Carolline menatap bingkai foto yang selalu ia peluk setiap malamnya, foto pernikahannya dengan Victor kala itu, raut bahagia yang terpancar jelas di raut wajah nya dan orang yang ada didalam sana. Kebahagian seakan begitu terasa jika di mengingat nya kembali.
Setetes air mata menetes di atas kaca. Carolline mengusap merusak bingkai foto itu dengan penuh harap dan sesal. Siapa sangka kebahagian yang ia kira akan selamanya ternyata harus berpisah di tengah jalan. Membuat luka di setiap ujung hatinya. Bahkan karena masalah dirinya, Anaknya Clara harus merasakan dampaknya.
"Hiks.." Isakan semakin keras terdengar, rasanya sesak terus meronta di dalam hatinya. Saat dirinya tak lagi sebahagia seperti dalam foto ini, bahkan jauh. Perih.
Hanya Clara sekarang titik hidupnya, hanya untuk anaknya dia berjuang hidup. Tapi ternyata dirinya tak cukup mampu untuk membahagiakan anaknya.
Carolline merebahkan kepalanya dia atas bantal, bingkai fotonya dipeluk dengan erat berharap semua yang ia rasakan lenyap. Berharap semua ini hanya mimpi buruk, Berharap semuanya akan kembali seperti yang ia impikan saat ia kembali membuka matanya.
***
Victor harus terbang ke London untuk menjalankan sebuah rapat yang tak bisa di wakil kan. Jason orang yang selama ini menggantikan dirinya saat menemui pertemuan pertemuan kini bergantian. Victor menyuruh Jason untuk kembali ke Indonesia untuk mengawasi Carolline. Abimanyu sudah ada bodyguard khusus yang menjaga dan mengawasi nya. Sedangkan Clara ada Beril.
Victor menghempaskan badannya di atas kursi kebesarannya, rapatnya sangat bertele tele membuatnya muak. Membuang waktunya, sudah dua hari dia disini. Seharusnya kemarin malam dia sudah bisa kembali ke Indonesia.
Victor memijat kepalanya yang sedikit berdenyut. Ponsel nya tiba tiba saja bergetar, layarnya menyala menampakkan ada seseorang yang menelpon,
Jason Calling ~~
Saat melihat siapa yang menelepon nya, Victor langsung mengangkat nya,
"Ya, ada apa?" tanya Victor langsung.
"Nyonya Carolline sudah di perbolehkan pulang tuan dan sekarang dia sudah pulang kerumahnya" Lapornya pada Victor,
"Siapa yang mengantarnya pulang?"
"Nyonya pulang menggunakan taxi tuan. Tapi, saat tadi akan pulang nyonya terlebih dahulu mengunjungi anaknya tuan dan keluar cukup lama. Namun saat sudah di luar Nyonya tak langsung pergi dia berdiam diri di depan pintu cukup lama sampai akhirnya benar benar pergi" Ujar Jason menjelaskan kronologi kejadian yang tadi ia lihat.
Victor mengernyitkan dahinya saat mendengar itu, "Apa yang terjadi?"
"Saya tidak terlalu mengerti tuan tapi saat saya melewati kamar nona Clara. Dia sedang menangis, entah karena apa" Ucap Jason lagi,
Kepala Victor semakin berdenyut dibuatnya, ada apa dengan Carolline dan Clara?
"Cari tau semuanya dan kamu awasi Carolline. Clara sudah ada Beril yang mengawasi" Ucap Victor.
Beril bukan suster, dia adalah salah satu kaki tangan Victor untuk mengawasi dan menjaga Clara. Meskipun Clara bukan anaknya tapi entahlah dia merasakan sesuatu yang masih ragu ia percayai. Beril juga lah yang memberi tahu jika Clara sedang menginginkan sepatu yang memang sedang buming saat ini di kalangan anak muda.
"Baik tuan" Balas Jason,
Setelah mendengar itupun Victor langsung mematikan telponnya. Lalu kembali menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya.
"Hah.." Victor menghela nafasnya berat. Hari hari beratnya ternyata belum berakhir. Ia kira setelah ia menemukan Carolline dia akan dengan mudah membuat Carolline kembali kepadanya ternyata semuanya seakan semakin rumit di tambah adanya Clara.
Victor berdiri, mengambil ponsel dan kunci mobilnya. Tak menghiraukan berkas berkas yang sudah menumpuk di mejanya, dia butuh istirahat sekarang ini.
"Stella, tolong kosongkan jadwal saya. Saya akan mengunjungi orang tua saya" Ucap Victor pada sekretariatnya.
"Baik, Sir"
Setelahnya Victor meneruskan langkahnya. Dia memilih pulang ke rumah orang tuanya yang memang memilih menua disini. Victor dua bersaudara adiknya perempuan, Seorang Treveling yang sudah mengunjungi berbagai tempat dan negara. Grizzella Myesha Galelio.
Victor mengendarai mobil nya membelah jalanan kota. Dia tampak fokus pada jalanan di depannya padahal pikirannya tak henti henti tertuju pada Carolline. Sampai akhirnya mobilnya mulai memasuki pekarangan rumah yang luas, Victor mengehentikan mobilnya. Lalu dia keluar dan berjalan memasuki rumah orang tuanya.
"Mom, Dad.." Panggil Victor. Sampai tak lama Mommy nya datang menyambut dirinya.
"Astaga, Victor. I miss you" Andien langsung memeluk tubuh anak laki-laki dengan erat. Melepas rasa rindu setelah lama tak jumpa.
"I miss you too, mom" Balas Victor tak kalah memeluk ibunya erat.
"Dasar anak nakal! Kenapa jarang sekali mengunjungi orang tua hah?" Andien melepas pelukannya lalu memukul pundak Victor lumayan kencang.
"Maaf, Mom. Vic, banyak kerjaan" Kilah Victor menyelamatkan dirinya dari omelan sang ibu.
"Iya saking banyaknya, setiap rapat Jason yang mewakilkan" Andreas, sang Daddy berjalan ke arah ibu dan anak itu, lalu berdiri di samping istrinya dan merangkulnya dengan mesra.
"Ada kerjaan yang gak bisa Vic tinggal Dad" iya, mengejar hati pujaannya.
Andreas sudah akan menimpal ucapan anaknya, hey! Setahunya malah anaknya ini sudah mangkir dari kerjaannya di kantor selama beberapa hari.
"Sudah sudah. Ayo masuk" Ajak Andien pada anaknya laki laki itu.
Victor mengangguk mengikuti langkah ibunya masuk kedalam rumah.
Mereka duduk di ruangan yang biasanya di gunakan untuk bersantai. Ah, rasanya sudah lama ia tidak kesini, tak ada yang berbeda jauh dari dekorasi nya.
"Apa Grizzella sering pulang, mom?" tanya Victor pada ibunya. Adiknya itu jarang sekali pulang kerumahnya
"Aku ada disini" Ucap seorang dari arah tangga dan berjalan ke arah mereka.
Victor menoleh, "Sejak kapan dia pulang?" Tanyanya pada kedua orang tuanya,
"Kemarin siang" Balas sang Andien.
"Miss me?" Tanya Grizzella pada Victor saat sudah duduk di samping kakaknya itu, memeluk pinggang Victor.
"Sering sering pulang. Jangan jadi anak bandel" Bukannya membalas ucapan Grizzella, Victor mengingat kan adiknya ini.
"Ish, Aku kan kerja juga tau" Balas Grizzella membela dirinya.
"Mana ada kerja sampai berminggu-minggu, Griz" Celetuk Andien yang sedikit kesal karena selalu di tinggalkan anak anaknya itu.
"Mommy, Kan Griz..--"
"Sudah, jangan di perpanjang" Lerai Andreas menghentikan pembelaan diri Grizzella.
Grizzella mengerucutkan bibirnya.
"Vic, Daddy ingin tanya" Andreas mengubah mimik wajah menjadi lebih serius membuat semua yang ada di sana pun memperhatikannya dengan serius.
"Apa?" Tanya Victor,
"Untuk apa kamu menetap di Indonesia selama itu?"
Victor diam sesaat, wajahnya masih saja lempeng biasa saja. "Hanya ingin. Sekaligus mengawasi Abimanyu" Balas Victor
"Bukan karena Carolline?" Sentil Andreas yang memang sudah tau apa yang anaknya lakukan di Indonesia itu.
"APA?! KAKAK UDAH KETEMU SAMA KAK CAROLLINE?!" Teriak Grizzella dengan histeris mendengar nama kakak iparnya itu.
"Benarkah Victor?" Tanya Andien yang juga penasaran. Perasaan nya bercampur campur saat mendengar nama menantunya itu.
Victor hanya diam cukup lama sampai akhirnya anggukan menjadi Jawab nya.
"AAAA!!! YES!" Grizzella jelas girang. Karena dia lah yang sangat mendukung Victor dengan Carolline sedari dulu. Baginya Kakak iparnya hanya satu yaitu Carolline.
"Lalu kenapa kamu tidak bawa kesini?" Tanya Andien, ada rasa bahagia mendengar nya tapi ada juga rasa was-was yang menghantuinya.
"Dia sudah memiliki seorang anak perempuan" Ucap Victor membuat raut girang Grizzella lenyap dan raut kekecewaan dari balik wajah Andien.
"Kak Carolline udah nikah lagi?"
Victor menggeleng kan kepalanya, "Belum"
"Lalu itu anak siapa Vic?" Tanya Andien yang masih dibuat bingung oleh anaknya.
"Aku tak tau, Mom. Carolline selalu bilang itu anak dari pria lain. Tapi tak pernah memberi tahu siapa pria sialan itu" Wajah Victor berubah menjadi mengeras saat mengucapkan nya.
"Berapa usianya?" Tanya Andien,
"Sembilan tahun, sekitar segitu" Balas Victor
Grizzella yang mendengar itu seperti tengah memikirkan sesuatu, menyatukan kepingan waktu kejadian kejadian dulu. Sampai akhirnya otaknya menemukan titik cahaya yang masih rabun.
"Kakak udah pasti kan?"
Victor menatap adiknya, "Memastikan apa?" Tanya nya
"Memastikan ya kalau anak itu anak kakak. Bisa saja kan? Ingat, kak Carolline saat Abimanyu masih berumur enam tahun dan sekarang sudah berumur 16 tahun kan? Itu artinya kak Carolline pergi 10 tahun yang lalu" Jelas Grizzella panjang lebar menjabarkan yang sedari tadi dia pikirkan.
"Lalu?" Tanya Victor yang masih ambigu mendengar nya.
"Astaga, kak Vic! Itu tandanya ada kemungkinan anak itu anak kak Vic dan kak Carolline. Bisa saja saat kak Carolline pergi itu saat sedang mengandung"
Ucapan Grizzella membuat otak Victor tergerak. Kenapa tidak berfikir sampai kesitu?! Kemana otak jenius nya ini?!
"Bagaimana kalau kamu lakukan tes DNA untuk memastikan nya" Usul Andien pada Victor.
"Daddy setuju. Bagaimana pun jika itu benar anak kalian itu tandanya itu juga cucu Daddy" Tukas Andreas yang sedari tadi hanya melihat percakapan sengit keluarga nya itu,
"Akan ku coba" Balas Victor singkat.
"Harus kak! Secepatnya!" Titah Grizzella dengan wajah yang tersungut sungut.
"Iya" Balas Victor.
Hening beberapa saat, tak ada ucapan ucapan keluar dari mulut mereka. Masih memproses semua percakapan tadi sampai akhirnya Grizzella mengeluarkan suara.
"Jadi kapan kakak kembali ke Indonesia?" Tanya nya,
"Kemungkinan besok"
"AKU IKUT!" Ucapnya,
"Bukannya kamu akan pergi ke Korea? Untuk menghilangkan bekas luka di kakimu?" Ucap Andien,
Grizzella menggeleng, "Berubah jadwal. Gores nya kecil" Ucap Grizzella dengan santai padahal kemarin sudah mencak mencak tak jelas karena kakinya terluka saat sedang melakukan suatu permainan di salah satu belahan dunia lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Maulina Kasih
sepintar2nya irg klo lg jatuh cinta ya gitu...langsung kluar bodohnya...😂😂 pdhl caroll pergi dr 10th lalu...dan si clara berumur 9th..udah pastilah anak kamu vict😂
2021-03-30
7
Aulia Nia
Grizzela jd inget ama novel sebelah.tp ceritanya jauh jauh berbeda👍👍
2021-03-02
2