Di pagi hari yang cerah, dimana burung burung berkicauan di dekat penginapan milik Shasa. Alvin pun sedang bersiap siap untuk berangkat misi.Seperti biasa Alvin memakai jaket merah, baju merah, dan celana hitam.
Dia juga membawa senjatanya yaitu Pedang Masamune miliknya. Dia pun berangkat ke Markas Guild Divilight dulu, berpamitan kepada Shasa dan Kurt. Tidak lupa juga, Alvin memberi pesan untuk Shasa agar selalu menjaga Kurt jangan sampai dia pergi dari penginapan sampai dia kembali.
Alvin berangkat di pagi yang cerah. Jalanan masih saja sepi tidak seperti tadi malam yang sangat ramai seperti pasar, bahkan lebih ramai lagi. Lagi lagi dia berpapasan dengan Clara yang dimana dia baru saja sarapan di sebuah Warung Makan.
"Clara!!!." teriak Alvin, melambaikan tangannya ke Clara.
"Oh eh, Alvin." Clara pun mendekati Alvin. Clara terlihat sangat cantik dengan baju hitam dan memakai jaket putih, tidak lupa dia juga memakai rok pendek dan di lapisi dengan celana panjang.
"Clara, hari ini kai sangat cantik walaupun akan menjalankan misi yang bisa membahayakan dirimu."
"Hehehe, kau bisa saja terima kasih, yaudah nanti kita telat." senyum ke arah Alvin, Alvin pun membalasnya dengan senyuman juga.
Mereka berjalan, dan bertemu Vettel yang sepertinya baru akan berangkat ke Markas Guild Divilight. Mereka pun menghampiri Vettel yang berjalan di depan mereka.
Alvin dan Clara melihat Vettel memakai baju hijau, jaket hitam, dan Celana hitam dari kejauhan.
"Vettel!" teriak Alvin, mereka berdua mendekati Vettel.
"Hoy Alvin dan, Clara." ucapnya dengan muka malas menatap ke Clara.
"Hey Vettel, kenapa kau menatapku seperti tidak senang gitu?" tanyanya ke Vettel yang sepertinya tidak suka terhadap Clara.
"Heh, tidak apa apa, aku hanya kagum, mengapa kau berdandan sangat cantik, padahal ini sebuah misi, bukan fashion show." protes Vettel ke Clara.
"Heh sudah sudah, kenapa kalian malah berisik, sudah ayo kita berangkat. Bisa bisa kita dimarahin Ketua." ajak Alvin menyentuh bahu mereka berdua.
Mereka bertiga pergi ke Markas Guild Divilight untuk mengambil beberapa barang. Disini mereka bertiga memakai jaket karena nantinya di Hutan Batavia akan sangat dingin, yaitu dengan suhu 15° Celcius, itulah mengapa mereka memakai jaket, jaket yang mereka pakai adalah jaket yang tahan terhadap dingin.
Setelah berjalan bersama sama beberapa menit, mereka tiba di Markas Guild Divilight. Mereka akan masuk ke ruangan Cloudy, di depan pintu mereka memberi salam.
...Tok tok tok tok...
"Selamat pagi Ketua, ini kami bertiga sudah datang."
"Silahkan masuk!"
Mereka bertiga masuk dan sedikit berbincang bincang.
"Akhirnya kalian datang juga, kalian telat lima menit jadi, Ketua akan memberi hukuman."
"Apa!?, Ketua kami hanya telat lima menit!?" protes Clara dengan wajah bingung.
"Ini bukan masalah hukuman, tapi ini masalah kedisiplinan kalian, bagaimana jika kalian mau menjadi Warrior jika kalian telat hah!, cepat push up 50 kali." perintah Cloudy untuk mereka bertiga.
"Apa yang benar saya Ketua!, aku ini perempuan kenapa aku harus push up 50 kali juga." lagi lagi Clara protes.
"Warrior tidak memandang laki laki atau perempuan, semua Warrior sama, jika kau tidak mau aku akan memerintahkanmu untuk menjalani hukuman lebih berat."
"Huh, baiklah." Clara kesal apa yang dikatakan Ketuanya.
Dengan pasrah mereka pun push up 50 kali. Satu menit kemudian, mereka pun selesai push up, hanya saja Clara yang masih belum selesai. Dengan hukumannya itu.
"47...48...49..........50." Clara pun berkeringat seperti dia akan pingsan.
Lalu, Vettel memberi Clara minum dari gels yang ada di ruangan Cloudy itu.
"Nih, cepat minum." Vettel memberikan Clara minum sebuah air putih.
"Heh, untuk apa kau memberikanku minum, kau saja sangat membenci aku." ucap Clara terus terang.
"Kenapa daritadi kalian ribut terus sih, yaudah sini Vettel airnya biar aku memberikannya le Clara." ucap Alvin, Vettel memberikan gelas yang berisi air putih itu ke Clara.
"Nih Clara minumlah."
"Terima kasih Alvin." tersenyum ke Alvin, begitupun dengan Alvin membalasnya dengan senyuman hanya saja Alvin terpaksa melakukannya.
"Oke, bagaimana hukumannya, sudah sekarang kalian ke ruang penyimpanan untuk mengambil beberapa barang dan perlengkapan." ucap Cloudy.
"Siap ketua!" ucap mereka bertiga secara bersamaan. Mereka bertiga pun menuju ruang penyimpanan dan meninggalkan ruangan Cloudy.
"Semoga kalian baik baik saja, Alvin aku percayakan ini padamu untuk memimpin tim." gumam Cloudy. Tiba tiba, sebuah notifikasi dari Ketua.
[Selamat tuan, tuan menjadi pemimpin tim ini untuk menyelesaikan misi]
"Apa!, kenapa harus aku OT 2!?" ucapnya ke OT 2 hingga membuat Clara dan Vettel terkejut dengan teriakan Alvin.
"Alvin apa kau baik baik saja?" tanya Clara, menengok ke belakang karena mendengar teriakan Alvin.
"Heh, tidak apa apa aku hanya sedang berpikir." ucapnya.
Mereka bertiga jalan lagi menuju ruang penyimpanan itu.
"OT 2 siapa yang memerintahkan aku sebagai pemimpin tim?"
[Yang memerintahkan tuan itu adalah, Ketua Cloudy]
"Heh, sudah kuduga pasti dia."
Mereka pun sampai di ruang penyimpanan, disana mereka juga bertemu dengan Paman Keith. Setelah beberapa puluh menit, mereka pamit dan berjalan ke stasiun dan Jakarta Pusat menuju Jakarta Timur.
Mereka bertiga masuk ke stasiun dan membeli tiket untuk bisa masuk ke kereta. Setelah beberapa saat menunggu, Kereta Api pun datang dari arah barat dan akan berangkat menuju Jakarta Timur.
Mereka naik Kereta, Alvin duduk dengan Clara karena Clara tidak mau duduk dengan Vettel. Sementara Vettel duduk sendiri di kursi kanan, sementara Alvin dan Clara di kursi kiri.
Kereta jalan dengan cepat seperti angin. Di tengah jalan tiba tiba Clara tertidur dan bersandar di bahu Alvin. Vettel hanya bisa melihat kemesraan mereka berdua di sampingnya, Walaupun begitu Alvin tidak akan berpindah ke lain hati.
Dia akan terus mengingat Tasya dan berjanji akan menyelamatkannya dari ancaman busuk Hiro. Lima belas menit berlalu, Kereta masih tetap melaju ke Jakarta Timur. Di saat itu Alvin malah kelaparan.
Sebenarnya dia ingin beranjak dari tidurnya, tapi dia tidak mau membangunkan Clara yang tertidur pulas.
"Andaikan saja Tasya ada disini menemaniku, aku baru sadar bahwa dia sudah mencintaiku sejak kecil." ucap Alvin dan merenungkan masa lalunya yang penuh kebahagiaan dan kepahitan itu.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka bertiga tiba di Stasiun Jakarta Timur. Di dalam Kereta Alvin mencoba membangunkan Clara yang tertidur pulas.
"Vettel, sebaiknya kau keluar terlebih dahulu aku akan membangunkan Clara."
"Baiklah, aku turun dulu bye." Vettel pun turun dari Kereta.
"Heh, Clara ayo kita turun, kita sudah sampai di Jakarta Timur." ucapnya, menggoyangkan pundak Clara dengan pelan pelan.
Clara pun terbangun dari tidurnya, dan bertanya kepada Alvin.
"Huam.......apakah kita sudah sampai, tadi aku tidur sangat nyenyak." ucapnya dengan mengusap matanya itu.
"Yaudah ayo kita keluar, Vettel sudah menunggu kita berdua." ucap Alvin.
"Oh si cuek itu sudah menunggu kita, oke ayo kita turun." jawab Clara san turun dari kereta.
"Heh, jika aku menceritakan padanya kalo dia tidur bersandar di bahuku pasti dia akan terkejut dan hatinya berdebar debar." gumam Alvin. Alvin pun juga keluar dari Kereta.
Mereka bertiga berbincang bincang dahulu di stasiun itu. Stasiun itu juga sangat ramai turis ataupun warga yang ingin pulang kampung.
"Vettel, kau tau dimana tenda lipatnya?" tanya ke Vettel mengenai tenda lipat yang diambil dari Markas Guild Divilight.
"Aku tidak tau?, bukannya yang membawanya adalah Clara?"
"Iya kau benar!, Clara dimana tenda lipatnya apa ada di tasmu itu."
"Bentar aku cek." Clara mengecek tasnya ternyata tidak ada.
"Tidak ada."
"Apa jangan jangan, ketinggalan di kereta?" Alvin kembali ke Kereta tapi sayangnya Keretanya sudah berangkat lagi ke kawasan lain.
"Masalah, keretanya sudah berangkat." ucap Alvin saat dia kembali mengecek keretanya.
"Apa!, bagaimana kita bisa tidur!?" tanya Clara dengan wajah terkejut dan rasa khawatir.
"Dasar tuan putri, kita kan bisa membuat tenda dengan bahan bahan dari alam di hutan nanti." ucap Vettel, yang sepertinya tidak suka dengan kelakuan Clara.
"Apa kau bilang!?, aku ini perempuan, bukan lelaki seperti kau. Terus ini bagaimana Alvin?"
"Ya, seperti yang dikatakan Vettel kita akan membuat tenda dari hasil hutan nanti." ucap Alvin, menggaruk garuk rambutnya.
"Heh hm." Clara merasa menyesal dengan perbuatannya itu, Clara pun jongkok dengan penyesalan.
"Yaudahlah tidak apa apa Clara ayo kita menuju Hutan Batavia." ajak Alvin dan memberi semangat ke Clara.
Mereka bertiga akhirnya pergi ke Hutan Batavia yang jauhnya sekitar 5 kilometer dari Stasiun. Panasnya terik matahari membuat mereka kepanasan tapi itu tidak mematahkan kekuatan dan semangat mereka menuju Hutan itu.
Kemudian, Vettel mendekat ke Alvin dan membisikkan sesuatu "Heh Alvin, apa ini bagus, mungkin dia hanya jadi beban bagi kita." bisik Vettel.
"Walaupun begitu, tapi kita mengandalkan pemikirannya itu, dia jenius dan lebih pintar dari kita mungkin itu seimbang." ucap Alvin terus terang.
"Semoga yang kau katakan itu benar." jawab Vettel, menghembuskan nafas panjang.
Mereka terus berjalan, dan berjalan hingga akhirnya mereka berada di sebuah dataran luas, dan disitulah ada sebuah Hutan yaitu Hutan Batavia.
"Itu adalah Hutan Batavia, Hutannya dijaga oleh Warrior Pemerintah agar tidak asa yang masuk ke Hutan ini." ucap Vettel terus terang.
"Hah, sebenarnya ada apa dengan Hutan Batavia?"
"Selain Desa Gaia yang aneh, beberapa kasus banyak orang yang berkemah disini menghilang, mereka bukanlah seorang Warrior hanya warga sipil biasa, makanya Hutan ini dijaga ketat tidak boleh ada warga yang boleh masuk." terus terang.
Mereka bertiga mendekati Warrior Pemerintah itu agar bisa masuk.
"Siapa kalian?" Tanya salah satu Warrior Pemerintah itu dengan memegang senjata yaitu sebuah senapan.
"Kami dari Guild Divilight, kami ditugaskan untuk melaksanakan misi, katanya banyak anak anak yang menghilang di Desa Gaia." ucap Alvin terus terang kepada Warrior Pemerintah itu.
"Hm, tunjukkan tanda pengenal kalian, kami ingin tidak ada warga sipil yang nekat masuk ke sini."
Mereka bertiga menunjukkan tanda pengenal di jam tangan itu.
"Baiklah, kalian memang Warrior silahkan masuk ke dalam dan hati hati untuk ini."
Mereka pun masuk ke dalam Hutan Batavia, yaitu hutan belantara yang memiliki kehidupan tersembunyi di hutan tersebut.
Di jalanan, Vettel bertanya kepada Alvin tentang Warrior Pemerintah itu.
"Hey, Alvin kenapa tidak Warrior Pemerintah saja yang ditugaskan untuk melakukan misi ini?" tanya Vettel dengan wajah penasaran.
"Aku pernah dengar, bahwa alasan mereka tidak pernah ditugaskan untuk misi seperti berbahaya seperti ini, karena mereka hanya bertugas untuk melindungi dan mengamankan Negara dari ancaman."
"Jika kau tau, mereka itu Warrior yang sangat lemah, karena mereka tidak pernah melakukan misi ini atau sejenisnya dan seperti yang kau tau, karena sangat dekat dengan presiden, mereka diberi kehidupan mewah ya walaupun itu tidak masuk akal." ucap terus kepada Vettel.
Clara yang di belakang hanya diam saja dari tadi. Tiba tiba di depan mereka, segerombolan serigala menghampiri mereka bertiga dengan bergerombol.
"Oh gerombolan serigala, baiklah aku sudah lama tidak bertarung aku akan mengalahkan kalian semua." ucap Alvin dengan tersenyum jahat dan mengeluarkan pedangnya itu.
Mereka bertiga pun melawan gerombolan serigala itu. Dari belakang Clara ada serigala yang siap menerkamnya. Dengan cepat Clara lari dan menusuk kepalanya dengan pedangnya itu Lightbringer.
Satu per satu, oleh Alvin dihabisi dengan mudah karena Alvin sudah menguasai banyak skill. Walaupun dengan beban di tasnya mereka sama sekali tidak keberatan.
"Dasar monster, kalian banyak juga." ucapnya dan menebas kepala serigala di depannya itu.
Tiba tiba, salah satu serigala mengaum kerasa dan membuat teman teman yang lain datang.
"Cih, mereka sangat banyak, dasar monster sialan." ucap Vettel.
"Hm tapi ini menjadi olahraga bagiku untuk menaikkan peringkat." tersenyum ke arah serigala serigala itu.
"Kuharap yang kau katakan benar."
Tiba tiba seekor serigala dari belakang Clara melompat ke arah Clara. Dengan cepat Vettel melemparkan pedangnya itu hingga serigala itu tertusuk oleh pedang pada bagian lehernya.
"Heh, tadi siapa yang melemparkan pedang?" tanya Clara sambil melawan monster monster itu.
Tidak ada yang merespon karena banyaknya gerombolan serigala itu yang menyerang mereka bertiga. Satu per satu ditebas oleh Alvin dan Vettel dengan mudahnya.
"Sangat sangat mudah!" teriak Alvin dengan mencincang salah satu serigala itu.
Beberapa menit kemudian, semua serigala itu berhasil dibunuh dan dicincang dengan mudahnya.
"Akhirnya selesai."
Notifikasi dari jam tangan Vettel dan Clara berbunyi.
[Selamat tuan Vettel, anda sudah masuk peringkat Kapten Perang Tahap Menengah]
[Selamat tuan Clara, anda berhasil masuk peringkat Kapten Perang Tahap Awal]
"Huh, kalian berdua naik peringkat bersama." ucap Alvin dengan ejekannya.
"Heh, itu hanya kebetulan Alvin, ya sudah ayo lanjut jalan." ucap Clara mengajak mereka berdua untuk meneruskan perjalanannya ke Desa Gaia.
Hari masih siang, matahari berada tepat di atas kepala mereka, tapi karena udara yabg sejuk di dalam hutan. Mereka sama sekali tidak kepanasan karena tertutup oleh pohon pohon besar.
"Udara disini sangat dingin walaupun sudah siang terik seperti ini." ucap Clara. Mereka pun terus berjalan tanpa henti.
...To be Continued...
...MAAF YA KALO CERITANYA AGAK MEMBOSANKAN KARENA AUTHOR MASIH HARUS BANYA BELAJAR...
...JANGAN LUPA LIKE KOMEN SHARE DAN VOTE YA TEMAN TEMAN TETAP DUKUNG AUTHOR AGAR LEBIH SEMANGAT LAGI UNTUK UP NOVEL THANK YOU...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
[Hanya~Seorang~Pendekar]
wkwkwkwk.... tuan Clara, harusnya kan nona
2020-12-14
2
〄ɴ͠ᴇᴘᷦᴛᷧᴜᷣɴᷧᴜᷧsᭃ
jejak next._.
2020-11-28
3
Orpmy
oyeah pertama
2020-11-28
0