Sore hari mulai datang, matahari mulai terbenam sedikit demi sedikit. Alvin, Vettel, dan Clara masih saja berjalan untuk masuk lebih dalam ke dalam hutan. Di hutan itu juga banyak semak belukar dan banyak buah buahan di pepohonan, tapi mereka tidak mengambilnya sebelum malam datang.
Setelah berjalan cukup jauh masuk ke dalam hutan, mereka menemukan sebuah jalan ke atas yang sepertinya jalan menuju pegunungan. Tanpa basa basi mereka langsung berjalan naik kesana.
Malam hari tiba tiba datang, tapi beruntungnya mereka berhasil menaiki puncak.
"Huh, akhirnya kita berhasil sampai diatas sini." ucap Alvin, nafasnya terengah engah karena telah lama berjalan.
"Lihat itu adalah Desa Gaia, Desa Gaia itu adalah desa yang dikelilingi pegunungan makanya kita haru jalan keatas sini." ucap Vettel dan menunjuk Desa Gaia yang berada dikelilingi pegunungan.
"Jadi, untuk kesana kita haru turun melewati jurang ini?"
"Yah kau benar, sepertinya ini juga akan berbahaya." jawab Vettel.
Setelah dilihat lihat, Clara sama sekali tidak berbicara entah apa alasannya. Lalu, Alvin menghampiri Clara yang daritadi terus diam dan tidak berkutik sama sekali.
"Hey Clara ada apa, sepertinya daritadi kau diam saja?" tanya Alvin, menyentuh pundak Clara.
"Heh tidak apa apa, jika begitu aku pergi cari buah buahan dulu ya, aku tinggalkan tasku disini." ucap Clara dan pergi untuk mencari buah buahan di pepohonan.
"Ada apa dengannya?" Alvin sangat bingung dengan tingkah laku Clara.
Alvin dan Vettel membuat tenda dan api unggun untuk berkemah malam ini. Mereka membuat tenda dari kayu, daun, dan rotan atau sejenis akar lainnya.
Suasana di hutan itu seperti sedang melakukan yang namanya survival, tapi mereka sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Beberapa saat kemudian, Clara kembali dengan membawa banyak buah buahan.
"Hay, Clara buah buahan apa saja yang kau bawa?" ucap Alvin, mendekati Clara untuk melihat buah buahan apa saja yang dibawa Clara.
"Aku bawa apel, beberapa berry." jawab Clara, yang sepertinya gelisah.
"Sebenarnya Clara kenapa, kenapa dia daritadi seperti tidak senang?" ucapnya di dalam batin.
Malam tiba, banyak hewan malam yang berkeliaran untuk mencari makan. Suara burung hantu dan gagak di dalam hutan yang gelap itu menjadi menakutkan. Tidak lupa juga ada banyak kunang kunang yang berada di dalam ataupun di tepi jurang.
Malam itu, mereka bertiga hanya diterangi oleh api unggun dan kunang kunang saja. Tidak lupa ada banyak bintang di langit karena tidak ada cahaya di hutan jadi, bintang dapat dilihat dengan indahnya.
Mereka bertiga pun makan buah buahan yang dibawa Clara dari pepohonan itu. Api unggun juga punya kegunaan lain yaitu untuk mengusir monster monster yang aktif di malam hari.
"Aku mau ke tepi jurang dulu ya." ucap Clara yang sepertinya masih gelisah.
Sementara di perkemahan, Alvin dan Vettel berbincang bincang sedikit mengenai Clara ataupun yang lainnya.
"Hey Vettel, apa kau tidak merasa aneh pada Clara daritadi?" tanya Alvin dengan memakan buah buahan.
"Hah, dia sepertinya biasa saja, tidak ada yang aneh menurutku, kau tenang saja." setelah mendengar ucapan Alvin, Vettel juga merasa khawatir.
"Apa kau menyukainya?" tanya Alvin secara tiba tiba.
" Apa!, aku menyukai dia itu tidak mungkin!"
"Jujur saja padaku, setiap aku dan Clara dekat, sikapmu langsung berubah." ucap terus terang pada Vettel.
".............."
"Baiklah jika kau tidak bisa menjawab, jika begitu aku akan menemui Clara terlebih dahulu." Alvin pergi dari perkemahan dna menuju ke tempat Clara.
"Hey, Clara." panggil Alvin dan mendekat ke Clara yang sedang duduk di tepi jurang itu.
"Oh, Alvin ada apa?"
"Tidak, aku hanya ingin mengobrol denganmu saja." ucap Alvin dan duduk di samping Clara.
"Ada apa kau menemuiku?" tanya Clara sekali lagi.l, dengan wajah yang sepertinya sedang tidak bahagia.
"Aku hanya ingin bertanya, kenapa daritadi aku lihat selama perjalanan kau selalu saja murung dan seperti tidak bahagia?"
"Sebenarnya, apakah aku pantas untuk misi ini?"
"Tentu saja kau sangat pantas, tanpamu mungkin kita tidak akan sampai sini." ucap Alvin terus terang.
"Aku selalu saja buat masalah, pertama aku membuat masalah dengan Vettel, kedua aku meninggalkan beberapa barang di kereta karena aku tertidur, apakah seperti itu pantas."
"Bahkan, tanpa kusadari tadi, sepertinya Vettel yang menyelamatkanku dari ancaman terkaman serigala tadi, jika bukan karena Vettel mungkin aku akan terluka."
"Sepertinya aku hanya akan menjadi beban bagi kalian, bahkan kau lihat sendiri peringkatku paling rendah, dan sepertinya Vettel tidak suka akan keberadaanku."
Setelah mendengar ucapan Clara, Alvin menceritakan apa yang terjadi dengan Vettel.
"Kau tau, jika kau lihat Vettel memang tidak suka akan keberadaanmu tapi. Sepertinya dia menyukaimu." ucap Alvin terus terang dengan Clara.
"Yang benar saja, orang seperti dia mengapa menyukaiku, aku justru yang menyukaimu selama ini." Clara keceplosan dengan ucapannya.
"Hah apa!?"
"Heh eh tidak tidak, maksudku kau sangat perhatian padaku, oh ya ini sebuah apel merah yang sangat bagus aku menemukannya untukmu, ini ambillah." ucap Clara, memberikan apel merahnya ke Alvin.
"Hm iya makasih." Alvin memakan apel itu dengan Clara di tepi jurang yang curam.
Sementara di sisi Tasya, dia akan makan malam bersama keluarganya bersama dengan keluarga Hiro, di sebuah restoran mewah. Keluarga Tasya berangkat menggunakan mobil pribadi.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di restoran itu dan disambut hangat dengan keluarga Hiro.
"Akhirnya kalian datang juga, kami sudah lama menunggu." ucap Ayah Hiro.
"Maafkan kami, tadi kami sangat sibuk di rumah." jawab Ayah Tasya.
Mereka pun duduk di sebuah meja yang cukup besar. Hiro duduk bersebelahan dengan Tasya, akan tetapi seperti Tasya sama sekali tidak nyaman Hiro didekatnya.
"Ini benar benar malam yang indah bagi kalian berdua." ucap Ayah Hiro dengan tersenyum ke arah Hiro dan Tasya.
Tasya membalas senyumannya dengan terpaksa, dan kelihatan tidak senang.
Tiba tiba, seseorang pria berjaket hitam dan kepalanya ditutupi dengan jubah dari jaket tersebut masuk ke restoran itu tanpa adanya rasa malu.
Ternyata itu adalah Kurt yang sedang menjadi mata mata bagi Alvin untuk selalu memantau keadaan Tasya bersama Hiro. Dia duduk tidak jauh dari makan bersama keluarga Hiro dan Tasya.
Hiro melihat Kurt seperti orang aneh, karena dia terus menyembunyikan wajahnya itu, karena Hiro rasa itu adalah Alvin. Saat Kurt membuka jubahnya, Hiro ternyata salah itu hanya pemuda biasa yang hanya ingin makan.
"Huh, untung saja bukan Alvin, jika dia akan langsung kuhajar dia."
..._____________________________________...
Kejadian kemaren malam sebelum Alvin menjalankan misi......
"Kurt, aku ingin berbicara padamu sebentar."
"Heh untuk apa?"
"Aku punya satu permintaan, besok aku akan menjalankan misi sepertinya agak lama jadi, maukah kau menjaga dia." ucap Alvin dengan memperlihatkan foto Tasya.
"Terus apa imbalan untuk ini?"
"Akan aku beri sejumlah uang saat aku kembali dari misi, dan yang sepertinya itu adalah sebuah uang tunai, bagaimana?"
"Baiklah, aku akan mengerjakannya, tapi aku tidak akan terus memantaunya."
"Baiklah deal."
..._____________________________________...
"Alvin, kau tidak akan senang melihat ini jika kau hadir." gumamnya.
Seorang pelayan tiba tiba mendekati Kurt dengan ramah dan senyum.
"Maaf tuan, tuan mau pesan apa?"
"Aku hanya ingin pesan segelas kopi saja."
"Baiklah." pelayan itu pergi membuat kopi untuk Kurt.
...To be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Anasua
Kak aku udah like,
Baca:
Jodoh Cinta Mantan.
Tekan tombol gambar data ku ya😘
2020-11-29
1
🏅Dita
semongko eh semangat🙈💪💪
2020-11-28
1
Noviant Juan
Mamapir
2020-11-28
1