WirDaniel
Dipadu dengan udara dingin dari gelapnya malam, juga rintikkan hujan yang mulai datang. Alunan musikku lah yang mampu menghipnotis siapapun yang mendengarkan. Di dalam cafe bergaya Indonesia-Belanda ini, aku kembali menghibur para pengunjung. Tak tanggung-tanggung, ternyata cafe ini selalu ramai oleh pengunjung. Tempatnya yang strategis, dan juga nyaman ini membuat banyak remaja betah berlama-lama disini.
"Wir, kamu pulang sama siapa?" tanya seseorang yang menghampiriku dengan membawakan sekantung plastik makanan.
"Kak Wildan, katanya tadi dia lagi di jalan."
"Ohh, hati-hati. Diluar hujannya mulai lebat."
"Iya, makasih kak." kuukir segaris senyum tipis yang menghiasi wajahku.
Kulangkah kan kakiku menuju pintu masuk cafe, dan saat diluar benar saja. Hujan nya lebat, andai aku tahu hujan nya akan selebat ini, aku pasti akan membawakan tas untuk biolaku. Tapi sayangnya aku tak tahu.
Kutaruh kantung plastik itu di kursi depan cafe, dan aku berjalan ke perbatasan lantai. Tanganku terulur kedepan menikmati dinginnya air hujan. Senyuman kecil terukir di bibirku saat aku mengingat kembali kenangan dulu. Tapi semua itu tak tertahan lama, seseorang menyenggolku dari belakang hingga aku terjatuh kedepan. Kutatap biola milikku yang terpental tak jauh di depanku.
Ayolah, tak apa jika aku yang harus terjatuh dan kehujanan. Tapi aku tak akan rela jika biolaku juga mengalami hal yang sama, dan sekarang bukan hanya terpental, tapi juga jembatan biola itu patah.
"Sorry, temen gue gak sengaja." ucap seseorang berhoodie maroon yang membantuku bangun dan mengambil biola milikku.
"Makasih, kak." ucapku yang kemudian menatap seseorang yang bergeming dan menatap datar diriku.
"Niel, minta maaf," bisik lelaki berhoodie maroon itu.
"Ngapain gue minta maaf? Orang gue gak salah, kok." ketusnya.
"Lo udah nyenggol dia tadi,"
"Dia yang salah, ngapain coba diem di sana."
"Meminta maaf gak akan membuat seseorang menjadi rendah kok, kak." ujarku yang tersenyum miris pada orang itu.
Aku menatap mobil hitam yang memasuki perkarangan cafe, mobil itu milik kak Wildan. Dengan segera aku mengambil plastik di kursi dan berlari menuju mobil kak Wildan.
Tak ada yang menyangka, ternyata itulah pertemuan kecil kami yang membawa kami pada takdir yang rumit.
Dia, Daniel Carlent Satria Pratama.
Seseorang yang akan memberikan bagian-bagian penting dalam hidupku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Emma The@
Cinta CEO untuk Gadis Butik datang membawa like
2021-05-17
0
Varren
Hai guys mampir dong ke novel aku Kerikil-Kerikil Tajam 😊
2021-03-08
0