Duel

Di dalam dinding ruang pelindung transparan yang berwarna merah, aku dan Raja Monster berdiri saling berhadapan dengan tatapan tajam satu sama lain.

"Sebelum kita bertarung, ada hal yang ingin kutanyakan padamu?" kataku, "Kau yakin para bawahanmu itu akan melepaskanku setelah aku mengalahkanmu?"

Jangan sampai setelah aku menang, hal yang tak diinginkan terjadi. Sedia payung sebelum hujan.

"Bocah, apa kau sedang menghinaku?" balas kesal monster itu.

Apa yang di bicarakan monster ini? Menghina?

Berkat perkataannya, aku hanya terdiam sambil memasang wajah yang kebingungan.

"Dengar baik-baik bocah sialan, walaupun penampilan kami seperti ini,"

Penampilan tak ada hubungannya bukan? Atau mungkin ada? Dan juga, jangan memanggilku bocah paman monster, namaku Shi- Fuma, Fuma!

Potongan ingatan yang sesekali masih muncul, sedikit menggangguku.

"…aku adalah orang yang tidak pernah mengingkari janjiku, tidak seperti kalian para manusia yang dengan mudahmya mengingkari janji kalian. Jadi, tidak perlu khawatir, bawahanku pasti akan melepaskanmu. Itupun jika kau berhasil menang."

Benar juga…

Tanpa sadar aku sedikit tersenyum, menyadari peluang kemenanganku yang di bawah rata-rata.

"Bocah, cepat sebutkan namamu!"

"Fuma?"

"Ragnarok! itu adalah namaku."

Oh, nama yang ba-

"Duel Dimulai!"

Tepat setelah monster yang menyebut dirinya Ragnarok mengatakan itu, dia melompat dari tempatnya, menerjang ke arahku.

Serangannya di buka dengan dengan sebuah pukulan uppercut yang membuatku seketika terlempar cukup keras ke belakang.

Sial! Aku bisa melihat serangannya tapi…tubuhku tak bisa merespon dengan baik.

Dengan sedikit bersusah payah, aku berusaha berdiri kembali.

Ragnarok dengan cepat kembali berlari ke arahku, melancarkan pukulan menyamping dengan tangan kanannya.

Terlihat, tapi…

Bukk! atau apapun bunyinya.

Aku lagi-lagi terlempar.

Dengan posisi yang masih terbaring, terlihat Ragnarok tak menunggu dan segera berlari menuju ke arahku, lagi.

Ragnarok melompat, membuatnya berada di atasku dengan kedua kaki besarnya, berusaha menginjakku. Aku yang masih dalam posisi terbaring memaksakan tubuhku untuk bergerak.

Bergeraklah tubuhku! Siaal!

Lantai bergetar, suara retakan terdengar ketika kaki Ragnarok mendarat di atasnya.

Aku berhasil menghindari serangan itu dengan menggelindingkan badanku ke arah samping.

Fiuh, tadi itu hampir saja.

Sibuk mengeluh, sebuah pukulan dengan cepat mengarah ke wajahku.

Bergerak, ayo bergerak tubuhku!

Entah kenapa, aku dapat melihat serangan Ragnarok. Secara refleks menunduk dan melangkah ke depan, aku menghindari pukulan itu. Tak menunggu lama, aku melancarkan serangan balasan dengan melompat dan melesatkan sebuah pukulan menggunakan tangan kiriku - pukulan yang mengarah ke wajah Ragnarok.

Bukk!

Pukulanku mengenai wajah-

Eh?

Ragnarok tak bergeming sama sekali, menyadari hal itu, segera setelah mendarat aku dengan cepat melompat ke belakang untuk menjaga jarak aman.

"Lumayan," kata Ragnarok dengan gabungan nada santai dan meremehkan.

Ragnarok mengeluarkan pedang besarnya.

Woi, melawanmu tanpa menggunakan senjata sudah merepotkan asal kau tahu.

Tanpa basa basi, serangan pertama pedang Ragnarok mengarah kepadaku, sebuah ayunan pedang dari arah kanan tepat mengincar leherku.

Gawat!

Tanpa pikir panjang, aku langsung membungkuk dengan tangan kiri menopang beban tubuhku. Angin yang cukup kencang berderu, di sebabkan ayunan pedang besar Ragnarok yang melewati atas kepalaku. Untuk sesaat, aku merasakan sesuatu menjalari tulang sumsumku, membuatku merinding tanpa alasan yang jelas.

Bahaya. Apa aku sedang ketakutan? Yah sudah pasti aku ketakutan bukan?

"Glek."

Aku menelan ludahku sendiri.

Sadar bahwa satu serangan saja yang mengenaiku sudah cukup untuk membuatku terbunuh. Dengan kaki dan tangan kiriku sebagai tumpuan, aku melompat ke belakang - dengan cepat membuat tubuhku kembali seimbang tepat setelah mendarat sambil bersiap menerima serangan selanjutnya dari Ragnarok.

Keringat mengalir dari pelipisku, turun ke wajah dan akhirnya menetes ke lantai melalui daguku. Tepat setelah itu, Ragnarok melancarkan serangan keduanya, ayunan pedang dari atas, siap membuat tubuhku terbelah menjadi dua bagian.

Aku bergeser ke samping untuk mengindari serangan tersebut, lantai retak akibat serangan yang tak mengenai sasaran itu.

Tapi tak sampai disitu, Ragnarok langsung memutar tubuhnya, mengayungkan pedangnya ke belakang, dan membuat serangan dari arah sebaliknya, aku yang tak mengira serangan itu sadar tak dapat menghindarinya.

"Tch!"

Suara dentingan terdengar saat kedua pedang kami saling berbenturan.

Tapi di luar dugaan, aku terlempar cukup jauh ke samping akibat tak kuat menahan kekuatan ayunan pedang besar Ragnarok.

Aku berusaha untuk berdiri kembali, namum tangan kananku masih gemetar akibat menahan serangan barusan.

"Hahh… hahh… hahh," aku berusaha mengatur kembali nafasku yang sudah semakin menipis.

Sial! Aku tak menyangka perbedaan kekuatan kami akan sebesar ini.

Yang bisa kulakukan saat ini hanya menatap dengan kewaspadaan penuh padanya.

Nafas yang tak beraturan, wajah yang penuh dengan keringat, tangan yang gemetaran, mungkin itulah kondisiku saat ini.

"Hooh, kau memiliki tatapan yang bagus," kata Ragnarok, "Akan kuubah tatapanmu itu menjadi tatapan keputusasaan!"

Apa dia baru saja memujiku?

Tanpa memberi waktu lebih banyak kepadaku untuk beristirahat, Ragnarok langsung berlari ke arahku untuk melancarkan serangan berikutnya. Kanan, kiri, atas, bawah, serangan demi serangan terus menghujaniku tanpa henti. Aku yang belajar dari kesalahan tadi, hanya berusaha berlari dan terus menghindari serangan demi serangan dari Ragnarok.

Meskipun begitu, ada yang terasa menjanggal, seiring berjalannya pertarungan, serangan Ragnarok semakin lama semakin cepat dan kuat, akupun semakin tak bisa mengimbangi gerakannya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Serangan monster ini semakin cepat dang kuat seiring berjalannya waktu.

Menghindari tebasan pedang yang datang, aku menunduk, dan dengan nafas yang terengah-engah melompat ke belakang untuk sekali lagi menjaga jarak.

Tidak, bukan itu! bukan serangannya yang bertambah cepat dan kuat, tapi staminaku yang semakin lama semakin berkurang. Bukan hanya dari segi kekuatan, aku juga kalah dari segi daya tahan kah? Sekarang apa yang harus kulakukan?

Pertarungan masih saja berlanjut dengan Ragnarok yang mendominasi, aku masih saja terus berlari dan menghindar, membuat staminaku semakin lama semakin berkurang.

Aku tidak boleh terus seperti ini!

Tak butuh waktu lama, pertarungan yang monoton di antara kami akhirnya berubah dengan aku yang melakukan kesalahan. Atau setidaknya mungkin itulah yang terlihat.

Saat aku mencoba menghindari serangan Ragnarok yang berikutnya, aku kehilangan keseimbangan kakiku, membuatku mulai terjatuh kebelakang, Ragnarok yang melihat itu tak menunggu lama langsung mengayungkan pedangnya dengan sekuat tenaga dari arah atas.

Ha, ini dia, aku hanya bisa memasang senyum kecil dan menerima kematianku dengan bahagia.

Bercanda.

Aku menggunakan pedangku untuk menopang tubuhku yang hampir terjatuh, setelah itu segera mengambil momentum dan menghindar, dalam sekejap mata keadaan menjadi terbalik.

Kesempatan emas!

Aku langsung mengayungkan pedangku menuju leher Ragnarok yang sedang berada dalam jangkauan.

Darah menetes kelantai menandakan seranganku yang berhasil mengenai sasaran.

Tch! Gagal kah?

Tanganku bergetar hebat selagi aku memperkuat genggaman tangannku.

Tebasanku memang berhasil mengenainya, tapi serangan itu mengenai lengan kiri Ragnarok, bukan lehernya.

Sebelum seranganku tadi mengenai lehernya, Ragnarok dengan cepat melompat ke belakang, membuat lehernya selamat tapi lengan kirinyalah yang menjadi korban.

Jika bertanya padaku, itu adalah tebasan yang cukup dalam, tapi tak sampai membuat lengan Ragnarok terputus, aku gagal mengambil kesempatan emas barusan - kesempatan yang tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.

"Kelihatannya aku terlalu meremehkanmu bocah," sahut Ragnarok menaruh pedangnya di punggungnya. "Siapa sangka kau akan berpura-pura kehilangan keseimbangan untuk membuatku lengah. Tapi, bukan itu yang membuatku terkejut. Kau yang mampu memikirkan sebuah rencana meskipun dalam situasi yang sesulit tadi, aku saja mungkin tak bisa melakukannya," dia memujiku.

Termakan pujiannya, akupun membalasnya. "Kalau soal itu, terima kasih."

"Karena itulah! Aku akan melawanmu dengan serius kali ini, sebaiknya kau bersiap bocah!" tegas Ragnarok memegang pedang dengan kedua tangannya.

Jadi dia belum serius? Dan juga, apa tangannya tidak sakit sama sekali?

Ragnarok kembali berlari menuju ke arahku, tapi gerakannya sudah tak secepat tadi, itu mungkin karena lengan kirinya yang terluka.

Aku yang bisa di bilang sudah terbiasa dengan serangan super cepat Ragnarok tadi, dapat menghindarinya dengan cukup mudah, bahkan aku juga sempat melancarkan beberapa serangan balasan, meski tak ada satupun yang mengenainya hingga saat ini.

Pertarungan antara aku dan Ragnarok masih terus berlanjut, dan sepertinya sebentar lagi mencapai puncaknya. Ragnarok menyerangku dari bawah, akupun menghindarinya dengan melompat ke atas, tiba-tiba membuka mulutnya, perlahan di dalam mulut Ragnarok muncul sesuatu yang menyala.

Aku merasa hal yang buruk akan segera terjadi.

Dengan cekatan aku mendarat di atas pedang Ragnarok yang masih terayun, menggunakannya sebagai pijakan untuk melompat ke belakang.

Tak butuh waktu lama firasat burukku menjadi kenyataan, sebuah semburan api yang cukup besar keluar dari mulut Ragnarok.

Jika tadi aku tidak segera melompat kebelakang , mungkin sekarang aku sudah hangus terbakar - mungkin kataku.

Jadi itu yang dia maksud melawanku dengan sungguh-sung-

Tiba-tiba Ragnarok sudah berada tepat di depanku, dia menggunakan api tadi untuk menutupi pandanganku terhadap dirinya, ayunan pedang besar dari bawah ke atas menyerangku.

Gawat! Aku tak akan sempat menghindarinya!

Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku menggunakan pedangku untuk menahan serangan Ragnarok, dan kejadian selanjutnya sudah tertebak.

Aku terlepar jauh ke belakang sampai akhirnya menabrak dinding pelindung, kepalaku terbentur dengan sangat keras hingga aku dapat merasakan darah keluar dari sana, pedang yang kugunakan patah, kepalaku mulai terasa pusing, perlahan, pandanganku mulai kabur, tak lama setelah itu, aku tak sadarkan diri dengan tangan yang menggenggam pedang patah. Kurasa.

Terpopuler

Comments

Khalil

Khalil

nga ngerti alurnya

2021-06-19

1

★Merepotkan~

★Merepotkan~

Ragnarok-san KELUAR!! Keren namanya 👍🌲🎉

2021-05-10

0

Army

Army

k

2021-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Awal yang Membosankan
2 Duel
3 Final Battle
4 Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5 Wilayah X
6 Wilayah X bagian 2
7 Destiny
8 Mura Village
9 Mura Village 2
10 Advanture
11 Kerajaan Geomor
12 Pahlawan Api
13 Mimpi Buruk
14 Quest Perak
15 Monster Mohu
16 Monster Mohu bagian 2
17 Hal tak Terduga
18 Kebenaran
19 Keputusan
20 Hukuman
21 Sampai Jumpa
22 Interlude
23 Interlude
24 Permintaan
25 Jurang Kematian
26 Pijakan
27 Perangkap
28 Tempat untuk pulang
29 Harapan
30 Tujuan Hidup
31 Raja Iblis
32 Kerajaan Vulcam
33 Momen
34 Awal Baru
35 Masalah √
36 Kekuatan
37 Sisi Lain
38 Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39 Kerja Sama
40 Bencana
41 Aliansi
42 Pertukaran
43 Penolakan
44 Satu vs Empat
45 Kekalahan
46 Kristal Sihir
47 Tiga Pahlawan
48 Latihan di Kerajaan Vulcam
49 Pairets Arc : Opening
50 Pairets Arc : Taring Besi
51 Pairets Arc : Rabas
52 Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53 Pairets Arc : Choise
54 Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55 Pairets Arc : Reassemble
56 Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57 Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58 Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59 Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60 Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61 Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62 Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63 Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64 Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65 Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66 Pairets Arc : War In Rabas [2]
67 Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68 Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69 Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70 Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71 Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72 Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73 Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74 Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75 Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76 Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77 Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78 Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81 Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82 Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83 Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84 Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85 Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86 Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87 Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88 Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89 Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90 Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91 Super Hard
92 Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93 Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94 Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95 Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96 Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97 Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98 Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99 Seorang Penolong yang Paling di Benci
100 Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101 Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102 Penyesalan Tak Berujung
103 Matahari dan Bulan
104 Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105 Will Membawa Masalah Baru
106 Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107 Waktu untuk Istirahat
108 Stela Memperbesar Nyala Apinya
109 Kekesalan yang Tak Terbendung
110 Perubahan Akan Terus Terjadi
111 Fast Forward
112 Fast Forward Again
113 Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114 Berakhirnya Masa-masa Indah
115 Pemikiran untuk Bunuh Diri
116 Masalah Pertama
117 Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118 Ada yang Baru
119 Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120 Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121 Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122 Waktu untuk Mereka Berdua
123 Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124 Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125 Mahluk Aneh
126 Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127 Fast Forward
128 Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129 Terima Kasih yang Tak Beralasan
130 Interlude
131 Usaha yang Membawa Masalah
132 Pertarungan Kotor dan Keji
133 Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134 Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135 Directly
136 Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137 Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138 Perbedaan
139 Jalan yang Menentukan Kehidupan
140 Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141 Cara untuk Tidur
142 Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143 Rencana yang Berjalan Sempurna
144 Tak ingin Kalah
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Awal yang Membosankan
2
Duel
3
Final Battle
4
Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5
Wilayah X
6
Wilayah X bagian 2
7
Destiny
8
Mura Village
9
Mura Village 2
10
Advanture
11
Kerajaan Geomor
12
Pahlawan Api
13
Mimpi Buruk
14
Quest Perak
15
Monster Mohu
16
Monster Mohu bagian 2
17
Hal tak Terduga
18
Kebenaran
19
Keputusan
20
Hukuman
21
Sampai Jumpa
22
Interlude
23
Interlude
24
Permintaan
25
Jurang Kematian
26
Pijakan
27
Perangkap
28
Tempat untuk pulang
29
Harapan
30
Tujuan Hidup
31
Raja Iblis
32
Kerajaan Vulcam
33
Momen
34
Awal Baru
35
Masalah √
36
Kekuatan
37
Sisi Lain
38
Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39
Kerja Sama
40
Bencana
41
Aliansi
42
Pertukaran
43
Penolakan
44
Satu vs Empat
45
Kekalahan
46
Kristal Sihir
47
Tiga Pahlawan
48
Latihan di Kerajaan Vulcam
49
Pairets Arc : Opening
50
Pairets Arc : Taring Besi
51
Pairets Arc : Rabas
52
Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53
Pairets Arc : Choise
54
Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55
Pairets Arc : Reassemble
56
Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57
Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58
Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59
Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60
Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61
Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62
Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63
Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64
Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65
Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66
Pairets Arc : War In Rabas [2]
67
Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68
Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69
Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70
Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71
Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72
Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73
Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74
Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75
Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76
Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77
Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78
Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81
Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82
Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83
Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84
Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85
Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86
Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87
Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88
Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89
Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90
Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91
Super Hard
92
Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93
Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94
Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95
Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96
Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97
Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98
Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99
Seorang Penolong yang Paling di Benci
100
Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101
Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102
Penyesalan Tak Berujung
103
Matahari dan Bulan
104
Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105
Will Membawa Masalah Baru
106
Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107
Waktu untuk Istirahat
108
Stela Memperbesar Nyala Apinya
109
Kekesalan yang Tak Terbendung
110
Perubahan Akan Terus Terjadi
111
Fast Forward
112
Fast Forward Again
113
Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114
Berakhirnya Masa-masa Indah
115
Pemikiran untuk Bunuh Diri
116
Masalah Pertama
117
Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118
Ada yang Baru
119
Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120
Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121
Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122
Waktu untuk Mereka Berdua
123
Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124
Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125
Mahluk Aneh
126
Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127
Fast Forward
128
Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129
Terima Kasih yang Tak Beralasan
130
Interlude
131
Usaha yang Membawa Masalah
132
Pertarungan Kotor dan Keji
133
Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134
Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135
Directly
136
Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137
Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138
Perbedaan
139
Jalan yang Menentukan Kehidupan
140
Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141
Cara untuk Tidur
142
Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143
Rencana yang Berjalan Sempurna
144
Tak ingin Kalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!