg GK nyaman bnget buat orang yg luar...sering orang yg mmpunyai mata batin mngatkn rumah saya ad LBH dri 2 yg nunggu ..Karen rumah yg SG beli dulunya kosong tnpa penghuni Selma 8 Thun...dn belakang rumah bekas oven tembakao....dn seblh BRT rumah banyak bumbu petung.....mungkin itu adlh rumah nya .....sekrang rumah ku sudah TK renovasi tp masih ad aj tinggal ...ktanya GK mau keluar dr rumah....

2023-04-03

1

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

wah keren...dia bisa tau dr leluhurnya tyt

2021-12-30

0

Philipus Nahaya

Philipus Nahaya

saya juga seeprti alia, bisa melihat mahluk tak kasat mata, namun jika melihat tak saya hiraukan dan tak mw berkomunikasi dgn mereka karena saya tahu bahaya pasti menggintai para indigo jika terlalu ikut campur dalam kehidupan para pemuja setan. dan terkadang apa yh dilihat berkata minta tolong, namun kadang tak saya hiraukan

2021-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Sendiri...
2 Aku tidak tau apa-apa
3 Belum saatnya...
4 Cerita dimulai
5 Sekarang aku mulai tahu
6 Percaya ngga percaya
7 Tiara
8 Mawar
9 Canggung
10 Mata batin
11 Terlalu ramai?
12 Pohon besar itu
13 Kasepuhan?
14 Ujian?
15 Aku tapi bukan aku
16 Tiba-tiba demam?
17 Lagi?
18 Aku tidak sengaja
19 Benarkah?
20 Mencoba memahami
21 Emosi membawa kesialan
22 Teringat kembali
23 Takut terulang lagi
24 Sungguh, itu benar-benar terjadi
25 Mungkinkah?
26 Apa iya?
27 Perpisahan
28 Mungkin dia tidak rela
29 Hari kelulusan
30 Hari baru keadaan baru
31 Mungkin hanya lelah
32 Rasa penasaran
33 Akhirnya bertemu
34 Sebuah cerita
35 Dia membuatku kesal!
36 Penasaran
37 Kita saling terhubung!
38 Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39 Masih belum selesai
40 Bukan hanya satu
41 Rasa khawatir
42 Sebuah rasa
43 Ikhtiar
44 Kampung masa kecil
45 Dua pihak yang bertentangan
46 Aku kembali
47 Tatapan kebencian
48 Bukan ilusi!
49 Rasa sakit itu nyata.
50 Kamampuan
51 Dia istimewa
52 Cincin batu hitam
53 Obrolan malam
54 Aneh
55 Sebuah penglihatan
56 Yang terlihat benar terjadi
57 Hari spesial
58 Rasa yang salah
59 Tidak nyaman
60 Ranjangku...
61 Hitam putih
62 Dia menghilang
63 Perasaan apa ini?
64 Jimat turun-temurun
65 Pertanda buruk?
66 Mayra
67 Anugerah atau musibah?
68 Kakak...
69 Perasaan yang dalam
70 Tatapan yang berarti
71 Siapa Dia?
72 Tali pocong perawan
73 Bacaan Surat Yasin
74 Tohpati
75 Toh Brahma
76 Benar-benar sendirian
77 Tangisan misterius
78 Dua nyawa
79 Kisah di balik kehilangan
80 Itu belum membuatnya tenang
81 Hawa dendam
82 Senyum yang berarti
83 Cerita kelulusan
84 Aku kembali
85 Begitu banyak!
86 Cherry
87 Perasaan yang salah
88 Lagi?
89 Benar dia
90 Pikiran yang kacau
91 Tidak terlihat
92 Apa dia membenciku?
93 Bukan kebetulan
94 Masih menjadi misteri
95 Salah paham
96 Sungguh mengagetkan
97 Ilusi
98 Sudah saatnya
99 Tumbang
100 Mereka
101 Fakta baru
102 Perjalanan awal
103 Penghalang dan pendorong
104 Kecurigaan itu benar
105 Beban
106 Cerita Teman Papa
107 Pak Hari
108 Cerita di balik pohon Cherry
109 Perasaan terkejut
110 Cemburu
111 Rumah Ziva
112 Saudara kembar
113 Saudara kembar (2)
114 Chika
115 Pernyataan Chika
116 Berbohong
117 Firasat yang nyata
118 Sakit yang tak terlihat
119 Pengendali hati
120 Takut kehilangannya
121 Tidak biasa
122 Pertama kali
123 Iri?
124 Petunjuk mimpi
125 Firasat apa lagi ini?
126 Kejutan
127 The conversation sisters
128 Miesya
129 Meisya (S2)
130 Asap hitam
131 Pertanda yang membingungkan
132 Hari yang sial
133 Tiba-tiba
134 Simpati
135 Hitam dan putih
136 Begitu jauh
137 Jarak
138 Pesan singkat
139 Kucing hitam
140 Kekecewaan
141 Sebuah sikap
142 Rumah Bu Murniati
143 Suasana yang berbeda
144 Mimpi buruk
145 Sang penuntut balas
146 Karena Azam
147 Afi
148 Terlepas
149 Tumbal
150 Pengorbanan
151 Teriakan berdarah
152 Terlambat
153 Rumah sakit
154 Terjebak
155 Kembali terpukul
156 Kebenaran dari Nafisah
157 Siapa?
158 Kabar bahagia
159 Pulang
160 Khitbah
161 Cobaan lain
162 Menikah
163 Hari pertama
164 Kamar Azam
165 Tentang kakak ipar
166 Arsya
167 Rambut panjangnya...
168 Cinta tanpa syarat
169 Kepergian yang membuat gelisah
170 Pesan yang berarti
171 Long last
172 Finally!!!
173 Announcement!!
174 Pengumuman lagi
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Sendiri...
2
Aku tidak tau apa-apa
3
Belum saatnya...
4
Cerita dimulai
5
Sekarang aku mulai tahu
6
Percaya ngga percaya
7
Tiara
8
Mawar
9
Canggung
10
Mata batin
11
Terlalu ramai?
12
Pohon besar itu
13
Kasepuhan?
14
Ujian?
15
Aku tapi bukan aku
16
Tiba-tiba demam?
17
Lagi?
18
Aku tidak sengaja
19
Benarkah?
20
Mencoba memahami
21
Emosi membawa kesialan
22
Teringat kembali
23
Takut terulang lagi
24
Sungguh, itu benar-benar terjadi
25
Mungkinkah?
26
Apa iya?
27
Perpisahan
28
Mungkin dia tidak rela
29
Hari kelulusan
30
Hari baru keadaan baru
31
Mungkin hanya lelah
32
Rasa penasaran
33
Akhirnya bertemu
34
Sebuah cerita
35
Dia membuatku kesal!
36
Penasaran
37
Kita saling terhubung!
38
Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39
Masih belum selesai
40
Bukan hanya satu
41
Rasa khawatir
42
Sebuah rasa
43
Ikhtiar
44
Kampung masa kecil
45
Dua pihak yang bertentangan
46
Aku kembali
47
Tatapan kebencian
48
Bukan ilusi!
49
Rasa sakit itu nyata.
50
Kamampuan
51
Dia istimewa
52
Cincin batu hitam
53
Obrolan malam
54
Aneh
55
Sebuah penglihatan
56
Yang terlihat benar terjadi
57
Hari spesial
58
Rasa yang salah
59
Tidak nyaman
60
Ranjangku...
61
Hitam putih
62
Dia menghilang
63
Perasaan apa ini?
64
Jimat turun-temurun
65
Pertanda buruk?
66
Mayra
67
Anugerah atau musibah?
68
Kakak...
69
Perasaan yang dalam
70
Tatapan yang berarti
71
Siapa Dia?
72
Tali pocong perawan
73
Bacaan Surat Yasin
74
Tohpati
75
Toh Brahma
76
Benar-benar sendirian
77
Tangisan misterius
78
Dua nyawa
79
Kisah di balik kehilangan
80
Itu belum membuatnya tenang
81
Hawa dendam
82
Senyum yang berarti
83
Cerita kelulusan
84
Aku kembali
85
Begitu banyak!
86
Cherry
87
Perasaan yang salah
88
Lagi?
89
Benar dia
90
Pikiran yang kacau
91
Tidak terlihat
92
Apa dia membenciku?
93
Bukan kebetulan
94
Masih menjadi misteri
95
Salah paham
96
Sungguh mengagetkan
97
Ilusi
98
Sudah saatnya
99
Tumbang
100
Mereka
101
Fakta baru
102
Perjalanan awal
103
Penghalang dan pendorong
104
Kecurigaan itu benar
105
Beban
106
Cerita Teman Papa
107
Pak Hari
108
Cerita di balik pohon Cherry
109
Perasaan terkejut
110
Cemburu
111
Rumah Ziva
112
Saudara kembar
113
Saudara kembar (2)
114
Chika
115
Pernyataan Chika
116
Berbohong
117
Firasat yang nyata
118
Sakit yang tak terlihat
119
Pengendali hati
120
Takut kehilangannya
121
Tidak biasa
122
Pertama kali
123
Iri?
124
Petunjuk mimpi
125
Firasat apa lagi ini?
126
Kejutan
127
The conversation sisters
128
Miesya
129
Meisya (S2)
130
Asap hitam
131
Pertanda yang membingungkan
132
Hari yang sial
133
Tiba-tiba
134
Simpati
135
Hitam dan putih
136
Begitu jauh
137
Jarak
138
Pesan singkat
139
Kucing hitam
140
Kekecewaan
141
Sebuah sikap
142
Rumah Bu Murniati
143
Suasana yang berbeda
144
Mimpi buruk
145
Sang penuntut balas
146
Karena Azam
147
Afi
148
Terlepas
149
Tumbal
150
Pengorbanan
151
Teriakan berdarah
152
Terlambat
153
Rumah sakit
154
Terjebak
155
Kembali terpukul
156
Kebenaran dari Nafisah
157
Siapa?
158
Kabar bahagia
159
Pulang
160
Khitbah
161
Cobaan lain
162
Menikah
163
Hari pertama
164
Kamar Azam
165
Tentang kakak ipar
166
Arsya
167
Rambut panjangnya...
168
Cinta tanpa syarat
169
Kepergian yang membuat gelisah
170
Pesan yang berarti
171
Long last
172
Finally!!!
173
Announcement!!
174
Pengumuman lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!