10 Tahun berlalu.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu semua berjalan dengan sendirinya. Wanita cantik ini bergegas keluar meninggalkan rumah yang sepuluh tahun ini ia tempati, rumah dua tingkat sederhana yang ia tempati bersama sang anak.
Masuk kedalam mobil hitam yang sudah siap untuk melaju tinggal menunggu sang pengemudi. Mobil sederhana hasil kerja kerasnya selama ini.
Di kursi samping pengemudi sudah ada seorang anak perempuan cantik yang tengah memainkan permainan di ponsel pintar nya.
"Mami lama, Cla telat tau," ucap Clara sambil memanyunkan bibirnya kepada Sang Mami.
Dia Clara Adelina, anak dari seorang Guru cantik, Carolline Angelin. Umur Clara baru masuk 9 tahun, masih dengan seragam putih merah yang tampak menggemaskan.
"Masih setengah jam lagi, Cla." balas Carolline tersenyum simpul melirik Clara.
Carolline mulai menjalankan mobil, meninggalkan pekarangan rumah.
Clara semakin mengerucutkan bibirnya. "Ihh Mami... kan Cla belum kerjain tugas...-- eh!" Clara langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Maksudnya-- emmm... Cla lupa kalau ada tugas..." Clara dengan cepat menyambung ucapannya dan diakhiri dengan nada menelan. Clara bukan tipe anak yang pandai berbohong, jadi Carolline dengan mudah mengetahui.
"Masa Clara lupa kalau ada tugas, si?" tanya Carolline menggoda Sang Anak.
"Eng-ga... kok Mam, emm... Cla beneran lupa," cicit Clara pelan dengan kepala menunduk, memilin milin rok merahnya.
"Kali ini Mami maafkan, tapi jika nanti Cla bohong lagi, Mami ambil ponsel dan laptop, Cla," tutur Carolline dengan suara biasa, namun bagi Clara itu sudah menunjukkan bahwa Maminya tak main main dengan ucapan.
Clara mengangguk."Emm... Clara minta maaf, Mami." Clara berbicara dengan penuh penyesalan.
Carolline mengusap kepala anaknya dengan sayang. "Mami percaya, Cla gak akan lagi bohong sama Mami, jadi Mami maafkan."
Clara mendongakkan kepalanya, menatap wajah Maminya dengan dengan mata yang telah berkaca kaca.
"Maafin Cla ya Mam hiks... Cla sayang banget sama Mami hiks... hiks..." Clara tak kuasa menahan air matanya dia langsung memeluk tubuh Carolline yang tengah menyetir dari samping.
Carolline tersenyum manis. "Iya tak apa Sayang, Mami percaya sama Cla, kok."
Clara bukannya tenang, dia malah semakin menangis. Penyesalan telah berbohong pada Maminya dan bahagia karena Sang Mami begitu mempercayainya. Bangga dihati Clara memiliki seorang ibu seperti Carolline, rasa cinta tak lagi terhingga. Bagi Clara, Carolline adalah Mami terbaik di dunia ini. Meskipun dia hidup tanpa seorang Ayah, namun Carolline selalu berusaha membuatnya bahagia dengan kasih sayang dan cinta yang selalu di curahkan kepadanya.
Mereka telah sampai di sekolah. Sekolah yang memang SD, SMP dan SMA nya menyatu, hanya beda gedung saja. Carolline menyekolahkan Clara di yayasan yang sama tempatnya mengajar, Carolline menjadi guru SMA disini.
"Sudah sampai. Ayo, katanya Cla telat kok malah peluk Mami terus si?" ucap Carolline saat melihat Clara yang masih saja memeluk dirinya.
Clara mengerucutkan bibirnya, menatap Maminya sebelum melepas pelukannya. "Huh... Clara masih mau peluk Mami, gak papa nanti Cla di hukum Bu Guru satu kali," kata Clara.
Carolline tersenyum lebar, tangannya mengusap lembut pipi Clara. "Gak boleh dong, masa anaknya Mami dihukum si, hemm. Ayo sekarang Clara masuk kelas," ujar Carolline memberikan pengertiannya pada Clara.
Clara menghembuskan nafasnya keras, menatap Maminya lalu mengangguk. "Hem... oke oke, Clara gak akan dihukum sama Bu Guru kali ini, Clara kan pinter jadi Clara bisa kerjain dengan cepet." Bangga Clara pada dirinya sendiri.
"Iya iya, anak Mami memang hebat!"
Mendengar itu semangat Clara semakin membara. Clara mengangguk patuh. "Ya udah, Clara pamit dulu ya. Love you Mami, muachhh." Sebelum keluar mobil Clara mencium pipi Maminya.
"Love you too, Sayang." Carolline membalas ucapan Sang Anak, ikut melambaikan tangannya pada Clara yang sudah berlari masuk ke dalam gedung SD.
Carolline pun bergegas keluar tak lupa mengunci mobil, lalu berjalan menuju gedung sekolah SMA tempatnya mengajar. Sepanjang jalan banyak yang menyapa dan di balas dengan senyum menawan dari Carolline.
Baru saja Carolline sampai kantor, seorang guru perempuan yang lebih muda dari dirinya, langsung menghalang langkahnya. "Miss Caroll, boleh minta tolong? Gantikan aku jam pelajaran pertama dong?" ucap Indira dengan penuh permohonan pada Carolline. Partner sekaligus sahabatnya ini memang kadang sering saling mengisi jika salah satu berhalangan dan yang pasti jika tak bertabrakan dengan jadwal mengajar masing masing.
"Emm... bisa saja si jam pertama aku kosong memangnya kamu mau kemana?" tanya Carolline.
"Akhirnya, thanks you Miss. Aku harus fitting baju untuk nanti, kamu tenang aja sebagai gantinya, nanti aku belikan makan buat istirahat, sepaket sama Clara deh," Indira dengan semangat mengatakan itu.
Carolline menggeleng kepalanya sambil terkekeh pelan. "Baiklah baiklah, sudah sana cepat berangkat."
"Uuuu... makasih banyak sahabat ku, aku berangkat dulu ya." Indira pun bergegas pergi dari sana. "Bye Miss, aku otw dulu ya hahaha..." Indira pun menghilang di telan oleh belokan koridor.
Carolline melanjutkan langkah menuju mejanya menyimpan tas, lalu menyiapkan buku untuk mengajar. Carolline mengajar kelas 10 sedangkan Indira mengajar kelas 11, meskipun begitu mereka tetap saling bantu.
Bel berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran di mulai, Carolline bergegas pergi masuk kelas.
"Selamat pagi semua."
"Pagi, Miss," jawab serentak oleh Para Murid.
"Hari ini saya menggantikan Miss Indira untuk mengajar dan saya mendapat pesan dari Miss Indira untuk tugas minggu lalu di kumpulkan hari ini," terang Carolline.
Satu persatu murid maju ke depan, mengumpulkan buku tugas di meja Sang Guru.
"Baiklah, semua sudah mengumpulkan?" tanya Carolline memastikan.
"Sudah, Miss."
Caroline mengangguk. "Sampai mana pembelajaran kalian?"
Seorang murid menjawab, lalu dengan luwes Carolline melanjutkan menjelaskan materi selanjutnya, sampai tak terasa bel pergantian pelajaran berbunyi.
"Oke, segitu dulu pelajaran hari ini nanti di sambung kembali oleh Miss Indira di waktu yang akan datang," kata Carolline, lalu melangkah keluar kelas menuju kantor untuk menukar buku Indira dengan buku miliknya.
"Loh, Miss Carolline dari mana?" tanya Bu Indah, guru bahasa Indonesia kelas 10.
"Tadi ngajar, menggantikan Miss Indira, Bu," balas Carolline dengan sopan.
"Oh, sekarang masuk kelas lagi?" tanya Bu Indah.
"Iya Bu, duluan ya Bu." Carolline melangkah kaki ke lantai atas tepat di kelas 10 IPA 2 dan Carolline di percaya untuk menjadi Wali kelas.
"Selamat pagi semua," sapa Carolline yang di balas serentak oleh mereka semua.
"Pagi, Miss Caroll."
"Baiklah kali in..--"
Tok tok.
"Maaf Miss, permisi sebentar." Seorang pria dewasa menghentikan ucapannya, Pak Yudi. Guru Biologi sekaligus seorang Wakasek kesiswaan.
Carolline tersenyum. "Ada apa Pak?"
"Ada murid baru Miss, pindahan." Terang Pak Yudi dengan suara lembut yang begitu menyejukkan jika terdengar.
Carolline mengangguk. "Oh, lalu kok saya tidak tau ya Pak?" tanya Carolline.
"Aduh, maaf Miss, saya lupa memberi tau Miss," ucapnya menggaruk tengkuk tak gatal.
"Tidak apa apa Pak, suruh masuk saja."
Pak Yudi mengangguk, mempersilahkan murid baru itu masuk.
Seorang laki laki tampan yang begitu mempesona kaum hawa, tinggi tegap, matanya yang tajam dengan warna mata hitam pekat.
Beberapa Siswi menjerit tertahan saat melihatnya, sedangkan Para Siswa berdecit tak suka melihat tingkah centil Para Siswi.
"Ini Abimanyu Miss, Pindahan dari luar negeri." terang Pak Yudi lagi.
Sesaat Carolline tercengang melihat Abimanyu, terlebih namanya sama dengan... cek! Hapus ingatan itu Carolline nama Abimanyu itu sangat banyak di dunia.
"Abimanyu, perkenalkan ini Miss Carolline, Guru Matematika kelas 10 sekaligus wali kelas, kelas ini," ucap Pak Yudi pada Abimanyu.
"Silahkan perkenalkan diri kamu pada teman teman," kata Carolline.
Abimanyu menatap teman temannya tanpa senyum dengan muka datar. "Abimanyu, bias di panggil Bima. Pindahan dari Las Vegas." kata Abimanyu yang mampu mengejutkan orang orang yang berada dikelas, bahasa Indonesia Abimanyu terdengar sangat fasih bahkan seperti tak ada keraguan saat Abimanyu berbicara Bahasa Indonesia.
Carolline sedikit menghela nafasnya lega. Ya masa lalunya di London bukan Las Vegas.
"Baiklah kamu boleh duduk di sebelah Karina di pojok sana." Carolline menunjuk bangku kosong disebelah seorang gadis bernama Karina.
Abimanyu mengangguk, melangkah menuju bangku kosong di pojok sana.
"Jika begitu saya pamit, kembali ke kantor Miss," ucap Pak Yudi undur diri.
"Baik Pak, silahkan," balas Carolline.
Pak Yudi keluar, meninggalkan kelas.
"Baiklah, buka kita lanjutkan pelajaran kita."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ita Imus
ketemu sama Abimanyu
2021-11-19
0
...sus@nt!
sepuluh tahun berlalu ...
berarti usia anak nya Carolline juga 10 tahun ya ...
ok lanjut ...
2021-05-17
0
Mawar Berduri
itu anak tiri mu Carol
2021-04-07
0