Cerita dimulai

Alia melihat sosok itu menghilang... saat ia hendak mengejar nya, tiba-tiba Bu Mia berteriak memanggil nya.

Alia akhirnya langsung pergi menghampiri ibunya, dia memeluknya sambil menangis.

Bu Mia langsung mengajak Alia untuk kembali ke pemakaman Mbah Arsa.

Beberapa hari kemudian Pak Aji dan Sita pulang, setelah kepergian Mbah Arsa mereka memutuskan untuk kembali tinggal di desa dan bekerja di sana, karena Pak Aji teringat akan pesan dari Mbah Arsa.

Hari berlalu, Alia senang sekali dia bisa berkumpul dengan keluarga nya lagi. Dia menjalani kehidupannya seperti biasa, hingga suatu malam saat Alia tidur dia merasa ada yang membangunkan nya.

Awalnya dia tidak menghiraukan, tapi lama kelamaan tubuhnya seperti digoyang goyangkan dengan kencang, saat terbangun dia kaget bukan main melihat sosok wanita yang sedang berjongkok di depan lemarinya, dia memakai pakaian putih panjang hingga kaki nya tidak terlihat, rambutnya panjang menutupi seluruh bagian belakang tubuhnya.

Alia tidak bisa melihat wajah wanita itu karna dia berjongkok membelakanginya, dia memperhatikan wanita itu dan ternyata wanita itu sedang memeluk bayinya.

Dia ketakutan melihat rambut panjang yang terurai itu, ingin bangun namun semua badannya kaku, Alia juga tidak bisa teriak karna rasanya sekuat apapun dia teriak suaranya tidak pernah keluar dari mulutnya itu.

Beberapa saat kemudian sosok itu menghilang tanpa jejak, tubuh Alia kembali normal dan suaranya juga sudah kembali. Setelah itu dia tidak bisa tidur lagi sampai adzan Subuh berkumandang, dia lalu mengambil wudhu dan bergegas untuk sholat Subuh.

Setelah selesai sholat seperti biasa dia mandi sarapan dan bersiap untuk pergi sekolah. Di sekolah dia masih teringat kejadian tadi malam, entah apa maksudnya sosok wanita itu berada dalam kamar Alia.

Alia kurang fokus dengan pelajaran nya, sampai teman sebangkunya menegur

"Woi! mikirin apa kamu, ngelamun mulu" Ucap Afi sambil menepuk bahu Alia.

"Eh enggak kok nggak papa" Ucap Alia seraya kaget dan terbangun dari lamunannya.

"Tumben kamu ngelamun, mikirin cowok yah!?" Afi mulai mengejek.

"Ih nggak lah!" Jawab Alia singkat.

Bell pulang sekolah berbunyi, para siswa pun keluar dan pulang kerumahnya masing-masing. Sampai dirumah Alia masih saja melamun memikirkan kejadian semalam, sampai tidak sadar dia tertidur karna semalaman kurang tidur.

Belum lama ia terlelap tiba-tiba seseorang seperti menggoyang goyang pundaknya seakan menyuruhnya untuk bangun, Alia terbangun dengan santai dia mencoba duduk.

Alia kaget lagi, karna saat dia mulai duduk dia melihat di pojokan kamarnya terdapat sosok wanita memakai baju putih panjang dengan rambut hitam yang panjang terurai.

Hampir sama seperti sosok yang semalam ia temui, namun kali ini posisinya duduk tergeletak di lantai dengan wajah berlumuran darah sampai ke baju putihnya itu, matanya melotot melihat ke arah Alia.

Tanpa berkata apapun Alia langsung bangun dari tempat tidurnya dan lari keluar..

"Astaghfirullah... apa itu tadi" Bergumam dengan nafas terengah-engah karna lari.

"Alia.. ayo makan dulu, sejak pulang sekolah tadi kamu bekum makan siang" Suara Bu Mia terdengar dari dalam rumah.

Alia langsung masuk ke dalam rumah untuk menuju ke ruang makan, ia melewati kamar nya dan memberanikan diri untuk menengok ke dalam nya namun sudah tidak ada apa-apa. Alia mencoba masuk untuk memeriksa kamarnya, dia melihat ke sekeliling kamarnya termasuk tempat dimana dia melihat sosok wanita yang duduk tergeletak.

"Hah Tiara!? kenapa bisa ada disini!?" Ucap Alia dalam hati sambil mengambil boneka kesayangan nya itu. Alia kaget karna ternyata boneka Tiara berada sama persis ditempat ketika dia melihat sosok wanita tadi, bahkan posisi nya juga sama yaitu duduk tergeletak menyandar ke tembok dengan ke dua kaki lurus ke depan.

"Apa iya tadi aku sedang berkhayal?" Alia terus bertanya pada diri sendiri di dalam hatinya.

"Aliaa... ayo makan.. kok malah masuk kamar lagi ?"Teriak Bu Mia yang kembali memanggil Alia.

"Iya Maa.." Sembari pergi meninggalkan boneka itu.

Dimeja makan Alia masih terus memikirkan hal yang tadi, sampai ibunya menegur untuk makan dengan benar.

Malam harinya setelah selesai belajar Alia duduk di teras depan rumahnya, ia duduk sendirian sambil menatap langit. Pak Aji melihat anak sulungnya yang sedang duduk sendiri lalu menghampiri, ia duduk di samping Alia.

"Kamu kenapa nak"Sembari duduk di samping Alia.

"Eh papa... nggak papa kok." Jawab Alia agak kaget,

"Cerita saja,, siapa tau Papa bisa bantu" Mencoba meyakinkan.

"Gini pah, kok aku akhir-akhir ini ngerasa agak aneh ya Pah" Alia mulai bercerita.

"Aneh gimana ?"Tanya Pak Aji

"Kemarin malam aku kaya di datengin sosok wanita gitu Pah, tapi aku nggak bisa lihat wajahnya dan dia kaya gendong bayi gitu" Menjelaskan dengan sedikit ragu.

"Terus apa lagi?" Tanya Pak Aji dengan santai.

"Terus... tadi siang juga, tapi kali ini aku bisa lihat wajahnya. Dia kaya berlumuran darah gitu Pah" Jelas Alia sambil menunduk.

"Nak... Papa tau kok semua yang kamu lihat itu," Jelas Pak Aji.

"Maksud Papa apa?" Alia agak kaget.

"Mungkin ini sudah saatnya, karna kamu sudah besar sekarang dan sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah" Kata Pak Aji sambil menatap Alia.

Alia hanya terdiam karena bingung dan belum paham apa yang dikatakan Papa nya.

"Jadi begini nak,,, anggap saja itu sebagai kelebihan, yang tidak semua orang memiliki nya" Kata Pak Aji sambil memegang pundak Alia.

Alia terdiam sejenak, dia memikirkan kata-kata Papa nya itu.

"Jadi..." Belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya namun Pak Aji memotong nya.

"Ya nak. Kamu harus mulai terbiasa" Ucap Pak Aji

Alia hanya terdiam dan langsung pergi ke kamarnya, dia duduk termenung sambil memikirkan kata-kata Papa nya.

Alia berusaha mencari Tiara namun tidak menemukan nya, sampai ia lelah dan kembali duduk di tempat tidurnya.

Tiba-tiba di sudut kamar Alia melihat sosok perempuan yang masih muda dengan gaun putih panjang dan rambut panjang sebahu, namun kali ini wajah nya cerah tanpa noda sedikitpun. Perempuan itu menatap Alia dengan senyuman lalu pergi menghilang.

Alia tidak menghiraukan nya dan berusaha untuk tidur, namun setelah lama mencoba tidur dia tak kunjung tidur juga. Akhirnya dia mencoba bertanya pada perempuan yang tadi menemui nya, karna Alia sangat tahu kalau dia sedang di awasi.

"Sebenarnya kamu itu siapa? ada apa datang kemari?" Ucap Alia dalam hati sambil menatap sekeliling kamarnya.

Tak lama setelah itu rasanya seperti ada sesuatu cahaya yang masuk kedalam kepala Alia, itu seolah-olah sedang menjelaskan tentang siapa perempuan itu.

Tak lama lama kemudian Alia mulai sadar, dia seakan sudah mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan nya. Setelah itu Alia berdoa dan mencoba untuk tidur.

Terpopuler

Comments

senja

senja

pas ditutup, bonekanya kok udah gak berpindah ya, trs pas Mbahnya gak ada, br mulai lagi

2022-03-14

1

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

wow keren ceritanya...maaf dr awal cm nyimak...tp kesini nya makin bagus dan seru...jd tau ttg anak indigo...aku suka yg spt ini...siiippp thor

2021-12-30

1

Passiya Nadhira

Passiya Nadhira

anjrit jdi mrinding gua😂

2020-12-05

3

lihat semua
Episodes
1 Sendiri...
2 Aku tidak tau apa-apa
3 Belum saatnya...
4 Cerita dimulai
5 Sekarang aku mulai tahu
6 Percaya ngga percaya
7 Tiara
8 Mawar
9 Canggung
10 Mata batin
11 Terlalu ramai?
12 Pohon besar itu
13 Kasepuhan?
14 Ujian?
15 Aku tapi bukan aku
16 Tiba-tiba demam?
17 Lagi?
18 Aku tidak sengaja
19 Benarkah?
20 Mencoba memahami
21 Emosi membawa kesialan
22 Teringat kembali
23 Takut terulang lagi
24 Sungguh, itu benar-benar terjadi
25 Mungkinkah?
26 Apa iya?
27 Perpisahan
28 Mungkin dia tidak rela
29 Hari kelulusan
30 Hari baru keadaan baru
31 Mungkin hanya lelah
32 Rasa penasaran
33 Akhirnya bertemu
34 Sebuah cerita
35 Dia membuatku kesal!
36 Penasaran
37 Kita saling terhubung!
38 Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39 Masih belum selesai
40 Bukan hanya satu
41 Rasa khawatir
42 Sebuah rasa
43 Ikhtiar
44 Kampung masa kecil
45 Dua pihak yang bertentangan
46 Aku kembali
47 Tatapan kebencian
48 Bukan ilusi!
49 Rasa sakit itu nyata.
50 Kamampuan
51 Dia istimewa
52 Cincin batu hitam
53 Obrolan malam
54 Aneh
55 Sebuah penglihatan
56 Yang terlihat benar terjadi
57 Hari spesial
58 Rasa yang salah
59 Tidak nyaman
60 Ranjangku...
61 Hitam putih
62 Dia menghilang
63 Perasaan apa ini?
64 Jimat turun-temurun
65 Pertanda buruk?
66 Mayra
67 Anugerah atau musibah?
68 Kakak...
69 Perasaan yang dalam
70 Tatapan yang berarti
71 Siapa Dia?
72 Tali pocong perawan
73 Bacaan Surat Yasin
74 Tohpati
75 Toh Brahma
76 Benar-benar sendirian
77 Tangisan misterius
78 Dua nyawa
79 Kisah di balik kehilangan
80 Itu belum membuatnya tenang
81 Hawa dendam
82 Senyum yang berarti
83 Cerita kelulusan
84 Aku kembali
85 Begitu banyak!
86 Cherry
87 Perasaan yang salah
88 Lagi?
89 Benar dia
90 Pikiran yang kacau
91 Tidak terlihat
92 Apa dia membenciku?
93 Bukan kebetulan
94 Masih menjadi misteri
95 Salah paham
96 Sungguh mengagetkan
97 Ilusi
98 Sudah saatnya
99 Tumbang
100 Mereka
101 Fakta baru
102 Perjalanan awal
103 Penghalang dan pendorong
104 Kecurigaan itu benar
105 Beban
106 Cerita Teman Papa
107 Pak Hari
108 Cerita di balik pohon Cherry
109 Perasaan terkejut
110 Cemburu
111 Rumah Ziva
112 Saudara kembar
113 Saudara kembar (2)
114 Chika
115 Pernyataan Chika
116 Berbohong
117 Firasat yang nyata
118 Sakit yang tak terlihat
119 Pengendali hati
120 Takut kehilangannya
121 Tidak biasa
122 Pertama kali
123 Iri?
124 Petunjuk mimpi
125 Firasat apa lagi ini?
126 Kejutan
127 The conversation sisters
128 Miesya
129 Meisya (S2)
130 Asap hitam
131 Pertanda yang membingungkan
132 Hari yang sial
133 Tiba-tiba
134 Simpati
135 Hitam dan putih
136 Begitu jauh
137 Jarak
138 Pesan singkat
139 Kucing hitam
140 Kekecewaan
141 Sebuah sikap
142 Rumah Bu Murniati
143 Suasana yang berbeda
144 Mimpi buruk
145 Sang penuntut balas
146 Karena Azam
147 Afi
148 Terlepas
149 Tumbal
150 Pengorbanan
151 Teriakan berdarah
152 Terlambat
153 Rumah sakit
154 Terjebak
155 Kembali terpukul
156 Kebenaran dari Nafisah
157 Siapa?
158 Kabar bahagia
159 Pulang
160 Khitbah
161 Cobaan lain
162 Menikah
163 Hari pertama
164 Kamar Azam
165 Tentang kakak ipar
166 Arsya
167 Rambut panjangnya...
168 Cinta tanpa syarat
169 Kepergian yang membuat gelisah
170 Pesan yang berarti
171 Long last
172 Finally!!!
173 Announcement!!
174 Pengumuman lagi
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Sendiri...
2
Aku tidak tau apa-apa
3
Belum saatnya...
4
Cerita dimulai
5
Sekarang aku mulai tahu
6
Percaya ngga percaya
7
Tiara
8
Mawar
9
Canggung
10
Mata batin
11
Terlalu ramai?
12
Pohon besar itu
13
Kasepuhan?
14
Ujian?
15
Aku tapi bukan aku
16
Tiba-tiba demam?
17
Lagi?
18
Aku tidak sengaja
19
Benarkah?
20
Mencoba memahami
21
Emosi membawa kesialan
22
Teringat kembali
23
Takut terulang lagi
24
Sungguh, itu benar-benar terjadi
25
Mungkinkah?
26
Apa iya?
27
Perpisahan
28
Mungkin dia tidak rela
29
Hari kelulusan
30
Hari baru keadaan baru
31
Mungkin hanya lelah
32
Rasa penasaran
33
Akhirnya bertemu
34
Sebuah cerita
35
Dia membuatku kesal!
36
Penasaran
37
Kita saling terhubung!
38
Yang ditakutkan akhirnya terjadi
39
Masih belum selesai
40
Bukan hanya satu
41
Rasa khawatir
42
Sebuah rasa
43
Ikhtiar
44
Kampung masa kecil
45
Dua pihak yang bertentangan
46
Aku kembali
47
Tatapan kebencian
48
Bukan ilusi!
49
Rasa sakit itu nyata.
50
Kamampuan
51
Dia istimewa
52
Cincin batu hitam
53
Obrolan malam
54
Aneh
55
Sebuah penglihatan
56
Yang terlihat benar terjadi
57
Hari spesial
58
Rasa yang salah
59
Tidak nyaman
60
Ranjangku...
61
Hitam putih
62
Dia menghilang
63
Perasaan apa ini?
64
Jimat turun-temurun
65
Pertanda buruk?
66
Mayra
67
Anugerah atau musibah?
68
Kakak...
69
Perasaan yang dalam
70
Tatapan yang berarti
71
Siapa Dia?
72
Tali pocong perawan
73
Bacaan Surat Yasin
74
Tohpati
75
Toh Brahma
76
Benar-benar sendirian
77
Tangisan misterius
78
Dua nyawa
79
Kisah di balik kehilangan
80
Itu belum membuatnya tenang
81
Hawa dendam
82
Senyum yang berarti
83
Cerita kelulusan
84
Aku kembali
85
Begitu banyak!
86
Cherry
87
Perasaan yang salah
88
Lagi?
89
Benar dia
90
Pikiran yang kacau
91
Tidak terlihat
92
Apa dia membenciku?
93
Bukan kebetulan
94
Masih menjadi misteri
95
Salah paham
96
Sungguh mengagetkan
97
Ilusi
98
Sudah saatnya
99
Tumbang
100
Mereka
101
Fakta baru
102
Perjalanan awal
103
Penghalang dan pendorong
104
Kecurigaan itu benar
105
Beban
106
Cerita Teman Papa
107
Pak Hari
108
Cerita di balik pohon Cherry
109
Perasaan terkejut
110
Cemburu
111
Rumah Ziva
112
Saudara kembar
113
Saudara kembar (2)
114
Chika
115
Pernyataan Chika
116
Berbohong
117
Firasat yang nyata
118
Sakit yang tak terlihat
119
Pengendali hati
120
Takut kehilangannya
121
Tidak biasa
122
Pertama kali
123
Iri?
124
Petunjuk mimpi
125
Firasat apa lagi ini?
126
Kejutan
127
The conversation sisters
128
Miesya
129
Meisya (S2)
130
Asap hitam
131
Pertanda yang membingungkan
132
Hari yang sial
133
Tiba-tiba
134
Simpati
135
Hitam dan putih
136
Begitu jauh
137
Jarak
138
Pesan singkat
139
Kucing hitam
140
Kekecewaan
141
Sebuah sikap
142
Rumah Bu Murniati
143
Suasana yang berbeda
144
Mimpi buruk
145
Sang penuntut balas
146
Karena Azam
147
Afi
148
Terlepas
149
Tumbal
150
Pengorbanan
151
Teriakan berdarah
152
Terlambat
153
Rumah sakit
154
Terjebak
155
Kembali terpukul
156
Kebenaran dari Nafisah
157
Siapa?
158
Kabar bahagia
159
Pulang
160
Khitbah
161
Cobaan lain
162
Menikah
163
Hari pertama
164
Kamar Azam
165
Tentang kakak ipar
166
Arsya
167
Rambut panjangnya...
168
Cinta tanpa syarat
169
Kepergian yang membuat gelisah
170
Pesan yang berarti
171
Long last
172
Finally!!!
173
Announcement!!
174
Pengumuman lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!