Part 17~

Ketika Desi masuk ke dalam rumah, Candra sedang duduk sendirian di ruang tamu sambil menonton televisi karena Melani lagi di dapur memasak untuk makan siang.

Candra melihat Desi memasuki rumah sambil membawa sesuatu di tangannya. Padahal, tadi Desi keluar rumah tidak membawa apapun selain tasnya.

Kenapa wajahnya sangat pucat? Lalu apa itu yang berada di tangannya? Biarkan sajalah, toh tidak penting juga. Kalaupun itu penting, itu pasti hanya penting baginya bukan bagiku. Untuk apa juga aku memikirkannya? Lagian aku juga tidak mencintainya*batin Candra.

_____________________________________________

Selesai makan siang, Melani langsung membereskan meja makan dan dapur, lalu membawa piring-piring yang kotor ke wastafel lalu mencucinya. Candra langsung pergi ke ruang tamu untuk menonton televisi sambil membawa apel yang sudah di bersihkan dan di iris. Sementara Desi langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil sesuatu yaitu surat dari dokter dan juga testpeck yang di pakainya tadi.

Lalu dia berjalan keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang tamu, di mana Candra dan Melani duduk sambul menonton televisi. Desi pun menghampiri mereka dan ikut nimbrung bersama mereka.

"Aku ingin bicara hal yang serius dengan kalian"Kata Desi memulai percakapan dengan wajah seriusnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Melani sambil menoleh ke arah Desi, begitu pun dengan Candra dia juga ikut menoleh ke arah Desi. Melani yang melihat wajah seriusnya Desi, dia pun mematikan televisi.

"Aku hamil"jawab Desi dengan wajahnya yang sangat serius. Mata Candra dan Melani terbelalak mendengar perkataan Desi. Mereka berdua sangat kaget mendengar itu.

"Hamil"kata Melani dan Candra secara bersamaan.

"Iya, aku hamil. Dan ini adalah bukti kehamilanku aku sudah menchecknya pakai testpeck dan aku juga melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan."balas Desi lagi. Lalu mereka berdua pun mengambil amplop yang di berikan Desi.

"Kau hamil anak siapa?"tanya Melani pada Desi.

"Aku hamil anaknya Candra."jawab Desi.

"Bagaimana bisa? Bukankah kau tidak pernah di sentuh olehnya?"tanya Melani lagi seolah ia tidak terima akan kehamilannya Desi.

"Tentu saja aku bisa hamil karena Candra sudah menyentuhku. Dia membawaku dari kostku menuju apartementnya dan dia sudah merenggut kehormatanku secara paksa."jawab Desi.

"Tapi aku hanya melakukannya beberapa kali. Bagaimana bisa kau secepat itu hamil?"tanya Candra dengan nada dingin.

"Karena aku sedang dalam masa subur. Hanya kau yang menyentuhku, jadi ini adalah anakmu dan kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu."jawab Desi dengan nada yang tak kalah dingin dengan Candra.

"Tapi aku tidak menginginkan anak yang berada di rahimmu itu. Aku hanya mau anakku dilahirkan dari rahimnya Melani."jawab Candra penuh penekanan dan itu berhasil membuat air matanya Desi mengalir deras dari pelupuk matanya dan hatinya sangat sakit mendengar itu. Sementara Melani, terulas senyuman tipis di bibirnya.

"Sudah kuduga. Aku sudah pernah mengatakan padamu 'jangan pernah menyentuhku karena aku tidak mau mengandung anakmu tanpa cinta'. Tapi sepertinya kau melupakan itu. Kalau kau tidak mau bertanggung jawab dan menerima anak ini, lalu kenapa kau harus menyentuhku hah? Kenapa kau jahat sekali? Apa belum cukup luka hati yang kau torehkan padaku? Sehingga kau menorehkan luka fisik juga? Dimana hatimu? Darah dagingmu sendiri tidak kau anggap? Dasar manusia bejat kau, bajingan, brengsek kau Candra, brengsek kau" Teriak Desi pada Candra dengan penuh amarah dan emosi, dan Desi pun menampar pipi kiri Candra.

"Desi......"

"Kau......." Teriak Candra dan Melani secara bersamaan.

"Apa yang kau lakukan pada Candra, Des? Kenapa kau menamparnya? Bukankah apa yang dikatakan Candra padamu sudah jelas? Lagian uang yang di berikan Candra padamu itu banyak, jadi gunakan saja itu untuk keperluanmu dan keperluan bayimu nanti"kata Melani.

"Diam kau. Selama ini kau selalu bersikap baik padaku tapi hatimu sangatlah busuk. Dulu aku fikir selama ini kau meminta maaf padaku itu tulus, tapi semua itu kau lakukan semata-mata hanya untuk menarik perhatiannya Candra, bukan? Dasar wanita munafik kau. Apa kau fikir aku membutuhkan uang yang di berikan Candra? Aku tidak membutuhkan uangnya, tapi aku membutuhkan cinta dan kasih sayangnya untuk anaknya bukan uangnya."Bentak Desi pada Melani dengan penuh emosi. Melani yang di katai Desi seperti itu merasa terhina, hatinya sakit dan dia pun menangis.

Candra yang melihat Melani menangis menjadi geram, lalu dia memeluk Melani dengan erat. Pertengkaran besar pun terjadi diantara Candra, Desi dan Melani.

"Sudah aku katakan kalau aku tidak menginginkan anak dari rahimmu. Apa itu kurang jelas hah? Masih kurang jelas Bahwa aku hanya menginginkan anak dari rahim Melani. Itu artinya aku hanya memberikan jatahmu setiap bulan tapi tidak untuk anak itu."Jelas Candra dengan penuh penekanan.

"Dasar manusia tidak punya hati kalian berdua. Apa salah anakku? Anakku sama sekali tidak berdosa. CUKUP. SUDAH CUKUP. Aku tidak akan pernah membiarkan anakku menerima akibat dari semua kebahagiaan kalian, akibat dari kesalahan dan dosa yang kalian lakukan. Cukup aku saja yang menderita, tapi tidak untuk anakku. Baiklah aku akan menelepon ibuku dan ayahku agar mereka datang kemari dan aku akan memberitahukan tentang pernikahan poligami ini. Lebih baik anakku lahir tanpa seorang ayah, dan lebih baik anakku tidak merasakan kasih sayang seorang ayah daripada dia harus memiliki ayah yang hanya membuat dia menderita karena tidak dianggap oleh ayahnya sendiri. Itu jauh lebih baik. Dia tidak membutuhkan seorang ayah sepertimu."Kata Desi dengan emosi yang menggebu-gebu. Melani yang mendengar Desi akan memanggil ibunya datang ke rumah itu, menjadi takut.

"Jangan. Jangan Des. Bagaimana kalau orangtuamu melihatku? Apa yang akan mereka katakan nanti tentangku? Aku mohon, Des. Jangan lakukan itu. Apabyang harus aku lakukan agar kau bisa memaafkanku?"tanya Melani dengan nangis sesenggukan dan dengan tubuh yang gemetar ketakutan. Desi yang melihat itu hanya menatap Melani dengan sangat datar dan dengan tatapan yang sangat dingin.

"Itu mudah saja. Ceraikan Candra dan aku akan memaafkan kamu"jawab Desi dengan dingin.

"Itu tidak mungkin dan itu tidak akan terjadi. Aku tidak mau menceraikannya, aku sangat mencintainya"Teriak Melani dengan histeris dan dia langsung memeluk Candra.

"Kalau kau tidak ingin menceraikannya, maka biarkan aku membawa ibuku dan ayahku kemari, dan tidak hanya orang tuaku tapi juga orang tua Candra. Dan aku tidak peduli akan apa yang akan di katakan ayah dan ibuku nantinya padamu. Apapun yang akan di katakan mereka padamu nanti, aku tidak peduli. Aku hanya menginginkan anakku bebas dari kalian, agar anakku tidak menanggung kesalahan dan dosa yang kalian lakukan. Kalian yang melakukan kesalahan maka kalian pula lah yang akan menanggung perbuatan kalian."Bentak Desi pada Melani dengan emosi.

"Jangan lakukan itu, Desi"pinta Candra.

"Oh, sekarang kau sudah bisa berbicara baik padaku? tali semua itu tidak akan mempengaruhiku, tidak akan."Kata Desi dan dia langsung mengambil ponselnya dengan segera Desi menekan nomor ponsel ibunya dan mendekatkan benda pipih itu ke telinganya. Melihat itu, tangis Melani pun pecah.

selang beberapa menit, Ibunya Desi pun mengangkat panggilannya Desi dan Desi pun menghidupkan speakernya

📞Halo, bu. Ibu apa kabar?

📞Ibu baik-baik saja nak. Kalau kamu apa kabar? Rumah tangga kalian baik-baik sajakan nak?

📞Tidak bu. Rumah tangga kami sudah retak dari awal kami menikah bu dan sekarang kami sedang menjalani pernikahan poligami. Dan aku menelepon ibu, agar ibu datang bersama ayah dan juga orangtuanya Candra. Bu aku mohon, kalian datang ke sini dan aku akan menjelaskan semuanya.

📞Kalau begitu ceritanya, ibu dan ayah langsung berangkat ke Bekasi, kami akan menjemput orang tua Candra. Tenanglah nak, apapun keputusanmu, ibu akan mendukungmu asal kamu bahagia.

📞Terima kasih bu. Desi sayang ibu.

📞Ibu juga sayang Desi.

Itulah akhir dari percakapan mereka dan panggilan pun terputus.

"Desi, apa yang akan di katakan ibumu padaku? A..aku mohon tolong aku kali ini saja, to...tolong suruh ibumu datang ke sini."Ucap Melani dengan mulut bergetar. Candra pun tak kalah takutnya dengan Melani, karena dia akan bertemu dengan mertuanya dan juga orang tuanya.

"Aku tidak tahu. Itu urusan kalian dan aku tidak peduli. Terima saja apa yang akan di katakan orang tuaku pada kalian."Jawab Desi acuh tak acuh dan langsung ke kamarnya meninggalkan Kedua pasutri tersebut.

Terpopuler

Comments

💕Damian&Ainsley 💕

💕Damian&Ainsley 💕

aku kira melani bener baik eh trnyata sejahat itu😏

2021-12-18

1

Kenik Eccek

Kenik Eccek

anjing Candra lelaki ky gitu pantasnya dikebiri aj biar jd perempuan kemudian dihianati dan disakiti jg

2021-12-06

1

Hesty Aditya

Hesty Aditya

seru seru

2021-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!