Unlimited World
Di dalam ruang hampa yang kosong dan gelap, dia menemukan dirinya, terperangkap tanpa bisa melihat apa-apa - tak bisa melakukan apa-apa, yang tersisa hanyalah kesadaran dirinya.
…
"Ha! Aku, siapa?" Oh, aku manusia."
Untuk waktu yang cepat, serpihan ingatan secepat kilat masuk, menyatu dalam kepalaku bagaikan sebuah pazel. Namun, tak ada yang memberikan informasi berguna.
"Meskipun begitu, Apa-apaan tempat ini? Aku tidak bisa melihat apapun, apa yang terjadi padaku? Apa aku sudah mati? Hah, kelihatannya aku memang sudah mati… aku sudah mati kan? Halo, Siapapun, seseorang, bisa tolong jawab pertanyaanku."
Dengan 50% rasa takut, dan 50% kebingungan, aku mencoba untuk mengingat sesuatu yang dapat berguna.
"Percuma, aku sama sekali tak bisa mengingat apa-apa."
Hanya berselang singkat setelah itu, tiba-tiba sesuatu terlintas dalam pikiranku.
"Ha!" aku sedikit terkejut. "Aku ingat, kalau tak salah namaku adalah Fuma. Tapi, kenapa hanya itu?"
Aku kembali berpikir.
"Oke, aku sudah tahu namaku, sekarang apa lagi?"
Memikirkan tentang apa yang sebetulnya terjadi padaku, sebuah suara bisikan terdengar - suara yang kecil, namun terdengar cukup berat.
"Bangun, bangun, bangun," bisik suara kecil itu berulang kali dalam kegelapan.
"Bangun? memangnya sekarang ini aku sedang tertidur?"
"Kalau tidak segera bangun, kau benar-benar akan merasakan yang disebut dengan kematian!" gertak suara kecil itu.
…
Seorang remaja yang berusia sekitar 17 tahun dengan rambut hitam pekat, mata sayu yang berwarna coklat, terbangun. Menemukan dirinya sedang menatap langit-langit yang sama sekali tak ia kenali.
…
Setelah tersadar, segera aku duduk dengan posisi salah satu tangan menopang tubuh bagian atasku - mataku berkeliling mencoba memeriksa sekitar, berusaha mencari tahu di mana, dan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Yah, walaupun aku sudah tahu itu akan percuma karena aku sama sekali tak mengingat apapun selain namaku.
"Apa yang sebenarnya terjadi oi? Aku juga tak mengenali tempat ini?" gumamku kebingungan.
Saat masih tenggelam dalam rasa kebingungan, tiba-tiba aku merasakan kehadiran seseorang. Tak butuh kekuatan super untuk mengetahui diriku sedang dalam bahaya yang sangat besar.
Oi oi, apa-apaan para monster yang mengelilingiku ini?!
…
Sosok pertama adalah seorang monster berbadan besar dengan sebuah taring panjang hingga keluar dari mulutnya.
Sosok yang kedua juga seorang monster yang memiliki tubuh sedikit lebih besar dibanding monster pertama, wajah runcing serta lidah panjang keluar dari mulutnya.
Sosok ketiga, memiliki tubuh yang gemuk dan badan yang lebih kecil di banding monster lainnya. Tapi yang membuatnya menyeramkan adalah kapak besar yang digenggam kedua tangannya.
Memakai baju zirah serba hitam yang menutupi seluruh tubuh dan kepalnya, sosok ke-empat malah terlihat keren. Pandanganku tertuju pada pedang besar yang tersarung di punggungnya.
Terakhir adalah wanita yang mirip dengan seorang penyihir, memiliki tubuh yang seukuran dengan manusia normal, serta topi kecil biru kehitaman yang menutupi kepalanya.
…
Wanita penyihir ini terlihat tak terlalu menakutkan bagiku.
Saat aku berpikir sambil menatap penyihir tersebut dengan wajah tercengang, kurasa. Tiba-tiba saja penyihir tersebut berbicara dengan nada yang seolah sedang menggodaku, "Jangan meremehkanku meski aku memiliki tubuh yang lebih kecil dari yang lainnya, booocah," katanya tersenyum menatap ke arahku.
Aku sontak saja terkejut, "Apa kau bisa membaca pikiran seseorang?"
"Entahlah, menurutmu bagaimana?".
Tiba-tiba saja salah satu dari mereka berbicara memotong pembicaraanku dan wanita penyihir ini, "Sesese, siapa bocah ini? tiba-tiba muncul dengan lingkaran sihir aneh?" sahut monster yang memiliki lidah panjang.
Sihir? apa maksudnya? aku benar-benar tak menge-
"Sesese, bocah sialan, aku sedang bertanya kepadamu! Apa kau sedang mengabaikanku, ha?!" lanjut kesal monster berlidah panjang.
Aku langsung tersadar dari renunganku.
Meskipun terkejut, aku mencoba untuk tetap tenang dan menjawabnya dengan benar. "Aku tidak mengerti apa yang kau maksud dengan lingkaran sihir. Sebenarnya, aku juga tidak tahu kenapa bisa berada di sini."
"Sesese, bocah ini, boleh kubunuh?!" tanya monster berlidah panjang.
Apa-apaan montster ini? Bukankah aku sudah menjawabnya dengan benar?
"Jangan dulu," sela tiba-tiba monster yang mengenakan zirah berwarnah hitam. Dia menatapku dari dalam helm besinya. "Jangan bilang kau adalah mata-mata dari kerajaan Geomor?" tanyanya dengan aura intimidasi yang keluar dari tubuhnya.
Udara tiba-tiba menjadi berat.
Aku yang merasakan aura mencekam itu tanpa sadar menjawab pertanyaan yang di berikannya. "Aku bukanlah mata-mata, aku bahkan tak tahu apa itu kerajaan Geomor yang kau maksudkan," untuk sesaat tubuhku merinding tanpa sebab yang jelas.
Sebagai balasannya, dia berbalik, menatap wanita penyihir yang berada di sampingnya. "Bibi penyihir, katakan bocah ini berbohong atau tidak?"
Sang wanita penyihir tersenyum, menatap balik ke arahnya, "Siapa yang kau panggil bibi? Giro," tak mau kalah, sang wanita penyihir juga mengelurkan aura intimidasi.
Kelihatannya nama monster berziarah ini adalah Giro.
Seolah tak terganggu dengan aura intimidasi sang penyihir, Giro berbicara dengan biasa. "Jawab saja, dia tadi berbohong atau tidak."
"Aku tidak tahu dia mata-mata atau bukan, tapi yang pasti, dia tidak berbohong mengenai ketidaktahuannya tentang Kerajaan Geomor, kau puas?" jawab sang wanita penyihir setengah-setengah.
Di luar dugaan, dia membelaku.
Aku menatap sang wanita penyihir, "Terima kasih nona penyihir, jika kau bisa mendengarnya, aku berterima kasih padamu," batinku.
Penyihir itu hanya membalasku dengan sebuah senyuman hangat di wajahnya.
Sekarang, bagaimana caraku lolos dari situasi ini? Masalah utamanya adalah sang wanita penyihir, dia bisa membaca pikiran seseorang, dan saat ini pasti dia masih membaca pikiranku.
Tiba-tiba, terdengar suara dari atas.
Masuk ke dalam jangkaua pendengaranku, akupun menoleh ke arah suara itu, sebuah sosok yang masih terlihat samar-samar - yang sepertinya sedari tadi sedang mengawasiku.
Perlahan menampakkan sosoknya saat menuruni tangga, ketakutan menghampiriku. Sepasang kaki besar yang memiliki cakar tajam, badan yang lebih besar dari monster-monster yang lain, pedang besar yang menempel di punggungnya, dan kepala yang mirip dengan seekor serigala - aku belum menyebutkan mata merah menyalanya.
Tanpa sadar, kelima monster tadi berbaris dan membungkuk. Untuk aku sendiri? Aku hanya tercengang hingga monster besar tersebut tiba di hadapanku.
"Tidak peduli dia mata-mata atau bukan, dengan memasuki ruanganku tanpa izin, berarti dia sudah siap untuk mati!" Kata monster itu dengan suara keras dan berat.
Aku, untuk kesekian kalinya, lagi-lagi terkejut. Tanpa sadar, secara refleks tubuhku perlahan mundur dari sosok yang menyeramkan tersebut, tapi monster itu sudah mengayunkan pedang besarnya dari atas menuju ke arahku.
Aku benar-benar ketakutan. Aku ingin menghindarinya, tapi tubuhku tak dapat di gerakkan.
Apa aku akan mati? Aku pasti akan mati kan?
Aku menggelengkan kepalaku.
Di momen yang singkat ini, otakku bekerja lebih cepat dari biasanya.
Tetap tenang, pikir, pikir, berpikir! Bagaimana cara agar aku bisa selamat dari situasi ini? Di hadapanku terdapat sebuah monster besar yang akan membunuhku, tapi, melihat sifat kelima monster yang membungkuk, tak salah lagi dia adalah Raja di sini. Sekarang pikirkan, cara yang membuat Raja untuk menghentikan pedangnya adalah…"
"T-tunggu," kataku dengan susah payah, suaraku serasa tak mau keluar.
kejadian selanjutnya? Tak diduga monster tersebut menghentikan pedangnya yang sudah menyentuh rambutku.
"Ada apa bocah?!" tanya monster itu.
Aku sadar ini mustahil, tapi aku tidak bisa memikirkan cara yang lain.
Membulatkan tekad, mulutku terbuka, "Aku ingin menantangmu BERDUEL!" Aku berhenti sejenak. "Jika aku menang, kau harus melepaskanku, dan jika kau yang menang, kau bebas melakukan apapun padaku."
"Kenapa aku harus menerima tantangan bodohmu itu? Tanpa berduel pun aku bisa melakukan apapun terhadapmu," kata monster itu.
Oke. Semuanya masih berjalan lancar, sang penyihir juga terlihat tak akan ikut campur. Kalau begitu, sekarang tinggal menciptakan sebuah situasi dimana dia tak bisa menolak tantanganku.
Dengan wajah yang tersenyum dan penuh percaya diri, aku mulai berbicara, "Apa kau takut bertarung dengan seorang bocah yang tak bersenjata di wilayahmu sendiri?" kataku meremehkan.
"Hooh, Kau bocah yang lumayan berani. Tapi, asal tahu saja kau hanya memperlambat waktu kematianmu," monster itu berhenti sejenak. "Satu hal lagi, cara kau memancingku untuk berduel, tidak buruk juga," dia tersenyum sambil menaruh pedang besarnya kembali ke punggungnya.
Ternyata monster ini lebih pintar dari kelihatannya.
Tiba-tiba Sang Raja Monster berteriak dan memberikan perintah kepada bawahannya. "Siapkan pelindung! Dan juga, beri bocah ini sebuah senjata."
"Baik!" jawab serentak kelima monster yang ada di dekatku.
…
Aku diberikan sebuah pedang oleh Giro, berselang singkat setelah itu, Giro pergi menjauh di ikuti oleh ke-empat sosok lainnya. Para monster itu kecuali sang penyihir pergi ke setiap sudut ruangan, ketika mereka sampai di posisi masing-masing.
"Terwujudlah, pelindung maha kuat!" dan itulah yang mereka katakan.
Hei hei, apa-apaan lelucon ini? Pertujukan drama?
Aku ingin tertawa namun aku masih ketakutan.
Ke-empat monster itu mengucapkannya secara bersamaan dengan salah satu tangan mereka yang menyentuh lantai, tiba-tiba cahaya muncul dari tempat yang di sentuh oleh tangan mereka.
Dinding tipis transparan mulai terbentuk dari 4 sudut ruangan - tempat setiap monster itu berada, perlahan mulai menyatu satu sama lain, hingga akhirnya membentuk sebuah ruangan berbentuk persegi.
Tak sampai di situ, sang penyihir menyentuh dinding itu dari luar, tiba-tiba dindingnya berubah warna menjadi merah.
Setelah mengamati sekitar, aku kembali menatap Sang Raja Monster yang saat ini berada di depanku dengan jarak di antara kami kira-kira 3 meter. Aku dan dia sudah berada tepat ditengah-tengah ruangan, mengambil posisi bertarung kami masing-masing, pertanda pertarungan akan segera di mulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Adit ㅤ ㅤ Ajah
mantap
2021-08-08
0
Winter`pawn
awal-awal udh seru aja
2021-06-20
0
Hary Zeen
👍
2021-05-27
0