Unlimited World

Unlimited World

Awal yang Membosankan

Di dalam ruang hampa yang kosong dan gelap, dia menemukan dirinya, terperangkap tanpa bisa melihat apa-apa - tak bisa melakukan apa-apa, yang tersisa hanyalah kesadaran dirinya.

"Ha! Aku, siapa?" Oh, aku manusia."

Untuk waktu yang cepat, serpihan ingatan secepat kilat masuk, menyatu dalam kepalaku bagaikan sebuah pazel. Namun, tak ada yang memberikan informasi berguna.

"Meskipun begitu, Apa-apaan tempat ini? Aku tidak bisa melihat apapun, apa yang terjadi padaku? Apa aku sudah mati? Hah, kelihatannya aku memang sudah mati… aku sudah mati kan? Halo, Siapapun, seseorang, bisa tolong jawab pertanyaanku."

Dengan 50% rasa takut, dan 50% kebingungan, aku mencoba untuk mengingat sesuatu yang dapat berguna.

"Percuma, aku sama sekali tak bisa mengingat apa-apa."

Hanya berselang singkat setelah itu, tiba-tiba sesuatu terlintas dalam pikiranku.

"Ha!" aku sedikit terkejut. "Aku ingat, kalau tak salah namaku adalah Fuma. Tapi, kenapa hanya itu?"

Aku kembali berpikir.

"Oke, aku sudah tahu namaku, sekarang apa lagi?"

Memikirkan tentang apa yang sebetulnya terjadi padaku, sebuah suara bisikan terdengar - suara yang kecil, namun terdengar cukup berat.

"Bangun, bangun, bangun," bisik suara kecil itu berulang kali dalam kegelapan.

"Bangun? memangnya sekarang ini aku sedang tertidur?"

"Kalau tidak segera bangun, kau benar-benar akan merasakan yang disebut dengan kematian!" gertak suara kecil itu.

Seorang remaja yang berusia sekitar 17 tahun dengan rambut hitam pekat, mata sayu yang berwarna coklat, terbangun. Menemukan dirinya sedang menatap langit-langit yang sama sekali tak ia kenali.

Setelah tersadar, segera aku duduk dengan posisi salah satu tangan menopang tubuh bagian atasku - mataku berkeliling mencoba memeriksa sekitar, berusaha mencari tahu di mana, dan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Yah, walaupun aku sudah tahu itu akan percuma karena aku sama sekali tak mengingat apapun selain namaku.

"Apa yang sebenarnya terjadi oi? Aku juga tak mengenali tempat ini?" gumamku kebingungan.

Saat masih tenggelam dalam rasa kebingungan, tiba-tiba aku merasakan kehadiran seseorang. Tak butuh kekuatan super untuk mengetahui diriku sedang dalam bahaya yang sangat besar.

Oi oi, apa-apaan para monster yang mengelilingiku ini?!

Sosok pertama adalah seorang monster berbadan besar dengan sebuah taring panjang hingga keluar dari mulutnya.

Sosok yang kedua juga seorang monster yang memiliki tubuh sedikit lebih besar dibanding monster pertama, wajah runcing serta lidah panjang keluar dari mulutnya.

Sosok ketiga, memiliki tubuh yang gemuk dan badan yang lebih kecil di banding monster lainnya. Tapi yang membuatnya menyeramkan adalah kapak besar yang digenggam kedua tangannya.

Memakai baju zirah serba hitam yang menutupi seluruh tubuh dan kepalnya, sosok ke-empat malah terlihat keren. Pandanganku tertuju pada pedang besar yang tersarung di punggungnya.

Terakhir adalah wanita yang mirip dengan seorang penyihir, memiliki tubuh yang seukuran dengan manusia normal, serta topi kecil biru kehitaman yang menutupi kepalanya.

Wanita penyihir ini terlihat tak terlalu menakutkan bagiku.

Saat aku berpikir sambil menatap penyihir tersebut dengan wajah tercengang, kurasa. Tiba-tiba saja penyihir tersebut berbicara dengan nada yang seolah sedang menggodaku, "Jangan meremehkanku meski aku memiliki tubuh yang lebih kecil dari yang lainnya, booocah," katanya tersenyum menatap ke arahku.

Aku sontak saja terkejut, "Apa kau bisa membaca pikiran seseorang?"

"Entahlah, menurutmu bagaimana?".

Tiba-tiba saja salah satu dari mereka berbicara memotong pembicaraanku dan wanita penyihir ini, "Sesese, siapa bocah ini? tiba-tiba muncul dengan lingkaran sihir aneh?" sahut monster yang memiliki lidah panjang.

Sihir? apa maksudnya? aku benar-benar tak menge-

"Sesese, bocah sialan, aku sedang bertanya kepadamu! Apa kau sedang mengabaikanku, ha?!" lanjut kesal monster berlidah panjang.

Aku langsung tersadar dari renunganku.

Meskipun terkejut, aku mencoba untuk tetap tenang dan menjawabnya dengan benar. "Aku tidak mengerti apa yang kau maksud dengan lingkaran sihir. Sebenarnya, aku juga tidak tahu kenapa bisa berada di sini."

"Sesese, bocah ini, boleh kubunuh?!" tanya monster berlidah panjang.

Apa-apaan montster ini? Bukankah aku sudah menjawabnya dengan benar?

"Jangan dulu," sela tiba-tiba monster yang mengenakan zirah berwarnah hitam. Dia menatapku dari dalam helm besinya. "Jangan bilang kau adalah mata-mata dari kerajaan Geomor?" tanyanya dengan aura intimidasi yang keluar dari tubuhnya.

Udara tiba-tiba menjadi berat.

Aku yang merasakan aura mencekam itu tanpa sadar menjawab pertanyaan yang di berikannya. "Aku bukanlah mata-mata, aku bahkan tak tahu apa itu kerajaan Geomor yang kau maksudkan," untuk sesaat tubuhku merinding tanpa sebab yang jelas.

Sebagai balasannya, dia berbalik, menatap wanita penyihir yang berada di sampingnya. "Bibi penyihir, katakan bocah ini berbohong atau tidak?"

Sang wanita penyihir tersenyum, menatap balik ke arahnya, "Siapa yang kau panggil bibi? Giro," tak mau kalah, sang wanita penyihir juga mengelurkan aura intimidasi.

Kelihatannya nama monster berziarah ini adalah Giro.

Seolah tak terganggu dengan aura intimidasi sang penyihir, Giro berbicara dengan biasa. "Jawab saja, dia tadi berbohong atau tidak."

"Aku tidak tahu dia mata-mata atau bukan, tapi yang pasti, dia tidak berbohong mengenai ketidaktahuannya tentang Kerajaan Geomor, kau puas?" jawab sang wanita penyihir setengah-setengah.

Di luar dugaan, dia membelaku.

Aku menatap sang wanita penyihir, "Terima kasih nona penyihir, jika kau bisa mendengarnya, aku berterima kasih padamu," batinku.

Penyihir itu hanya membalasku dengan sebuah senyuman hangat di wajahnya.

Sekarang, bagaimana caraku lolos dari situasi ini? Masalah utamanya adalah sang wanita penyihir, dia bisa membaca pikiran seseorang, dan saat ini pasti dia masih membaca pikiranku.

Tiba-tiba, terdengar suara dari atas.

Masuk ke dalam jangkaua pendengaranku, akupun menoleh ke arah suara itu, sebuah sosok yang masih terlihat samar-samar - yang sepertinya sedari tadi sedang mengawasiku.

Perlahan menampakkan sosoknya saat menuruni tangga, ketakutan menghampiriku. Sepasang kaki besar yang memiliki cakar tajam, badan yang lebih besar dari monster-monster yang lain, pedang besar yang menempel di punggungnya, dan kepala yang mirip dengan seekor serigala - aku belum menyebutkan mata merah menyalanya.

Tanpa sadar, kelima monster tadi berbaris dan membungkuk. Untuk aku sendiri? Aku hanya tercengang hingga monster besar tersebut tiba di hadapanku.

"Tidak peduli dia mata-mata atau bukan, dengan memasuki ruanganku tanpa izin, berarti dia sudah siap untuk mati!" Kata monster itu dengan suara keras dan berat.

Aku, untuk kesekian kalinya, lagi-lagi terkejut. Tanpa sadar, secara refleks tubuhku perlahan mundur dari sosok yang menyeramkan tersebut, tapi monster itu sudah mengayunkan pedang besarnya dari atas menuju ke arahku.

Aku benar-benar ketakutan. Aku ingin menghindarinya, tapi tubuhku tak dapat di gerakkan.

Apa aku akan mati? Aku pasti akan mati kan?

Aku menggelengkan kepalaku.

Di momen yang singkat ini, otakku bekerja lebih cepat dari biasanya.

Tetap tenang, pikir, pikir, berpikir! Bagaimana cara agar aku bisa selamat dari situasi ini? Di hadapanku terdapat sebuah monster besar yang akan membunuhku, tapi, melihat sifat kelima monster yang membungkuk, tak salah lagi dia adalah Raja di sini. Sekarang pikirkan, cara yang membuat Raja untuk menghentikan pedangnya adalah…"

"T-tunggu," kataku dengan susah payah, suaraku serasa tak mau keluar.

kejadian selanjutnya? Tak diduga monster tersebut menghentikan pedangnya yang sudah menyentuh rambutku.

"Ada apa bocah?!" tanya monster itu.

Aku sadar ini mustahil, tapi aku tidak bisa memikirkan cara yang lain.

Membulatkan tekad, mulutku terbuka, "Aku ingin menantangmu BERDUEL!" Aku berhenti sejenak. "Jika aku menang, kau harus melepaskanku, dan jika kau yang menang, kau bebas melakukan apapun padaku."

"Kenapa aku harus menerima tantangan bodohmu itu? Tanpa berduel pun aku bisa melakukan apapun terhadapmu," kata monster itu.

Oke. Semuanya masih berjalan lancar, sang penyihir juga terlihat tak akan ikut campur. Kalau begitu, sekarang tinggal menciptakan sebuah situasi dimana dia tak bisa menolak tantanganku.

Dengan wajah yang tersenyum dan penuh percaya diri, aku mulai berbicara, "Apa kau takut bertarung dengan seorang bocah yang tak bersenjata di wilayahmu sendiri?" kataku meremehkan.

"Hooh, Kau bocah yang lumayan berani. Tapi, asal tahu saja kau hanya memperlambat waktu kematianmu," monster itu berhenti sejenak. "Satu hal lagi, cara kau memancingku untuk berduel, tidak buruk juga," dia tersenyum sambil menaruh pedang besarnya kembali ke punggungnya.

Ternyata monster ini lebih pintar dari kelihatannya.

Tiba-tiba Sang Raja Monster berteriak dan memberikan perintah kepada bawahannya. "Siapkan pelindung! Dan juga, beri bocah ini sebuah senjata."

"Baik!" jawab serentak kelima monster yang ada di dekatku.

Aku diberikan sebuah pedang oleh Giro, berselang singkat setelah itu, Giro pergi menjauh di ikuti oleh ke-empat sosok lainnya. Para monster itu kecuali sang penyihir pergi ke setiap sudut ruangan, ketika mereka sampai di posisi masing-masing.

"Terwujudlah, pelindung maha kuat!" dan itulah yang mereka katakan.

Hei hei, apa-apaan lelucon ini? Pertujukan drama?

Aku ingin tertawa namun aku masih ketakutan.

Ke-empat monster itu mengucapkannya secara bersamaan dengan salah satu tangan mereka yang menyentuh lantai, tiba-tiba cahaya muncul dari tempat yang di sentuh oleh tangan mereka.

Dinding tipis transparan mulai terbentuk dari 4 sudut ruangan - tempat setiap monster itu berada, perlahan mulai menyatu satu sama lain, hingga akhirnya membentuk sebuah ruangan berbentuk persegi.

Tak sampai di situ, sang penyihir menyentuh dinding itu dari luar, tiba-tiba dindingnya berubah warna menjadi merah.

Setelah mengamati sekitar, aku kembali menatap Sang Raja Monster yang saat ini berada di depanku dengan jarak di antara kami kira-kira 3 meter. Aku dan dia sudah berada tepat ditengah-tengah ruangan, mengambil posisi bertarung kami masing-masing, pertanda pertarungan akan segera di mulai.

Terpopuler

Comments

Adit ㅤ ㅤ Ajah

Adit ㅤ ㅤ Ajah

mantap

2021-08-08

0

Winter`pawn

Winter`pawn

awal-awal udh seru aja

2021-06-20

0

Hary Zeen

Hary Zeen

👍

2021-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Awal yang Membosankan
2 Duel
3 Final Battle
4 Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5 Wilayah X
6 Wilayah X bagian 2
7 Destiny
8 Mura Village
9 Mura Village 2
10 Advanture
11 Kerajaan Geomor
12 Pahlawan Api
13 Mimpi Buruk
14 Quest Perak
15 Monster Mohu
16 Monster Mohu bagian 2
17 Hal tak Terduga
18 Kebenaran
19 Keputusan
20 Hukuman
21 Sampai Jumpa
22 Interlude
23 Interlude
24 Permintaan
25 Jurang Kematian
26 Pijakan
27 Perangkap
28 Tempat untuk pulang
29 Harapan
30 Tujuan Hidup
31 Raja Iblis
32 Kerajaan Vulcam
33 Momen
34 Awal Baru
35 Masalah √
36 Kekuatan
37 Sisi Lain
38 Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39 Kerja Sama
40 Bencana
41 Aliansi
42 Pertukaran
43 Penolakan
44 Satu vs Empat
45 Kekalahan
46 Kristal Sihir
47 Tiga Pahlawan
48 Latihan di Kerajaan Vulcam
49 Pairets Arc : Opening
50 Pairets Arc : Taring Besi
51 Pairets Arc : Rabas
52 Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53 Pairets Arc : Choise
54 Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55 Pairets Arc : Reassemble
56 Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57 Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58 Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59 Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60 Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61 Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62 Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63 Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64 Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65 Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66 Pairets Arc : War In Rabas [2]
67 Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68 Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69 Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70 Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71 Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72 Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73 Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74 Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75 Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76 Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77 Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78 Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81 Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82 Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83 Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84 Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85 Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86 Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87 Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88 Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89 Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90 Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91 Super Hard
92 Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93 Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94 Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95 Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96 Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97 Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98 Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99 Seorang Penolong yang Paling di Benci
100 Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101 Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102 Penyesalan Tak Berujung
103 Matahari dan Bulan
104 Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105 Will Membawa Masalah Baru
106 Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107 Waktu untuk Istirahat
108 Stela Memperbesar Nyala Apinya
109 Kekesalan yang Tak Terbendung
110 Perubahan Akan Terus Terjadi
111 Fast Forward
112 Fast Forward Again
113 Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114 Berakhirnya Masa-masa Indah
115 Pemikiran untuk Bunuh Diri
116 Masalah Pertama
117 Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118 Ada yang Baru
119 Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120 Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121 Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122 Waktu untuk Mereka Berdua
123 Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124 Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125 Mahluk Aneh
126 Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127 Fast Forward
128 Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129 Terima Kasih yang Tak Beralasan
130 Interlude
131 Usaha yang Membawa Masalah
132 Pertarungan Kotor dan Keji
133 Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134 Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135 Directly
136 Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137 Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138 Perbedaan
139 Jalan yang Menentukan Kehidupan
140 Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141 Cara untuk Tidur
142 Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143 Rencana yang Berjalan Sempurna
144 Tak ingin Kalah
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Awal yang Membosankan
2
Duel
3
Final Battle
4
Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5
Wilayah X
6
Wilayah X bagian 2
7
Destiny
8
Mura Village
9
Mura Village 2
10
Advanture
11
Kerajaan Geomor
12
Pahlawan Api
13
Mimpi Buruk
14
Quest Perak
15
Monster Mohu
16
Monster Mohu bagian 2
17
Hal tak Terduga
18
Kebenaran
19
Keputusan
20
Hukuman
21
Sampai Jumpa
22
Interlude
23
Interlude
24
Permintaan
25
Jurang Kematian
26
Pijakan
27
Perangkap
28
Tempat untuk pulang
29
Harapan
30
Tujuan Hidup
31
Raja Iblis
32
Kerajaan Vulcam
33
Momen
34
Awal Baru
35
Masalah √
36
Kekuatan
37
Sisi Lain
38
Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39
Kerja Sama
40
Bencana
41
Aliansi
42
Pertukaran
43
Penolakan
44
Satu vs Empat
45
Kekalahan
46
Kristal Sihir
47
Tiga Pahlawan
48
Latihan di Kerajaan Vulcam
49
Pairets Arc : Opening
50
Pairets Arc : Taring Besi
51
Pairets Arc : Rabas
52
Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53
Pairets Arc : Choise
54
Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55
Pairets Arc : Reassemble
56
Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57
Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58
Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59
Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60
Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61
Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62
Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63
Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64
Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65
Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66
Pairets Arc : War In Rabas [2]
67
Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68
Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69
Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70
Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71
Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72
Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73
Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74
Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75
Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76
Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77
Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78
Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81
Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82
Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83
Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84
Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85
Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86
Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87
Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88
Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89
Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90
Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91
Super Hard
92
Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93
Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94
Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95
Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96
Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97
Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98
Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99
Seorang Penolong yang Paling di Benci
100
Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101
Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102
Penyesalan Tak Berujung
103
Matahari dan Bulan
104
Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105
Will Membawa Masalah Baru
106
Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107
Waktu untuk Istirahat
108
Stela Memperbesar Nyala Apinya
109
Kekesalan yang Tak Terbendung
110
Perubahan Akan Terus Terjadi
111
Fast Forward
112
Fast Forward Again
113
Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114
Berakhirnya Masa-masa Indah
115
Pemikiran untuk Bunuh Diri
116
Masalah Pertama
117
Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118
Ada yang Baru
119
Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120
Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121
Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122
Waktu untuk Mereka Berdua
123
Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124
Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125
Mahluk Aneh
126
Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127
Fast Forward
128
Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129
Terima Kasih yang Tak Beralasan
130
Interlude
131
Usaha yang Membawa Masalah
132
Pertarungan Kotor dan Keji
133
Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134
Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135
Directly
136
Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137
Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138
Perbedaan
139
Jalan yang Menentukan Kehidupan
140
Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141
Cara untuk Tidur
142
Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143
Rencana yang Berjalan Sempurna
144
Tak ingin Kalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!