Sembari menunggu hujan berhenti, Fuma mengingat kembali apa yang dikatakan Stela, sang penyihir Demon kepadanya sewaktu ia masih berjalan keluar dari kamar tempatnya terbangun.
...----------------...
"Mengingat kau dari dunia lain, kau pasti tak tahu apa-apa tentang dunia ini kan?" tanya Stela padaku.
Memutuskan untuk diam, aku masih terus melangkahkan kakiku.
Stela menghela, "Daratan tempat kau berada saat ini bernama Vulcam, salah satu dari 3 kerajaan terbesar di kepulauan Siberia. Pulau terdekat dari Siberia bernama Rabas, di sana tinggal sebuah Ras bertelinga panjang berujung runcing bernama Elf, untuk Ras sendiri, terbagi menjadi 8."
"Human, itu adalah Rasmu - Demon, itu adalah Rasku."
Demon, itu adalah yang kau sebut mantan. Gadis-gadis di duniaku meyebutnya seperti itu. Aku juga tak terlalu mengerti kenapa?
"Elf, seperti yang kujelaskan tadi - Semi-Human, hewan jadi-jadian - Peri, mahluk kecil bersayap yang lebih besar dari nyamuk - Drawf, manusia kerdil dan bertubuh gemuk, kurasa. Aku juga belum pernah bertemu mereka - Dragon, kadal terbang tua yang langka - Mermaid, mahluk setengah-setengah yang bisa bernafas dalam air."
Ok, sejauh ini masih seperti biasa.
"Dan ada juga yang dinamakan Monster, itu adalah mahluk yang menyerang dan memangsa ke-8 Ras yang kusebutkan tadi, pengecuailan untuk ras Dragon tentunya."
"Selanjutnya adalah tipe kekuatan. Di dunia ini, kekuatan di bagi menjadi 2, yaitu kekuatan fisik dan spiritual atau sihir. Tak perlu kujelaskan, kau pasti sudah tahu perbedaannya."
Ya, kurang lebih.
"Kebanyakan orang memiliki 1 Element sihir yang di kuasainya. Tapi ada juga kasus langka di mana seorang Ras dapat menggunakan lebih dari 1 Element sihir. Mereka yang bisa menggunakan 2 Element disebut dengan Exorsist, 3 Element Limiters, 4 Element Insecters - dan akhirnya, seorang Ras yang mampu menggunakan lebih dari 4 Element disebut sebagai Abnormal."
Dengan kata lain orang aneh huh?
"Selain Element, ada juga yang dinamakan dengan sihir KHUSUS, penggunanya lebih sedikit dibandingkan dengan pengguna sihir Element. Keunggulan dari sihir khusus adalah dapat dikeluarkan tanpa menggunakan rapalan atau mantra sihir, namun lebih banyak mengkomsumsi energi sihir. Untuk kasusumu, aku juga tak telalu paham."
Menoleh ke atas, Stela menaruh salah satu tangannya ke dagu.
"Setelah itu… sihir gabungan, kurasa. Sama seperti sihir yang kami gunakan saat kau melawan Ragnarok."
Entah kenapa, aku hampir memahami setiap penjelasan Stela.
"Sebenarnya, aku masih ingin menjelaskan banyak hal padamu, tapi kita sudah hampir sampai di depan pintu keluar. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah pergi ke Kerajaan Geomor, di sana tinggal Ras yang sama sepertimu, mungkin kau dapat menemukan yang kau cari di sana," jelas panjang lebar Stela.
...----------------...
Tersadar dari lamunanku, aku melihat sekeliling, ternyata hujan telah berhenti, yang tersisa hanyalah tetesan air yang sesekali jatuh dari dedaunan, tapi seseuatu yang merepotkan baru saja muncul.
Saat ini, di sekitarku, terdapat rombongan serigala berbulu hitam dan bermata merah sedang mengeliliku.
Oi oi, apa ini masih dapat di sebuah serigala?
Dengan cepat berdiri, mengambil posisi siaga, 4 serigala menyerangku dari arah yang berbeda-beda. Merespon hal tersebut, aku menciptakan 4 akar bayangan dan langsung mengarahkannya ke serigala yang menyerangku.
Suara lolongan serigala yang kesakitan terdengar, darah menetes dari perut 4 serigala yang tertusuk akar bayanganku.
Tak membiarkan serigala lainnya membalaskan dendam temannya, akulah yang menyerang sekarang.
Satu, 2, 3, 4.
Aku berpindah tempat dengan akar bayangan yang masih meliuk-liuk, mengincar setiap serigala yang masuk ke dalam jangkauanku.
Meskipun kekuatan dan kecepatan serigala ini lebih lambat dari Ragnarok, tapi tetap saja, dengan jumlah mereka yang sebanyak ini… tch! Benar-benar sesuatu yang merepotkan!
Masih di tengah pertarungan, aku terus menyerang rombongan serigala yang sama sekali tak menunjukkan penurunan sedikitpun.
Tiba-tiba, rasa sakit dan perih terasa di tangan kananku, menoleh ke arah rasa sakit tersebut, aku mendapati mulut serigala yang sudah menancap di sana.
Dasar keras kepala!
Mencabut pedang pemberian Stela dari sarungnya, aku menebas leher serigala tersebut. Seketika tubuh sang serigala menjadi lemas, gigitannya semakin lemah sebelum akhirnya terlepas dari tangan kananku.
Mengarahkan pandanganku ke mana-mana, mata dan otakku saling bekerjasama. Dua serigala melompat, membuatku menoleh ke atas hanya untuk melihat mereka tertusuk akar bayanganku, di saat yang bersamaan, aku memukul 2 serigala lainnya menggunakan kedua tanganku. Menunduk hanya untuk menghindari serangan serigala dari belakang, aku mengeluarkan sayatan bayangan yang membersihkan area yang di lewatinya.
…
Sekitar 30 menit berlalu, kurasa. Pertarunganku dengan rombongan serigala menjengkelkan akhirnya berakhir - tentu saja dengan aku sebagai pemenangnya. Mayat serigala yang berlumuran darah berserakan di mana-mana. Untuk kondisiku sendiri? Tangan kanan mengeluarkan darah dan beberapa luka lecet, selebihnya aku baik-baik saja.
Hahh… kurasa aku harus membalutnya.
Takut gigitan serigala tadi dapat menyebabkan infeksi, aku langsung merobek sedikit bagian dari pakaianku, membalut luka di tangan kananku dengan bersandar di sebuah batu yang kebetulannya berada di belakangku sekarang ini.
Ok, kurasa tangan kananku sudah tak apa.
Mengambil sebuah peta pemberian Stela yang berada di tas kecil, aku membuka peta tersebut dan melihat ke arah mana lagi aku harus berjalan.
Menggaruk kepala karena ingin, aku saat ini berada di wilayah dengan tanda "X" di peta. Sebuah wilayah yang berada di tengah-tengah 3 kerajaan besar di pulau Siberia, wilayah ini di huni berbagai macam monster ganas, yang membuat seseorang harus berpikir matang-matang untuk memasukinya.
Lalu apa yang kulakukan di sini?!
Melupakan tentang hal itu, aku telah menentukan ke arah mana aku akan berjalan. Menggulung peta dan menaruhnya kembail ke tas yang berada di balik mantel hitam, aku segera berjalan pergi, meninggalkan mayat serigala dan masuk lebih dalam ke hutan KEMATIAN.
Uwwah, nama yang terlalu berlebihan untuk sebuah hutan. Kenapa tak di katakan hutan monster saja?
Di tengah perjalanan, aku sering melihat monster-monster yang saling mamangsa satu sama lain. Tak ingin menggangu mereka, aku memilih untuk menghindari para monster itu. Sebisa mungkin aku ingin menghemat tenaga untuk hal-hal yang kuharap tak terjadi.
Setelah kurang lebih 1 jam berjalan di hutan kematian, akhirnya aku sampai di jantung hutan ini. Di depanku sekarang, terdapat sebuah lubang besar yang dasarnya sama sekali tak terlihat.
Jadi ini coretan hitam yang bertuliskan "Jurang Kematian" di dalam peta tadi, jauh lebih besar dari dugaanku - dan juga, lagi-lagi namanya terlalu berlebihan.
Puas melihat lubang tak berdasar, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan mengambil rute yang memutari Jurang Kematian.
Kelihatannya aku bisa keluar dari hutan ini tanpa luka yang berarti.
Hanya berselang singkat setelah pikiran barusan melintas dalam benakku, suara langkah kaki disertai dengan tanah yang bergetar terdengar dari kedalaman hutan. Burung-burung beterbangan dengan acak, pepohonan tumbang satu persatu, tak lama setelah itu, berbagai macam monster berlarian menuju ke arahku.
Oi, serius?
Mengambil posisi siaga untuk bertarung, aku menatap para monster dengan tatapan sengit.
Hiruk pikuk monster yang berlarian terjadi.
Ha? Apa yang…
Aku hanya bisa tercengang setelah monster-monster tadi hanya melewatiku dan terus berlari menjauh.
Suara dan getaran tanah yang tadi semakin terasa kuat, pepohonan yang ada di depanku tumbang satu persatu, berselang singkat, sang pelaku getaran terlihat.
Golem?
Monster dengan tubuh yang seluruhnya terbuat dari batu berwarna putih kecoklatan, memiliki tinggi kira-kira 10 meter sedang berdiri di hadapanku.
Ini benar-benar sesuatu yang buruk, serius.
Tak mencoba untuk lari ataupun bergerak sedikitpun, aku berusaha menghindari perselisihan.
Sedikit pelajaran dariku, langkah pertama saat kau bertemu dengan binatang buas adalah jangan buat gerakan mencolok. Tapi dia itu Golem, bukan binatang buas, diriku!
Berusaha untuk menangkapku, sang Golem menggerakan tangannya.
Lari!
Berlari dan terus berlari, hanya itulah yang kulakuakan, namun sang Golem tetap berada di belakangku.
Curang! 10 langkah kakiku di kejar hanya dalam sekali langkah, benar-benar kecurangan besar, sialan!
Mencoba bersembunyi di balik sebuah pohon, aku mengatur nafasku yang tak stabil.
Pohon tempatku bersembunyi tiba-tiba bergetar, sebelum akhirnya terangkat dan tercabut layaknya sebuah rumput.
Aku menoleh ke atas, membuat mataku dan mata sang Golem saling bertemu.
Gawat, aku akan mati!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Erza Syalwa
ini ukuran kekuatannya mana Thor, pake level atau kultivasi?
2021-04-18
2
Arif Ghufron
terlalu banyak kata aku.. ku.
jadi kurang nyaman
2021-04-05
1
lucifer~fallen[✓]
666
2021-03-02
0