Selama jam sekolah, Alia sama sekali tidak keluar kelas, bahkan saat istirahat dia hanya duduk di dalam kelasnya.
Bell pulang sekolah berbunyi, namun seperti biasa para siswa kelas 9 masih harus menjalani pelajaran tambahan.
"Kali ini kamu juga mau di kelas aja!?" tanya Afi.
"Hari ini kita les nya di kelas ini kan!?" Alia malah bertanya kembali.
"Iya, tapi emang kamu nggak lapar apa, nggak pengin makan!? atau udah kenyang makan bunga yah!?" ucap Afi kembali meledek.
"Aku bawa bekal kok, kamu kalau mau ke kantin, ke kantin aja sana, aku makan disini aja." sambil mengeluarkan kotak makanan.
"Eh ya udah aku beli makan dulu, tapi nanti aku makan disini aja bareng kamu, tunggu ya aku sebentar aja kok" Afi segera pergi untuk membeli makanan.
Alia hanya mengangguk dan menutup kembali kotak yang tadi sudah ia buka. Ia duduk sendirian di kelas dan melihat sekeliling.
" Ini perasaan aku dikelas sendirian yah, tapi kok rame banget si?" ucap Alia dalam hati.
Dia melihat banyak mahluk yang tak terlihat berada di sekelilingnya.
Tak lama kemudian Afi kembali dari kantin, namun tiba-tiba...
"Fi aku kayaknya nggak enak badan deh, aku pulang aja yah, nanti tolong izinin aku yah" pergi begitu saja.
"Eh yah kok pulang si,, "Afi masih bingung dengan sikap sahabatnya itu.
Alia berjalan dengan cepat tanpa melihat kanan kiri sampai menabrak seseorang.
"Woi jalan lihat-lihat!" kata salah seorang siswa yang kesal karena di tabrak oleh Alia.
Alia hanya terdiam dan kembali berjalan tanpa menghiraukan orang itu sedikitpun.
"Huh dasar orang aneh! jalan nggak pake mata! nggak minta maaf! pergi gitu aja lagi!" siswa itu terus mengumpat pada Alia.
Sementara Alia hanya terus berjalan dan ingin segera sampai ke rumah. Dari kejauhan Aldi melihat Alia yang bersikap aneh, ia mencoba untuk mengejar dan menghentikan nya.
"Alia tunggu!" sambil memegang tangan Alia.
"Apaan si lepasin!" mencoba melepaskan tangannya.
"Kamu kenapa!? coba cerita sama aku!?" masih terus memegang tangan Alia dengan kencang.
"Apa urusannya sama kamu!? lepasin nggak aku mau pulang!" Alia terus mencoba melepaskan tangannya.
Aldi terdiam dan tidak berkata apapun, dia melepaskan tangan Alia dan membiarkan nya pergi begitu saja. Dia termenung dan duduk di bawah pohon di taman.
"Iya yah! emang aku siapa? dan apa urusannya sama aku kalau dia mau ngapain aja?" Aldi bicara pada dirinya sendiri.
"Eh Aldi! kamu ngapain sendirian disini?" ucap Dina.
"Ngga kok, lagi pengin ngadem aja" jawab Aldi singkat.
"Aku boleh ikutan duduk di sini?" tanya Dina.
"Oh duduk aja, tapi aku mau ke kelas dulu yah" bangun dari duduknya dan langsung pergi.
"Yaaahhhh kok aku di tinggalin si!" Dina mengumpat dan kesal.
Dina adalah salah satu teman sekelas Aldi yang sudah sejak lama mengagumi nya, namun Aldi tidak pernah menghiraukan Dina, karena Aldi hanya menyukai Alia, oleh karena itu Dina akhirnya jadi membenci Alia.
Sementara itu, Alia sampai dirumah dan langsung masuk ke kamarnya.
"Loh sudah pulang nak katanya ada les?" tanya Bu Mia.
"Nggak enak badan Mah, pengin tidur!" teriak Alia dari dalam kamar.
Bu Mia hanya menggelengkan kepalanya dan mencoba memahami sifat putrinya itu.
Di kamar Alia merasa sangat terganggu, ia terus mengusap telinga nya. Alia mencoba untuk tidur, dia ingin menenangkan pikirannya sejenak, namun tetap tidak bisa.
Alia lalu mencari boneka Tiara dan memeluknya, dia berusaha menceritakan tentang kegelisahan yang ia alami.
Waktu terus berjalan, tak terasa hari sudah semakin gelap, seperti biasa setelah selesai belajar Alia duduk di teras depan rumah dan memandangi langit. Namun kali ini ia duduk sendirian karena Papanya masih bekerja di luar kota.
Malam semakin larut dan angin berhembus semakin kencang, Alia masuk ke kamarnya dan mencoba untuk tidur. Saat itu posisi tidurnya miring ke sebelah kanan dan menghadap ke tembok, karena tempat tidur Alia menempel dengan tembok kamarnya.
Saat ia sudah terlelap, tiba-tiba ia merasa terganggu dengan adanya suara yang begitu ribut di kamarnya. Dia benar-benar merasa kamarnya itu seperti pasar, dia membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi miring ke kiri, namun tiba-tiba...
"Aaaaaaaaaaaa!!!!!!! pergi kamu! pergi!! hiiii!!! pergi!!" teriak Alia. Dia kaget bukan main melihat sosok yang berada persis disampingnya dan ketika ia berbalik miring kiri, ternyata wajahnya berada tepat di depan wajah Alia. Dan yang membuat nya lebih kaget lagi, ternyata wajahnya itu benar-benar hancur! sudah tidak bisa lagi dikatakan sebagai wajah.
Ya! itu adalah sosok laki-laki yang dibalut kain putih lusuh, bahkan sudah sangat lusuh hingga warna putih dari kain itu sudah benar-benar menjadi coklat, layaknya kain yang sudah terkubur selama bertahun-tahun.
Wajahnya berlumuran darah, bahkan sudah tidak bisa lagi dibedakan mana mata dan hidung nya, semuanya hampir sama rata karena begitu buruknya.
Saat Alia berteriak, sosok itu langsung menggelinding ke bawah tempat tidurnya. Alia mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan terus menarik nafas sebisa nya agar ketakutan nya itu berkurang. Alia sebenarnya masih penasaran, namun dia tidak berani untuk menengok ke bawah tempat tidurnya itu.
Dia berusaha untuk tetap tenang namun benar saja, di kamarnya itu memang ada begitu banyak mahkluk yang tak terlihat, mereka seperti sedang berpesta ria di sana. Alia melihat sekeliling dan ada begitu banyak jenis dan bentuk nya, ia hanya terdiam dan melihat mereka.
Mereka sadar bahwa Alia sedang menatap mereka, mereka semua pun terdiam dan menatap Alia balik.
"Kalian ini apa-apa an!! mengganggu orang tidur saja! bisa tidak jangan disini!" Alia memberanikan diri untuk bicara pada mereka, meskipun sebenarnya dia masih sangat ketakutan karena melihat sosok yang tadi.
Semua yang ada di dalam kamar Alia tiba-tiba lenyap begitu saja dan hilang tanpa jejak. Alia menghela nafas lega, ia sempat berpikir bahwa mereka tidak akan pergi begitu saja, namun ternyata pikiran nya itu salah.
Alia kembali memeluk boneka Tiara,
"Tadi kayaknya aku teriak yah? tapi kok Mama atau ade nggak ada yang kebangun yah? atau mungkin mereka tidur begitu pulas?" Alia bergumam keheranan.
Karena begitu penasaran, akhirnya Alia menengok ke kamar Mamanya, ternyata Mama dan adiknya masih tertidur pulas.
"Syukurlah kalau masih tidur, setidaknya teriakan aku tadi nggak mengganggu tidur mereka" ucap Alia dalam hati.
Alia kembali ke kamarnya dan duduk di tempat tidurnya, ia belum bisa tidur lagi karena masih terpikir dengan wajah yang ia lihat tadi.
"Gila yah! seumur hidup baru pernah lihat yang begitu hancur!" ia terus bicara dengan boneka kesayangan nya itu, sampai tanpa sadar ia akhirnya tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Dedi Priyanto
kalo hal ini kayaknya sama halnya yg dialami paranormal Citra Prima
2020-10-04
5