Diandra dan yang lainnya telah sampai dirumh besar Mahendra. Dengan kagum Diandra memutar badannya melihat betapa megahnya rumah tuannya tersebut. Terlihat para penjaga yang sedang bertugas menundukkan kepala kepada Diandra dan kawan kawan.
Noval yang baru saja melangkahkan kakinya pun segera mengedipkan mata kepada para penjaga agar mereka tidak menyapa khusus kepada Noval. Penjaga pun mengerti dengan apa yang dilakukan Noval.
Kepala pelayan pun menghampiri kedatangan Diandra dan yang lainnya dan langsung mengajak mereka ke paviliun belakang rumah besar.
Mereka ditunjukkan kamar masing masing, Diandra dengan Hamida. Farisya dengan Amanda. Haikal sekamar dengan salah satu penjaga. Tetapi Noval, entahlah. Pelayan tidak menunjukkan kamar Noval.
Mereka terlihat asik mengobrol dengan beberapa pelayan. Tiba tiba datang seorang wanita anggun nan cantik menyapa kepada mereka.
"Selamat sore". sapa wanita itu
Semua pun menoleh kearah suara dan ketika mereka tahu siapa yang datang semua pun berdiri dan menunduk hormat kepada wanita tersebut.
Wanita tersebut ialah Nyonya Indah Mahendra istri dari Tuan Firman Mahendra.
"tidak perlu sungkan" senyum yang begitu manis terlihat dari wajah Indah.
ya begitulah sifat ramah yang dimiliki istri dari tuan Mahendra, tidak ada kata atasan dan bawahan baginya semua sama saja.
"saya hanya ingin melihat kalian disini, dan terima kasih karna kalian mau ikut membantu acara disini." lanjutnya.
"sama sama nyonya. kami pun turut senang sudah diberikan kepercayaan sebesar ini." jawab Farisya lembut dengan senyum manisnya.
"kalian silahkan istirahat dulu, besok tugas akan dimulai.. saya harap kalian bisa diandalkan !"
"baik nyonya.." semua menjawab serempak.
Setelah kepergian Indah, semua kembali berbincang melantur kesana kemari tanpa jelas arah tujuan obrolan mereka.
Ditengah perdebatan yang tidak karuan Diandra merasa heran kenapa para pelayan toko seperti dia dan teman temannya diikut sertakan di acara besar tuannya.
"guys,, mikir ga si kenapa ya pelayan toko kaya kita ko diajak dalam acara besar kaya gini ya ? emang apa coba yang kita bisa ?" ucap Diandra sambil menatap kearah temannya bergantian mencari jawaban terhadap teman temannya.
Batin Noval "karna gue yang minta lahh".
"iya juga ya !" Amanda pun ikut terheran.
"ya mungkin aja kita dibutuhkan disini buat ngebantuin beresin rumah atau ga jadi tukang kebun. Secara untuk seluruh nya kan udah pasti WO yang turun tangan." celetuk Farisya asal.
"nah itu dia yang bikin w heran Sya !"
"udah lah ngapain pada ribet lo semua. besok tinggal tunggu perintah aja. Gitu aja ko ribet !" sahut Haikal yang seketika mendapatkan sorakan dari teman teman nya.
Tanpa mereka sadari didepan pintu berdiri lelaki paruh baya menggunakan setelan supir yang menatap kearah mereka.
"ekkhhm.." seketika semua menoleh ke asal suara yang terdapat sesosok lelaki tersebut.
"papa !" teriak Diandra.
Diandra langsung menghampiri papanya dan langsung memeluk erat papanya.
Noval yang tidak tahu kalau supir pribadi ayahnya itu adalah papa Diandra pun hanya bisa kebingungan.
"papa ?" ucap Noval bingung
"iya.. dia papanya Diandra. sahabatnya almarhum ayah gue" sahut Farisya tiba tiba
Diandra menggandeng tangan papanya masuk kedalam paviliun dan kembali berbincang dengan semuanya.
"Halo om" sapa Risya sambil mencium tangan Agus
"halo nak. Apa kabar kamu ?"
"alhamdulillah aku baik om." jawab Farisya
"maafin om ya waktu bunda kamu sakit om ga ikut jenguk karna ga sempat."
"gapapa om."
"terus sekarang gimana keadaan bunda kamu nak, apa sudah sehat ?"
"alhamdulillah sudah om. Bunda cuma kecapean aja karna terlalu banyak pesanan. Padahal Risya udah bilang sama Bunda jangan terima pesanan lagi tapi bunda tetap ga dengerin omongan Risya om." ucap Risya sedih
"kamu bujuk bunda pelan pelan.. nanti coba om sama tante ngomong juga sama bunda kamu ya" bujuk Agus kepada Risya dan diangguki oleh Risya yang langsung memeluk Agus.
Risya sudah menganggap Agus sebagai ayahnya karena sedari Risya kecil sudah sangat dekat dengan Agus.
"pa, emang papa ga sibuk sama tuan besar dikantor ?" tanya Diandra.
"ini papa kesini anterin tuan besar pulang dan juga lagi nunggu pak assisten sayang" jelas Agus
"ohh pantesan bisa kesini. tapi Diandra seneng banget bisa ketemu papa disini. papa temenin Diandra sama temen temen ya !" rengek Diandra manja
"ya ga bisa dong sayang, habis ini kan papa harus antar pak assisten pulang ke rumah nya baru dech papa juga pulang." tolak Agus
Diandra pun menyilangkan kedua tangannya di dada dan memasang muka cemberut.
"silahkan om diminum" tetiba Noval datang membawakan secangkir kopi untuk Agus.
"terima kasih nak." jawab Agus "ko kaya pernah ketemu sama kamu ya nak ?" tanya Agus menyelidik
Deg
Noval teringat pertemuannya dengan Agus diloby kantor saat dia sedang berkunjung untuk meminta izin kepada Mahendra untuk bekerja ditoko.
"saya Noval om temen kerjanya Diandra dan Farisya. mungkin om pernah liat saya di jalan." jawab Noval mengelak.
"ohh iya kali ya om juga lupa !" jawab Agus yang langsung meminum kopinya
"nama kamu sama ya kaya nama tuan muda.. Noval Mahendra ?" seketika semua menoleh kearah Agus terheran
"namanya aja yang sama om, orangnya mah beda lah pasti gantengan tuan muda" celetuk Amanda ngasal dan membuat semua tertawa.
Hari pun semakin sore dan jam sudah menunjukkan jam 7 malam. Agus berpamitan kepad Diandra dan teman temannya sekaligus beberapa pelayan dan penjaga yang berada disana.
Diandra CS masuk kekamar masing masing tetapi tidak dengan Noval yang masih kebingungan karena bingung harus tidur dimana. Tetap di paviliun dan tidur disofa atau kembali kerumah besar dan tidur dikamar ternyamannya ?
Entahlah yang jelas dia kebingungan.
Hari semakin malam semua sudah tertidur dengan nyenyak dan bahkan sudah bermimpi. Noval pun memutuskan untuk masuk kerumah besar dan tidur dikamar nya.
***
Esok hari semua terlihat sibuk dengan tugas masing masing terkecuali Farisya yang ditugaskan untuk ikut dengan putri pertama Mahendra ke sebuah butik milik teman Indah karena harus membeli gaun untuk pertunangannya.
Disebuah butik Nindya sibuk memilih beberapa gaun rancangan tante Imelda, dan terlihat dia sangat bingung.
"Sya bagus ga ?" tanya Nindya memastikan yang dijawab dengan gelengan dari Fafisya.
"coba yang ini Nona !" Farisya pun memberikan gaun berwarna coksu yang sederhana namun terlihat begitu menarik.
"selera kamu ternyata boleh juga ya Sya. gimana cocok ga sama aku ?" setelah mencoba gaun yang dipilih Risya tadi Nindya pun terlihat sangat menyukainya.
"bagus banget mbak. mbak kelihatan sangat cantik pakai gaun itu" ucap Risya terlihat sangat mengagumi sosok cantik Nindya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
like sebanyak-banyaknya guys biar author semangat bikin novel, dan bisa tetep ngehibur kita...makasih dah ngehibur gw dalam keadaan yang lumayan pahit
2021-12-06
0