Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian

Langit, awan hitam dan gemuruh suara petir menyertai turunnya hujan yang cukup lebat di sebuah hutan. Di dalam hutan tersebut, terlihat seorang pemuda yang sedang berteduh di rimbunnya pepohonan - seorang remaja, berambut hitan pekat, dengan tatapan mata yang kosong sedang bersandar di batang sebuah pohon. Tetesan air hujan yang lolos dari rimbunnya daun pepohonan mengenai wajahnya, membuat ia seakan terlihat sedang menangis.

...----------------...

Setelah pedangku dan pedang milik Ragnarok saling beradu, seketika hempasan angin yang sangat kuat tercipta, saking kuatnya, angin tersebut sampai membuat sebuah kawah yang cukup luas dengan kami berdua sebagai pusatnya.

Aku dan Ragnarok saling mendorong pedang kami satu sama lain, mengerahkan semua yang kami punya.

Kraakk!

Bersamaan dengan timbulnya suara tersebut, muncul retakan kecil di pedang Ragnarok. Hanya butuh satu kedipan mata, retakan tersebut semakin memanjang sampai akhirnya mematahkan pedang Ragnarok.

Bagian yang patah dari pedang itu terlempar ke belakang - ke arah Ragnarok.

Sialnya bagi Ragnarok, pedangnya yang terlempar ke belakang berakhir dengan posisi menembus tubuhnya sendiri.

Tanpa ada efek yang di dramatiskan, Ragnarok yang terkena serangan fatal itu langsung saja terjatuh seketika. Merespon hal tersebut, aku dengan bersusah payah masih berdiri, menatap ke arah langit-langit ruangan hanya untuk menstabilkan nafasku. Namun, pandanganku mulai buram dan akhir-

...----------------...

Terbangun di dalam ruangan yang gelap, aku memeriksa sekitar.

"Yo, kita bertemu lagi. Sebelum kau bertanya banyak hal, dengarkan baik-baik apa yang akan kukatakan."

"Oh, jadi aku sedang pingsan huh?" Aku terkejut. "Apa ini? Kalimat yang kupikirkan dalam benakku terdengar sangat jelas."

"Lupakan tentang hal itu. Dengar baik-baik, selagi aku menjelaskan semuanya, jangan sesekali mencoba bertanya, apalagi memotong penjelasanku. Kau cukup mendengarkan saja," sang bola hitam berhenti sejenak, "Hal pertama, aku adalah kau dan kau adalah aku, intinya kita adalah satu. Hal yang membuatmu bisa berbicara dengaku sekarang adalah karena kau sedang tak sadarkan diri. Aku mengambil sebagian kesadaranmu dan inilah yang terjadi, kurasa."

"Dua, aku hanya mengetahui apa yang kau tahu, jadi aku tak bisa menjawab pertanyaan yang awalnya memang tidak kau ketahui-"

"Tapi, sewaktu aku melawan Ragnarok kau memberitahuku cara menggunakan sihir, apa sebelumnya aku memanglah seorang penyihir?" selaku.

"Waktu itu aku tak memberimu jawaban! Dari awal, kau memang sudah tahu cara menggunakan sihir, kau hanya melupakannya. Sifatmu yang polos itu membuatku sedikit merasa malu. Ya, ketika ingatanmu kembali, kurasa sifatmu akan sedikit berubah."

"Dengar, alasan di balik kau bisa tahu cara menggunakan sihir adalah, sebelum kau terlempar ke dunia ini, kau pernah menonton film tentang sihir, dan di dalam film itu, di jelaskan cara menggunakan sihir. Beruntungnya, kebetulan yang seharusnya sangat, sangat mustahil terjadi, cara menggunakan sihir di dunia ini sama dengan cara menggunakan sihir di film yang kau tonton dulu," jelas panjang bola sang hitam kecil.

"Jadi dengan kata lain, aku baru saja mempertaruhkan hidupku dengan keberuntangan?!" ujarku sedikit kesal.

"Begitulah. Di dunia tempatmu dulu tinggal, tak ada yang namanya sihir."

"Tapi jika memang begitu, bagaimana kau tahu kalau aku bisa menggunakan sihir di dunia ini?"

"Kurasa karena aku merasakan energi aneh yang mengalir dari dalam tubuhmu, setelah kau mengingat masa lalumu, kurasa, mungkin saja, kau juga dapat merasakannya."

"Tunggu dulu, kau bisa membuatku mengingat masa laluku?!"

"Itu adalah hal ketiga yang akan kujelaskan padamu. Dalam diriku, terdapat semua ingatan masa lalumu. Jika kau menghancurkanku, kau akan mengingat kembali semuanya, kurasa."

"Apa kau tidak apa-apa?

"Hm?"

"Maksudku, jika kau di hancurkan?"

"Jangan bercanda, aku sudah mengatakannya kan? Kau adalah aku, dan aku adalah kau, dari awal kita adalah satu. Jadi, cepatlah kemari dan ambil kembali semua ingatanmu!"

Dengar ragu, aku mulai melangkah, perlahan mendekat ke bola hitam itu, aku mengarahkan genggeman tanganku se sana. Saat sampai di depannya, beberapa kali aku sempat mengepal-ngepalkan tanganku hanya untuk merasa ragu, sebelum akhirnya menatap bola hitam tersebut. Tak membiarkan perasaan ragu berhasil menghentikanku, aku dengan cepat langsung menghancurkannya.

Seketika, kilatan cahaya terjadi di dalam ruang gelap ini. Satu persatu ingatanku kembali layaknya sebuah puzzle, di ikuti oleh sebuah cahaya yang membuat tempat ini menghilang.

...----------------...

"Hah!"

Aku terbangun, tanpa sadar mataku sudah dalam kondisi memerah dengan air mata yang membasahi pipiku. Menyadari hal tersebut, aku segera menghapus air mata yang mengalir menggunakan lengan bajuku.

Melihat sekitar, ruangan ini adalah sebuah kamar yang di penuhi oleh botol-botol kaca, tersusun dengan rapi di sebuah lemari kayu 5 tingkat.

Pintu ruangan ini tiba-tiba terbuka dengan suara dekikan khasnya. Seorang wanita yang memakai topi berwarna biru gelap terlihat di balik pintu.

"Kau sudah sadar?" tanya sang wanita. "Kau pingsang selama seminggu sejak duel-mu dengan Ragnarok.

"…"

"Kalau tentang duel-mu itu, tenang saja," sang wanita berjalan masuk. "Tidak perlu khawatir, lagipula kau yang menang," lanjut wanita tersebut sambil menyusun botol berbagai warna di lemari kayu tadi.

Rasa sakit yang menghampiri secara tiba-tiba, membuatku memegang kepalaku.

Aku belum terbiasa dengan semua ingatan yang baru saja kembali ke kepalaku ini.

"Ho, kau memiliki masa lalu yang cukup menarik," kata sang wanita.

"Jangan seenaknya membaca pikiran orang lain!" balasku sedikit kesal.

Sejak ingatannya kembali, kepribadian Fuma sedikit berubah. Membuat suaranya sedikit lebih berat dari sebelumnya. Meskipun dulu kepribadiannya tak bisa di bilang bagus juga, seorang penyendiri yang tidak terlalu perduli pandangan orang lain terhadapnya.

"Namaku Stela, Stela Weatherhoop, dan umurku masih 24 tahun, 24, 24, ingat itu ya!" tegas sang wanita.

"…"

Stela menghela. "Jadi, mulai sekarang apa yang akan kau lakukan?"

Terdiam untuk waktu yang singkat, aku sedang berpikir.

"Untuk sekarang, aku hanya ingin mencari tahu siapa yang telah memanggilku ke dunia ini."

"Setelah kau menemukannya, apa yang akan kau lakuan?"

"Aku akan membuatnya merasakan apa yang aku rasakan sekarang ini!"

Itulah yang kuinginkan.

"Hmm, aku sebenarnya tak berniat menghentikanmu, tapi… bagaimana dengan takdir yang menunggumu di dunia yang sekarang ini?"

"Tak tertarik," jawabku dengan cepat

Stela menghela untuk kedua kalinya, "Sepertinya apapun yang aku katakan tak akan bisa mengubah keputusanmu," dia berhenti sejenak, "Tapi setidaknya, untuk hari ini saja kau istirahat dulu. Kau baru saja terbangun setelah seminggu pingsan. Biarkan tubuhmu beristirahat sehari lagi, kau boleh berangkat besok pagi, aku yang akan mengurus segala persiapannya."

Aku menatap Stela dengan wajah datar untuk waktu yang singkat. Setelah itu, langsung membaringkan tubuhku kembali ke kasur.

Stela tersenyum dan segera menuju pintu keluar kamar, namun sebelum keluar, dia mengatakan sesuatu.

"Jika kau mencoba kabur dari sini, aku akan membuatmu tidur selama seminggu lagi!" kata Stela lalu menutup pintu kamar dari luar.

Jadi aku tidak bisa kabur kah?

...----------------...

Malam berlalu dengan cepat dan sinar matahari pagi pun menyinari kamar dimana Fuma sedang tidur.

Ho, aku merasa sudah lebih baik sekarang, pikiranku juga sudah sedikit menjadi lebih tenang.

Tanpa menunggu lama, aku langsung bangun dari tempat tidurku, berjalan menuju ke pintu keluar, dan pintunya sudah terbuka sebelum aku benar-benar sampai ke pintu tersebut.

Di depan pintu, Stela berdiri sambil membawa nampan yang berisi wadah air dan pakaian baru untukku.

"Di luar dugaan, kau bagun cukup pagi, cepat cuci muka dan pakai ini," kata Stela memberikan nampan yang di pegangnya.

Mengambil nampan dengan bisu, aku segera menutup pintu kamar dari dalam. Setelah beberapa menit, aku keluar dari kamar dengan memakai pakaian yang diberikan Stela.

Hitam huh? Tidak buruk.

Tak menunggu lama setelah itu, aku berjalan keluar dari bangunan tempatku sekarang berada. Di luar bangunan ini, sebuah kereta kuda sudah teparkir menungguku.

"Kereta kuda ini akan mengantarmu sampai ke perbatasan. Setelah itu, kau bisa memakai peta ini," jelas Stela memberikan sebuah tas kecil yang berisi peta, uang koin, kurasa, dan beberapa barang lainnya.

Tanpa mengucapkan kata perpisahan ataupun terima kasih, aku langsung masuk ke dalam kereta kuda.

Dalam perjalanan menuju perbatasan, aku sempat mendengar suara keramaian dari dalam kereta kuda. Kelihatannya aku sedang melewati sebuah perdesaan. Memutuskan untuk tak menoleh keluar karena tak tertarik, aku terus berdiam diri di dalam kereta. Seiring berjalannya waktu, suara keramaian tadi semakin mengecil dan akhirnya menghilang.

Tak lama setelah itu, kereta kuda pun berhenti, menandakan aku sudah sampai di perbatasan. Segera turun dari kereta kuda, di depanku terbentang hutan yang sangat rimbun, sinar matahari saja agak sulit untuk masuk.

"Hati-hati hutan itu di penuhi oleh monster yang sangat berbahaya," ujar pria bertanduk kecil yang mengantarku. Setelah mempringati, sang pria pergi dengan kereta kudanya.

Menatap ke dalam hutan gelap yang ada di depanku, tanpa keraguan sedikitpun aku memasuki hutan tersebut. Belum lama setelah aku memasuki hutan ini, udara tiba-tiba menjadi dingin, suara petir terdengar menggelegar di langit, tak butuh waktu lama, hujan pun turun.

Kelihatannya, aku harus mencari tempat berteduh.

Terpopuler

Comments

Xander Krow(Shadow_Monarch)

Xander Krow(Shadow_Monarch)

berubah 360°

2021-03-15

0

Yurei

Yurei

dinginnya..... sedingin gunung Everest

2021-03-11

0

𝑳 𝑪

𝑳 𝑪

maaf ngebut like dulu kak 🙏

2021-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal yang Membosankan
2 Duel
3 Final Battle
4 Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5 Wilayah X
6 Wilayah X bagian 2
7 Destiny
8 Mura Village
9 Mura Village 2
10 Advanture
11 Kerajaan Geomor
12 Pahlawan Api
13 Mimpi Buruk
14 Quest Perak
15 Monster Mohu
16 Monster Mohu bagian 2
17 Hal tak Terduga
18 Kebenaran
19 Keputusan
20 Hukuman
21 Sampai Jumpa
22 Interlude
23 Interlude
24 Permintaan
25 Jurang Kematian
26 Pijakan
27 Perangkap
28 Tempat untuk pulang
29 Harapan
30 Tujuan Hidup
31 Raja Iblis
32 Kerajaan Vulcam
33 Momen
34 Awal Baru
35 Masalah √
36 Kekuatan
37 Sisi Lain
38 Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39 Kerja Sama
40 Bencana
41 Aliansi
42 Pertukaran
43 Penolakan
44 Satu vs Empat
45 Kekalahan
46 Kristal Sihir
47 Tiga Pahlawan
48 Latihan di Kerajaan Vulcam
49 Pairets Arc : Opening
50 Pairets Arc : Taring Besi
51 Pairets Arc : Rabas
52 Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53 Pairets Arc : Choise
54 Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55 Pairets Arc : Reassemble
56 Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57 Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58 Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59 Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60 Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61 Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62 Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63 Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64 Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65 Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66 Pairets Arc : War In Rabas [2]
67 Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68 Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69 Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70 Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71 Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72 Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73 Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74 Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75 Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76 Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77 Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78 Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80 Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81 Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82 Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83 Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84 Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85 Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86 Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87 Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88 Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89 Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90 Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91 Super Hard
92 Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93 Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94 Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95 Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96 Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97 Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98 Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99 Seorang Penolong yang Paling di Benci
100 Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101 Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102 Penyesalan Tak Berujung
103 Matahari dan Bulan
104 Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105 Will Membawa Masalah Baru
106 Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107 Waktu untuk Istirahat
108 Stela Memperbesar Nyala Apinya
109 Kekesalan yang Tak Terbendung
110 Perubahan Akan Terus Terjadi
111 Fast Forward
112 Fast Forward Again
113 Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114 Berakhirnya Masa-masa Indah
115 Pemikiran untuk Bunuh Diri
116 Masalah Pertama
117 Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118 Ada yang Baru
119 Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120 Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121 Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122 Waktu untuk Mereka Berdua
123 Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124 Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125 Mahluk Aneh
126 Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127 Fast Forward
128 Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129 Terima Kasih yang Tak Beralasan
130 Interlude
131 Usaha yang Membawa Masalah
132 Pertarungan Kotor dan Keji
133 Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134 Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135 Directly
136 Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137 Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138 Perbedaan
139 Jalan yang Menentukan Kehidupan
140 Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141 Cara untuk Tidur
142 Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143 Rencana yang Berjalan Sempurna
144 Tak ingin Kalah
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Awal yang Membosankan
2
Duel
3
Final Battle
4
Satu-satunya Hal yang Pasti Adalah Perubahan dan Ketidakpastian
5
Wilayah X
6
Wilayah X bagian 2
7
Destiny
8
Mura Village
9
Mura Village 2
10
Advanture
11
Kerajaan Geomor
12
Pahlawan Api
13
Mimpi Buruk
14
Quest Perak
15
Monster Mohu
16
Monster Mohu bagian 2
17
Hal tak Terduga
18
Kebenaran
19
Keputusan
20
Hukuman
21
Sampai Jumpa
22
Interlude
23
Interlude
24
Permintaan
25
Jurang Kematian
26
Pijakan
27
Perangkap
28
Tempat untuk pulang
29
Harapan
30
Tujuan Hidup
31
Raja Iblis
32
Kerajaan Vulcam
33
Momen
34
Awal Baru
35
Masalah √
36
Kekuatan
37
Sisi Lain
38
Fuma vs Limiters. Stela Weatherhoop
39
Kerja Sama
40
Bencana
41
Aliansi
42
Pertukaran
43
Penolakan
44
Satu vs Empat
45
Kekalahan
46
Kristal Sihir
47
Tiga Pahlawan
48
Latihan di Kerajaan Vulcam
49
Pairets Arc : Opening
50
Pairets Arc : Taring Besi
51
Pairets Arc : Rabas
52
Pairets Arc : Perwakilan ke 4 Ras
53
Pairets Arc : Choise
54
Pairets Arc : Mereka Berdua Memiliki Nasib yang Sama
55
Pairets Arc : Reassemble
56
Pairets Arc : War in Rabas - Mata-Mata
57
Pairets Arc : War in Rabas - Raksa
58
Pairets Arc : War in Rabas - Sesuatu itu...
59
Pairets Arc : War in Rabas - Pencairan
60
Pairets Arc : Rabas War - Singkronisasi
61
Pairets Arc : War in Rabas - Bahaya
62
Pairets Arc : War ini Rabas - Strom
63
Pairets Arc : War in Rabas - Time Up
64
Pairets Arc : War in Rabas - Culldown
65
Pairets Arc - Sesuatu yang Berharga itu Telah Hilang Darinya
66
Pairets Arc : War In Rabas [2]
67
Pairet Arc : War in Rabas - First Battle
68
Pairets Arc : War in Rabas : Sengit
69
Pairet Arc : War in Rabas - Fiary King
70
Pairets Arc : War in Rabas - Ceassfire
71
Pairets Arc : War in Rabas - Dinding Tebal Kepercayaan
72
Pairets Arc : War in Rabas - Hatarus
73
Pairet Arc : War in Rabas - Stealth
74
Pairets Arc : War in Rabas - Permulaan
75
Pairets Arc : War in Rabas - Hope
76
Pairets Arc : War in Rabas - Golem Kayu
77
Pairets Arc : War in Rabas - E.G.O
78
Pairets Arc : War in Rabas - Wind Arrow Airlanes
79
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta
80
Pairets Arc : War in Rabas - Fyta Power
81
Pairets Arc : War in Rabas - Baterai Jam Dinding
82
Pairets Arc : War in Rabas - Kadang-Kadang Permintaan Maaf Bisa Sangat Berguna
83
Pairets Arc : War in Rabas - Jatuh Bebas
84
Pairets Arc : War in Rabas - Jujur
85
Pairets Arc : War in Rabas - Deja vu
86
Peirets Arc : War in Rabas - Hiil
87
Pairets Arc : War in Rabas - IGNIS
88
Pairets Arc - War in Rabas - Bermandikan Cahaya yang Menyakitkan
89
Pairet Arc : War in Rabas - Sesuatu yang Membuatnya Jengkel
90
Sesuatu yang Tidak Pernah di Harapkan
91
Super Hard
92
Satu-satunya Hal yang Berharga Baginya
93
Pagi Hari di Kerajaan Zendria
94
Kerja Keras Tidak Akan Mengkhianati Hasil tapi Dapat Mengkhianatimu
95
Sebuah Permulaan di Ambil Olehnya
96
Sesuatu yang Tidak di Inginkan
97
Selalu Saja Melakukan Hal yang Sama
98
Kemampuan Komunikasi yang Hebat
99
Seorang Penolong yang Paling di Benci
100
Alasan Untuk Membenci Diri Sendiri
101
Banyak Hal yang Dapat Membuat Seseorang Berubah
102
Penyesalan Tak Berujung
103
Matahari dan Bulan
104
Masalah Adalah Hal yang Membuat Mereka Bersama
105
Will Membawa Masalah Baru
106
Buruh Gratis Adalah Kata Lain Untuk Budak
107
Waktu untuk Istirahat
108
Stela Memperbesar Nyala Apinya
109
Kekesalan yang Tak Terbendung
110
Perubahan Akan Terus Terjadi
111
Fast Forward
112
Fast Forward Again
113
Langkah Pertama Menuju Hal yang Merepotkan
114
Berakhirnya Masa-masa Indah
115
Pemikiran untuk Bunuh Diri
116
Masalah Pertama
117
Ketika kau Merasa Terkucilkan dalam Suatu Kelompok
118
Ada yang Baru
119
Hari Pertama sebagai Seorang Murid
120
Ketika Seisi Kelas Berniat Membunuhmu
121
Ketika Satu Sekolah Berniat Membunuhmu
122
Waktu untuk Mereka Berdua
123
Cara Membunuh Seorang Penyendiri
124
Fuma Menemukan Sesuatu yang Membuatnya Tertarik
125
Mahluk Aneh
126
Membenci "Sesuatu" Bukanlah Alasan Untuk Menghancurkan "Sesuatu" itu
127
Fast Forward
128
Orang-orang yang Berada di Tempat Sampah
129
Terima Kasih yang Tak Beralasan
130
Interlude
131
Usaha yang Membawa Masalah
132
Pertarungan Kotor dan Keji
133
Untuk Pertama Kalinya Sang Guru Meminta Tolong
134
Ketika Sesuatu Menjadi di Luar Perkiraan
135
Directly
136
Pria dan Wanita adalah Mahluk yang Setara
137
Mesin Pembunuh Berwajah Manis
138
Perbedaan
139
Jalan yang Menentukan Kehidupan
140
Sang Guru Elf Membuat Masalah Baru
141
Cara untuk Tidur
142
Makanan yang Membuatmu Bersemangat di Pagi Hari
143
Rencana yang Berjalan Sempurna
144
Tak ingin Kalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!