Ch. 8 : Masa Lalu Alvin

Setelah Alvin selesai mengobati Kurt yang terluka parah karena dirinya, dia pun ke kamar tidur yang sudah dia pesan. Dia mengunci pintu kamar dan tidur di kasur.Dia tertidur pulas dan bermimpi tentang masa lalunya.

...Masa Lalu Alvin ...

Namaku Alvin, hidup di sebuah keluarga sederhana sudah biasa bagiku. Saat ayahku masih hidup dulu dia bekerja sebagai buruh bangunan, dan Ibuku membantu mencari nafkah dengan menjadi penjahit di rumah.

Pada saat di bangku sekolah dasar aku hanya berinteraksi dengan diriku sendiri, bisa dibilang aku adalah orang yang susah untuk bersosialisasi.

Tapi tiba tiba pada saat aku sedang diejek, seorang gadis cantik melindungiku dari ejekan teman temanku dan mendorongku supaya terus maju, dia adalah Tasya seorang anak dari ayah yang mempunya perusahaan kaya dan maju di Jakarta.

Entah kenapa, seorang gadis cantik, imut, berambut panjang dan cerdas mau berteman denganku. Padahal kehidupan kami berdua berbanding terbalik. Setiap hari Tasya selalu mengajakku mengobrol entah apa sebabnya.

Pada saat Tasya diejek aku juga tidak segan segan untuk memukul pengejeknya, sampai sampai dia mengira aku menyukainya, padahal aku berpikir mungkin tidak akan bisa hidup bersamanya.

Saat menginjak SMP dia masih sama selalu mengobrol denganku, sampai sampai dia rela melakukan apapun demiku. Tapi karena aku bodoh aku tidak berpikir bahwa dia menyukai ku sejak kecil.

Andaikan waktu bisa diulang aku akan kembali ke masa lalu untuk mengungkapkan semua kepadanya. Tapi..........saat hari kelulusanku di SMP aku diberitahu bahwa Ayahku mengalami kecelakaan saat bekerja.

Dimana Ayahku tidak sengaja terjatuh dari gedung lima lantai yang dimana Ayahku sedang di lantai paling atas. Sejak saat itu aku sangat terpukul begitu juga Ibuku.

Setelah kejadian itu, aku masuk SMA dan bertemu dengan Tasya kembali dan kurasa itu hanya kebetulan saja. Di masa SMA aku mulai bermain game di warnet setiap hari minggu, dan sampai aku dijuluki pro gamer oleh teman sekelas.

Walaupun begitu, wanita yang kusukai harus direbut secara paksa dan halus oleh lelaki kaya bernama Hiro. Di saat itu aku menyadari bahwa selama ini Tasya mengikutiku karena dia menyukaiku tapi aku sama sekali tidak peka.

Setelah kejadian itu aku berpikir bahwa cinta tidak memandang fisik, status keluarga, dan harta.

Tiba tiba Alvin terbangun dari tidurnya sambil meneteskan air mata.

"Hah!!!" teriaknya karena sedih melihat masa lalunya yang kelam.

"Ke kenapa aku mimpi tentang masa lalu yang kelam itu?" ucapnya kebingungan.

Pada saat Alvin melihat jendela ternyata sudah pagi, dia pun keluar dari kamar dan mengecek Kurt.

Saat dia membuka pintunya, dia melihat Shasa sedang menyuapi Kurt makan.

"Eh Shasa, kapan kamu kesini?"

"Hm barusan kok saat aku tau dia sadar, jadi aku langsung mengambil makan untuknya." ucap Shasa sambil memegang sendok makan.

"Oh, Kurt bagaimana keadaanmu apa sudah baikan?"

"Huh!, seharusnya biarkan aku mati saja daripada seperti ini."

"Sudah jangan bicara begitu, sini makan dulu." ucap Shasa dengan suara yang lemah lembut.

Karena melihat kedekatan Kurt dan Shasa dia pun pergi, karena tidak mau memikirkan lagi rasa sakit yang dia alami.

"Kenapa dia, kok gak pamit." ucap Shasa dengan kebingunan.

Alvin keluar dari penginapan dan menuju ke rumah makan untuk makan.

"Hm coba lihat uangku............lah tinggal 400 ribu, jika begini bagaimana kehidupanku selanjutnya andaikan saja aku masuk ke sebuah guild." ucapnya sambil melihat uang yang berada di jam tangan gamers.

...[PENTING!!!...

...JAM TANGAN GAMERS JUGA BISA UNTUK MENYIMPAN UANG. UANG AKAN MUNCUL SECARA NYATA JIKA MEMBUKA PASSWORD FITUR BANK DENGAN BENAR, JADI FITUR INI MEMUDAHKAN PENGGUNA DAN AKAN LEBIH AMAN DARIPADA MENGGUNAKAN DOMPET YANG BISA HILANG KAPAN DAN DIMANA SAJA]...

"Baiklah, selanjutnya makan di warteg."

Alvin pun berjalan menuju Warteg dekat penginapan itu. Di sana dia hanya makan satu porsi saja karena melihat keuangannya yang sangat prihatin.

Setelah selesai makan, Alvin keluar untuk berjalan jalan sebentar, dia tidak menyangka Kota Jakarta tidak sama seperti Jakarta yang dulu.

Tiba tiba di tengah jalan, dia bertemu Clara yang sedang mengintip lewat kaca di sebuah Toko Baju Zirah. Alvin pun mendekati dan mengagetkannya.

"Eh, itu bukannya Clara hm dia lagi ngintip apa sih, aku kagetin lah." bisik Alvin dan mengendap endap ke arah Clara.

"Clara!!!" teriak Alvin untuk mengerjai Clara.

"Astaga!!!, eh ih kamu Alvin ngagetin aja!" teriak Clara karena terkejut karena keusilan Alvin.

"Hehehehe maaf maaf." ucapnya sambil tertawa.

"Iya gapapa kok."

"Oh ya kamu lagi ngapain ngintip ngintip Toko ini?"

"Hah heh ngga." Clara menyangkal omongan Alvin.

"Udah gapapa, jujur aja sama aku ada apa?"

"Hm sebenarnya aku pengen beli Baju Zirah itu." ucap Clara sambil menunjuk ke arah Baju Zirah itu.

"Heh itukan, Steel Armor kamu beneran mau beli?"

"Iya lagi diskon 80% jadi aku pengen beli tapi gaada uang." ucap Clara sambil cemberut.

"Hm gimana ya, uangku tinggal 400 ribu kalo aku belikan untuk dia, bisa habis uangku padahal ini uangku yang terakhir." ucap Alvin di dalam batinnya.

"Alvin, kok kamu ngalamun, halo."

"Eh gapapa, katanya kamu mau beli ya, sini biar aku beliin."

"Hah!, serius, nanti uangmu habis lagi." ucap Clara dengan kagetnya.

"Aku serius daripada nanti kamu ke bawa mimpi dah yuk masuk."

Alvin mengajak Clara untuk masuk ke Toko Baju Zirah itu. Disana mereka melihat lihat Steel Armor yang ingin dibeli Clara.

"Hm inj memang bagus coba kulihat harganya." ucap Alvin sambil melihat lebel harganya.

"Apa!, 400 ribu pas sekali." Alvin kaget melihat harganya yang sangat pas dengan uangnya.

"Hah kenapa kamu Alvin?".

"Heh gapapa 'jika aku membelinya uangku akan habis, tapi aku juga tidak tega melihat Clara yang ingin sekali Baju Zirah ini'." ucapnya.

"Hm okelah." ucapan singkat Alvin sambil menghembuskan nafas panjang.

"Permisi, Pak ini berapa harganya?" tanya Alvin terhadap kasir di dekatnya.

"Oh harga tadinya itu 2 juta karena diskon 80% jadi harganya turun menjadi 400 ribu apakah anda mau membelinya?" tanya petugas kasir itu dengan Alvin.

"Hm baiklah aku membelinya, ini uangnya Clara kau ambil Baju Zirahnya." Alvin memberikan uangnya ke petugas kasir itu.

"Terima kasih atas pembeliannya, datang lagi ya."

"Dah sekarang itu milikmu."

"Serius, yey makasih ya Alvin kamu baik banget." ucap Clara sambil teriak senang dan kegirangan.

Clara memakai Baju Zirah itu dan ternyata pas dengan tubuhnya.

"Hm ini pas sekali, sekali lagi terima kasih ya Alvin." ucapnya sekali lagi sambil tersenyum manis.

"Hm oke sama sama." sambil mengangguk angguk kepalanya.

Mereka pun keluar dari Toko Zirah itu. Alvin berpamitan kepada Clara untuk pergi.

"Clara, aku mau pergi dulu ya ada urusan di luar sana."

"Oke sekali lagi makasih ya Alvin." lagi lagi tersenyum ke Alvin hingga Alvin malu.

"Hehehehe iya, kalo begitu aku pergi dulu bye." ucap Alvin dan melambaikan tangan ke arah Clara.

Alvin pun pergi meninggalkan Clara, ditengah jalan dia berbicara sendiri.

"Hm andaikan aku masuk guild, pasti bisa memperoleh penghasilan, masa aku harus menjadi buruh bangunan seperti Ayahku." ucapnya dan kepalanya menunduk ke bawah.Setelah kesengsaraan akhirnya keberuntungan pun menghampiri Alvin dengan cepat.

...To be Continued...

...JANGAN LUPA YA GUYS LIKE KOMEN DAN SHARE PLIS SEKALI TOLONG SHARE YAH THANK YOU AND HAVE FUN^_^...

Terpopuler

Comments

Oka Widnyana

Oka Widnyana

si alvin kok g ada sedih2nya pisah sama ortu

2021-02-24

1

16960002 chigaiきばー

16960002 chigaiきばー

waktu bayar nginep gimana itu caranya
kan baru dijelasin fi chapter ini....

2021-02-13

1

ExNiceBoy

ExNiceBoy

kwakwak..tp warteg slalu ada

2020-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!